Chereads / Romantika Gadis Kontrak / Chapter 8 - Chapter 8 Menyukai Mu

Chapter 8 - Chapter 8 Menyukai Mu

Esoknya di kampus. Hikari bertemu dengan Deana saat masuk ke kampus.

"Senpai, maaf ya yang kemarin, dia itu memang benar benar aneh," kata Hikari.

"Tidak masalah...(Haha....Dia seenaknya berkata aneh pada Tuan besar itu....) Jadi sekarang bisa kan?"

"Eh? Bisa apa?" Hikari menatap bingung.

"Hehe, ke rumah ku, mari bermain di rumah ku," tatap Deana.

"Ya tentu aku akan mampir," Hikari langsung bersemangat.

"Sebenarnya kita harus minum alkohol dulu sebelum ke rumahku."

"M.... Minum alkohol, untuk apa?!" Hikari menjadi terkejut.

"Apa kau tidak pernah minum Alkohol?"

"Jujur saja sih.... Sebenarnya aku tidak pernah."

"Kalau begitu kau akan mencobanya bersamaku," Deana merangkulnya.

"Tu... Tunggu senpai, bukankah itu tak baik untuk perempuan muda seperti kita?'

"Jangan khawatir... Lebih dari 5% saja kok alkoholnya, itu tak akan membuatmu mabuk berat," kata Deana dengan mudah. Meskipun agak ragu, Hikari masih terdiam antara setuju atau takut, tapi dia hanya ikut saja.

Mereka sampai di bar, tapi Hikari ragu. "(Um... Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya, apa ini baik baik saja?)" Hikari tampak khawatir pada kondisinya.

"Hei, kenapa?" Deana menatap.

"Um.... Aku ragu... Aku takut pada kondisi ku," tatap Hikari dengan ragu.

Lalu Deana tersenyum kecil dan kembali merangkul nya. "Ayolah kamu penakut, ada aku di sini," Deana membawanya masuk.

Sementara itu, Kage tampak menempelkan ponselnya di telinga nya seperti mengobrol dengan seseorang di ponsel.

Dia ada di tempat sebuah kantor dengan kaca lebar yang ia tatap dan langsung menuju ke arah kota yang cantik.

"Yeah, aku tidak mengambil kontrak itu dulu," Kage masih bicara dengan serius.

Tapi ada yang membuka pintu. "Kage," panggil orang yang datang yang rupanya adalah Chen.

Lalu Kage menoleh sambil mematikan ponselnya. "Ada apa?" dia menatap tajam.

"Hanya... Pertemuan penting sebentar lagi, mereka menunggu," kata Chen. "Oh iya, kau tak menjemput gadis itu?" Chen kembali menatap.

"Dia berada di rumah orang," Kage membalas sambil melewatinya dengan nada tak peduli membuat Chen terdiam.

--

Tampak Deana dan Hikari keluar dan Deana terlihat di bawa Hikari yang berjalan sempoyongan.

Mereka berjalan pada malam hari, terlihat Hikari sudah mabuk dirangkul Deana. "Aduh kamu ini, satu tegukan saja sudah tumbang," kata Deana.

"Ha.... Senpai.... Ayo minum lagi... Kali ini aku ingin beberapa tegukan..." Hikari mulai mabuk, tidak mabuk, melainkan sudah mabuk dari tadi.

Deana hanya bisa menghela napas panjang, ia membawa Hikari kerumahnya dan menidurkannya di selimut.

Tapi tiba tiba ponsel Hikari berbunyi dari Kage. "Oh, pas sekali...." Deana segera mengangkatnya. "Halo Tuan Kage, Hikari ada dirumahku, dia tertidur kau bisa menjemputnya kesini... Ya baiklah," kata Deana. Lalu dia meletakan ponselnya dengan senyuman kecil, dia menatap ke Hikari. "Ehehehe.... Hikari, Hikari, kau benar benar sungguh beruntung ya, punya pria mapan seperti Kage... Dia itu bos besar yang dulu sekali ingin aku dapatkan, aku lebih menarik dari mu dan pastinya, aku bisa merayunya...." tatapnya pada Hikari yang tertidur pulas. Sepertinya Deana memang melakukan ini semua demi menyukai Kage.

15 menit kemudian Kage sampai disana dan Deana yang membuka pintu. Tapi anehnya, Deana memakai dress yang sangat seksi tapi Kage sama sekali tak menatap tubuhnya, dia menatap serius wajah Deana yang tampak ingin merayu.

"Dimana Hikari?"

"Dia ada didalam sedang tidur," Deana membalas.

