Knock knock..
Seseorang mengetuk pintu, sebuah suara lelaki terdengar dari luar kamar "Holth, kau bangun?" Ucapnya.
"Ah, iya.." Balas Holth, setelah mendengar Holth berbicara, gagang dari pintu itu berputar dan terbuka, disana Holth melihat seseorang yang cukup tidak asing, "Igord?" Ucapnya melihat Igord yang datang menjenguk, ia ditemani dengan seseorang yang tidak dikenal, Igord lalu berjalan masuk kedalam kamar dengan orang tidak dikenal itu dan berdiri disamping Holth.
"Ada apa?" Tanyanya kepada Igord, bingung dengan semua wajah serius yang mengelilinginya, "Bagaimana kondisi mu? Maafkan aku karna terlambat membantu mu di pertarungan itu.. Aku melihat kabut asap yang sangat tebal mengelilingi seluruh area dan itu membuat kami semua tidak bisa mendekat sama sekali, bahkan setelah menghancurkan rumah-rumah yang kami tidak sengaja tabraki." Ucap Igord mengembalikan pertanyaan Holth sembari menunduk meminta maaf, dari penampilan orang tidak dikenal yang dibawa oleh Igord, dia terlihat seperti penyihir, dari tongkat yang dibawanya, itu cukup jelas.
"A- Ah, tidak masalah.. Aku pun jika berada di posisi mu akan merasa bingung dengan apa yang harus aku lakukan.. Aku rasa, tubuh ku baik baik saja.. Tidak ada yang terasa sakit atau tidak nyaman.." Balas Holth ke pertanyaan itu, Igord pun menganggukkan kepalanya dan orang tidak dikenal yang ia sangka sebagai penyihir itu pun tiba-tiba menurunkan badannya dan mulai mengeluarkan sebuah lingkaran sihir didepan Holth, disaat ia ditunjukkan lingkaran sihir itu, tubuhnya terasa seperti ada sesuatu yang tertekan, tapi ia tidak tau dimana asalnya.
"Ugh.. Apa yang kau lakukan?" Ucap Holth dengan rasa tidak nyaman di tubuhnya, tak lama kemudian sihir itu berhenti dan penyihir itu kembali ke posisi berdiri, "Hmm.. Ini cukup mengejutkan.." Igord berkata sambil menaruh tangannya di dagu.
Bingung dengan maksud dari semua ini, Holth bertanya kepada Igord, "Apa yang sedang kau lakukan?", ia mengharapkan sebuah jawaban yang cukup positif, tapi apa yang Igord jawab justru kebalikannya dari itu, "Holth, ini mungkin terdengar sangat tidak masuk akal, tapi biar kuberitahu, saat ini, didalam diri mu, tersimpan sebuah mana gelap dalam jumlah yang lumayan."
Ekspresi Holth pun dengan cepat berubah menjadi campuran antara bingung dan juga panik, ia tidak mengerti apa maksud dari ucapan Igord, 'A- apa? mana gelap? apa maksudnya? aku mempunyai mana gelap? tapi aku kan seorang ksatria suci, aku sudah berlatih dengan sihir cahaya dan juga aku memiliki bakat dengan elemen cahaya, bagaimana bisa..' pikirnya.
Sudah bukan hal yang aneh lagi kalau cahaya akan mengalahkan kegelapan, berbeda dengan sihir gelap yang memerlukan metode ekstrim untuk mempelajarinya, elemen cahaya adalah salah satu elemen yang bisa didapatkan oleh seseorang ketika mereka lahir, selain mudah untuk dilatih dan memiliki banyak manfaat seperti penyembuh atau penerang untuk tempat gelap, seseorang yang memiliki bakat dengan sihir cahaya juga akan mendapatkan ketahanan tambahan terhadap sihir gelap atau sesuatu yang mengkorupsikan pikiran, walaupun memiliki ketahanan, bukan berarti mereka dapat benar-benar kebal dari hal tersebut.
'Aku sudah mendedikasikan hampir seluruh hidup ku dengan berlatih dan percaya kepada dewa langit Lumiere..'
"Ini hal yang gawat bukan?!" Ucap Holth menatap Igord, "Benar, dari mana gelap yang ada di dalam tubuh mu, aku tau kalau ada seseorang yang menggunakan sihir gelap di pertarungan di Distrik Hitam, selain itu juga, aku bisa tau kalau orang pengguna sihir gelap itu juga bukan sembarang pengguna sihir gelap biasa, jika dia bisa menanamkan mana gelap kedalam tubuh mu, yang dipenuhi dengan elemen dan energi cahaya suci, itu sudah bisa dibilang ancaman yang bisa membahayakan kota ini." Balas Igord kepada Holth, menjelaskan semuanya dan juga memberi tahu situasi yang mereka sedang hadapkan sebenarnya.
"Ugh.. Itu benar benar tidak baik untuk telinga ku.." Ucap Holth dengan muka yang menunjukan ketidak senangannya dengan informasi yang ia dengar, "Jadi? Apa yang harus aku lakukan untuk mengeluarkan mana gelap yang ada di dalam tubuh ku ini? Aku harus berlatih setengah mati setiap hari? atau aku harus dibaptis ulang di gereja suci Magia?"
