"Hm… Pekerjaan ku sudah sepenuhnya selesai, kira kira apa yang aku lakukan selanjutnya?" tampak Eight meregangkan tubuhnya setelah keluar dari sebuah gedung tinggi yang terlihat adalah tempat dia bekerja.
Lalu ia merogoh saku dan kebetulan menemukan peta kampung halaman yang di berikan Els karena dia sendiri yang meminta.
"Hm.. Jika di pikir pikir, mungkin aku harus meneliti jalur ini terlebih dahulu sebelum mengajak Simba ke sana nantinya," pikirnya lagi, sepertinya ia berencana untuk mengikuti peta itu dulu, agar hafal jalurnya sebelum membawa Simba ke sana.
"Mungkin aku akan mulai sekarang," dia mulai berjalan dan masuk ke hutan.
Tapi di sisi lain hutan luas itu, ada fenomena terjadi, yakni sebuah meteor jatuh dengan senyap di tengah hutan. Manusia tak akan bisa mendengarnya, tapi hewan hewan maupun kehidupan lain yang ada di hutan itu pastinya mengetahuinya.
Setelah di susul banyak nya cahaya yang menyinar terang di tempat kejadian, ada seorang Lelaki tampan dengan wajah yang begitu menawan terlihat di sana, layaknya bayi yang baru lahir, tubuhnya terlapisi air ketuban dan dia sepenuhnya telanjang.
Tak lama dia belajar berjalan, kemudian datang tanpa sadar akan menuju ke arah kota.
Eight yang kebetulan saat itu sedang mencari peta dari kampung halaman milik Els dan Xie, dia akan bertemu dengan Lelaki tadi di hutan.
"(Hm.... Peta ini tidak sepenuh nya membingungkan, bahkan aku bisa tahu soal jalur jalur ini, tidak sepenuhnya aneh tapi, jalurnya jauh sekali,)" ia tampak mengeluh lelah, tapi tiba tiba, ia menjadi mendengar sesuatu seperti itu tadi, tepatnya seperti jatuhnya meteor. Kemudian mencoba melihat apa yang terjadi.
Tapi ia terkejut ketika keluar dari bayangan pohon besar, ia berpapasan dengan lelaki tadi. "Ahk!!" dia terkejut tidak karuan, bahkan ketika melihat manusia di hutan luas itu tentunya Eight mengira Lelaki itu adalah manusia, tapi sekarang, Lelaki yang tampak polos itu menjadi terdiam, tapi ketika melihat ekspresi terkejut Eight, ia menjadi menirukan nya, yakni mengangkat bibinya untuk melongoh tak percaya.
Apalagi Eight kembali terkejut lagi ketika melihat tubuh Lelaki itu. "Akh!! Mataku!!" dia panik menutup matanya, mau bagaimana lagi, Lelaki asing itu telanjang dan hanya cairan ketuban melapisinya.
"Eh, untuk apa aku begini? Dia lelaki," Eight terdiam baru sadar, lalu dia menatap kembali lelaki itu. "Hei, kamu tersesat, tunggu, pakai ini dulu," Eight melepas jubah hitam yang ia pakai lalu memberikan nya pada Lelaki itu.
Tapi Lelaki itu malah terdiam dengan wajah bingung. "Kenapa? Kau harus nya memakainya," Eight menatap. Tapi Lelaki itu tampak tak mengerti.
"Haiz… Aku tak tahu kau dari planet mana, tapi kau benar benar bodoh," Eight menghela napas panjang lalu mendekat, ia memakaikan jubah itu dengan melingkarkan nya di leher Lelaki itu yang masih terdiam, dia merasakan kain jubah itu dengan jari tangan nya dan tersenyum kecil menatap Eight dengan mata menawan nya membuat Eight terdiam bingung.
"Hm… Cairan apa ini?" dia mendekat, memegang leher Lelaki itu dan tangan nya menjadi kena cairan itu. "Ugh…. Apa ini cairan ketuban?" Eight memasang wajah jijik. Tapi ia baru sadar sesuatu.
"Hah?!?? Cairan ketuban??!?! Lelaki telanjang di tengah hutan?!?!? Tatapan polos?!?! Tidak lain adalah…." Eight panik. "(Jangan jangan bukan manusia!!)"
Tiba tiba saja dia melewati Lelaki itu dan berlari pergi membuat Lelaki polos itu terdiam bingung dan berjalan mengikutinya.
