Kembali ke desa Vinur, beberapa hari kemudian..
Aku dan Ohsen sedang berjalan di desa di pagi hari, kami berada di sisi timur mencari toko-toko makanan yang bisa bertahan lama, karna waktu istirahat kami di desa sudah berakhir, kami setidaknya ingin mengisi ulang stok makanan kami.
"Aku ingin 15 daging kering" Ucap ku didalam suatu kedai makanan, karna diluar mereka memasang papan gantung yang bergambarkan daging, aku kira mereka pasti akan punya daging kering, itu hanyalah daging panggang dalam bentuk persegi panjang tipis yang dikeringkan dibawah terik matahari sehingga tekstur mereka menjadi kering dan renyah, dan karna proses ini, daging kering menjadi tahan lebih lama daripada daging pada umumnya.
"Ah, kami menyediakan itu, mohon tunggu sebentar..." Ucap pelayan kedai sambil berjalan ke ruang belakang.
Tak lama kemudian aku mendapatkan daging kering ku didalam sebuah kotak makanan, aku membayar mereka sebanyak 7 perak dan 5 perunggu, aku sengaja membayar menggunakan koin emas agar aku bisa memiliki lebih banyak koin perak dan perunggu lainnya.
Sesudahnya aku menyetok makanan ku, aku keluar dari kedai dan menyambut Ohsen yang menunggu ku diluar, kami melanjutkan perjalanan keluar desa dan kembali mengikuti jalanan tanah yang kami ikuti beberapa hari yang lalu, hari itu kami meninggalkan desa pada jam 1 siang dan panas terik yang dihasilkan oleh matahari di langit benar-benar bukan candaan, walaupun aku sudah mandi dan mencuci baju-baju ku, aku masih berkeringat akibat kepanasan.
'Huff.. Sial, siang hari biasanya sepanas ini ya? Aku ingin musim panas ini cepat selesai..' Pikir ku.
Bukan hanya diriku saja yang merasa begitu, tapi juga Ohsen, aku melihat dirinya berkeringat juga dan ia berjalan layaknya mayat hidup yang kehilangan energi.
"...Ingin beristirahat di bawah pohon dulu?" Ucap ku kepada Ohsen, "Ah.. tidak, ini tidak seberapa kok" Balasnya.
"Sudahlah, ayo, kau sudah terlihat ingin mati, hari ini emang panas sekali, aku juga tau.."
Aku menarik Ohsen untuk berteduh dibawah pohon terdekat dan kami duduk dibawahnya untuk menyegarkan diri, aku meminum air yang ku simpan di wadah tempat minum dan juga mengambil satu daging kering yang kubeli tadi.
Ada banyak suara serangga di sekeliling ku yang sangat menunjukan suasana musim panas yang menyengat ini, setelah aku dan Ohsen meneduh dibawah pohon, barulah kami bisa merasakan sejuknya angin yang menghembus, momen-momen kecil seperti ini membuat ku berpikir bahwa mungkin tidak ada salahnya jika sewaktu-waktu kami bisa menikmati kenyamanan ini tanpa adanya konflik atau masalah lain.
"Hey, bagaimana jika kita melewati jalan pintas?" Ucap ku kepada Ohsen yang sedang berbaring di atas rumput pendek.
"Huh? Apa maksud mu?" Balasnya menengok ke arah ku, "Seperti yang ku katakan, kita akan mengambil jalan pintas, aku sempat bertanya-tanya dengan warga desa kemarin, dan mereka bilang kita bisa sampai ke Magia lebih dekat jika melewati hutan itu" Balas ku sembari menunjuk ke arah rentetan pohon dan juga tebing tinggi yang ada di kejauhan.
"Yang benar saja, disana kan tempatnya monster-monster hidup, aku tau kau dan aku itu kuat, tapi monster yang ada di dalam hutan itu bukan cuman goblin doang tau.." Ucap Ohsen agak ragu untuk menerima ide ku.
"Penakut kau, kita pergi sekarang, lagian juga aku tidak ingin lagi berjalan dibawah terik matahari, lama-lama kulitku bisa terbakar."
Aku berdiri dan mulai berlari kearah hutan, Ohsen yang melihat itu pun segera bergegas bangun dan membereskan barang-barang yang ia bawa dan mengikuti ku, "HEY!! DASAR BAJINGAN! TUNGGU!!" Teriaknya.
