Chereads / Ragnarok God's Apocalypse / Chapter 3 - Bab 2 - Pertemuan antara dua rivalitas

Chapter 3 - Bab 2 - Pertemuan antara dua rivalitas

Sebentar lagi pertarungan ronde pertama akan segera di mulai, seluruh arena telah terisi penuh, dari pihak dewa maupun manusia.

Dan para Celestial lainnya seperti Gabriel, Azriel, dan Uriel berada di setiap sudut arena, duduk di atas pilar, bertugas sebagai keamanan yang terjadi di dalam arena.

Sementara itu di lorong-lorong arena, Rafael sedang berbicara dengan Malaikat Tertinggi Michael.

"... Apa kau yakin?" (Tanya Rafael dengan penuh khawatir).

Dia sambil tersenyum memberi nasehat.

"Sudah tugas ku sebagai pemimpin Celestial, menjaga surga dari ketidakadilan dan menjaga perdamaian, aku sudah mengalahkannya ketika pemberontakan pada saat itu, dan sekarang waktu yang tepat untuk mengakhiri semua ini" (Archangel Michael).

"...Dan untuk umat manusia, aku serahkan padamu" (mengatakan itu sambil memegang kepala Rafael).

Setelah itu ia berjalan menuju ke arena.

Di tribun umat manusia terlihat sangat tertekan karena melihat para dewa-dewa, mereka sangat takut.

Dan di tengah-tengah ketakutan para manusia, Hermes mengumumkan peserta yang akan bertarung di ronde pertama, dia sebagai wasit yang akan menjadi komentator di pertandingan Ragnarok.

"Tuan-tuan dan nyonya-nyonya, selamat datang di pertandingan yang di tunggu-tunggu dari kedua belah pihak, sebentar lagi Ragnarok akan di mulai, tapi kali ini saya ingin mengatakan kalau pertandingan di ronde pertama ini bukan dari pihak dewa maupun manusia, melainkan pesetruan antar Langit".

Para dewa-dewa merasa aneh dan bertanya-tanya, kenapa bukan dewa sebagai perwakilannya.

Sementara di sisi manusia mereka semua senang karena Surga berada di sisi para manusia.

"... Yaa aku tahu kalian pasti bertanya-tanya, tapi ini sudah disetujui oleh sang hakim agung, Buddha" (komentator/hermes).

"Apa yang dilakukan si Buddha itu, dia mau merusak acaranya?, Dia pikir siapa dia yang seenaknya menentukan tanpa izin dari kami" (Zeus).

"... Ini menjadi pertunjukan yang bagus" (Asmodeus)

"Astaga orang itu, selalu saja melakukan hal aneh, dia beruntung tuan Odin tidak ada di sini, dia akan marah jika mendengarnya" (Heimdall).

Dan para dewa-dewa yang lain pun ikut campur dalam penetapan itu.

Buddha hanya duduk diam tersenyum di tempat khusus sang hakim agung berada, tempat yang sangat sempurna untuk menonton pertandingan.

".... Baiklah, sudah cukup basa basi nya, kita akan menyaksikan peserta di sisi manusia yang diwakili oleh Celestial" (komentator/hermes).

Tribun para manusia sangat meriah dengan sorakan tepuk tangan dan dukungan penuh harapan.

"Ini dia sang Celestial agung, yang menjadi panglima perang ketika terjadi pemberontakan di surga, mendapatkan gelar malaikat agung dan sekaligus pemimpin para Celestial, keberadaannya sangat di hormati di surga, dia sangat kuat, tegas, dan bijaksana".

"kita saksikan saja, masuklah..."

"...Malaikat Tertinggi Michael!!!". (Suara keras hingga menggema di seluruh arena).

Sambutan yang penuh meriah dengan kegembiraan, para manusia sangat senang dan bersyukur karena Surga berada di sisi mereka.

Malaikat Tertinggi Michael berjalan keluar lorong dan memasuki arena, melirik ke kiri dan ke kanan mendengar sorakan meriah dari manusia, dan berdiri tepat di depan mereka.

"Wahh dia sangat tampan" (si cewe).

"Dia sangat mirip dengan artis-artis terkenal di televisi" (si cewe).

"Liat sayap dan armor miliknya, itu sangat sempurna" (si cowo).

"semoga kita menang di ronde pertama" (si cowo).

"Apa aku boleh minta foto sekali di sini?" (Jika itu terjadi).

"Ayo kalahkan dia, jangan buat kami kecewa" (Gabriel).

Dan begitulah dukungan dari para manusia kepada Malaikat Tertinggi Michael, mereka menaruh harapan besar kepadanya.

"Baiklah, sekarang kita saksikan perwakilan dari sisi para dewa" (Hermes/komentator).

Cahaya terang dari langit muncul di sisi timur, membuat mata manusia silau pada siang hari.

"Inilah dia, yang dulu nya adalah Celestial yang di puja, di banggakan, dan di kagumi, berada di tingkat yang tertinggi dari para Celestial di surga yaitu Archangel, dialah yang paling sempurna, kuat, cerdas, dan bijaksana dari para Archangel lainnya, di juluki sebagai bintang pagi".

Cahaya itu terlihat jatuh menuju arena dengan cepat, sehingga semua manusia melihat ke arah nya. 