Tepat seperti apa yang baru saja di pikirkan Eight, yakni ada sebuah telur berbentuk meteor yang besar, menguap uap dengan penuh asap tidak di ketahui, telur yang bahkan sebentar lagi akan hancur. "Ini telur dari planet lain?" ia bahkan terdiam bingung, tapi ketika akan mendekat, mendadak telur itu pecah, tak hanya pecah tapi juga retak dan hancur menjadi abu sehingga tak bisa di ketahui lagi wujudnya.
"Huh? Kenapa bisa?" dia berwajah tak percaya, lalu menoleh ke Lelaki itu yang ada di belakang nya yang juga menatapya dengan wajah polosnya.
"Hei, kau baru lahir? Tapi kenapa kau begitu dewasa? Bahkan kau terlihat hampir sama seperti Lelaki seumuran ku….?" tatap Eight. "(Eh bentar, umurku kan udah beribu tahun....)"
Tapi Lelaki itu kembali terdiam dan itu membuat Eight berpikir sesuatu. "Sepertinya aku harus membawanya pulang saja," pikirnya.
"Baiklah, aku akan membawamu ke tempat pacar ku berada, siapa tahu dia bisa tahu kau ini makhluk apa," tatap Eight membuat Lelaki itu terdiam dan masih terus terdiam polos membuat Eight menghela napas panjang bosan.
Ketika di kota luas, Lelaki itu hanya tertutup jubah milik Eight, dan ketika tertera angin, jubah itu bisa saja memperlihatkan celah tubuh telanjang nya, apalagi dia masih terlumuri cairan ketuban.
Dia terlalu sibuk melihat sekitar dengan wajah yang sangat kagum, seperti tak pernah pergi ke kota dan juga, tatapan mata yang begitu menawan juga berhasil memancing orang yang melihat nya.
Eight baru sadar, ada banyak orang melihat mereka. "(Apa yang aneh?)" dia menoleh ke Lelaki itu.
Dan seketika dia terkejut karena jubah itu sepenuh nya akan terbuka karena angin, seketika Eight menutup langsung jubah itu membuat Lelaki polos itu terdiam.
"(Aku sudah banyak di uji dengan banyak orang polos, dan bahkan orang baru lahir....) Haiz... Sebaiknya kita cari baju untuk mu," kata Eight, dia bahkan menarik jubah nya untuk mengikutinya dan menjaga agar tetap tertutup.
Eight menghentikan nya di sebuah kedai baju, mereka langsung masuk dan di sambut pelayan lelaki. "Halo selamat datang di kedai ku, ada yang bisa aku bantu?" dia menatap ramah.
Lalu Eight mengeluarkan kartu hitam membuat pelayan kedai itu terkejut. "(Kartu uang yang paling banyak!!)" matanya langsung mata duitan.
"Aku meminta tolong padamu, paket lengkapi dia... Mandikan dia, rapikan rambutnya, Pakaikan dia baju yang paling pantas dan buat dia sangat ganteng.... (Dia memang udah ganteng dari lahir....)" Eight mengatakan itu dengan wajah suram.
Lalu pelayan itu menerima kartunya. "Bisa di atur.... Tolong kemari," dia menatap Lelaki itu.
Tapi lelaki itu malah terdiam polos sambil menatap Eight.
"Tarik saja dia, dia memang agak bego," kata Eight.
"Ah, aku mengerti.... (Tampan tampan bego,)" Lelaki pelayan itu menarik nya dan mulai berproses sementara Eight menunggu di tempatnya sambil menguap. "(Kira kira, dia itu makhluk apa ya....)" dia terus berpikir soal Lelaki polos itu.
"Hm.... Haruskah aku menamainya juga...."
Ketika sudah selesai, Lelaki tadi keluar dan pakaian maupun penampilan nya sangat luar biasa, dia tampan dan sangat menawan dengan tatapan polosnya.
Eight yang di luar kedai menatap ponsel nya menjadi menoleh ke padanya yang keluar.
"Hah!?" dia terkejut kaku melihat nya.
Lelaki polos itu tersenyum dengan senang dan mata yang tenang.
"Wah, tidak main main, kau lebih ganteng dari aku," Eight menepuk pundak nya.