Saat Kage akan berjalan ke dalam, Deana mendadak menahan tangannya. Hal itu membuat Kage berhenti melangkah dan menoleh padanya dengan tatapan datar nya itu.

"Sangat menguntungkan jika bertemu Tuan Besar seperti mu di rumah ku... Selagi dia tidur, bisa kau melakukan itu padaku," Deana mendekat dan merayu nya.

"Apa yang kau bicarakan?" Kage menatap tajam, tangan nya menjadi mengepal dengan keras.

"Aku menyukaimu Tuan Kage, aku bisa menjadi pendamping mu bahkan tak apa jika menjadi pemuas nafsumu," Deana semakin dekat dan menarik pelan kerah Kage untuk menunduk karena Deana akan menciumnya, tepat sebelum Kage akan melawan, tapi tiba tiba pintu kamar terbuka dan yang membukanya adalah Hikari.

"Hah... Mas Kage!!" ia terkejut dan menarik Kage dari Deane.

"Senpai, apa yang kau lakukan?!!" ia menatap kesal sambil mendekap lengan Kage.

"Oh, bayi kecil sudah bangun.... Dengar ini Hikari, Semua orang menyukai Tuan Kage, wajar saja aku juga tertarik padanya," Deana membalas.

"(Senpai.... Kenapa kau bersikap begitu, kupikir kita teman... Ternyata...)" Hikari semakin kesal. Dia bahkan menyesal telah mengenal nya. "(Kenapa dia bersikap begitu setelah semua yang kita lakukan..... Kenapa dia melakukan itu, rupanya dia menyukai Mas Kage....)"

"Lagipula Hikari, kau tidak menganggap nya pacar sama sekali bukan?" tatap Deana dengan wajah tanpa bersalah nya.

Mendengar itu Kage menjadi melirik ke Hikari.

"Apa kau benar tidak menganggap ku?" dia menatap serius pada Hikari.

"A.... Apa maksudmu... Bu.. Bukankah kita memang bukan..." Hikari menyela. Dia masih belum mengakui kontrak nya setelah apa yang dia pikirkan semalam.

Tapi Kage menarik lengan Hikari untuk pulang.

"Ah...tunggu... (Perutku.... Sangat sakit... Kepalaku pusing...)" Hikari berhenti dan memegang perut dan mulutnya. Kage terkejut setelah sadar apa yang terjadi. "Apa kau baru saja minum?" ia memegang tangan Hikari.

"Dia minum bersamaku, tapi hanya satu teguk," Deana menyela.

"Dia masih terlalu muda untuk minum," Kage menatap dingin. Lalu tanpa basa basi langsung menggendong Hikari di dada.

"Hei, kau begitu memanjakan nya, dia hanyalah gadis kecil.... Tidak mungkin kau mau dengan nya, aku lebih baik darinya..." Deana menatap merendahkan pada Hikari yang tampak pucat kesakitan.

Kage melirik nya. "Jika kau bicara lagi, kau harus menebak apa yang terjadi nanti, berhenti mendekati Hikari," tatapnya dengan tajam membuat Deana kesal.

Lalu Kage berjalan ke mobil. Deana menatapnya pergi sambil tersenyum licik.

"(Sepertinya akan susah deh mendekati Tuan besar itu....)"

--

"Ahhhh.... " Hikari terlempar pelan di ranjang dengan ruangan gelap.

"Apa yang kau lakukan!!" Hikari menatap Kage dengan kesal.

"Kau tak mau mengakui kontrak itu di depan orang, bahkan kau tak mau mengakuinya di depan ku juga, apa yang membuatmu tidak mau mengakuinya?" Kage menatap serius sambil melepas baju atasnya sendiri dan mendekat ke Hikari.

Seketika Hikari terkaku melihat bentuk tubuh Kage yang sangat bugar. "(I... Itu.... Ini pertama kalinya aku melihat nya!!!)... Haaa... Aa apa yang mau kau lakukan!" Hikari menjadi panik.

"Aku akan membuatmu mengakui kontrak itu," Kata Kage, seketika mencium bibir Hikari.

-

--

Pagi harinya hikari terbangun duduk di ranjang, ia mengucek mata dan melihat ke samping....Terlihat kage tidur di sampingnya. "... Aaaahhh!!!!!" ia berteriak.

"Kenapa aku bisa tidur denganmu?!" Hikari menutupi tubuhnya dengan selimut sementara Kage memakai baju akan pergi. "Kau sendiri yang memintanya," ia membalas dengan nada biasa.

