Chereads / A Mercenary Who Captures Time / Chapter 31 - Sebuah Kebetulan? Atau Memang Benar

Chapter 31 - Sebuah Kebetulan? Atau Memang Benar

'Gambar itu!! Aku tidak akan pernah bisa salah, itu adalah gambar simbol sekte bulan sabit yang memuja iblis!!'

Ohsen melihat wajah ku yang membeku dan bertanya, "Flint? Kau kenapa?"

Aku segera menyingkirkan semua hal tentang sekte iblis itu dari dalam pikiran ku dan kembali fokus kepada Ohsen, "A- Ah.. Tidak apa apa, aku hanya terkejut karna ada seseorang yang muncul dari bawah tanah seperti itu, ini sangat mencurigakan, bukankah kau juga setuju?" Ucap ku, kami berdua keluar dari tempat persembunyian kami setelah menunggu beberapa menit dan tidak melihat adanya orang lain yang keluar dari gua yang ada di balik air terjun itu.

Demi keselamatan kami, aku dan Ohsen memutuskan untuk pergi dari sana dan melanjutkan perjalanan kami menuju Magia, walaupun aku sangat ingin menghancurkan seluruh organisasi sekte bulan sabit itu, tapi aku tidak bisa gegabah saat ini, aku tidak ingin mengulang kejadian sebelum aku bereinkarnasi ke masa depan, di kesempatan ku yang kedua ini, aku akan pastikan bahwa aku akan menghancurkan mereka tanpa mengorbankan orang-orang penting dihidupku.

.

.

Kami sudah berjalan cukup lama dan sekarang waktu sudah menjadi malam, karna aku dan Ohsen masih berada di dalam hutan, kami cukup kesulitan untuk menemukan lokasi yang aman untuk beristirahat, karna di alam liar yang tidak memiliki aturan apapun, kau bisa disergap kapan saja jika kau tidak waspada.

Pada akhirnya kami menyerah untuk mencari lokasi aman dan memutuskan untuk beristirahat di sebuah area kecil yang tidak memiliki batu ataupun semak-semak, hanya lingkaran rumput yang dikelilingi oleh pohon-pohon besar, aku dan Ohsen akan bergantian menjaga seperti pada malam pertama kami di dekat Merlic, kali ini Ohsen sudah kuperingati untuk tidak tidur terlalu lelap, aku tidak ingin kesulitan membangunkannya lagi ketika ada serangan.

KAWWWKKK!!

KAWWKK!!

Suara burung malam bergema diantara pepohonan hutan, satu-satunya sumber cahaya kami adalah api unggun yang digunakan untuk menghangatkan diri, aku bisa saja membuat cahaya, tapi itu tidak akan bertahan lebih dari 1 menit.

Aku duduk diatas batang pohon yang jatuh dan hanya merenungkan tentang segala hal yang kulihat hari ini.

'Sekte Pemuja Iblis itu.. Dengan simbol bulan sabit berdarah mereka.. Kupikir aku akhirnya terbebas dari mereka, tapi ternyata itu hanya sebatas khayalan saja, entah kemanapun aku pergi, para monster-monster itu terus saja mengikuti ku..'

'Dulu kala aku tidak pernah bisa mengetahui nama dari kelompok mereka, karna bahkan setelah 30 tahun aku mencari dan mencoba memburu mereka, sekte bulan sabit itu tidak pernah memunculkan diri lagi, dan kurasa aku tahu alasannya, mereka pasti sedang bersembunyi dan melatih sihir gelap mereka, hingga pada akhirnya terciptalah sihir yang dapat merubah penggunanya menjadi iblis layaknya Arwin.'

'Jika sekte bulan sabit itu masih hidup dan sekarang sedang bersembunyi juga, terus apa yang sedang mereka lakukan selama 700 tahun terakhir? tidak ada catatan yang mengatakan kemunculan atau insiden yang berkaitan dengan mereka di buku-buku yang kubaca di perpustakaan.'

'Mau bagaimana pun juga, salah satu anggota dari sekte itu sedang berkeliaran, itu artinya ada 2 kemungkinan..'

'Mereka melakukan aksinya dengan sangat rahasia dan tidak terlalu besar, mungkin saja sekte bulan sabit saat ini hanya keluar setiap beberapa bulan saja, itu bisa menjadi alasan kenapa mereka tidak pernah tercatat di buku ataupun sejarah.'

'Kemungkinan lainnya adalah.. Orang yang kulihat tadi adalah pertanda awal bahwa sekte bulan sabit akan melakukan sesuatu untuk pertama kalinya setelah kepunahan mereka, aku berharap aku salah tentang hal ini, karna entah apa yang mereka sudah siapkan selama ratusan tahun demi bisa mengeluarkannya sekarang..'

"Hmm?"

Aku melihat ke arah kiri dan menatap kegelapan yang ada di sana, tak lama kemudian aku pun melempar pedang ku dan ujung dari bilah itu menusuk sesuatu, mendengar suara pedang yang menusuk daging itu pun membuat ku berdiri dan berjalan ke arah pedang yang kulempar itu, aku sampai di lokasinya dan menemukan pedang ku, pedang itu menusuk seekor rubah hitam yang mengintai kami tanpa suara, aku bisa tahu saja adanya rubah itu karna aku sedang berada di mode siaga tinggi, bahkan suara bernafas pun aku bisa dengar jika aku sedang sangat fokus terhadap indra pendengaran ku.

