Chereads / Imperial Dungeon Caretaker(Indonesia Version) / Chapter 6 - Behind the Scene of Dungeon discovery

Chapter 6 - Behind the Scene of Dungeon discovery

Vergil keluar dari ruang kendali dungeon dengan tenang, menyelipkan sebuah surat yang sudah ditulisnya ke dalam mantel. Dia telah menyelesaikan laporan terakhir bahwa eksplorasi dan pembersihan dungeon tersebut telah selesai. Dengan langkah mantap, dia menyiapkan pesan yang ditujukan kepada Lord Draven.

Meskipun Vergil telah berhenti dari posisi sebagai ketua Assassin Guild, ia tetap memiliki satu kelebihan yang membuatnya berbeda dari para assassin lainnya: jalur komunikasi khusus yang hanya dimiliki oleh anggota Class SSS++, status yang masih ia pegang hingga kini. Jalur ini membuatnya mampu mengirimkan pesan dengan kecepatan dan keamanan yang tak tertandingi.

Tanpa menunggu lama, Vergil mengeluarkan seekor elang pembawa pesan khusus dari sarangnya. Elang tersebut memiliki bulu hitam mengkilap, yang hanya digunakan dalam tugas-tugas rahasia tingkat tinggi. Setelah mengikat surat itu dengan rapi di kaki elang, Vergil membisikkannya perintah. Dalam sekejap, elang itu mengepakkan sayapnya dan terbang cepat menuju markas Adventurer Guild, tempat Lord Draven menunggu laporan.

Vergil menatap langit sejenak, memastikan elang itu tak terlihat lagi. Dengan sebuah senyum tipis, ia tahu bahwa tak lama lagi, Lord Draven akan menerima kabar tersebut dan langkah berikutnya dalam rencana besar ini akan dimulai.

Elang itu tiba dengan kecepatan yang luar biasa di markas Adventurer Guild, langsung menuju jendela ruang kerja Lord Draven. Dengan tatapan tajam, Lord Draven mengenali elang itu seketika, tanda bahwa pesan penting dari Vergil telah sampai. Tanpa membuang waktu, dia membuka jendela dan mengambil surat yang terikat rapi di kaki elang tersebut.

Draven membuka surat dengan cepat, matanya bergerak cepat melintasi tulisan Vergil yang tajam dan tegas. Dia membaca dengan penuh perhatian:

Kepada Lord Draven,

Dengan surat ini, aku laporkan bahwa dungeon yang dibahas di Imperial Palace telah sepenuhnya diselesaikan.

Kau bisa mulai mengirimkan para penjelajah untuk mencari dan menjelajahi dungeon tersebut.

Sebelum kau bertanya, aku sangat menyadari bahwa dungeon yang ditemukan akan diberi nama oleh sang penemu.

Hal ini akan aku bicarakan lebih lanjut dengan yang lain. Selain itu, Adventurer Guild bisa mulai mengirimkan seorang penjelajah atau menyebarkan rumor bahwa di Haunting Forest terdapat sebuah dungeon misterius yang menanti untuk ditemukan.

—Vergil

Selesai membaca, Lord Draven tersenyum penuh arti. Dungeon ini bisa menjadi peluang besar bagi para petualang yang ingin menguji nyali mereka, juga kesempatan bagi guild untuk semakin memperkuat posisinya di dunia. Dengan segera, ia memanggil asistennya dan memulai rencana untuk mengirim seorang penjelajah untuk memeriksa dungeon baru di Haunting Forest.

Vergil masih menikmati suasana hutan yang teduh, suasana hutan yang teduh dan tenang membuat Vergil merasa sangat tenang. Anastasya menyusul Vergil keluar kehutan, menyadari kalau raut wajah Vergil terlihat senang.

"Kau kenapa Vergil?" tanya Anastasya

"Hanya sedikit menikmati suasana hutan sekaligus aku baru saja mengirim pesan kepada Lord Draven kalau dungeon ini sudah selesai. Sisahnya tinggal Lord Draven saja." kata Vergil

"Lord Draven itu ketua dari Adventure Guild, kan?" tanya Anastasya

"Benar dan dulu dia adalah salah satu petualang yang pernah ikut aku." kata Vergil

"Begitu rupanya." kata Anastasya

Seketika, seekor elang hitam tiba dengan keanggunan yang mematikan dan mendarat di pundak Vergil. Dengan gerakan cepat, Vergil mengenakan sarung tangan kulit khusus, dan elang itu beralih dengan halus ke lengannya, menghindari cakar tajamnya yang bisa melukai. Mata tajam Vergil segera melihat segel resmi dari Adventurer Guild yang terikat di kaki elang itu.

