Chereads / Imperial Dungeon Caretaker(Indonesia Version) / Chapter 12 - Welcome to Apple Gate Town

Chapter 12 - Welcome to Apple Gate Town

Dengan adanya tambahan staf dari Adventure Guild di Dark Village City, Assassin Guild di Apple Gate Town kini berjalan lebih efisien, terutama dalam hal administrasi dan pengelolaan jual-beli item. Kehadiran mereka membantu para petualang yang ingin menukar atau menjual barang temuan dari dungeon, terutama bagi mereka yang tidak selalu beruntung dalam mendapatkan peralatan berkualitas tinggi. Harga jual senjata dan armor kini diawasi oleh Adventure Guild, sehingga para petualang merasa puas karena mereka bisa mengembalikan modal dan bahkan mendapatkan keuntungan untuk pembelian perlengkapan baru.

Para petualang yang berhasil menjual Magical Gems segera mempersiapkan diri untuk ekspedisi berikutnya dengan membeli potion dan berbagai gulungan sihir, termasuk gulungan pelarian darurat untuk berjaga-jaga jika situasi di dalam dungeon memburuk. Petualang yang baru keluar dari dungeon pun terkejut dengan perkembangan di Apple Gate Town; mereka segera bergegas ke Guild Base untuk menukar gems yang didapatkan dan memanfaatkan fasilitas yang kini tersedia.

Setelah transaksi hari itu selesai, Assassin Guild mengumpulkan semua Magical Gems dalam peti khusus, siap dikirim besok oleh salah satu caretaker. Bersama kiriman ini, akan datang juga stok expansion bag—kantong sihir yang bisa menampung lebih banyak barang daripada tas biasa—yang akan diberikan oleh Adventure Guild kepada para petualang. Dengan adanya expansion bag ini, para petualang bisa membawa lebih banyak perbekalan dan harta dari dalam dungeon, sehingga memaksimalkan hasil dari petualangan mereka.

Di kedalaman Arudi Dungeon, Dante dan Vergil melanjutkan rutinitas mereka mengisi peti harta karun di lantai-lantai B1 hingga B5. Dengan bantuan cloaking device, mereka memastikan bahwa harta yang tersimpan di peti-peti itu tetap tersembunyi hingga ditemukan oleh para petualang. Dalam upaya mereka mengumpulkan loot terbaik, Gideon dan partynya berhasil mengantar para petualang yang baru menantang dungeon hingga ke lantai B4, wilayah yang dikenal penuh tantangan.

Di lantai B4-A, pertarungan sengit terjadi antara para petualang dan pasukan Skeleton yang menjaga area itu. Para petualang akhirnya menemukan ritme dan kekuatan yang setara untuk menghadapi musuh yang biasanya cukup mematikan di lantai ini. Gideon, yang memimpin dan memberikan arahan strategi, membantu para petualang baru menavigasi dan bertahan di tengah serangan Skeleton.

Sementara itu, lantai B4-B menjadi wilayah yang lebih berbahaya karena dihuni oleh para Goblin disposable. Para Goblin ini bukanlah makhluk alami; mereka adalah hasil eksperimen dari Arc Wizard Alexhadra. Berbeda dari Goblin liar yang sulit dikendalikan, Goblin ini dirancang sebagai makhluk sekali pakai yang bisa ditanam dan tumbuh kembali. Alexhadra mengembangkan proses ini sebagai solusi bagi Kainaldia Empire, di mana goblin liar sering kali menjadi ancaman yang sulit diatasi karena sarangnya berada di lokasi-lokasi terpencil yang sulit dijangkau. Para Goblin liar yang memberi masalah kepada penduduk pasti akan segera dibasmi secara sepenuhnya tanpa sedikitpun meninggalkan goblin lain yang tersisah. Hanya 1 ras Goblin yang tetap berada dibawah perlindungan Kainaldia Empire yaitu, Mercantile Goblin Clan karena Goblin ini lebih tertarik dengan uang dengan memberikan jasa mercenary atau memberikan jasa transportasi kepada para petualang.

Eksperimen ini dimulai dengan tujuan menyediakan musuh yang bisa diproduksi kembali untuk para petualang tanpa mengganggu keseimbangan alam atau meningkatkan populasi goblin liar yang sulit dikendalikan. Goblin disposable ini ditanam di wilayah dungeon dan dibiarkan tumbuh, memberikan tantangan yang sesuai untuk para petualang tanpa risiko menambah populasi goblin liar yang merusak. Kini, para petualang yang menjelajah B4-B bisa mengasah kemampuan mereka melawan makhluk ini, sambil tetap menghindari ancaman yang lebih besar dari goblin liar di luar dungeon.

