Chereads / Imperial Dungeon Caretaker(Indonesia Version) / Chapter 4 - Recruiting the Monster

Chapter 4 - Recruiting the Monster

Dante dan Vergil, yang terlihat kelelahan setelah bersaing sepanjang hari, akhirnya kembali ke ruang kendali dengan bantuan para golem. Mereka tampak puas, meskipun wajah mereka penuh dengan keletihan akibat perlombaan tidak resmi yang baru saja mereka lakukan. Bromir, sang pandai besi dwarf, menyambut mereka dengan anggukan terkesima. Awalnya, dia mengira kedua pria ini hanya akan berdebat tentang siapa yang lebih baik, tetapi ternyata mereka terlibat dalam persaingan sengit—siapa yang bisa menyelesaikan semua bagian dungeon lebih cepat.

Beberapa golem yang telah bekerja bersama mereka selama proses pembangunan, mulai menunjukkan rasa kagum. Meskipun mereka adalah makhluk tanpa emosi seperti manusia, kekaguman mereka terlihat dari kecepatan dan efisiensi yang mereka pelajari dari Dante dan Vergil. Setiap langkah mereka memperlihatkan bagaimana mereka bekerja dengan gigih dan cepat dalam menyelesaikan tugas.

Melihat hasil kerja mereka, Bromir tidak membuang waktu. Dia segera memberi arahan kepada para golem untuk melanjutkan proses pengaturan peti harta karun di tempat-tempat yang sudah ditentukan. Peti-peti ini akan menjadi bagian dari jebakan dan hadiah yang tersembunyi di dalam dungeon, siap untuk ditemukan oleh para petualang. Golem-golem tersebut bekerja dengan cepat, mengikuti arahan Bromir yang terperinci, sementara Dante dan Vergil menyaksikan mereka menyelesaikan sentuhan akhir dari ruang kedali.

"Sepertinya memang hasilnya seri" kata Anastasya dengan bingung

"Memang selalu seri kalau mereka sedang bersaing" kata Takano

Tidak lama, setelah golem-golem menempatkan semua peti harta karun sesuai dengan rencana, suasana di ruang kendali menjadi lebih santai. Semua yang hadir bisa merasakan bahwa pekerjaan besar ini hampir selesai, dan kesuksesan sudah di depan mata.

"Berikutnya dan tahap terakhir adalah mulai merekrut monster." kata Arc Wizard Alexhandra

"Sepertinya aku dan Dante tidak bisa menemani kalian.... Aeka dan Takano... tolong ya..." kata Vergil mengatur nafasnya

"Kalau begitu ikut aku." kata Arc Wizard Alexhandra

"Baiklah kalau begitu" kata Aeka, sementara Takano mengangguk.

Arc Wizard Alexhandra keluar dari ruang kendali dengan langkah tenang, menuju ke sebuah ruangan besar yang tampak sederhana namun memiliki fungsi penting. Di dalam ruangan tersebut, hanya ada sepasang sofa yang besar dan sebuah meja di tengahnya, memberikan kesan kontras dengan luas ruangan itu sendiri. Meski tampaknya kosong dan sederhana, ruangan ini memiliki tujuan unik—dirancang untuk mengakomodasi monster-monster dari berbagai ukuran.

Ruangan ini didesain dengan kesederhanaan yang fungsional, tanpa ornamen berlebihan, memungkinkan makhluk besar, kecil, maupun mereka yang berbentuk aneh, untuk dapat masuk dan duduk di sofa yang disesuaikan dengan berbagai skala. Meskipun monster sering kali dianggap berbahaya, ruangan ini bertujuan untuk menciptakan suasana ramah dan netral, di mana percakapan dapat terjadi tanpa ketegangan.

"Untuk monster pertama... bernama tuan Zargoth the Abyssal" kata Arc Wizard Alexhandra

Seketika monster jenis Wraith muncul, monster tersebut berbentuk tengkorak dengan memakai jubah hitam, Aeka melihat monster tersebut sudah merinding karena tahu biasanya monster kaliber Wraith merupakan musuh dari tipe magic. Takano terkesima dengan monster tersebut dan ingin segera menghajar monster tersebut tetapi ditahan oleh anastasya.

"Halo semua, maaf kalau aku tiba dengan pakaian ini." kata Zargoth

"Tidak perlu se formal itu, juga karena ini dunegon bau jadi maaf kalau aku sedikit terburu-buru membuka lowongan di dimensi monster." kata Arc Wizard.