Anastasya, yang berada di dekatnya, juga memperhatikan segel tersebut, menyadari bahwa pesan penting baru saja datang. Tanpa membuang waktu, Vergil membuka surat itu, dan bersama-sama mereka membaca isinya dengan serius. Surat tersebut mengonfirmasi bahwa seorang penjelajah akan dirkirim untuk memeriksa kondisi dungeon di Haunting Forest, dan bila terlihat kalau memang duengon tersebut sudah siap maka Lord Draven sendiri akan memberikan Quest untuk ekspedisi kedalam duengon tersebut.

Selesai membaca, Vergil dan Anastasya bertukar pandang singkat namun penuh arti. Tanpa berkata banyak, mereka tahu bahwa saatnya telah tiba untuk mengambil langkah berikutnya. Vergil segera memanggil Golem, dua ekor golem pendek tesebut segera muncul.

"Antar kami ke ruang kendali," perintah Vergil dengan suara tegas.

Para Golem, dengan postur pendek dan kokoh, segera bergerak, membuka jalan bagi Vergil dan Anastasya. Mereka akan menuju ruang kendali untuk memantau perkembangan lebih lanjut, memberi kabar kepada yang lain.

Sesampainya diruang kendali Vergil segera menunjukan surat dari Lord Draven, Dante bersama Aeka dan Takano membaca surat tersebut. Dante segera duduk dilantai sementara Aeka merasa senang membaca surat tersebut.

"Vergil.... kau tahu kan aturan tidak tertulis dari Adventure Guild?" tanya Dante

"Aturan tidak tertulis?" tanya Anastasya

"Lokasi yang ditemukan akan diberi nama sesuai dari penemunya." kata Dante

"Soal itu sih aku tidak masalah sih, selama dungeon ini ramai dan banyak petualang." kata Anastasya

"Sepertinya memang butuh satu hari perjalanan untuk penjelajah itu tiba." kata Vergil

"Biar saja kalau begitu, mungkin besok pagi baru tiba di dungeon ini." kata Takano

"Kalau mereka berjalan kaki mungkin mereka butuh waktu sehari penuh, tetapi bila penjelajah tersebut dapat tumpangan bisa lebih cepat loh. Lupa ya kalau penduduk Astrida Town memakai truk khusus pengangkut barang...." kata Dante.

"Kita lihat saja dari sini, toh kita tidak boleh ikut campur kan...." kata Vergil

Setelah pembahasan tersebut Aeka yang mengamati lokasi B1-A mendapat ada seseorang yang masuk kedalam dungeon. sebuah titik dengan nama terlihat pada radar lantai B1-A, Aldi Arudi. Dante dan Vergil mengawasi penjelajah itu, seketika Aeka punya ide yang sedikit usil.

"Bagaimana kalau kita sedikit iseng, kebetulan B4-A kan area bagi para Sekeleton awalnya berpura-pura tidak melihat dia dan disaat menemukan harta karun para skeletonbaru mengejar penjelajah itu." kata Aeka

"heh..... baru tahu Aeka punya ide prank seperti itu..." kata Vergil.

"Setuju!" kata takano mengangkat tangan

"Setuju!" kata Dante mengangkat tangan

"Setuju! kata Anastasya mengangkat tangan

"Kalau begitu.... segera lakukan" kata Vergil dengan senyum menakutkannya

Anastasya segera duduk di salah satu meja dan segera menuju ke lantai B4-A, di kaca tersebut terdapat banyak sekali titik yang menandakan lokasi dimana pasukan Skeleton sedang patroli. Anastasya segera membuka jalur komunikasi masal ke semua pasukan skeleton yang berjaga didalam lantai tersebut. Semua skeleton yang sedang bertugas segera menunjukan seperti segel sihir dimana lokasi telinga mereka berada.

"Kepada semua skeleton, kalian akan kedatangan seorang penjelajah dan kami disini punya ide menarik." kata Anastasya, "Kalian tetap petroli seperti biasa saja tetapi kalian tidak memperdulikan dia, tunggu hingga dia masuk ke salah satu ruangan yang berisi harta karun."

"Nona Anastasya, kau punya rencana kah?" tanya salah satu Skeleton.

"Lebih tepatnya ini ideku, kalau dia sudah masuk ruang harta karun tolong dilaporkan ya." kata Aeka

"baiklah Nona Aeka, sepertinya kalian berdua ingin sedikit memberikan kejutan pada penjelajah tersebut." kata Skeleton tersebut.