Sebagai tambahan, para petualang yang bertempur di dungeon ini menemukan sumber daya yang semakin bervariasi, seperti ramuan langka yang bisa digunakan untuk crafting, bahan-bahan peralatan, hingga sihir terlarang yang hanya bisa ditemukan dalam harta karun tersembunyi. Arudi Dungeon menjadi medan pelatihan yang tak ternilai, di mana keberanian dan ketahanan diuji setiap hari, dan setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke kedalaman dungeon yang misterius dan penuh harta.

Di kedalaman dungeon, Takano mengambil peran sebagai pelatih bagi para goblin disposable di lantai B4-B. Dalam sesi latihannya, ia mengajarkan teknik dasar dalam menggunakan senjata, mulai dari pisau dan pedang pendek hingga senjata yang lebih berat seperti mace. Takano memilih salah satu goblin dengan potensi terbaik untuk menjadi Combat Master. Goblin ini dilatih secara intensif agar bisa menjadi pelatih bagi goblin-goblin lain di area tersebut, menjaga agar level kemampuan bertarung goblin disposable terus meningkat dan lebih sulit bagi para petualang yang memasuki lantai ini.

Sementara itu, Aeka bekerja sama dengan Hilda dan Bromir untuk menyelesaikan pesanan Expansion Bag yang sangat dinantikan para petualang. Sebagai penyihir berbakat, Aeka menyalurkan sihir ekspansi ke dalam tas-tas tersebut, memperbesar kapasitasnya dengan kekuatan magis. Berkat keterampilannya, dalam waktu beberapa jam saja, mereka berhasil menyelesaikan dua peti kayu penuh berisi Expansion Bag yang siap dikirimkan.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Aeka kembali ke ruang kendali untuk mendampingi Anastasya memantau para petualang yang tengah menjelajah dungeon. Mereka dengan rinci memantau perkembangan di setiap lantai, memastikan bahwa para petualang menemukan tantangan yang menarik dan bahwa dungeon tetap teratur dengan baik.

"Jadi bagaimana?" tanya Aeka

"Para petualang sudah mulai masuk kedalam lantai B5-A, para penjaga di lantau tersebut mulai melawan para petualang." kata Anastasya

"Aku kembali...."kata Dante masuk kedalam ruang kendali

"Kak Vergil masih sibuk ya?" tanya Aeka

"Sepertinya begitu, juga Apple Gate mulai ramai." kata Dante

"Bagaimana kalau malam ini kita makan diluar lewat Assassin Guild?" kata Dante

"Boleh juga, sekalian kita melihat kota seperti apa." kata Anastasya

"Benar juga.... penasaran dengan kota seperti apa." kata Vergil masuk kedalam ruang kendali.

"Ah iya, apa barang yang kau pesan sudah datang, Vergil?" tanya Dante

"Barang itu masih perjalanan... sepertinya besok baru tiba di Assassin Guild." kata Vergil

"Ya sudah kalau begitu malam ini setelah dungeon sepi, biasanya sore juga sudah sepi." kata Dante

"Ups... waktunya mengisi area B4-A lagi...." kata Vergil meninggalkan ruangan setelah melihat cermin magis yang di ada didepan Anastasya

"Ah iya juga... kalau begitu hati-hati." kata Anastasya

Hari itu berlalu seperti biasanya di Arudi Dungeon, dengan Aeka dan Takano bergantian membantu Anastasya mengawasi para petualang. Sementara itu, Vergil dan Dante, dengan kecepatan yang mengagumkan, terus mengisi peti-peti harta karun dari lantai B1 hingga B5. Keahlian mereka menarik perhatian para mini golem di dungeon yang kagum pada ketangkasan dan efisiensi Vergil dan Dante, hingga akhirnya beberapa golem meminta menjadi murid mereka untuk belajar kecepatan dan teknik dalam menyiapkan peti-peti harta karun.

Ketika malam tiba, para petualang yang masih berada di dalam dungeon sepenuhnya mundur sesuai rencana dan menuju Apple Gate Town melalui Assassin Guild. Berkat koordinasi dengan Assassin Guild dan izin khusus dari Cassandra, para petualang bisa bergerak tanpa dicurigai. Mara, yang senang menyambut para petualang dan Caretaker, mengajak mereka berkeliling Apple Gate Town, memperlihatkan beberapa lokasi penting, termasuk guild dan restoran milik seorang petualang yang telah pensiun.

