[Rabu]
Hari untuk melaksanakan 'anti-Personnel training'.
Anti-personnel dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari dua orang, setiap latihan menggunakan senjata latihan, jadi lebih mudah untuk menilainya dan mengurangi rasa sakit yang di rasakan.
'tetapi..' pikir Jun.
Dia sedang menghindar serangan yang dilontarkan oleh instruktur, entah kenapa hanya dia yang melawan seorang instruktur sedangkan murid lainnya melawan murid lagi.
"Pelatih kenapa hanya aku yang melakukan sparing denganmu sedangkan murid lainnya latihan dengan murid lagi?." Kata Jun dengan ekspresi heran.
"Hm... walaupun aku sudah melihat kekuatan mu, namun kita belum tahu sejauh mana ilmu pedang mu." Kata Pelatih sambil melontarkan pukulan demi pukulan.
Jun tetap menghindari pukulan pelatih wanita tersebut, akhirnya dia menghela nafas dan menahan pukulan pelatih menggunakan tangan kosong.
"Mari lakukan lebih cepat pelatih, Skor kita dari tadi 0-0 terus menerus." Kata Jun dan melepaskan tangan instruktur.
"Itu karena kau menghindar terus!!." Teriak pelatih frustasi.
"Benarkah?, aku tidak menyadari tetapi setelah kamu bilang benar juga, oke aku akan serius sekarang." Kata Jun dengan melakukan kuda-kuda.
Dia tidak menggunakan Senjatanya, Jun hanya mengandalkan tangan kosong karena pelatih menggunakan tangan kosong.
Walaupun seharusnya Jun menggunakan pedangnya, dia tidak melakukan karena malas saja.
"Tangan kosong?, Kadet Kim Jun tolong serius, kamu mengunakan sebuah pedang bukan tangan kosong." Kata pelatih dengan bingung.
Jelas Jun mengunakan pedang kenapa dia mengunakan tangan kosong?, terlebih lagi apakah Jun bisa bertarung menggunakan tangan kosong?, pelatih tidak yakin.
"Aku bisa melakukannya sedikit, jadi pelatih tidak perlu menahan diri tidak mungkin aku akan kalah." Kata Jun tersenyum sombong.
"Hoh?, kau akan termakan oleh kesombongan mu Kadet Kim Jun." Kata pelatih.
Pelatih pun melakukan kuda-kuda dan mengepalkan tinjunya lebih keras, dia pasti akan menghancurkannya kesombongan Jun yang sedang tersenyum.
"Maka kau harus berhati-hati Rank 934, Kadet Kim Jun." Kata Pelatih, tatapannya menjadi lebih fokus dan tajam.
Jun hanya mengangguk sambil tersenyum, murid-murid yang beres latihan pun melihat ke arah Jun dan pelatih yang sedang saling tatap.
"Mari kita akhiri ini." Kata Jun Pelan.
Pelatih pun berlari ke arah Jun dan melontarkan pukulan, Jun menghindarinya dan membalas pukulan Pelatih.
"Walaupun kau seorang wanita, aku tetap bisa memukul mu." Kata Jun dan dia pun memukul sisi perut pelatih hingga pelatih terlempar ke sisi.
"Ugh!." Erangan pelatih terdengar.
Murid-murid yang melihat melebarkan mata, mereka jelas terkejut sekaligus kagum, melihat Jun bisa melemparkan pelatih.
"Gila...dia bisa memukul mundur seorang pelatih."
"Itu bukannya tidak mungkin, aku hanya merasa merinding melihat mata biru gelap Kim Jun."
Murid-murid mulai berbisik-bisik, ada yang memujinya ada juga yang mencaci-maki nya karena berani memukul seorang wanita.
"Heh.. lumayan Kadet Kim Jun, sekali lagi." Kata Pelatih sambil berdiri.
Pelatih merasakan perut sebelahnya sangat perih akibat pukulan Kim Jun, walaupun Jun hanya memukul nya dengan gerakan dasar tetap saja kuat pukulannya.
"Apa kau tidak maju?, baiklah aku yang maju." Kata Jun dan tiba-tiba dia sudah muncul dihadapan pelatih sambil melayangkan tinjunya.
Pelatih tersebut berhasil menghindar dan Jun memukul sebuah tanah, tanah tersebut hancur karena akibat pukulan Jun.
Jun langsung melayang pukulannya ke arah pelatih lagi, namun pelatih tetap menghindarinya hingga akhirnya dia melihat sebuah celah.
'sekaran...!.' pikir pelatih.
'ah...aku kurang berhati-hati.' pikir Jun.
Akhirnya pelatih memukul dagu Jun dengan sekuat tenaga, tetapi Jun tidak terlempar atau beranjak dari tempatnya.
Dia hanya melihat ke atas karena pukulan Pelatih membuat kepalanya melihat ke atas.