"Ini bisa dimakan.." Ucap ku melihat mayat rubah hitam itu.

.

.

Keesokan harinya, pada saat matahari sedang naik ke atas, suhu di dalam hutan menjadi sangat dingin karna sedikitnya cahaya matahari yang masuk, aku dan Ohsen sampai harus melekat kepada satu sama lain, kedua tangan ku berada di dalam kantung baju ku dan Ohsen juga memegang erat tangan kanan ku, aku bisa melihat di kejauhan sebuah kabut pagi yang tebal, dan dedaunan yang ada di sekitar kami juga terlihat basah dengan adanya tetesan air yang menempel.

"Ugh, baju ku memang sudah tebal tapi kepala ku tidak.." Ucap ku mengigil.

"Lalu bagaimana dengan ku bodoh?!" Ohsen membantah dengan pakaiannya yang lebih tipis dari ku, dia sudah dipastikan merasa lebih dingin, tapi seharusnya itu bisa teratasi dengan ekor dan telinga serigalanya, jika aku mempunyai ekor dan telinga hewan, aku pasti akan menggunakannya untuk menghangatkan diri.

'Bagaimana pun juga, aku harus mencari tahu lebih lanjut tentang sekte bulan sabit itu, aku tidak akan melewatkan kesempatan ini, setelah kami menemukan desa selanjutnya, aku akan kembali kesini dan mengendap masuk.'

.

.

Beberapa jam berlalu dan kini matahari sudah hampir berada di atas kepala kami, beberapa monster sempat menghadang jalan kami seperti segerombolan goblin dan orc, tapi aku dan Ohsen bisa mengatasinya dengan cukuo mudah, kami juga sudah tidak berdempetan lagi, tentu saja, memangnya aku ini apa?

Pada saat kami sedang terus berjalan itu, Ohsen menunjuk kedepan dan memberi tahu ku tentang cahaya silau yang ada di kejauhan, 'Oh? apakah akhirnya?!' pikir ku, setelah ku dekati sumber cahaya itu, berpikir bahwa mungkin saja perjalanan kami di dalam hutan sudah selesai, yang kulihat disana justru sesuatu hal yang lebih menarik lagi, aku dan Ohsen sampai di suatu kawah dalam yang memiliki diameter sekitar 10 meter, kawah itu menurun layaknya sebuah terowongan dan berada di area terbuka, tidak tertutup oleh pepohonan disekitar.

"Umm.. Sumur? Tidak.. Gua lainnya?" Ucap Ohsen bingung melihat temuan ini, di bawah sana terdapat beberapa tas kulit yang biasanya dipakai oleh penambang mineral, tidak hanya itu saja, tapi setelah dilihat baik-baik, aku sadar bahwa kawah ini memiliki semacam perempatan gua yang mengarah ke suatu tempat, karna di bawah sana ada lebih dari 1 terowongan yang mengarah ke arah yang berbeda.

'Tunggu, aku pernah membaca tentang hal ini..' Pikir ku.

'Kawah yang memiliki terowongan?..'

Aku mencari ingatan ku pada saat aku sedang berada di perpustakaan..

"Ras Sub-Manusia dan Tempat Tinggalnya.. Huh, menarik.."

"Sebuah desa atau kota elf biasanya berada di dalam hutan, elf adalah salah satu spesies yang tidak terlalu menyukai manusia, karna konflik dan juga sejarah kelam yang dihadapi oleh ras elf akibat ulah manusia, kebanyakan dari mereka sekarang masih tidak ingin menjalin hubungan manusia, itulah kenapa mereka akan memasang sebuah sihir pembatas demi membuat orang luar tidak bisa menemukan desa atau kota para elf, struktur rumah mereka dikatakan dibuat dengan tembok putih dengan bentuk kotak.."

"Lalu.. Ras Dwarf, dengan tubuh kecil dan otot mereka yang besar, dwarf bisa dibilang adalah kebalikan dari para elf, mereka sering hidup dibawah tanah dan sangat menyukai alkohol, berbeda dengan elf, dalam beberapa ratus tahun terakhir, ras dwarf telah menunjukan kemauannya untuk bekerja sama dengan manusia, dikatakan bahwa dwarf sering membuat pintu masuk ke desa atau kota mereka melalui sebuah lubang atau jurang yang terlihat seperti kawah."

.

.

"!!!"

Aku pun ingat dan segera memegang kedua pundak Ohsen.

"OHSEN! Kita menemukan tempatnya para dwarf!!" Ucap ku dengan semangat.

"Benarkah!!??" Tanya Ohsen tidak percaya, aku terus meyakinkannya dan ia pun ikut senang dengan temuan ini, aku dan Ohsen tidak pernah menyangkan akan menemukan sebuah peradaban dwarf di dalam hutan ini, dan sepertinya ini adalah pertanda untuk kami agar segera masuk kedalam, aku melihat ke sekitar kawah dan setelah mencari ke beberapa sudut dengan teliti, aku menemukan bebatuan yang berkamuflase, bebatuan itu adalah sebuah tangga yang mengarah kebawah sebagai jalan masuk.

"Ayo, kita akan melihatnya"