Di dalam lubang tempat masuk para dwarf..
"Hey? Kemana sekarang?" Tanya Ohsen kepada ku, kami sudah mengelilingi lubang yang terlihat seperti gua ini selama 10 menit dan kami masih belum dapat menemukan tempat para dwarf itu tinggal, padahal di sepanjang jalan kami selalu menemukan serpihan besi dari beliung dan juga helm rusak, dari tanda-tanda itu saja aku sudah yakin bahwa ini pasti adalah lubang tempat tinggalnya para dwarf, sekarang yang perlu ku caritahu adalah apakah ujung dari lubang ini akan mengarah ke suatu kota bawah tanah atau hanya desa kecil.
Beberapa menit lagi kami berjalan dan terus mengambil persimpangan baru, tadinya aku sudah ingin berputus asa dan keringat sudah mulai terlihat di jidat ku, tapi tanpa disangka saja ada seseorang yang berteriak di belakang kami, "PENYUSUP!!" Teriak orang dibelakang kami itu.
Dan seperti yang kuharapkan, disaat aku dan Ohsen menoleh kebelakang, yang kami lihat disana adalah seorang Dwarf yang memakai armor baja, ia juga memegang kapak besar yang mempunyai ukuran lebih besar dari tubuhnya.
Dwarf penjaga itu berteriak dan memberitahu para penjaga lainnya, tak lama kemudian jumlah dwarf itu bertambah secara drastis, sekarang kira-kira ada 20 dwarf penjaga yang memblokir jalan keluar kami, mereka semua berbaris ke belakang karna ruangan gua yang tidak mencukupi.
"Tunggu sebentar!" Ucap ku sambil melepaskan tangan dari gagang pedang, aku lalu mengangkat kedua tangan ku dan memberi tahu para dwarf itu bahwa aku datang tidak dengan maksud yang jahat, Ohsen juga melakukan hal yang sama. "Kami tidak memiliki maksud jahat sama sekali."
Dwarf adalah spesies yang cukup menarik, biasanya semua spesies yang mirip dengan manusia seperti manusia demi dan elf memiliki keunikannya masing-masing dalam suatu hal, seperti manusia demi yang ahli dalam mendeteksi dan memiliki kecepatan yang tinggi, elf yang bisa berkomunikasi dengan peri yang biasanya tidak bisa dilakukan oleh siapapun, dan juga bakat mereka dalam sihir angin.
Lalu apa keunikan dari ras Dwarf? Salah satunya adalah kekuatan mereka yang jauh lebih besar dibandingkan manusia biasa, Dwarf juga terlahir sebagai pembaca gerakan tubuh yang hebat, mereka bisa mengetahui maksud dari seseorang hanya dengan melihat gerakan dan ekspresi kecil mereka, dan yang terakhir adalah, dikarenakan Dwarf yang secara alami selalu hidup didalam tanah, dimana tingkat kepadatan mana liar disana lebih tebal dan kuat, tubuh dwarf menjadi lebih tahan terhadap serangan sihir dibandingkan spesies manapun.
Salah satu penjaga Dwarf yang berada di barisan terdepan melihat ku mengangkat kedua tangan, aku tau kalau dwarf pasti akan bisa membaca semua maksud gerakan dan juga ekspresi ku, jadi aku tidak perlu khawatir akan diserang, dan benar saja, penjaga dwarf itu pun menurunkan senjatanya dan berkata, "Baiklah, aku percaya dengan mu, semuanya turunkan senjata kalian, mereka hanyalah tamu"
Mendengar ucapan dwarf itu, para dwarf lainnya yang berada di belakang terdengar kecewa dan mereka berbisik kepada satu sama lain, sepertinya mereka semua sudah lama tidak mendapatkan aksi.
"Maafkan atas sikap kami yang tidak sopan tadi, kuharap kalian bisa memahaminya" Ucap Dwarf penjaga yang berbicara tadi, ia tidak ikut pergi bersama rekan-rekannya dan justru diam untuk berbicara dengan kami, dwarf itu pun berjalan mendekat dan mengajak ku bersalaman.
"Perkenalkan, namaku Bagdor, senang bertemu dengan kalian, sudah lama rasanya semenjak terakhir kali kami mendapatkan tamu manusia."
"Nama ku Flint, senang bertemu dengan mu juga."
"Dan aku Ohsen! Kalian tidak masalahkan menerima ku?"
"Ohohoh, tidak apa apa! Kami menerima semua spesies, kecuali ras elf.. Mereka harus dilakukan pengecekan khusus sebelum diperbolehkan masuk.." Ucap Bagdor berbisik.
Aku dan Ohsen pun diajak Bagdor untuk masuk kedalam dan kami diantar olehnya melalui labirin gua ini ke tempat tinggal mereka.
.
.
Sesampainya di lokasi tujuan..
"Ini.." Ohsen melihat tempat tinggal para dwarf itu untuk pertama kalinya dan apa yang ia katakan setelah melihatnya adalah..
"Tidak seperti yang kuharapkan.." Ucapnya dengan wajah datar.
"Sshh!" Aku menyenggol bahunya dan memberi sinyal untuk berhenti melakukan itu, aku tidak percaya Ohsen bisa mengatakan itu didepan penjaga dwarf, terlebih lagi kapten mereka, yaitu Bagdor.