Semua caretaker memantau dari meja Anastasya, penjelajah tersebut mulai masuk ke lantai B2-A tanpa kesulitan sama sekali. Dante mengangguk kemampuan penjelajah tersebut bisa menahan dirinya dan monster yang menjaga lantai B1-A. Tidak lama penjelajah tersebut segera memasui lantai B3-A, Vergil mengangguk kalau penjelajah tersebut cukup berani karena penjaga lantai B3-A adalah monster jamur mulai yang tidak agresif mulai dari yang sedikit agresif. Penjelajah tersebut segera masuk ke lantai B4-A, sesuai instruksi para caretaker semua skeleton disana bergerak sangat pelan dan sangat tidak waspada dengan keberadaan penjelajah tersebut. Tidak lama penjelajah tersebut masuk ke salah satu ruangan yang berisi harta karun.

"Kepada semua skeleton kalian bersiap menakuti penjelajah tersebut, kalian boleh menyerang penjelajah tersebut tetapi serangan kalian harus meleset. Untuk Skeleton yang berada didekat ruangan tersebut, panggung ada di dirimu." kata Anastasya

"Apa yang dilihat Skeleton tersebut bisa ditayangkan ke aula para monster?" tanya Vergil

"Secara teknis bisa." kata Anastasya

"Kalau begitu lakukan, tidak seru kalau hanya kita yang menikmati." kata Dante dengan wajah jahil

"Baiklah kalau begitu." kata Anastasya

Anastasya berdiri di depan panel kontrol ruang kendali, jari-jarinya bergerak cekatan di atas deretan tombol bercahaya. Dengan senyuman tipis, dia menekan tombol terakhir dan segera menyiarkan visual dari salah satu lorong di dungeon tersebut ke aula para monster. Gambar-gambar kabur perlahan menjadi jelas, menampilkan seorang penjelajah yang berjalan hati-hati melalui lorong-lorong batu yang gelap, cahaya lentera di tangannya bergoyang-goyang seiring langkah kakinya.

Di aula besar, para monster dari berbagai jenis—goblin, ogre, slime, bahkan beberapa drake kecil—berkumpul di depan layar besar. Mereka semua menonton dengan tatapan antusias, menduga apa yang akan terjadi selanjutnya.

Penjelajah tersebut sedang memeriksa peti harta karun yang ada di ruangan tersebut, tidak sadar bila sesosok skeleton mendekati dirinya dari belakang. Penjelajah tersebut terkesima dengan penemuan peti harta karun.

Tiba-tiba, salah satu skeleton di layar bergerak, mengayunkan tulang lengannya yang panjang dan tipis, dan perlahan mendekati penjelajah tersebut dari belakang. Dengan gerakan tenang, skeleton itu menyentuh pundak petualang itu.

Petualang itu terdiam sejenak, lalu perlahan berbalik. Ketika matanya bertemu dengan tatapan kosong dari tengkorak putih bersinar merah, wajahnya seketika memucat, dan ia berteriak ketakutan. Teriakannya menggema di lorong-lorong dungeon, menambah suasana mencekam yang tiba-tiba berubah konyol bagi para penonton.

Di aula, para monster tak bisa menahan tawa. Tawa mereka pecah, memenuhi ruangan besar itu. Suara gemuruh dari gelak tawa goblin bercampur dengan deru rendah para ogre dan dentingan gelak tawa para skeleton yang menonton dari pinggir ruangan. Bahkan drake-drake kecil itu mengeluarkan desisan yang terdengar seperti cengiran lebar.

Petualang yang malang itu berusaha kabur dengan panik, melesat di lorong dungeon sambil dikejar oleh sekelompok skeleton yang mengejarnya dengan langkah tersendat-sendat. Beberapa skeleton mengayunkan pedang karatan mereka ke arahnya, tetapi serangan mereka jelas sengaja meleset, hanya mengenai dinding atau tanah, membuat petualang tersebut semakin ketakutan. Setiap kali dia berhasil menghindar dengan napas tersengal-sengal, wajahnya semakin panik, tetapi para monster yang menonton malah tertawa semakin keras.

"Apa yang mereka lakukan?!" salah satu ogre besar di aula berseru sambil terbahak. "Kenapa mereka tidak menebasnya dengan benar?"

"Lihat dia berlari! Hahaha!" cemooh goblin sambil memegangi perutnya.

Setelah beberapa saat, penjelajah yang ketakutan itu akhirnya tiba di tangga menuju lantai B4-A dan bergegas naik dengan terburu-buru menuju permukaan. Begitu kakinya menginjak batu pertama di tangga, para skeleton berhenti mengejarnya, seperti mematuhi perintah yang tak terdengar.