"Tidak perlu terburu-buru, oh iya kita akan menyiapan tubuh palsu didalam dungeon sehingga kalau dikalahkan hanya meninggalkan Magic Gems." kata Arc Wizard Alexhandra

"Teknologi dungoen baru ya? Menarik." Kata Zargoth

"Teknologi baru? tanya Takano

"Dimensi kami sudah terbiasa mengisi berbagai macam dungeon, tuan putri Takano. Biasanya kami ketika dikalahkan akan kembali ke dunia asal kami dengan babak belur."

"Kau mengenal tuan putri Takano?" tanya Anastasya

"Tuan putri Aeka dan takano punya reputasi yang sangat bagus loh, mereka bahkan mengalahkan monster naga level SSS+ bersama Pangeran Vergil, Dante, Shadow, Creed dan Axel." kata Zargoth dengan bangga.

"Ternyata kita cukup terkenal juga di dimensi para monster." kata Aeka

"Kakak Vergil dan Dante sedang istirahat, mereka sedikit kelelahan karena membangun Dungeon." kata Aeka

"Rupanya Pangeran Dante dan Vergil disini juga, bekerja bersama petualang legendaris sepertinya akan menyenangkan." kata Zargoth dengan nada senang.

"Ada tambahan lain?" tanya Arc Wizard Alexhandra

"Kebetulan aku punya kerabat berupa Sekleton Army, bisa juga mereka ikut?" tanya Zargoth

"Sepertinya menarik kalau sedikit memberikan para petualang." kata Aeka

"Kalau begitu diterima, Anastasya tolong siapkan ruangan itu." kata Arc Wizard Alexhandra

"Baik guru...." kata Anastasya berjalan bersama Zargoth dan 3 tengkorak ke sebuah ruangan

"Berikutnya kalau begitu... Trio Kobolt bernama Hans, Zam dan Ranch" kata Alexhandra

Seketika tiga ekor monster berbentuk seperti anjing humanoii muncul dengan bulu punggung berwarna biru. mereka membawa senjata masing-masing, Hans membawa sebuah mace, Zam membawa pedang pendek dan perisai sementara Ranc membawa corssbow kecil.

"halo...." kata Zam

"Kobold ya? bukannya biasanya mereka harsu berkelompok ya?" tanya Aeka

"Tenang, suku Black Arrow sebetulnya cukup tertarik untuk mengisi satu lantai di dungeon ini." kata Zam

"Begitu ya, kalau begitu kalian yang pertama." kata Arc Wizard 

"Bukannya itu Putri Aeka dan Takano ya? kenapa mereka ada disini?" tanya Ranc

"Kami disini diminta Emperor menjadi pengurus dungeon disini, jadi kedepannya kita akan bekerja sama." kata Aeka

"Biar kutebak... reputasiku, Aka dan kakak sudah tersebar ya?" tanya Takano 

"kalian sudah sangat terkenal loh bahkan disegani, kami selalu diperintahkan untuk mundur kalau bertemu kalian." kata Hanz

"Kalau begitu aku minta kakak kemari saja biar cepat dan bisa segera di tentukan mereka" kata Takano.

"Tenang, aku sudah memerintahkan Golem agar mengantarkan mereka kemari." kata Arc Wizard Alexhandra

Tidak lama Dante dan Vergil tiba di ruangan besar tersebut, mereka melihat bahwa sepasang sofa dan meja telah disiapkan untuk mereka, serupa dengan pengaturan yang ada untuk Arc Wizard Alexhandra. Takano, yang terlihat sudah terbiasa dengan suasana ini, memberikan briefing singkat.

"Saat ini, kita sedang melakukan wawancara dan perekrutan monster untuk mengisi setiap lantai dungeon," kata Takano dengan nada serius, sambil menunjuk ke arah portal kedua yang kini terbuka, menghubungkan dunia manusia dengan dunia monster.

Melalui portal tersebut, berbagai monster dari segala jenis mulai bermunculan, beberapa tampak garang dan menakutkan, sementara yang lain lebih tenang dan penasaran. Dante dan Vergil, yang dikenal sebagai petualang handal dan ditakuti, mulai duduk dan menemui para monster, menyadari bahwa mereka harus memilih monster yang akan menjaga setiap lantai dungeon yang baru saja dibangun. Mereka juga menyadari betapa pentingnya kesan pertama dalam proses ini.