"Ohohoho, tidak apa, aku sekiranya sudah menduga itu, jika apa yang kau harapkan adalah kota bawah tanah yang memiliki bangunan pencakar langit dan api membara dari tempat tempa senjata, kau sudah dipastikan akan kecewa, hal seperti itu hanya ada di tempat-tempat besar dan terkenal seperti Heimforge" Balas Bagdor dengan tawa dan senyuman.
"Maafkan teman ku ini yah.. Mulutnya memang seperti itu." Ucap ku, Bagdor tidak terlalu memperdulikannya jadi kurasa itu tidak perlu diungkit lagi, mulai dari sini aku dan Ohsen sudah benar-benar masuk kedalam.. Desa dwarf? yang kulihat didepan mata ku hanyalah perumahan batu dengan jalanan yang mengarah ke tengah desa, aku juga melihat kastil kecil dikejauhan, itu pasti tempat para pemerintah dan juga penjaga kota ini berada.
"Baiklah, mulai dari titik ini kalian bebas kemanapun, tapi tolong patuhi aturan desa kami, tidak boleh mendiskriminasi dan juga membuat kekacauan, apa kalian berniat untuk bermalam disini? jika iya aku bisa meminjamkan kalian sebuah rumah kosong yang ada di ujung desa." Ucap Bagdor.
Kami mengangguk dan Bagdor pun membimbing kami kesana, di perjalanan kami, aku dan Ohsen sempat dilihat oleh beberapa dwarf yang tinggal disini, tapi mereka hanya melihat sekali dan tidak terlalu peduli dengan kehadiran kami, kurasa itu artinya benar bahwa semua ras manusia di dunia sudah mulai berdamai.
"Baiklah, kita sampai, tugas ku disini sudah selesai, aku akan meninggalkan kalian, sampai jumpa lain waktu!" Bagdor lalu pergi dengan melambaikan tangannya, tidak lupa juga dengan bersenyum selagi ia melalukan itu, aku dan Ohsen melambai balik dan kami pun segera masuk ke dalam rumah sementara kami, dan didalamnya..
"Kosong.."
"Iya benar.. Kosong.."
Aku memegang pundak Ohsen dengan erat lalu berkata, "Ohsen, kau yang bertugas mendekorasi rumah ini, sihir tanah atau apapun itu, disaat aku kembali aku harus melihat ada setidaknya 1 kasur yang terpasang." Dengan wajah serius namun juga terdengar mengancam.
"Apa!? Kenapa aku!? kau ingin kemana?!? setidaknya bantulah ak-
Aku terus mengeratkan pegangan tangan ku dengan pundaknya, hingga ia merasakan sakit, wajah ku juga terlihat semacam urat yang menonjol di pipi.
"OW OW OW!! Hey!!"
"Siapa yang enak-enakan tidur dan bersantai selagi aku mencari koin di desa Vinur!? HUH!!" Omel ku kepadanya.
Ohsen mau tidak mau hanya bisa terdiam karna ia juga sadar dengan kelakuannya, pada akhirnya ia pun secara terpaksa berkata iya dan mulai mencari cara untuk merenovasi rumah ini, sedangkan aku pergi keluar.
'Baiklah.. Sekarang dia sedang sibuk, dan dari yang ku ingat, seharusnya hari ini masih siang, aku akan pergi ke atas sekarang.'
.
.
Di lokasi gua yang ada di balik air terjun sebelumnya, di bawah tanah tempat itu..
Ada semacam labirin yang dipenuhi dengan monster dan memiliki puluhan persimpangan, masing-masing ke sebuah ruangan yang berbeda, di ujung labirin itu, ada sebuah ruangan yang ada di dalamnya adalah tempat kotor dan juga menyeramkan di atas atap ruangan itu tergantung banyak rantai dan lentera yang menyinari ruangan gelap itu, di ujung ruangan, jauh dari pintu masuknya, ada semacam kursi tahta dengan rantai dan batu licin dengan motif yang begitu rumit, tahta itu sedang diduduki oleh seseorang.
Wajah tampan namun sadis, rambut hitamnya yang panjang hingga menyentuh pundaknya, dan juga baju hitam berdasi dengan aksesoris rantai merah, matanya bersinar kemerahan dan setelah didekati lebih lanjut, pupil mata dari lelaki yang duduk di tahta itu berbentuk seperti lentera yang bergantung di atap.
"Kehueukukuk.. Sudah dimulai huh, semua waktu tunggu dan sembunyi itu berakhir di momen ini juga, sebentar lagi giliran ku, Reinmes" Ucap lelaki itu dengan nada yang terdistorsi dan mengancam, Reinmes yang ia maksud adalah Kota yang berada tidak jauh dari Hutan Besar Kreatur, secara peta, kota Reinmes bukanlah yang terdekat dari Merlic, dikarenakan Magia berada di seberang Hutan ini, Flint dan Ohsen masuk kedalam sebagai jalan pintas supaya dapat menghemat waktu, sekarang mereka lebih dekat dengan Reinmes dibandingkan Merlic atau kota sebelah yang berdekatan dengannya.