-------------------
Di depan mesin minuman, Jun sedang membeli minuman, Dia pun memasukan uang kertas dan memilih minumannya.
Jun memilih susu coklat dingin, Jun berjongkok dan mengambil minuman dari bawah sambil menghela nafas.
Suara langkah kaki terdengar, melihat ke kanan Jun melihat seorang wanita cantik berambut ungu panjang sedang berjalan sambil membawa tas ditangannya.
Itu adalah Yoo Yeonha, tatapan mereka bertemu satu sama lain namun Yeonha menatapnya dengan sinis sedangkan Jun menatapnya dengan tenang.
Yeonha melewatinya tanpa mengucapkan apapun dan berjalan terus, Jun hanya menatapnya berjalan.
'tak ku sangka akan bertemu dengan dirinya disini, namun kepribadian nya benar-benar...haruskah aku coba?.' pikir Jun.
Dia pun memasukan uang kertas lagi dan membeli minuman Coca cola, setelah itu dia membawa nya ke atas mengunakan sihir.
"Yoo Yeonha." Kata Jun.
Yeonha berbalik dan menangkap sebuah minuman kaleng yang Jun lemparkan.
"Apa kamu mengajakku berkelahi?." Kata Yeonha.
"Apa yang kau katakan?." Kata Jun dengan ekspresi bingung.
"Aku memberikan itu dengan harapan kita bisa berkerja sama." Kata Jun.
Jun hanya ingin berbincang dengan sebuah karakter, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Aku tidak butuh lebih baik kamu saja yang minum, dan...." Kata Yeonha sambil mengusap belakang lehernya.
Yoo Yeonha melemparkan kembali minuman tersebut kepada Jun dan Jun menangkapnya.
"Jangan berbicara dengan santai padaku tanpa seizin ku, ini peringatan yang pertama." Kata Yeonha sambil menunjukkan jarinya ke arah Jun.
Yeonha berbalik pergi meninggalkan Jun dibelakangnya yang sedang tersenyum misterius sambil melihat ke arahnya.
Suara langkah kaki Yeonha berjalan sangat jelas, dia berjalan hingga akhirnya menyadari sesuatu.
'Berat tas-ku sedikit berbeda..?.' pikir Yeonha.
Yeonha pun berhenti berjalan dan membuka tas nya hingga akhirnya dia melihat sebuah minuman cola di dalam tas.
"Ah! Si bodoh itu dasar!." Teriak Yeonha.
Jelas Jun memasukan Cola kedalam tas Yeonha mengunakan sihir Varvatos.
Melihat tong sampah di sebelahnya, Yeonha mengambil cola di dalam tas dan hendak memasukan cola tersebut untuk di buang.
Namun dia berhenti karena berubah pikiran dan melihat ke arah cola.
'yah, cola-nya tidak punya kesalahan..' pikir Yeonha sambil memasukan kembali cola kedalam tas-nya.
Dia pun berjalan pergi lagi sambil tersenyum, tanpa menyadari ada Jun di lantai atas sedang duduk di pagar besi sambil melihat Yeonha pergi.
Yoo Yeonha, dia sangat menyukai makanan cepat saji, seperti cola, ramen dan hamburger, tetapi karena reputasinya, dia tidak bisa membeli makanan-makanan itu sendiri, itulah penulisan karakternya.
'bahkan Jika aku mencoba menyenggol penulisan karakter yang tidak di ketahui oleh siapapun, itu hanya akan membuat percakapan singkat.'
'bagaimanapun aku harus memasukkan diriku ke jalan cerita utamanya.' pikir Jun.
Itu artinya, adegan selanjutnya dari cerita utama yang akan mulai adalah hal itu...
'serangan djinn museum senjata nasional.'
'DJINN' orang-orang yang membuat kontrak dengan iblis, pada djinn yang menuka jiwa mereka demi kekuatan.
Telah menjadi kaki tangan yang melakukan pekerjaan yang di berikan oleh iblis Dan telah menyebar.
Peristiwa ini terjadi dengan alasan untuk membunuh 'membunuh seorang individu tertentu' di museum senjata nasional.
Namun, rencana mereka digagalkan oleh protagonis yang secara kebetulan sedang mengunjungi pameran.
Sang MC Kim Suho menarik perhatian beberapa pameran utama karena episode ini.
Tidak hanya dua dari para pemeran utama Kim Suho dan chae nayun muncul, tetapi karena ini masih permulaan para djinn tidak seberbahaya itu.
Itu jika Kim Hajin tidak masuk kedalam Novel yang dibuatnya, Namun dengan adanya Kim Hajin Para Djinn menjadi lebih berbahaya.
"Aku akan mengurusnya secara perlahan..." kata Jun dan tubuh nya menghilang dari tempat.
Dia menghilang karena ada seorang instruktur yang sedang berjalan ke arah situ.