Chereads / Ragnarok God's Apocalypse / Chapter 7 - Bab 6 - Sang Pemenang

Chapter 7 - Bab 6 - Sang Pemenang

Pertarungan ronde pertama telah selesai. Sang pemenang, Lucifer!.

Berjalan keluar, melalui lorong-lorong arena.

"Sial..!, sakit sekali, kalau aku mati di sini, tidak ada yang akan membantuku".

Itu membuatnya sangat frustasi, dengan seluruh tubuhnya yang penuh luka, dan kesulitan bernapas.

Berjalan dengan pincang, sambil memegangi isi perut yang penuh luka.

Dari jauh, terlihat ada seseorang yang menunggunya. Dia memperhatikannya dengan lebih jelas, merasa bahwa penglihatannya mulai gelap.

"Hehehe..!Lihat, siapa yang datang" (Seseorang menunduk, duduk di atas).

Suaranya, membuat dia teringat akan sesuatu, seseorang yang telah lama dikenalnya.

"Kau, terlihat sangat buruk. Kawan!" (Berjubah)

Apakah itu benar? Dia telah mengingatnya.

"Samael?" (Dengan terbata-bata).

"Selamat datang kembali!, tadi itu sangat luar biasa, kau memenangkan pertandingan, kawan!" (Samael).

Karena kedatangan sabahatnya dan pelukannya, dia tidak lagi merasa khwatir, dia pingsan karena luka-lukanya yang semakin memburuk.

Para '7 dosa mematikan', tiba dengan waktu yang tepat, berpapasan dengan Samael, sontak membuat mereka terkejut karena kehadirannya.

"Wuohhh!!!, dari mana saja kau?" (Beelzebub).

Dia menggendong Lucifer di pundaknya, berjalan dan menjelaskan kepada mereka.

"Melalui perjalanan jauh, aku menerima kabar, kalau Lucifer bertarung melawan Michael di Ragnarok, itu membuat ku khawatir, jadi aku datang kemari untuk melihatnya".

Dengan pertemuan mereka, teringat kenangan yang dulu pernah terjadi secara alami bersama.

"Aku pikir, kau sudah mati ketika pemberontakan itu" (...).

Suara dari kegelapan dan berjalan keluar melaluinya.

"Astaroth!?" (Samael).

Dia datang untuk melihat Lucifer, dan menemukan mereka semua, telah berada di sini.

"Di tribun para dewa, telah terjadi perbincangan mengenai pertarungan mereka!, dan itu membuat ku muak mendengarnya" (Astaroth).

"Lupakan, bagaimana keadaan Lucifer sekarang?" (Astaroth).

Lucifer yang pingsan, dengan denyut nadi yang melemah, tubuh penuh baretan pedang dan tusukan tombak, sayapnya telah rusak seluruhnya, tanduknya menyisakan satu, dan sebelah mata buta akibat tusukan pedang.

"Kemana perginya Belial?, Leviathan!"(Astaroth).

"...Jangan bertanya padaku!" (Leviathan membentaknya).

Belial merupakan Celestial yang mempunyai banyak ramuan penyembuh, dia membuatnya tanpa alasan, tapi bisa menyembuhkan banyak penyakit. 

"Beelzebub!?" (Astaroth).

Perasaan yang gelisah dan memperhatikan setiap wajah mereka semua.

"Terakhir aku melihatnya berada di tartarus, dan setelah itu aku tidak melihatnya lagi" (Belphegor).

"Sial..!" (Dengan memukul tembok).

Semakin memburuk, Keadaan tombak Longinus yang telah menusuknya, menjadikannya sangat tersiksa.

"Aku akan membawa ke kuil asclepieion, untuk merawat luka-lukanya!" (Samael).

Mereka berpikir sejenak, karena tempat itu kuil milik para dewa, mengingat mereka adalah Surgawi, yang tidak akan dibiarkan.

"Sebenarnya, aku juga berpikir akan membawanya ke sana, tapi semoga dewa itu mengizinkannya!" (Astaroth).

"Baiklah, aku akan membawa ke sana!, kalian semua tetaplah di sini. Sebagai sahabatnya aku akan bertanggung jawab atas keselamatan dirinya!" (Samael).

Dia pergi ke sana sendirian, dengan membawa Lucifer di pundaknya, berjalan menuju asclepieion, mereka semua berpisah di saat itu juga.

Arena pertarungan Elysium.

Di tribun para dewa, terjadi perbincangan tentang pertarungan Michael dan Lucifer di ronde pertama.

"Bagaimana pendapatmu tentang pertarungan mereka, tuan Tifon?" (Hidra).

"Aku tidak menyukainya, dengan wujud naganya, dia tidak dapat memaksimalkan seluruh potensinya, jika selalu seperti itu, aku bisa membunuh dengan sekali serangan!" (Tifon).