"dia memberontak di surga dengan Surgawi yang berada di sisinya, yang ikut berperang melawan Malaikat Agung lainnya, dengan pertempuran panjang yang tak berujung".

"Kita sambut perwakilan dari para dewa...".

Cahaya di langit jatuh dan menghantam arena dengan keras.

"...Malaikat jatuh, Lucifer!!!" (Suara keras hingga menggema di seluruh arena).

Mendarat di sisi para dewa dengan perkasa, sayap yang indah, wajah yang tampan dan tubuh yang sempurna, dialah Lucifer.

Di sisi para dewa terlihat hening tanpa suara, aura yang sangat mencekam yang membuat manusia hampir pingsan merasakannya.

"Bunuh Celestial itu".

"ayo selesaikan dengan cepat dan musnahkan para manusia".

 "jangan permalukan kami Lucifer, atau tidak kami akan membunuhmu bersama komplotan mu".

Asmodeus tertawa dan berkata dalam dirinya. 

"Hahaha... Dasar dewa-dewa bodoh, kalian pikir kami para '7 dosa mematikan' takut dengan ancaman busuk mu itu".

Semua dewa berkata seperti itu di depan manusia, bahwa para dewa sangat muak dan bosan bagi mereka.

Sementara di tribun umat manusia, merasa tidak punya harapan untuk menang, moral mereka semua runtuh, mereka takut, gemetar dan menangis melihat dan mendengar omongan para dewa-dewa itu.

Namun, di tengah-tengah ketakutan mereka semua, Malaikat Tertinggi Michael memberi mereka semangat.

"Kalian para manusia janganlah putus asa hanya karena para dewa membencimu, tetaplah pada pendirian kalian, ini adalah keputusan untuk hidup kalian semua, jika kalian menyerah di sini itu sama saja dengan bunuh diri, para dewa menginginkan itu, dan ingat lah ada manusia terpilih yang akan berjuang dan bertarung untuk melawan para dewa, jadi bersemangat lah dan berjuang bersama, kami para Surgawi hanya menginginkan perdamaian, itu sebabnya aku sekarang berada di sisi kalian saat ini, jangan biar kan para dewa menggoyahkan moral kalian, jadi aku mau kalian semua tetap teguh dan jangan putus asa...".

"... Apa kalian semua dengar?".

Ia melihat Arah Buddha yang sedang duduk di kursi petinggi dan tersenyum.

Kilas balik.

Setelah pertemuannya dengan Rafael dan Lucifer, ia pergi ke taman Eden untuk bertemu dengan Buddha, dan berbicara soal pertandingan Ragnarok nanti.

Buddha yang sedang berbaring sambil melihat pemandangan, matahari terbenam di surga sangat indah.

Di sisi lain, Malaikat Tertinggi Michael bersimpuh dan memberi hormat kepadanya.

"Tuan Buddha, izinkan saya bertarung di ronde pertama" (tanya Michael dengan serius).

"Yaa... Baiklah" (jawab Buddha)

Michael kaget dengan jawaban Buddha, ternyata tidak sulit untuk meminta izin kepadanya.

"... Terima kasih, aku khawatir para dewa akan marah" (Malaikat Michael).

"Tapi apa kau yakin?, untuk ikut serta dalam Ragnarok?" (Tanya Buddha).

"Yang kalah tidak akan hidup kembali, jiwa mereka akan hancur" (Buddha).

Malaikat Tertinggi Michael berpikir, dia juga tahu hal itu, tapi sebagai seorang pemimpin tidak ada kata menyerah untuk kebaikan, dia tahu sifat Lucifer, dia berjaga-jaga agar suatu hari nanti Lucifer tidak menyerang surga lagi.

"Yaa... Saya akan ikut serta dalam Ragnarok" (Malaikat Michael).

"Baiklah... Kau tidak usah khawatir dengan para dewa lainnya, aku yang akan bertanggung jawab" (Buddha).

*****

Arena pertarungan Elysium.

Perlahan sorakan semangat mereka mulai terdengar, moral mereka meningkat, dan harapan mereka muncul untuk menang, setelah mendengar Malaikat Michael memberi semangat. 

Sungguh mahluk yang sangat indah, hati mereka mudah menyerah jika tidak ada yang menyuarakan aspirasi ke mereka.

Lalu dengan serentak mereka semua mengatakan "Yaa kami semua dengar!!!".

Michael selalu tersenyum melihat tingkah laku mereka, yang sangat mudah terpengaruh oleh kata-kata, dia sangat mencintai para manusia itu.

Para dewa yang menyaksikannya heran dan bertanya-tanya.

"Surga itu sangat percaya diri".

"Boleh juga ocean mu, tapi itu semua akan berakhir".

"Tidak bisa kah pertarungannya di percepat, cukup bicaranya dan ayo mulai saja" (Shiva).

Lucifer yang kagum melihatnya dan berkata dalam dirinya.

"dia tidak berubah, dia selalu saja terlihat lebih baik di depanku, membuat orang-orang yang putus asa menjadi harapan untuk menang, aku selalu mengaguminya".

Dia tersenyum tipis, lalu melanjutkan perkataannya.

"itulah yang menyebabkan aku akan mengakhirinya di sini, dan membunuh kalian semua para Surgawi dan penguasa surga, semua motivasi mu itu hanyalah omong kosong, aku akan membunuhmu sekarang juga". 

Pertarungan Ragnarok ronde pertama di mulai.