Para Caretaker, untuk menjaga penyamaran, menggunakan aksen serta bahasa yang berbeda untuk menguatkan citra mereka sebagai utusan kerajaan lain. Vergil, yang fasih dalam bahasa-bahasa asing, dengan mudah berbicara dalam bahasa assassin dari kerajaan tertentu, sementara Dante berbicara dengan aksen khas seorang Knight. Aeka dan Bromir juga menyesuaikan aksen mereka, dengan Aeka menggunakan dialek yang berbeda dari kerajaan tetangga dan Bromir memilih aksen kuat dari sebuah kerajaan jauh. Hilda, yang paham pentingnya konsistensi dalam penyamaran, menyesuaikan aksennya dengan Bromir.

Mara akhirnya membawa mereka ke restoran terkenal yang baru dibuka, di mana mereka menikmati hidangan khas yang lezat dan unik. Setelah selesai, mereka membayar menggunakan beberapa batang emas, menjaga kesan sebagai tamu berpengaruh dari luar. Setelah makan malam yang memuaskan, mereka kembali ke Assassin Guild dan masuk kembali ke dungeon untuk melanjutkan tugas-tugas mereka, sementara petualang di luar mulai beristirahat dan bersiap untuk tantangan di hari berikutnya. Apple Gate Town semakin hidup dan penuh aktivitas, menjadi pusat yang ramai bagi para petualang dan pengunjung dari berbagai penjuru. Para Caretaker dengan cepat kembali ke ruang kendali dan sedikit mendiskusikan sesuatu yang menarik.

"Senangnya, Apple Gate Town sudah sepenuhnya bisa berfungsi." Takano

"Berarti rencana Arc Wizard Alxehandra dan Emperor Shiroi berjalan dengan sempurna." kaya Dante

"Kalau begitu sepertinya mereka akan mengeksekusi rencana kedua mereka." kata Vergil

"Dunegon kedua ya? kalau tidak salah ada di Crumala Coast kan?" tanya Dante

"Benar, area perbatasan Liu Shu Kingdom dan Bavaran Kingdom." kata Takano 

"Sepertinya siapapun yang akan ditunjuk oleh Shiroi pasti akan senang." kata Aeka

"Ya sudah kalau begitu... kita semua istirahat..." kata Dante menuju keruangan kamarnya

Malam itu di Apple Gate Town berlangsung dengan tenang, di mana para Caretaker beristirahat di kamar mereka masing-masing. Di sisi lain, para petualang menikmati malam mereka di kamar penginapan yang nyaman, memulihkan energi untuk hari esok. Saat fajar tiba, para Caretaker mulai bersiap untuk tugas mereka. Kali ini, Dante dan Vergil menemani Anastasya menuju Assassin Guild melalui gerbang teleportasi, membawa peti berisi Expansion Bag yang sudah selesai diproduksi.

Sesampainya di Assassin Guild, Cassandra dan Mara sudah menyiapkan satu peti kayu berisi magical gems yang mereka kumpulkan dari para petualang. Vergil mengangkat peti tersebut dengan sigap, sementara Anastasya menyelesaikan tanda tangan pada dokumen rahasia yang mencatat jumlah dan detail pengiriman. Setelah urusan selesai, mereka segera kembali ke ruang kendali dungeon.

Pagi itu, giliran Aeka dan Takano yang bertugas mengisi peti harta karun di berbagai lantai. Sementara itu, Vergil menuju area persawahan khusus tempat goblin disposable ditanam. Dengan cekatan, Vergil melepas armor dan bergabung bersama para mini golem, membantu membajak sawah dan menyirami bibit goblin yang sedang tumbuh. Setelah proses penyiraman selesai, mereka mulai memanen goblin-goblin yang sudah matang.

Goblin-goblin yang dipanen segera diangkut ke lokasi penahanan sementara dengan dirantai, seperti penjahat. Metode ini diterapkan agar goblin-goblin baru tidak lepas kendali dan menciptakan kekacauan di area dungeon. Dengan terorganisir, para goblin yang sudah siap ditempatkan di area lantai B4-B untuk mengisi kekuatan pertahanan dungeon dan menambah tantangan bagi para petualang yang berani memasuki lantai tersebut.

Suasana di Aruldi Dungeon dan Apple Gate Town pagi itu dipenuhi persiapan yang rapi, memastikan hari yang penuh petualangan dan strategi bagi semua yang terlibat.