Namun, yang menarik adalah reaksi para monster. Alih-alih ketakutan atau gentar, banyak di antara mereka yang tampak senang dan bahkan bersemangat. Beberapa monster saling berbisik, tampak takjub bahwa mereka akan bekerja sama dengan para petualang legendaris seperti Dante dan Vergil. Bagi mereka, ini bukan hanya kesempatan untuk bekerja, tetapi juga kehormatan untuk terlibat dalam proyek dungeon yang dikendalikan oleh orang-orang yang memiliki reputasi luar biasa di dunia petualangan.

Dante dan Vergil, sambil mewawancarai monster-monster yang sedang direkrut, mulai berbagi pengalaman pribadi mereka saat menjelajahi dungeon-dungeon sebelumnya. Mereka menceritakan bagaimana rasanya berhadapan dengan berbagai jenis monster, jebakan, dan rintangan yang mereka hadapi dari sudut pandang petualang. Cerita-cerita mereka tentang tantangan berat dan kecerdikan yang diperlukan untuk mengalahkan monster-monster kuat membuat suasana lebih santai dan membangun hubungan baik dengan para monster.

Aeka dan Takano juga bergabung dalam percakapan, berbagi kenangan pribadi mereka sebagai petualang yang juga sering berhadapan dengan situasi menegangkan di dungeon. Aeka, dengan pengalamannya sebagai petarung cerdas dan strategis, menekankan pentingnya memahami gaya bertarung monster untuk menang, sementara Takano, yang lebih agresif, berbicara dengan penuh semangat tentang kekuatan fisik yang dibutuhkan untuk melawan lawan-lawan yang tangguh. Para monster mulai merasa lebih terhubung dengan sudut pandang para petualang, menyadari bahwa mereka juga bagian dari ekosistem yang saling berhubungan dalam setiap dungeon yang mereka jaga.

Arc Wizard Alexhandra, yang memperhatikan seluruh sesi ini, tersenyum puas melihat bagaimana percakapan ini mencairkan suasana. Dengan penuh kepercayaan, Alexhandra meminta Anastasya untuk mengurus dungeon tersebut secara penuh, sementara ia akan segera pergi untuk mempersiapkan dungeon lain di lokasi yang telah ditentukan. Sebagai pemimpin yang kompeten, Anastasya menerima tugas ini dengan tenang, siap menjaga dan mengawasi seluruh pembangunan dan pengelolaan dungeon baru tersebut.

Sesi wawancara berlanjut dengan semangat, dan para monster semakin antusias untuk bekerja di dungeon tersebut. Rekrutmen berjalan sangat lancar, dengan berbagai monster dari kaliber berbeda bergabung sesuai dengan tingkat kesulitan dungeon. Mulai dari monster-monster yang lebih cocok untuk pemula di lantai B1-B3, hingga naga merah besar yang terpilih menjadi boss monster di lantai B13-B15, para monster merasa bangga karena bisa mengisi peran penting di dalam dungeon. 

Setelah wawancara selesai, Anastasya mempresentasikan salinan peta dungeon, ia memberikan nomor pada setiap lorong dan ruangan yang harus dijaga oleh para monster. Proses undian dilakukan untuk menentukan penempatan monster di setiap lantai dungeon, dimulai dari monster yang lebih kecil dan tidak terlalu agresif di B1-B3, dan secara bertahap meningkatkan agresivitas mulai dari lantai B4.

Vergil dan Dante bekerja sama untuk merancang aturan yang harus diikuti oleh para monster di dungeon tersebut. Mereka menetapkan batasan yang ketat tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh para monster, memastikan keseimbangan antara tantangan bagi petualang dan keamanan bagi para monster yang bekerja. Aeka dan Takano berperan dalam membantu mengatur komunikasi antara para monster, serta memberikan panduan kepada setiap monster yang bertugas untuk memahami peran mereka.

Karena banyak monster adalah pendatang baru, Aeka dan Vergil mulai memberikan pelatihan berdasarkan pengalaman mereka. Mereka mengajarkan strategi dungeon, termasuk cara menjadi monster penjaga yang efektif. Mereka juga melatih monster yang lebih besar tentang bagaimana berperan sebagai bos lantai yang menakutkan. Untuk monster yang kurang agresif, mereka diajarkan untuk terlihat lebih mengancam dengan bantuan make-up atau luka buatan. Suasana latihan ini penuh dengan antusiasme, karena para monster benar-benar ingin melakukan pekerjaan mereka dengan baik.