Anastasya bersama Caretake lain segera berkumpul di aula para monster, para Monster masih membahas apa yang tadi mereka tonton. Dante dan Takano bisa melihat kalau rencana iseng dari Dante dan Aeka sepenuhnya berjalan sempurna.

"Tadi tontonan yang sangat lucu, tapi sayang saja serangan para sekelton tersebut meleset" kata Ogre tersebut

"Oh kalau itu disengaja, karena dia datang sendirian bukan dengan team." kata Vergil

"Kalau dengan Team mungkin akan sedikit lebih lama karena kami bisa membuat mereka berpencar dan terkurung didalam dungeon tersebut lebih lama." kata Aeka

"lagipula penjelajah tersebut juga sedang merekam apa yang terjadi sebagai bukti kalau dungeon ini sepenuhnya aktif. Kalau dia tewas kan juga percuma semua hasil rekamannya." kata Dante lebih jelas

"Jadi begitu ya, ternyata ide para Caretaker sungguh menarik" kata salah satu goblin.

"Aku akan keluar dari dungeon ini menunggu kabar menarik dari Adventure Guild, kalau ada kabar lebih lanjut akan diberi tahu." kata Vergil sambil ditemani seekor mini golem.

Setelah keluar dari kedalaman dungeon yang tersembunyi, Vergil tiba di sebuah area rahasia yang terletak di dalam hutan. Tempat ini dikenal hanya oleh sedikit orang, berfungsi sebagai titik komunikasi dan pusat pengiriman suplai untuk semua kebutuhan operasional dungeon. Dikelilingi oleh pepohonan yang tinggi dan lebat, Vergil berhenti sejenak untuk menikmati suasana damai yang jarang ia temui di tengah misi berbahaya. Angin lembut berdesir melalui dedaunan, dan kicauan burung mengiringi momen ketenangannya.

Setelah beberapa jam beristirahat, seekor elang hitam yang sudah dikenal Vergil dengan baik datang menukik dari langit dan mendarat dengan mulus di lengannya. Dengan segera, Vergil memakai sarung tangan khusus untuk mencegah cakar tajam elang tersebut merusak kulitnya, lalu elang itu berpindah ke lengan lain dengan tenang. Vergil mengambil surat yang dibawa elang tersebut dan langsung membukanya.

Tanpa ragu, dia membaca surat itu dengan cepat. Lord Draven telah mengirim pesan resmi dari Adventure Guild, yang berisi laporan tentang ekspedisi penjelajah pertama ke dungeon yang baru saja diselesaikan.

Vergil kemudian beranjak, memanggil mini golem yang dengan cekatan membantunya membawa barang-barang. Tanpa membuang waktu lagi, ia bergegas kembali menuju ruang kendali dungeon untuk melanjutkan tugasnya.

Sesampainya di ruang kendali, Vergil menyerahkan surat yang baru saja diterimanya kepada Anastasya dan menunjuk bagian penting dari surat tersebut. Di sana, tertulis jelas perintah resmi untuk melanjutkan ekspedisi dungeon. Anastasya mengambil surat itu, lalu bersama-sama mereka membacanya lagi:

Kepada Vergil,

Aku sudah melihat rekaman dari penjelajah yang aku kirim. Dia kembali jauh lebih cepat dari yang aku duga. Dari rekaman yang aku dapatkan, sepertinya kondisi dungeon telah berfungsi dengan baik dan sepenuhnya aktif.

Entah kenapa aku merasakan apa yang terjadi kepadanya adalah ide dari Pangeran Dante atau Putri Aeka.

Sebagai balasan atas jasa penjelajah tersebut dan keisengan kalian aku menamakan dungeon kalian dengan nama Arudi Dungeon, sesuai nama sang penjelajah:Aldi Aruldi

Aku akan segera mulai mengirim para petualang untuk menjelajahi dungeon tersebut.

Tertanda,

Lord Draven

Adventure Guild

Pengumuman

Telah ditemukan sebuah dungeon di dalam Haunting Forest.

Penjelajah yang baru saja kami kirim telah memberikan bukti resmi bahwa di dalam hutan tersebut terdapat sebuah dungeon yang aktif.

Bagi para petualang yang berani untuk menjelajahi Aruldi dungeon tersebut, kami menawarkan upah yang menarik bagi mereka yang mampu menyelesaikan tantangan di dalamnya.

Tertanda,

Lord Draven

Adventure Guild