"Kenapa aku... Bukankah yang mulai itu kamu duluan!" Hikari menatap marah.

"Bisa kau ingat ingat dulu," Kage melirik nya membuat hikari terdiam.

Sebelumnya malam itu Kage sudah mencium bibir Hikari, ia melihat wajah Hikari yang terlihat merah. Kage sempat terdiam, ia lalu menghela napas. "(Gadis ini masih belum siap,)" dia akan berdiri dan mengurungkan niatnya untuk bermain ranjang bersama Hikari. Karena tak jadi, ia lalu keluar dari ranjang, saat ia akan meninggalkannya, Hikari menahan tangannya sambil terbangun. "Mas Kage, aku ingin tidur bersamamu," kata hikari sambil terbawa pengaruh alkohol, sepertinya arus mabuk nya kembali lagi. Begitulah bagaimana Hikari yang meminta duluan.

"Tidaaaaaakkkk!!!!" Hikari berteriak panik. "Kau seharusnya jangan menuruti ku, huhuhu kau pasti melakukan sesuatu padaku kan... Aku sudah tak perawan huhuhu..." Hikari menjadi putus asa.

"Apa maksudmu?" Kage menatap bingung.

"Iyalah... Kau sudah memasukkan nya kan... Huhu..."

". . . Sepertinya kau berpikir terlalu jauh," kata Kage, lalu Hikari menjadi terdiam.

"Aku tak melakukan hal aneh padamu, kita tak melakukan apa apa... Tidak lebih hanya pelukan," tatap Kage.

"Apa.... Mas Kage... Memelukku?"

". . . Kau jelas melakukannya sendiri," Kage membalas dengan tatapannya. Lalu Hikari mengingat ingat lagi.

"Aaah tiidaak!!!!" ia berteriak panik lagi sambil memukul mukul tembok dengan wajah yang malu. "Aku memang bodo....(Aku tidak kan mau minum alkohol lagi... Huhu... Aib ku...)!"

Kage yang melihat itu menjadi tersenyum kecil, dia mengingat sesuatu tadi malam yang tidak di ingat oleh Hikari.

Itu ketika Hikari masih mendekap tangan Kage. "Mas Kage.... Apa kamu tahu perasan ku, ketika kamu akan melakukan itu bersama dengan Deana Senpai... Perasaan ku bercampur aduk, aku yakin dia tidak menyukai mu, tapi aku yang hanya boleh menyukai mu," kata Hikari. Seketika Kage yang mendengar itu menjadi terdiam. Begitulah bagaimana dia mengingat hal yang membuat nya tersenyum kecil.

Tapi Saat ini Hikari masih tampak depresi di pojokan kamar Kage.

"Cepatlah berganti kau harus ikut aku," Kage melempar sebuah kotak baju di ranjang.

". . . Kemana?" Hikari bingung.

"Pakai saja dan ikut aku."

Dengan bingung Hikari membuka kotak itu dan isinya adalah gaun putih yang cantik.

"Ini, gaunnn!!" Hikari terkaku.

"Meskipun tampilannya seperti gaun panjang tapi gaun itu juga memikat orang," kata Kage.

"Beneran, memangnya berapa harganya?" Hikari melihat kertas harga dan membacanya. Ia langsung terkejut tak berkutik.

"1....sa...satu... 3,7 juta!!... Mas kage, kau tak perlu melakukan ini," Hikari menjadi panik.

Tiba tiba Chen datang dari pintu kamar.

"Kage, ayo pergi," ia menatap. Ia juga sedikit terkejut bahwa Hikari ada di sana.

"Oh halo," Chen menyapa.

"Um.... Halo..." Hikari menyapa dengan canggung.

"(Wah, gadis itu imut sekali.....)" Chen menjadi terhibur tapi ia merasakan aura negatif dari Kage.

Ia menoleh perlahan dan menjadi pucat. "Ehehe..... Aku... Aku akan keluar," dia langsung keluar dari kamar Kage.

"Mas Kage.... Aku masih ingin mengingat sesuatu soal tadi malam," tatap Hikari.

Kage terdiam lalu tersenyum kecil. "Kau ingin ingat yang mana?"

"Haiz... Aku tak akan mabuk lagi.... Aku menyesal.... Bagaimana kondisi tubuh ku setelah ini, apakah itu merusak kewanitaan ku?" Hikari menatap khawatir.

"Selagi kau tak mengulangi nya kau akan baik baik saja.... Bersiaplah, kita akan pergi," tambah Kage membuat Hikari terdiam dan menghela napas panjang

"(Aku tak tahu akan kemana, tapi ikut sajalah....)"