Suku Kobold diberikan lantai B5-A sebagai wilayah kekuasaan mereka, namun dengan syarat mereka harus memanfaatkan tubuh dungeon sebagai perlindungan agar populasi mereka tetap aman. Sementara itu, Oni Clan ditempatkan di B6-E, dengan aturan yang sama mengenai pemakaian tubuh dungeon. Vergil menambahkan aturan penting: mulai dari lantai dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, monster tidak diperbolehkan mengejar atau membunuh party petualang yang memutuskan untuk mundur, baik dengan cara manual atau menggunakan gulungan sihir untuk melarikan diri.

Semua monster senang dengan pembagian yang adil hingga level B15-E, dan penempatan mereka dianggap merata sesuai dengan kemampuan masing-masing. Atmosfer semangat dan kepuasan meliputi seluruh kelompok monster, merasa bahwa mereka telah mendapat kesempatan yang tepat sesuai dengan kemampuan mereka.

Dengan tugas utama pembagian selesai, Vergil dan Anastasya bersiap melaksanakan rencana terakhir mereka: menyebarkan rumor di antara petualang bahwa ada sesuatu yang menarik di Haunting Forest. Tujuan dari rumor ini adalah menarik perhatian lebih banyak petualang untuk datang dan menantang dungeon baru yang telah dibuat. Vergil segera menghubungi Draven Blackthorn untuk mengirim salah satu anggota mereka agar memeriksa lokasi gua yang sudah ditunjukan saat meeting besar kemarin, Lord Draven menerima kabar tersebut segera mengutus salah satu anggota untuk memeriksa lokasi tersebut dan meminta menunggu selama dua hari. 

"Dengan begini semua sudah selesai." kata Dante kembali masuk ke ruang kendali.

"Sebetulnya tinggal satu hal terahkir sih yang mengganjal...." kata Vergil masuk kedalam ruang kendali

"Apa itu?" tanya Anastasya

"Mungkin kau sudah mendengar dari aku atau Aeka kalau terkadang para petualang cukup keras kepala, sudah tahu mereka kalah tetapi tidak mau mundur dan hasilnya mereka terbunuh..." kata Vergil

"Ah iya aku lupa bertanya masalah itu." kata Aeka

"Tenang, Master sudah menyiapkan 3 induk slime. Aku akan mengantar kalian ke sarang mereka, silakan ikut aku" kata Anastasya dengan lembut.

Anastasya memimpin Vergil, Dante, Aeka, dan Takano menuju sebuah ruangan yang terletak tidak jauh dari aula tempat berkumpulnya para monster. Saat mereka masuk, pandangan mereka tertuju pada tiga ekor Slime berukuran sangat besar. Meskipun Slime dikenal sebagai monster dasar, ketiganya tampak berbeda, jauh lebih pasif dan tidak agresif dibandingkan Slime biasa.

Di dalam ruangan tersebut, terdapat juga enam Golem, yang siap siaga dengan tugas mereka. Masing-masing dari tiga Golem membawa sebuah short sword yang diukir dengan healing rune. Runes tersebut telah disesuaikan untuk bekerja dengan baik dengan tubuh Slime, memberikan regenerasi secara instant saat para golem ingin mengambil sebagian kecil tubuh dari induk Slime tersbut.

"Jadi bagaimana?" tanya Aeka

"Para Golem ini akan mengambil sebagian kecil tubuh Slime dan memotongnya, para Golem sudah dilatih agar juga melibatkan sedikit sel utama dari induk slime agar slime yang lebih kecil bisa segera hidup. Kita harus melucuti semua perlengkapan dari petualang yang tewas lalu meletakan Slime ini pada jasad dari petualang tersebut agar bisa segera dilarutkan oleh slime tersebut. Slime ini juga bisa dipakai untuk jadi kebersihan karena slime ini melarutkan apapaun termasuk sisah botol obat atau sampah yang ditinggalkan para petualang." kata Anastaya

"ternyata sudah dipersiapkan ya, jadi semakin menarik." kata Aeka

"Untuk putri Takano, master lupa bilang kalau terdapat ruang latihan simulasi dimana tuan putri bisa berduel dengan para monster tanpa takut melukai atau membunuh para monster." kata Anastasya

"BENARKAH?!" kata Takano sambil matanya berninar seolah baru saja mendapatkan harta karun dan jacpot. 

"Pengalaman bertualang dari Pangeran dan Putri bisa menjadi pembelajaran bagi para monster kedepannya, Aku sendiri sudah menyiapkan pengaturan penempatan monster untuk rolling area atau sedikir perubahan area patroli para monster."

"kalau begitu tugas kita disini untuk sementara sudah selesai, sisahnya tinggal Lord Draven saja." kata Dante dengan puas