Chereads / Ragnarok God's Apocalypse / Chapter 1 - Prolog ~Pertemuan~

Ragnarok God's Apocalypse

🇮🇩Leonnpengeborch
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 21.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog ~Pertemuan~

8000 tahun setelahnya.

Semuanya berawal ketika umat manusia telah melakukan banyak kerusakan di muka bumi.

Terjadi peperangan di antar mereka, wabah penyakit yang menyebar luas, pembunuhan di mana-mana, lalu merusak ekosistem kehidupan.

Tidak luput dari kekerasan terhadap perempuan dan juga anak-anak, dengan melakukan kejahatan-kejahatan keji lainnya.

Para dewa yang menyaksikan semua itu sangat marah dan muak dengan apa yang telah mereka lakukan selama ini.

Tidak ada toleransi, tidak ada ampunan, mereka sangat keterlaluan, hari penghakiman sebentar lagi akan tiba.

Tidak ada yang akan selamat, tidak ada yang akan hidup, mati tak tersisa, musnah secara total.

Gedung parlemen Elysium.

Terdapat 100.000 lebih dewa-dewi dari berbagai alam yang hadir dan berkumpul dalam satu konferensi, yang terjadi 8000 tahun sekali Untuk memulai penghakiman yang telah tiba waktunya.

Pemimpin tertinggi majelis itu adalah Buddha (India).

"….Pekerjaan yang membosankan".

Buddha berjalan menuju kursi penghakiman, di antara 4 pelindung Surgawi di setiap sisinya, Malaikat Tertinggi Michael, Gabriel, Uriel, dan Azriel.

"Aahh~ Michael lama tidak bertemu, sepertinya sebentar lagi akan terjadi kekacauan, saya akan menceritakan mu setelah ini semua selesai" (Buddha).

Dia mengangguk padanya dan berkata.

"Tuan Buddha yang agung, salam hormat kami pada anda, sebelumnya terima kasih atas perhatiannya" (Malaikat Agung Michael).

Para Surgawi serentak memberi hormat kepada Buddha sebagai Hakim Agung.

".... Baiklah, saatnya kita mulai konferensi" (menghela nafas, lalu duduk di kursi penghakiman).

Semua dewa yang berada di majelis menunggu keputusan hakim agung, apakah manusia akan tetap bertahan selama 8000 tahun kemudian atau total musnah, Kehancuran (kiamat) telah terjadi 4 kali akibat ulah manusia, dan sekarang para dewa akan menghukum mereka setelah sekian lama.

Tetapi ada segelintir dewa yang tidak setuju untuk mengakhiri hidup umat manusia.

"Kita tidak bisa menghukum semua manusia, karena banyak orang baik di sisi mereka" (Demeter).

"Dia benar, di sana banyak manusia yang masih berguna, mengajarkan kebaikan dan membimbing orang lain untuk berbuat baik" (Kwan im).

Tetapi tidak dengan dewa-dewi yang membenci manusia karena mereka selalu melakukan kesalahan yang sama.

"Apa yang kau katakan!, bukan kah kita selalu memaafkan dan memberi apa yang mereka mau?, mereka itu sudah keterlaluan, musnahkan saja makhluk kotor itu" (Hera).

"Ini hari penghakiman, para manusia itu tidak akan ada yang selamat, karena kesalahan yang telah mereka buat" (Thor).

"Musnahkan saja semuanya!, toh kalau di biarkan mereka akan merusak yang lain juga" (Asyura).

Buddha setiap memutuskan sesuatu, selalu sesuai dengan keinginannya sendiri, dia sangat tidak suka untuk diatur, menjadi ketua parlemen pun karena terpilih pada saat itu.

Dia enggan untuk memusnah kan manusia dengan cara yang mengerikan, karena terpikir yang terjadi pada Kehancuran sebelumnya. 

Tetapi para dewa-dewi bersuara untuk tetap memberi mereka hukuman yang setimpal.

Ketika semuanya telah sepakat dan suara terbanyak untuk menghukum manusia, tiba-tiba.

".....Hufttt~ tunggu sebentar!" (Rafael)

Semua dewa melihat ke arahnya.

Dia datang membawa secercah kertas, dokumen hari penghakiman.

".... Hari penghakiman itu belum tiba saatnya, seseorang telah mengubah waktunya" (Rafael).

Mendengar omong kosong itu, seketika membuat para dewa yang hadir di sana gemuruh, marah, mengaung. Membuat nafsu membunuh dewa-dewi meluap luap.

Dari jauh, di belakang tembok tempat persembunyiannya, Lucifer berkata dengan nada marah.

"Itulah alasannya aku selalu ingin membunuh kalian semua, dasar Celestial terkutuk" 

Zeus menatap sinis dengan mengarahkan tombak petir ke arah nya, Nyx melihatnya dan menegur Zeus.

"Apa yang kau lakukan, dia datang kesini hanya untuk menyampaikan sesuatu kalau seseorang telah mengubah dokumen penghakiman!" (Nyx).

Sebelumnya, Rafael pergi ke taman Eden untuk bertemu dengan Buddha, dan menyampaikan bahwa semuanya sudah siap, dia menunggu untuk menjadi hakim agung di gedung parlemen Elysium.

Dia sangat bosan karna menunggu lama, lalu berdiri dan berkata. 

"ini pekerjaan yang sangat membosankan, aku lebih baik berbaring di sini menyaksikan Matahari terbenam setiap hari, semoga kau paham apa yang ku maksud" (Buddha).