Memiliki mana gelap di dalam tubuhnya adalah hal pertama bagi Holth, walaupun ia dulu dilatih dengan keras oleh petinggi ksatria suci di gereja, ia tidak pernah diajarkan bagaimana caranya untuk mengeluarkan mana gelap dari tubuh kita, karna mereka pikir bahwa hal itu hampir mustahil terjadi, lagipula selama ratusan tahun, hanya ada beberapa pengguna sihir gelap yang berhasil mencapai level Jenius, dari kelas yang ditentukan sebagai penilai kekuatan sihir seseorang, dengan tingkatan yang berawal dari Lemah, Biasa, Ahli, Hebat, Jenius, Expert, dan Dunia.
"Jujur saja, aku dan Heter pun tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang hal ini, mungkin hal terbaik yang bisa kau lakukan saat ini adalah mengunjungi gereja suci di Magia." Ucap Igord.
Heter atau penyihir yang ada di samping Igord mengangguk, "Ini hanya perasaan ku, tapi aku tidak yakin kau akan bisa kembali menjadi ksatria suci lagi dalan waktu yang dekat." Ucap Heter.
"Begitu ya.." Holth hanya bisa pasrah dan menerima semua masukan dari teman-temannya itu.
.
.
Sementara itu, beberapa hari yang lalu disaat pertempuran Distrik Hitam masih berlangsung, di Desa Vinur...
"HEEYYY!! HEYY!!! APA APAAN INI!!" Teriak ku di padang sawah desa sembari menahan taring cakar dari sebuah tikus tanah raksasa.
"Ah! Itu adalah ratu tikus tanah! Kau berhasil membuatnya keluar! Hyaaahhh anak muda sekarang memang sungguh kuat." Ucap seorang kakek petani yang duduk di sebuah tempat peristirahatan sementara diriku bertarung.
Siapa sangka kalau misi membasmi hama yang ku terima itu berarti harus berurusan dengan tikus tanah raksasa, terlebih lagi aku harus melawan ratu mereka, tikus tanah raksasa adalah hewan yang biasa hidup di bawah tanah, seperti namanya, berbeda dari tikus tanah yang biasanya berukuran kecil, tikus tanah raksasa memiliki ukuran yang bahkan lebih besar dari manusia, sekitar 2 kali lebih besar, oleh karena itu mereka menjadi hama yang sangat sulit diberantas oleh petani, disinilah petualang dan orang-orang kuat lainnya mengambil tugas dan mulai membantu.
Tapi ada beberapa alasan kenapa misi pemberantasan tikus tanah raksasa mendapatkan bayaran yang tinggi walaupun terdengar mudah dilakukan, dan itu dikarenakan kekuatan yang dimiliki oleh hewan ini sangatlah tidak masuk akal, mereka terasa seperti seseorang berotot yang telah melatih badannya selama beberapa dekade, bahkan orang yang memiliki Aura pun mengalami sedikit kesulitan melawan mereka, walaupun begitu, kekuatan besar mereka juga dibarengi dengan kelemahan, tikus tanah raksasa sangat lembek terhadap serangan sihir, kau hanya butuh beberapa tembakan bola api untuk melukainya, tapi coba saja mencoba mengambil misi ini jika kau adalah seorang penyihir, dapat dipastikan kau akan dikerumuni oleh kawanan tikus tanah raksasa lainnya dalam sekejap mata, karna jika kau melihat satu, akan ada dua lainnya disekitar.
"B- BRENGSEK!!"
Aku tidak menyangka kalau kekuatan dorongannya bisa sekuat ini, aku sudah mengeluarkan aura ku dan bahkan dengan itu pun aku masih menampilakan wajah yang tertekan, ratu tikus itu menjerit dan menambah kekuatannya, dimana pada saat itu tidak punya pilihan lain selain menghindar kesamping dengan cepat dan membiarkan tikus itu menghancurkan tanaman si kakek petani itu.
"APA??! HEY!! APA YANG KAU LAKUKAN! CEPAT KALAHKAN TIKUS ITU!!" Teriak kakek petani kepada ku.
"AHH!! DIAMLAH! AKU SEDANG BERUSAHA!!"
Untung saja tubuh besar mereka membuatnya memiliki kecepatan yang lambat juga, mereka hanya cepat menggali di dalam tanah, di atas permukaan mereka tidak akan bisa berlari lebih dari kecepatan lari manusia, pada awal tadi aku tertekan karna ratu tikus ini tiba-tiba saja muncul dibawah telapak kaki ku, jika saja dia muncul ditempat lain, aku pasti tidak akan kesusahan seperti tadi.
"Baiklah, sekarang aku hanya perlu menghindari semua serangannya." Ucap ku sambil melompat ke luar ladang sawah, aku melakukannya supaya tidak ada lagi tanaman pangan yang hancur akibat pertarungan kami, sang ratu tikus tanah raksasa itu pun mengikuti ku bersamaan dengan anak-anaknya, karna ladang sawah berada di luar desa, aku jadi bisa pergi dengan bebas tanpa mengkhawatirkan penduduk lain, aku dan ratu tikus itu pun berhenti di sebuah padang rumput dengan tebing batu kecil mengelilingi kami.
"Aku rasa ini tidak sebanding dengan bayarannya.. Yang benar saja dasar sialan.."