Chereads / A Mercenary Who Captures Time / Chapter 23 - Dimulai

Chapter 23 - Dimulai

Di Desa Vinur, salah satu kamar penginapan disana..

"Flint? Kau mau kemana? kita baru sampai." Ucap Ohsen melihat ku ingin keluar setelah menaruh barang-barang kami.

"Mencari kerja, uang ku sudah hampir habis, ini saatnya untuk mencari koin dan juga kesenangan bukan? Kau ingin bertarung melawan monster? atau membantu pak tani yang sedang mencocok tanam?" Balas ku dengan senyum cengir.

"Hmm.. Kurasa aku akan beristirahat dahulu, tubuh ku masih terasa lelah dan sakit, kau juga, bagaimana bisa tubuh mu sudah sembuh total hanya dalam waktu 3 hari saja!? Apa kau memiliki kemampuan regenerasi!?" Ucap Ohsen selagi ia berbaring di kasur yang ada di kamar.

"Tentu saja tidak bodoh." Balas ku sebelum keluar dari kamar dan menutup pintunya.

Clack

.

.

Biasanya, jika kau ingin mengambil misi yang diminta oleh seseorang, kau harus pergi ke Guild Petualang, dimana bangunan itu adalah tempat berkumpulnya para petualang, walaupun zaman sudah berubah dan era petualangan berakhir, pekerjaan petualang masihlah ramai, hanya saja mereka sudah tidak bepergian terlalu jauh seperti ke kota lain ataupun ke negara lain, karna semua itu sudah bisa dilakukan secara cepat atau instan menggunakan portal dan kereta sihir.

Sekarang para petualang hanya menyelesaikan misi di sekitar kota saja, jika beruntung mereka akan menerima misi di luar kota yang melibatkan perburuan monster, dimana misi tersebut adalah salah satu yang memiliki bayaran tertinggi.

Tapi sistem petualang dan juga Guild ini hanya berlaku di kota, berbeda lagi dengan para petualang yang ada di desa, mereka tidak mempunyai bangunan Guild atau semacamnya, justru akan ada sebuah papan kayu yang terpajang di tengah desa, papan kayu itu berfungsi sebagai tempat untuk memasang poster misi yang bisa diterima oleh petualang, mereka hanya perlu datang ke lokasi yang dituliskan di poster tersebut.

Tidak ada yang menjaga atau mengurus kebenaran dari misi-misi yang diberikan adalah salah satu kelemahan para petualang yang bekerja di desa, oleh sebab itu kebanyakan dari mereka pergi merantau.

'Salah satu dari poster misi ini bisa saja sebuah perangkap yang dipasang bandit atau orang jahat lainnya.. Aku harus pintar memilih, jangan yang terlalu mudah dan terlalu sulit, tapi bayarannya masih di jangkauan normal.' Pikir ku selagi melihat papan misi didepan ku.

Aku berpikir selama beberapa detik dan akhirnya memutuskan untuk mengambil misi yang kurasa paling bagus, misi-misi di desa tidak memiliki batas untuk siapa yang dapat mengambilnya, kau bisa saja menerima misi untuk mengalahkan gerombolan monster walaupun kau hanyalah seorang warga biasa yang tidak memiliki pengalaman bertarung, tapi konsekuensi dan juga bahaya yang kau alami itu akan ditanggung sendiri.

"Mengusir hama di ladang pertanian.. Ini terdengar mudah dengan bayaran 2 koin emas." Ucap ku sembari berjalan memegangi poster misi itu.

Koin di dunia ini cukup mudah untuk diingat, 10 koin perunggu sama dengan 1 koin silver, dan 100 koin silver sama dengan 1 koin emas, setelah ketiga kategori itu, ada koin emas besar yang memiliki nilai 1000 koin emas, kasta koin tertinggi dan yang paling berharga adalah koin emas raja, yang memiliki nilai 10000 koin emas besar per koin.

.

.

Kota Nevera...

"UGHH!! TAHAN MEREKA!!" Teriak seorang prajurit penjaga bersama dengan rekan-rekannya yang sedang bertarung melawan monster parasit yang keluar dari distrik Hitam.

Bertolak belakang dengan apa yang diharapkan oleh Kapten Igord, para monster yang berada di area Tenggara kota justru semakin kuat dan jumlah mereka bertambah dengan sangat drastis setelah berhasil merubah seluruh warga yang ada di dalam Distrik Hitam menjadi sesamanya, para penjaga yang berada di lokasi pun segera menghadang serbuan monster-monster yang datang, karna mereka sudah mulai bermunculan dan berlari menuju luar Distrik, jika para monster itu semakin dibiarkan, maka seluruh kota akan terinfeksi.

Sementara itu, di benteng pusat keamanan Nevera, kapten Igord mendapati banyak keluhan dan komplen dari para prajurit dan warga yang telah melihat situasi di area Tenggara berada di luar kendali, ia pun mengepalkan tangannya dan menghantam meja kerja.

"INI ADALAH BENCANA KELAS S, KU ULANGI LAGI, INI ADALAH BENCANA KELAS S.. AKU PERINTAHKAN UNTUK SEMUA UNIT DAN PRAJURIT YANG SEDANG BERADA DI GEDUNG ATAUPUN LUAR SEGERA PERGI KE TENGGARA!" Teriak Igord kepada prajurit yang ada di depannya, prajurit penjaga itu berteriak "S- SIAP KAPTEN!" dan lari keluar.