Selagi aku berlari, aku sempat berpikir, 'Seingat ku, warga di desa itu bilang kalau nama hutan ini adalah Hutan Besar Kreatur, dia bilang nama dari hutan itu diambil dari makhluk-makhluk yang ada di dalam sana, itu artinya hutan ini adalah sarangnya untuk monster-monster hidup dan berkembang biak, ini akan menjadi sedikit seru.'
Beberapa menit setelah berlari, aku pun masuk kedalam hutan dan berhenti sejenak untuk menunggu Ohsen yang tak lama datang juga, ia menghampiri ku terengah-engah, lelah berlari mengejar kecepatan lari ku yang begitu cepat.
"Haahh.. Haaahh.. Kecepatan macam apa itu, aku tidak ingat manusia bisa berlari secepat itu.." Ucapnya.
"Siapapun akan menjadi cepat jika mereka menggunakan sihir dan angin."
Tanpa membuang banyak waktu lagi, aku pun mulai berjalan kedalam hutan, bersamaan dengan Ohsen, ia akan menjadi pembantu ku dalam mendeteksi monster atau hewan lainnya, jika dia mendeteksi monster kuat yang kita tidak bisa kalahkan, kita akan mengambil rute memutar, tapi jika ia mendeteksi monster lemah atau semacamnya, lebih baik bunuh saja.
.
.
SLASH!
Itu adalah goblin ke 5 kami sejauh ini, sudah sekitar 3 jam kami memasuki hutan dan pemandangan kami masih belum berubah, yang kami lihat hanyalah gumpalan pohon tebal dan tinggi yang memblokir hampir semua cahaya matahari, tinggi batang pohon yang ada di dalam sana sekitar 12 meter sebelum ditutupi oleh dedaunan, untung saja masih ada celah-celah cahaya dan juga ruangan terbuka di beberapa tempat, jika tidak hutan ini pasti akan berganti nama menjadi Hutan Kegelapan.
"Ada monster lain?" Tanya ku kepada Ohsen, "Tidak.." Balasnya.
Jika sudah tidak ada monster lagi, aku pun memasukkan pedang ku ke sarungnya lagi dan kembali berjalan lurus, melewati pepohonan dan semak yang menutupi jalan, aku dan Ohsen sedikit berhati-hati dengan langkah yang kami ambil, karna jika kami tidak waspada, kami bisa saja menginjak atau menyentuh sesuatu yang beracun, Ohsen mungkin memiliki ketahanan dengan racun karna ia sudah terbiasa hidup di dalam hutan, tapi berbeda dengan ku.
KAAAKK!!
Ada suara burung yang terdengar di atas kami, pada saat itu juga aku sadar kalau kami saat ini sedang berada dekat dengan tebing batu yang cukup besar, tebing itu berbentuk seperti duri yang menjulang tinggi ke atas langit, tempat yang menjulang tinggi seperti ini memang menjadi tempat yang sempurna untuk burung-burung membuat sarang mereka, terlebih lagi spesies Drake.
"Flint, ada monster di tebing dekat jurang tebing itu.." Ucap Ohsen secara tiba-tiba.
"Kenapa? monster itu tidak menyerang kita kan?" Tanya ku kepadanya, "Tidak, tapi dia sudah menyadari keberadaan kita, dan dari yang kurasakan, monster itu sedang melihat kesini.." Balasnya dengan sedikit nada takut.
"Apa?"
Disaat itu juga aku dan Ohsen mendengar suara gertakan kaki yang besar sampai-sampai mengguncang tanah yang ada dibawah kami, walaupun hutan ini dipenuhi pohon, tapi masih saja ada monster besar yang bisa hidup disini tanpa menghancurkan pepohonannya, aku bingung bagaimana mereka bisa melakukannya, tapi kurasa aku mengetahuinya sekarang, melihat seekor golem raksasa yang berukuran 10 meter membuat jantung ku berdebar, bagaimana bisa golem batu ini tiba-tiba muncul begitu saja, itulah pikir ku, tapi kurasa dia berasal dari tebing batu disamping.
"Haha Tentu saja, kenapa aku pikir kalau perjalanan ini akan menjadi sempurna tanpa masalah" Ucap ku sembari menarik pedang ku, Ohsen yang melihat ku tidak sabar untuk bertarung itu pun ikut bersemangat dan juga menarik kedua belati miliknya, "Baiklah.. Jika kau ikut, aku pun ikut!" Ucap Ohsen, dengan mata golem itu berubah menjadi merah, kami sadar kalau golem itu pasti akan menyerang, jadi aku dan Ohsen terpecah belah dan pergi ke arah yang berbeda, aku ke kanan dan dia ke kiri, ini akan menjadi pertarungan yang lama karna tubuh golem batu itu yang keras.