Para putri telah sampai di hutan goblin, hutan yang menjadi pintu keluar dari Kerajaan Elysium.
"Kita harus berhati-hati, tempat ini lumayan berbahaya," ucap Yuan'er.
"Kau benar ka, ku dengar juga hutan ini di jaga oleh makhluk " jawab Yue xu'er.
Selama perjalanan, mereka tidak menemui bahaya. Namun, di tengah perjalanan, Putri ke-5, Ying hua, merasakan hawa gelap.
"T-tunggu," katanya.
Sontak para putri yang lain pun langsung menghentikan langkah nya.
"Ada apa? Apakah ada sesuatu?" tanya Ming Yue sang Putri ke-4 dengan nada lembut.
"Tidak... hanya saja aku merasakan sesuatu," jawabnya.
"Sesuatu? Apa itu?" tanya ming yue dengan penasaran.
"Aku merasakan ada aura negatif di sekitar sini," ucap ying hua.
"Kau benar, aku pun merasakan hal yang sama" ucap yun yun.
Mendengar hal itu membuat mereka menjadi lebih hati hati, hingga sesuatu yang cepat menghampiri mereka.
"KAKA AWASS!" teriak hong ying, sang Putri ke-7.
Dengan pandangan yang tajam, Yuan'er berhasil menghindari anak panah itu.
"Shhht," desisnya.
"Kaka, apa kau tidak apa-apa?" tanya ming yue khawatir karena anak panah yang nyaris mengenai kakak mereka.
"Ya, aku tak apa," jawab Yuan'er.
"Apa itu tadi? Sebuah anak panah... Siapa yang berani menembakkan anak panah seperti ini di sini" batinnya sedikit penasaran.
Tiba-tiba sekumpulan anak panah betebaran di mana-mana. Para putri berusaha menghindari anak panah ya g hampir mengenai mereka.
"Darimana datangnya semua ini!" ucap yun yun.
"Sepertinya kita harus melawan," ucap yun xiao, Putri ke-6.
Yue'er menjawab, "Ya, kau benar." Para putri lainnya mengangguk setuju.
Mereka pun melakukan perlawanan demi perlawanan hingga mereka mendengar dengus suara seseorang. Yun xiao dan Yuan'er yang mendengar suara itu mencoba mencari arah suara tersebut.
"KETEMU," ucap Yuan'er mata nya bertatapan dengan para bandit.
"Apa yang kalian lakukan disini? Mengapa kalian menembakkan anak panah" ucap nya sedikit geram.
"Heh, memang nya mengapa? panah panah kami jadi terserah kami mau berabuat apa" ucap salah satu bandit.
"Tapi tetap saja kalian tak bisa seenaknya begitu"
"Terserah kau saja! Lagipun kau hanya perempuan lebih baik diam"
"Kau benar, Heh... Lebih baik kau menemani kami saja daripada cerewet begitu." ucap salah seorang bandit.
"Kau..." ucap yuan'er dengan marah.
Para putri yang mendengar sumber percekcokan itu pun langsung mendatangi sumber suara, ketika sampai mereka melihat yuan'er sedang bercekcok deng sekelompok bandit.
"Ya, aku memang perempuan tetapi kalian tidak bisa memperlakukan perempuan dengan seenaknya."
"Lantas mengapa jika aku perempuan?!" ucap nya lagi dengan tegas.
Para bandit pun langsung saling melihat satu sama lain, lalu mereka pun tertawa.
"Apa yang kalian tertawakan?" tanya Yue'er.
Segerombolan pria itu pun tertawa. "Hahaha," tawa mereka terdengar meremehkan.
"Apa yang kalian inginkan dari kami, dan mengapa kalian menembakkan anak panah sesuka hati dihutan ini" tanya yun yun dengan tatapan yang sangat tajam sampai sekelompok itu sedikit terdiam.
"Heh.. Tentu untuk mencari mangsa nona, Hahaha" ucap salah seorang pria. Lalu, pria lain berkata, "sudahlah lebih baik kalian ikut dengan kami, temani kami hingga puas hahaha."
"Ikut dan puasi kami nona," tambah pria lainnya.
"Aku ingin yang di pojok kiri itu, haha," ucap salah seorang dari mereka.
sekelompok bandit itu lalu tertawa dengan keras.
Ying hua yang sudah sangat geram akhirnya mengeluarkan senjatanya dan mencoba menodongkannya ke arah segerombola bandit itu.
"Bisakah kalian diam?!" bentaknya.
Segerombolan pria itu sedikit terkejut, dan salah satunya ada yang memegang tangannya.
Ying Hua menepis tangan pria itu.
"Jangan kurang ajar kalian!"
"Sudahlah lebih baik ikut kami, menurut lah!"
"Kalian benar benar sangat kurang ajar!" ucap yuan'er.
Yuan'er, yang sudah tak tahan melihat pemandangan di hadapannya, langsung memberi kode kepada saudari-saudarinya yang lain. Mereka pun langsung membuat pola untuk melakukan penyerangan.
"Wow, lembut lah sedikit nona.. tak perlu berlawanan bukan" ucap seorang bandit meremehkan.
"Diamlah!" ucap ming yue.
"Heh, lagi pula kalian pasti kalah.. kalian kan hanya perempuan hahaha"
"Heh, mari kita lihat siapa yang akan kalah!" ucap yue xu'er sambil tersenyum sinis.
Mereka pun melakukan perlawanan demi perlawanan, hingga bandit ini sedikit kewalahan.
"Hmm, jadi siapa yang akan kalah?" ucap yue xu'er
"Hah, tidak usah banyak bicara dan tutup omong kosong mu itu"
"Banyak bicara? Sedari awal kau lah yang banyak bicara!" ucap hong ying.
Mereka pun melakukan serangan demi serangan lagi secara terus-menerus pada para bandit, kini mereka pun tak mampu menahannya.
"Sudah cukup," ucap salah seorang pria. "Kami mengaku salah, tolong ampuni kami."
Para putri terdiam dan hanya menatap tajam.
"Kami kalah, maafkan kami karna terlalu meremehkan kalian" ucap salah seorang bandit sambil berusaha berdiri karna kakinnya bengkak hingga membuat nya susah bergerak.
"Baiklah, kali ini kalian kami maafkan. Lain kali jangan berani-beraninya menyentuh adikku!" ucap yun yun. Para gerombolan bandit itu mengangguk, lalu akhirnya pergi.
"Mereka sedikit menyebalkan," ucap ying hua dengan kesal dan sedikit cemberut.
"Sudahlah, biarkan saja. Lain kali aku tak akan membiarkanmu disentuh pria asing seperti tadi," ucap yun yun dan yue'er mengangguk setuju.
"Benar, lain kali kami tak akan membiarkan pria asing menyentuh adik kami lagi" ucap yuan'er sambil mengelus pipi adiknya itu.
"Tapi tetap saja mereka benar-benar..."
"Sudahlah, mari kita lanjutkan perjalanan kita," ucap hong ying, yang tak sengaja memotong ucapan ying hua.
"Ya, benar kata hong ying. Daripada memikirkan hal yang tadi, lebih baik kita melanjutkan perjalanan," ucap yuan'er.
"Ah, benar... Aku hampir lupa," ucap ying hua. "Baiklah, mari kita lanjutkan perjalanan kita." Akhirnya mereka pun melanjutkan perjalanan menuju labirin.