Di sisi lain, seorang monster menyetujui pendapatnya. 

"Aku lebih suka melihat gaya bertarung Michael, menggunakan kemampuan seraphimnya yang baik, dan kalah karena daya tahan miliknya yang sangat kurang" (Shinryu).

"Aku setuju, Michael jauh lebih unggul dari kecepatan dan juga teknik, seharusnya dia bisa saja memenangkan pertandingan, tapi daya tahannya yang lemah, membuat dirinya kalah. Sebaliknya, Lucifer memiliki daya tahan yang kuat di tambah pedang Muramasa miliknya, dan itu membuatnya unggul di pertarungan jangka panjang" (Tifon).

Tifon, merupakan ayah para monster dari seluruh alam, dan sangat membenci anak-anaknya yang lemah. Dia juga berpikir, bahwa seharusnya Michael lah yang memenangkan pertarungan di ronde pertama.

"Kalau begitu, Michael sang seraphim jauh lebih kuat di bandingkan wujud naga Lucifer?" (Hidra.).

Tidak jauh dari mereka, seorang monster berkata.

"Bukan kah semuanya sudah jelas!, Terlebih lagi, orang itu tidak akan bertahan lama akibat tertusuk tombak Longinus!" (Yamata no orochi).

"Yaa, itu benar. Tombak takdir dan suci yang sangat legendaris, terkutuk, beracun dan juga sangat kuat, sangat cocok untuk mereka para seraphim!" (Tifon.).

"Jujur, aku sangat terkesan dan merinding, jika tombak Longinus dan pedang fragarach digunakan dalam waktu yang sama, dia bisa saja memotong sayapmu dan menusuk kulit keras mu dalam sekali gerakan" (Shinryu).

"Kau benar" (Tianlong).

"..." (Suzaku).

Si penipu, yang menyamar di tribun para dewa, Asmodeus.

"Hahaha...dia pikir dirinya lebih kuat?, dasar monster bodoh, Lucifer menang karena Michael jauh lebih lemah" (tertawa dalam hati).

Setelah perbincangan mereka. Di tribun umat manusia, sedang bersedih karena kekalahan dan kematian Malaikat Tertinggi Michael.

Dengan kegagalan dan harapan yang besar, membuat mereka sulit menerima kenyataan saat ini.

Gabriel yang berada di tengah-tengah arena, yang merasa kecewa kepada manusia, karena menyia-nyiakan pengorbanan Malaikat Tertinggi Michael.

Seperti itulah jika kita berharap lebih terhadap seseorang, jangan terlalu membebaninya, dan jangan kecewa jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang Anda inginkan, cukup percaya padanya, hasil akhirnya akan menentukan jika Anda tidak berharap lebih padanya.

Gabriel, melihat dengan serius ke arah tribun para manusia, dan berkata dengan nada keras, yang didengar oleh seluruh penonton yang ada di arena Elysium.

"Apa yang kalian lakukan?, kenapa kalian sangat lemah?, apa kalian tidak tahu, kalau Michael mengorbankan nyawanya sendiri hanya untuk kalian semua!, aku sangat kecewa dengan sikap kalian semua yang kelewat batas, Michael pasti akan kecewa melihat keadaan kalian seperti ini , jangan menyia-nyiakan pengorbanannya dengan tangisan putus asa kalian itu, dia sangat membenci orang-orang yang putus asa, di awal pertandingan kalian semua sudah berjanji pada nya, kalian semua sudah berjanji kan!, cobalah untuk tidak egois dengan pikiran dan sikap busuk kalian itu, kami juga bersedih karena kematian nya, kami juga marah kepada Lucifer karena telah membunuh nya, tapi kami tidak putus asa seperti kalian ini, aku tidak selembut dirinya untuk menyampaikan sesuatu, aku tidak sehebat dirinya untuk menjadi seorang pemimpin, tetapi dia menjadi kan ku sebagai penggantinya, dan aku harus memegang perintah itu, suatu hari nanti aku akan membalas kematian nya yang mungkin terjadi!. Mulai sekarang, belajarlah untuk menerima kenyataan, meski itu pahit, jangan biarkan hasrat dan nafsu mengendalikan diri mu, berhenti menjadi orang yang merayu dan penakut, jadilah seseorang yang mempunyai pendirian yang kuat dan rasa tanggung jawab yang besar!!!. Aku hanya bisa menyampaikan itu, selebihnya ada di tangan kalian!" (Gabriel).

Setelah itu, kembali dan terbang ke pilar, tempat dia berdiri sebelum nya.

Para manusia, yang mendengarnya perlahan-lahan membangkitkan kembali semangat dan moral mereka. Menghapus air mata, berpegang teguh pada prinsip, Mengingat janji mereka di awal.

Di arena lorong-lorong. Sebelumnya, tempat pertemuan mereka berdua.