"Hm... Mari kita pikirkan sesuatu dulu, seperti nama," gumam Eight. Ia melihat nya dari bawah hingga wajahnya.
"Hm.... Bagaimana jika Eggy, karena kau lahir dari telur dan bahkan kau bukan sepenuh nya Human atau manusia.... Jadi, nama mu sekarang Eggy," kata Eight lalu Lelaki itu mengangguk.
Mulai sekarang, mari panggil Lelaki polos itu sebagai Eggy.
"Baiklah, Eggy, mari pulang ke rumah pacar ku, dia mungkin tahu tentang mu," tambahnya lalu berjalan duluan dan Eggy mengikutinya seperti mengikuti induk ayam yang berupa Eight.
Mereka pulang dengan pesawat, jadi ke bandara. "Ingat Egg, kau harus menjaga sikap mu, mungkin ini adalah hal yang pertama untuk mu, jadi hanya perlu diam dan ikuti aku, Follow me~" tatap Eight. Lalu Eggy mengerti dengan mengangguk cepat.
Lalu mereka menaiki pesawat, Eggy duduk di dekat jendela dan Eight di samping nya, bangkunya hanya dua di setiap celah.
Eggy penasaran dan menatap jendela, dan ketika pesawat lepas landas, dia bisa melihat langit membuat nya terdiam dengan wajah tak percaya dan mulut yang terbuka.
Tangan nya terus menyentuh jendela itu, terasa seperti ingat bagaimana dia lahir di langit dan lemparkan begitu saja di tanah yang di sebut bumi, tentunya penglihatan langit itu membuat nya berpikir bahwa dia memang pernah ada di langit.
Mendadak, sekarang, dia meneteskan air mata.
Eight yang menguap lebar meregangkan tubuhnya menjadi menatap ke Eggy. "Hei Egg, kau akan pusing jika melihat terus," tatapnya, tapi ia bingung karena ada tetesan terlihat mengalir di pipi Eggy.
Eight terkejut dan langsung membalik bahunya membuat Eggy menatap ke arahnya dan yang benar saja, dia menangis.
"Hei kawan, kau cengeng sekali yah..." tatap Eight dengan bingung, tapi ia baru sadar sesuatu yakni apa yang ada di luar jendela itu.
"Ah, aku mengerti, kau pasti sedih karena kelahiran mu yah.... Apalagi kau tak punya orang tua...." tatap Eight membuat Eggy terdiam mendengar itu.
"Tapi jangan khawatir, karena aku juga tak punya orang tua... Ketika aku lahir, aku tak di pedulikan dan orang tua ku justru membuang ku hehe," kata Eight mencoba menghibur Eggy yang terdiam.
Tapi Eggy malah kembali sedih dengan tambah menangis.
"Hei, kenapa? Astaga.... Apa yang harus aku lakukan..." Eight panik, tapi mendadak dia memeluk Eggy membuat Eggy terkejut, tapi ia merasakan hangat dalam pelukan itu.
Eight mencoba menahan malunya memeluk sesama lelaki dan bahkan orang orang yang kebetulan melihat menjadi terpaku melihat itu.
"Wah, sweeet sekali," mereka menatap.
Seketika Eight mendorong nya membuat Eggy terdiam.
"Ehem, itu cukup, lain kali peluklah wanita, bukan lelaki," kata Eight yang kembali duduk dan membuang wajah membuat Eggy benar benar terdiam tak mengerti.
Sesampainya di rumah, Eight benar benar membawa Eggy ke apartemen nya.
"Simba," dia mengetuk pintu apartemen, tapi tak ada jawaban membuat nya terdiam.
"(Hm.... Berpikir... Dia pasti tidak ada di apartemen karena bekerja...)" ia memegang dagu berpikir.
"Lebih baik kita menunggu di sini saja," dia duduk di bawah.
Membuat Eggy juga ikut terduduk di samping nya.
"Hei, kau harus tahu soal kehidupan di luar sana," tatap Eight membuat Eggy menatap kontak mata dengan nya.
"Jika kau sudah bisa mengenal dunia, carilah wanita, kemudian jagalah dia, jangan rusak dia... Tapi saranku sih, jangan cari pacar kucing, kau bisa di remuk olehnya, apalagi kau hanya ayam kecil," kata Eight. Tanpa sadar, dia mengobrol dengan Eggy meskipun yang bicara hanya Eight seorang dan Eggy pendengar yang baik.