"Aku juga harus bersiap.." Ucap Igord, ia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju lemari yang ada di samping ruangan, ia membuka lemari itu dan mengungkapkan sebuah armor mengkilat dengan sayap dari simbol kerajaan Sithdur.

Ditempat lainnya, yaitu istana kesatria suci, atau biasa dipanggil Holy Knight, mereka sedang berada dalam situasi yang kacau juga, seluruh prajurit dan kesatria yang ada disana terlihat berlarian kemana-mana dan mengambil pedang mereka masing-masing.

Beberapa saat kemudian, semua kesatria suci yang ada di istana sudah kelihatan siap untuk bertarung, dengan armor putih dengan garis kuning, mereka membentuk baris didepan seorang lelaki berambut hitam yang juga mengenakan armor, namun dengan pedang yang lebih besar dan keren.

"Komandan Holth! Kami siap!" Ucap salah satu ksatria didepan, seluruh ksatria lainnya pun berteriak "SIAP!" secara bersamaan.

"Dimengerti, maju! ke tenggara!" Ucap komandan Holth sembari mengarahkan pedangnya ke arah tenggara, dimana sebuah asap hitam besar bisa terlihat, para ksatria suci pun berjalan dengan kompak, bersamaan dengan prajurit dari pusat keamanan, masing-masing memiliki arah tujuan yang sama.

.

.

Di area Distrik Hitam, pada saat para prajurit penjaga sedang bertarung dan tumbang oleh monster-monster parasit itu, ada seseorang yang melihat mereka dari atap rumah di dalam Distrik, orang itu adalah Meliya, ia berdiri dengan seimbang menggunakan satu kaki diatas atap yang runcing layaknya jarum.

"Aahhh.. Ciptaan ku.. Ciptaan ku yang begitu malang.." Ucap Meliya dengan nada kasihan melihat monster parasit yang ia hasilkan dibunuh oleh para prajurit kota, akan tetapi monster miliknya juga berhasil menginfeksi banyak dari prajurit itu, jadi pada akhirnya ini terlinat seperti pertarungan yang seimbang.

"...?"

Meliya terdiam sejenak, ia memfokuskan pendengarannya dan sadar kalau ada banyak langkah kaki yang sedang menunu kemari.

"I- ini.. Oh tidak tidak tidak.. Manusia tengik itu membawa bantuan.. Dan aku bisa merasakannya, MERASAKANNYA!!" Ucap Meliya, dia lalu memutar badan dari atas perutnya hingga ke kepala hingga hampir 360 derajat, sungguh mengejutkan bahwa tubuhnya sangatlah fleksibel, ia berputar layaknya sebuah spiral, "Ksatria Suci brengsek itu..." Lanjutnya dengan menggerakkan bola matanya ke suatu arah kesamping, arah tersebut ternyata sangatlah pas dengan lokasi pasukan ksatria suci yang sedang berjalan itu.

.

.

!!!

Bulu kuduk Komandan Holth tiba-tiba berdiri dan ia merasa merinding, ia dan beberapa kawalan menunggangi kuda sedangkan para ksatria lain yang ada dibelakangnya berjalan, salah satu kawalan yang berada di sampingnya bertanya, "Komandan, ada apa?"

"A- ah.. tidak.. Aku hanya merasakan adanya aura jahat yang tiba-tiba saja masuk ke tubuh ku, ini tandanya kita sudah dekat, bersiaplah!" Balas Holth.

Pasukan ksatria suci pun sampai di persimpangan jalan, dimana mereka berpapasan dengan pasukan prajurit penjaga keamanan yang di bawah komando Kapten Igord.

"Oh!? Komandan Holth.." Ucap Igord terkejut melihat pasukan milik Holth.

"Sepertinya rute kita bertabrakan, jalanan ini tidak akan muat untuk mengisi seluruh pasukan kita, maafkan kami, kami akan memutar-

"Tunggu, biarkan aku saja, lawan kita adalah monster penginfeksi yang dapat merubah semua yang digigitnya menjadi monster yang sama, akan lebih bagus jika ksatria suci duluan yang menanganinya agar tidak menambah korban jiwa lagi." Ucap Igord memotong pembicaraan Holth, ia merasa kalau ksatria suci berada di peran yang lebih penting disini, karna pasukan mereka dilengkapi dengan armor dan perisai yang lebih keras dan kokoh dibandingkan milik mereka.

"Hmm, baiklah.. Aku ucapkan terimakasih atas kebaikan mu" Balas Holth dengan senyum.

Disaat mereka ingin berpisah, terdengar sebuah teriakan di seberang jalan, Igord melihat kedepannya dan disana, para monster-monster yang ada di Distrik Hitam sudah mulai menembus pertahanan prajurit yang berada disitu, jumlah prajurit yang bertarung semakin sedikit karna bertambahnya korban yang terinfeksi oleh monster itu, dan sekarang hanya tinggal beberapa detik saja sebelum semua prajurit yang ada disana juga ikutan gugur.

"TCH.." Igord memerintahkan seluruh pasukannya untuk memutar sedangkan pasukan ksatria suci Holth berlari dan maju kedepan medan perang, untungnya saja para warga sudah dievakuasi dari area, jadi mereka tidak perlu khawatir tentang melukai seseorang disana.

"HUAAARRRGGGHHH!!!" Teriak para ksatria suci selagi berlari, Holth dan kawalannya menunggangi kuda jadi mereka sampai lebih cepat, pertarungan untuk merebut kembali wilayah Tenggara pun dimulai disini.