Rafael menangis tersedu-sedu karena kematiannya, dia sangat menyayanginya, dialah yang selalu menjaganya dari segala keburukan.

Kilas balik.

Sebelum pertandingan Ragnarok di mulai, Michael berkata kepadanya dengan nada agak pesimis.

"Aku tidak tahu, tapi kalau aku mati di pertarungan nanti, tolong dengarkan kata Gabriel dan juga tuan Buddha, mereka yang akan menjagamu dan merawat dirimu" (Michael).

Mati di pertarungan? Itu membuat Rafael menjadi sedih dan sangat mengecewakannya.

"Jangan berkata seperti itu, berusahalah untuk memenangkan pertandingannya, aku akan menyembuhkan luka-lukamu jika itu bisa!" (Rafael).

Sambil memegang kepala Rafael, dia tersenyum dan berkata.

"Baiklah, adikku...aku akan berusaha sebaik mungkin".

Tersenyum dan mencampurkan tangan, lalu memasuki arena pertarungan.

*****

Rafael kembali ke ruangan, tempat dia memilih para manusia sebelumnya, duduk di sudut ruangan sambil menangis.

Dia merasa sudah sangat putus asa, dengan apa yang terjadi, dia tidak sanggup lagi menahan kerinduannya.

Kepergian seseorang yang dicintainya, membuatnya lupa semuanya, dia sudah tidak memperdulikan lagi dengan Ragnarok, dia benar-benar hanya memikirkan kakaknya.

Sementara di arena pertarungan Elysium, melihat para dewa yang berbincang.

"Cepat mulai ronde berikutnya" (Asura).

"Aku sudah tidak sabar untuk mendapatkan giliran" (Quetzalcoatl).

"Pertandingan Ragnarok yang sebenarnya, akan segera mulai, mohon bersabarlah, kami sedang menunggu keputusan dari pihak manusia" (Hermes/komentator).

"Kemana Celestial itu pergi, apa dia menyerah karena kekalahannya!" (Loki).

"Jangan membuat kami menunggu, dasar mahkluk rendahan" (Bishamonten).

Di pilar para Malaikat Agung berada.

"Jika Michael ada di sini, dia akan memotong kepala dewa-dewa itu satu persatu" (Uriel).

"Gabriel, bagaimana keadaan Rafael?, coba lah pergi untuk memeriksanya" (Azriel).

"Baiklah, aku akan memastikan keberadaannya" (Gabriel).

Terbang meninggalkan arena Elysium, menuju ke ruangan tempat Rafael berada. 

Di depan pintu, terdengar suara tangisan dari dalam, perlahan membuka pintu, melihatnya berada di sudut ruangan, tangisan meratapi nasib karena kepergian Michael. 

"Hiks...hiks...hiks" (suara tangisannya).

Berjalan ke arahnya dengan perlahan, mengelus rambut dan mengusap kan air matanya.

"Tidak apa-apa, dia sudah berusaha sebaik mungkin. Kau tahu, dia sangat menyayangi mu melebihi yang lain, dia khawatir kalau suatu saat Lucifer menyerang surga lagi, setelah pertarungan itu, Lucifer tidak akan pernah kembali ke sini".

Dengan mengusap kan air matanya, dia melanjutkan kata-katanya.

"Jangan menangis terlalu larut seperti ini, dia akan marah jika melihat mu putus asa, dia berpesan untuk melanjutkan pertarungan dan memenangkan Ragnarok, dia juga meminta ku untuk menjagamu, jangan membuatnya kecewa, Rafael!" (tersenyum).

Mendengarkan kata-kata dan memikirkannya beberapa saat. Dia berdiri lalu memeluk Gabriel, dan berkata dalam kesedihan hatinya.

"Terima kasih, aku tidak tahu harus bagaimana, hatiku benar-benar hancur melihatnya mati seperti itu, aku sekarang sudah tidak punya siapa-siapa lagi~". (Rafael).

Setelah memeluknya, dia memegang kedua pundaknya dan berkata.

"Masih ada kami yang bersama mu dan menjagamu, para Malaikat Agung dan juga seraphim di surga, begitu juga tuan Buddha, kami semua menyayangimu…" (Gabriel).

Rafael mengangguk, dan berkata dengan pandangan ke bawah.

"...Baiklah, terima kasih banyak atas bantuan dan dukungannya. Kalau begitu, aku akan melanjutkan Ragnarok, demi keberlangsungan hidup umat manusia, dan juga mengorbankan Michael". (Rafael).

"Bagus!, Buat michael bangga di sana..." (Tersenyum).

Dengan mengelus rambutnya sebagai ucapan selamat tinggal, dan terbang kembali ke arena Elysium.

Kembali ke meja kerja berada, memotivasi diri agar tidak mudah menyerah, lalu menggeser satu orang foto para pahlawan, yang akan bertarung di ronde berikutnya.