Dan saat itu dia melesat dengan sangat cepat menuju ke Elysium.

Rafael merasa sudah menyelesaikannya, dia menuju ke surga untuk mengambil dokumen penghakiman.

Ketika sampai di tempat itu dia merasa ada yang aneh, sebelumnya belum ada satupun mahkluk yg datang ke sini kecuali dia dan hari yang telah di temukan, dia merasa ada sesuatu yang telah terjadi di sini.

Dia membuka pintu dengan perlahan lalu masuk ke dalam, melihat ada kabut di langit-langit, dan lantai nya kotornya, seperti ada seseorang yang telah masuk terlebih dahulu, merasa khawatir dia menggelinding pergi untuk melihat dokumen itu di ruangan suci, terdapat lemari dari emas yang berlapis-lapis zamrud dan mutiara.

Dia membukanya dan melihat kertas dokumen itu dan terkejut, merasa panik dia pun terbang menuju gedung parlemen Elysium Sebelum semua ini terlambat.

Rafael sebenarnya telah terkena sihir oleh salah satu dewa, sihir itu menghilang setelah bertemu dengan Buddha, padahal sebelum itu dia bolak-balik ke surga untuk melihat dokumen hakiman.

Dan menyatakan kepada semua dewa kalau hari penghakiman sudah tiba dengan mengundang mereka semua di seluruh alam seperti yang sudah di Setuju.

Di gedung parlemen Elysium terjadi kutipan, semua dewa menjelaskan kalau musnahkan saja mereka meskipun belum tiba waktunya.

Buddha menyuruh mereka untuk tenang dan membiarkan Rafael berbicara untuk menyetujui pendapatnya.

"Belum saatnya manusia untuk di hukum, tidak ada yang bisa musnahkan mereka sebelum hari penghakiman tiba, ini ketentuan yang mutlak. (Rafael).

Shiva dari jauh dan mengatakan.

"Aku bahkan lupa kalau kita punya ketentuan seperti itu" dia tertawa sinis.

Karena mereka semua sudah berada di tempat ini dan tertipu oleh omong kosong bahwa dokumen itu telah diubah.

Para dewa tidak setuju dan sangat marah karena tujuan mereka berkumpul di sini untuk hari (penghakiman), untuk mengakhiri kehidupan manusia-manusia bejat itu.

Melihat kekacauan yang semakin besar.

Rafael mengajukan permintaan, yang disetujui oleh seluruh dewa yang ada di ruangan itu, katanya.

"Bagaimana kalau hanya sekedar menguji mereka dengan orang-orang terhebat di bumi selama 8000 tahun ini, 14 perwakilan dari pihak manusia begitu juga dari pihak dewa".

"hanya 14? dengan apa? Dengan mengirimkan mereka para wanita, atau mengirimkan banjir seperti kejadian sebelumnya" dia tertawa-bahak (Asmodeus).

"Tidak!, tidak seperti sebelumnya, kita melakukan pertarungan dengan mereka manusia-manusia terpilih untuk melawan para dewa-dewa suci yang ada di sini, peraturannya sederhana tidak akan ada yang menang sampai dari pihak masing-masing menang 7 kali" (Rafael).

Rafael tau karna itu satu-satunya cara agar para dewa merasa puas adalah dengan pertarungan, dia juga mengatakan dalam dirinya sendiri bahwa manusia tidak lebih buruk dari dewa.

Mendengar penjelasannya, para dewa tertawa dengan keras sampai membuat gedung Elysium berguncang.

Buddha hanya memperhatikannya dan tersenyum karena tahu maksud Rafael, Mereka marah karena telah menghina martabat para dewa, kata mereka.

"Dasar Celestial bodoh, manusia lemah itu tidak dapat menyentuh kami".

"Manusia itu lemah, hanya bisa merengek dan putus asa".

"Surga dungu, tau apa kau tentang dewa".

"Kami ini maha kuasa, mereka bahkan mengorbankan nyawa anak dan istri mereka untuk kami".

Mereka semua menghina dan menghina kan Rafael.

"...Michael!" (Gabriel).

Malaikat Tertinggi Michael yang mendengar hinaan itu, mencabut pedangnya bersiap untuk memenggal kepala para dewa itu.

"Akan ku penggal kepala dewa-dewa rendahan itu, karena telah menghinanya" (Malaikat Michael).

"Jangan!, karena itu hanya menimbulkan kekacauan lagi" (Buddha).

Kemudian menyuruh mereka semua untuk tetap tenang. 

"Apa yang akan kau lakukan Rafael, bukan kah manusia tidak bisa mengalahkan kami, bagaimana cara agar mereka bisa menyentuh kami sedangkan mereka mahkluk fana?" 

(Budha).

Rafael menjawab dengan penuh hormat.

"tuan Buddha yang agung, saya bertugas sebagai penyampai hari penghakiman umat manusia, semua ketentuan itu ada pada dokumen itu, dan saya telah lalai menjaga dokumennya, dan menimbulkan kekacauan di sini, saya akan bertanggung jawab atas semua ini, saya yang akan memimpin para manusia itu dan memberi mereka kekuatan untuk pertarungan nanti, saya mohon maaf atas kedamaian dan kekacauan yang telah terjadi di sini". 

Mendengar jawaban itu Buddha memutuskan bahwa para dewa dan manusia akan bertarung.

Permainan RAGNAROK dimulai.