Chereads / Heartstrings under Hypnosis / Chapter 3 - Chapter 3: PoV Yukina

Chapter 3 - Chapter 3: PoV Yukina

Pagi itu, Yukina Kisaragi duduk di aula utama sekolah, tempat di mana dia bisa menikmati waktu sendirian sebelum siswa lain berdatangan. Dia membuka buku novel favoritnya, mencoba mengabaikan hiruk-pikuk yang mungkin akan segera datang. Terbiasa dengan tatapan kagum dari orang-orang di sekitarnya, dia belajar menutup diri dari mereka. Tapi di balik ketenangannya, sebenarnya dia menikmati sesekali melarikan diri ke dunia romansa fiktif—membaca kisah cinta yang lembut dan penuh emosi, sesuatu yang jarang dirasakannya dalam kehidupan nyata.

Tiba-tiba, suara yang tak diduga memecah keheningannya.

"Y-Yukina-san…"

Yukina mengangkat wajahnya, dan matanya bertemu dengan seorang siswa laki-laki yang tampak gugup luar biasa. Ryota. Yukina mengenalnya, tentu saja. Dia termasuk orang yang tidak begitu menonjol, tapi sering terlihat kebingungan atau membuat kesalahan yang memalukan di sekitar gadis-gadis lain. Sedikit mengernyit, Yukina merasa aneh bahwa Ryota—dengan seluruh kepolosan dan kecerobohannya—berani mendekatinya seperti ini. Tapi, dia tetap menjaga ketenangannya, hanya menatapnya tanpa menunjukkan perasaan apapun.

"Ya?" jawabnya dingin, berusaha tidak menunjukkan ketertarikannya meskipun dalam hati, dia sedikit penasaran.

Ryota tampak semakin gugup, matanya sibuk mencari-cari sesuatu untuk dikatakan. "Itu… itu novel romantis?" tanyanya, menunjuk buku yang dia pegang dengan suara bergetar.

Pipinya memerah tanpa sadar, dan dia dengan cepat menutupi sampul bukunya. Novel itu adalah rahasianya. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa di balik sikap dinginnya, Yukina menyukai novel-novel seperti itu. Entah kenapa, ucapan Ryota berhasil menyentuh sisi dirinya yang paling terlindungi, membuatnya merasa sedikit tak nyaman.

"Bukan apa-apa," jawabnya dingin, berusaha menahan emosi yang sebenarnya bergejolak di dalam.

Setelah itu, Ryota tiba-tiba menjatuhkan sesuatu di atas meja—sebuah pil. "Ini permen, mau coba?" tanyanya dengan wajah bodoh dan polos yang membuat Yukina merasa bingung.

Dia menatap pil itu dengan kening berkerut, berpikir sejenak apakah harus menerima atau tidak. Namun, melihat wajah Ryota yang tampak memohon dengan polos, akhirnya dia mengulurkan tangan dan memasukkan pil itu ke mulutnya, berharap hal ini akan segera membuat bocah itu pergi.

Setelah mengkonsumsi pil tersebut, Yukina mencoba mengabaikan Ryota dan berharap ia pergi. 5 menit berlalu setelah ia mengkonsumsi pil yang diberikan Ryota, Yukina tidak bisa berhenti memikirkan Ryota dan berusaha menahan emosinya, tanpa ia sadari Ryota masih berdiri disebelah nya. "Apa lagi yang kau tunggu, apa ada suatu hal yang ingin kau sampaikan?" Tanya Yukina. "Ada yang ingin ku sampaikan setelah pulang sekolah." Jawab Ryota. "Baiklah, aku akan menemuimu setelah sekolah." Balas Yukina sembari menahan ekspresi nya.

---

Sepanjang hari, Yukina tidak bisa berhenti memikirkan kejadian tadi pagi. Ada yang aneh dengan cara Ryota mendekatinya, dan meskipun ia ingin melupakan hal itu, kata-kata Ryota terus bergema di kepalanya, jantungnya terus berdetak kencang. 'Perasaan apa ini yang terus memikirkannya.' Setiap kali ia memikirkan ini, ia selalu menutupi wajahnya yang memerah dengan buku atau tangannya.