Chereads / A Mercenary Who Captures Time / Chapter 22 - Parasit Penginfeksi

Chapter 22 - Parasit Penginfeksi

Seseorang sedang bersiul di tengah jalanan yang dipenuhi dengan tong dan tempat sampah, orang itu hanyalah warga biasa yang tinggal di area sekitaran sini, disamping jalan disana ada beberapa orang yang sedang bersandar, di area yang sudah dibilang sebagai distrik hitamnya kota Nevera, orang-orang yang tinggal disana memiliki aturan khusus yang tidak tertulis, aturan itu adalah untuk tidak pernah melukai warga yang tidak memiliki hubungan dalam kejahatan ataupun grup preman lainnya, karna mereka pun tau, bahwa mereka sendirilah yang sudah membuat wilayah ini dikenal sebagai distrik hitam, oleh karna itu mereka setidaknya ingin membuat warga normal tetap merasa aman, lagipula jika ada seseorang yang masih tidak mau mematuhi peraturan itu, kemungkinan besar penjaga keamanan akan datang dengan cepat dan menangkap pelakunya.

Pria yang sedang bersiul itu lalu berjalan melewati sebuah belokan kecil, disana ia tak sengaja melihat di ujung bola matanya, sebuah mata merah menyala yang sedang melihat kearahnya, pria itu pun segera menengok untuk memastikan, dan benar saja, ia melihat sebuah 4 pasang titik merah menyala yang berada di dalam jalan kecil yang gelap itu.

"Hmm? Apa itu..." Ucap pria itu dengan perasaan yang tidak enak, tidak ingin berurusan dengan hal yang aneh dan misterius, pria itu mencoba untuk mengabaikannya dan hanya terus lanjut berjalan, akan tetapi ia tidak menyangka kalau 4 titik merah itu akan menerjang kearahnya dan dalam satu detik yang singkat ia melihat sosok monster yang tidak memiliki bulu dan tidak memiliki wajah kecuali mulut besarnya.

"AAGGHH-

2 monster itu menerjang tepat kearah pria itu dan orang-orang yang berada di sekitar jalan itu pun terkejut dan melihat ke arah asal suara yang keras itu, "H- HEY! APA ITU??" Teriak salah satu orang yang berada di tempat.

Tak lama setelah dijatuhkan ke tanah, kedua monster itu lalu mulai menggigit dan memakan tangan dan kepala dari pria malang itu, kejadiannya terjadi begitu cepat sampai-sampai tidak ada orang yang dapat bereaksi dengan tepat waktu, "HIYAAHH!!" Teriak seseorang dari belakang, seorang lelaki berlari ke arah monster itu dan mencoba untuk menyerang keduanya, tapi ia pun sadar bahwa semuanya sudah terlambat, wajahnya berubah menjadi putus asa melihat monster itu tidak menghabiskan sisa-sisa dari pria yang dibunuh, dan justru malah mulai mengejar dan menggigit orang-orang lainnya disekitar, termasuk lelaki yang baru saja ingin menyerangnya.

"AAKKHHH!!!"

"S- SEMUANYA LARI!!"

"CIH.. KEMARI KAU!"

Selagi yang lainnya berlari menjauh dari area itu, ada sekelompok grup yang membawa senjata mencoba untuk melawan kedua monster itu, mereka menangkis terjangan dari satu monster dan lanjut untuk menangkis monster kedua, "Heh, ini tidak sesulit yang kukira" Ucap salah seorang di grup itu, mereka pikir kalau monster ini hanya setara dengan monster tingkat C dengan sistem penilaian dari Guild Petualang, tapi hal yang tidak mereka pikirkan adalah bagaimana orang-orang yang tergigit jadinya nanti.

SLASH!

Grup petarung itu berhasil melukai salah satu monsternya, walaupun tidak terlalu fatal, setidaknya itu adalah kemajuan untuk mereka, "Bagus! ayo lanjutkan!" Ucap pria yang berada di garis depan.

'Serangan monster ini mudah diprediksi, ini tidak akan memakan waktu lama-' Pikir pria itu, tapi ia berhenti ditengah pikirannya karna ia melihat kalau mayat dari orang-orang yang termakan ataupun tergigit dari monster itu tiba-tiba saja menghilang.

'Apa!? dimana mereka!?'

SLASH!

Sebuah suara tebasan terdengar, tapi itu bukan berasal dari pedang yang mereka pegang, melainkan dari belakang, para petarung itu pun dengan cepat membalik dan ditemui dengan rasa kaget yang bukan main setelah melihat salah seorang teman mereka terbelah menjadi dua oleh monster ketiga yang muncul entah darimana.

"OKREEEEEDDD!!!" Teriak grup itu memanggil nama teman mereka.

Situasi pun dengan cepat berganti dan kini mereka lah yang tertekan, para monster-monster aneh ini ternyata memiliki semacam kepintaraan didalam otaknya, mereka bukan hanya menggigit dan memakan.

"Sial.."

Tak lama kemudian, monster keempat pun muncul dari sebrang jalan, diikuti dengan monster kelima, keenam, dan seterusnya hingga pada akhirnya grup petarung itu dikerumuni oleh begitu banyaknya monster yang memiliki rupa sama.

.

.

didalam Gedung Pusat Keamanan Nevera..

"Melapor, Kapten!" Seorang prajurit memasuki ruangan dari kepala peradministrasi keamanan di Nevera, kapten itu bernama Igord.

"Ada apa?" Igord bertanya.

"Kami mendapat laporan bahwa ada invasi Monster yang sedang terjadi di area distrik Tenggara kota." Balas prajurit itu.

"Tenggara? maksud mu Distrik Hitam?"

"Erm.. Kau bisa bilang begitu."

"Hah! tempat itu dipenuhi dengan berandalan dan maniak tarung yang tidak segan membunuh, mereka akan bisa mengatasinya, lagipula ini cukup bagus bukan? semua orang yang tinggal di tempat itu hanyalah parasit bagi kota, setidaknya jumlah mereka akan berkurang, jika bukan karna perintah dari Menteri Nevera, aku pasti sudah menyuruh kalian untuk menangkap semua orang yang tinggal disana."

"Umm... Lalu, apa yang akan kita lakukan?"

"Abaikan saja, dan patroli diluar area itu, jika kau melihat ada monster yang keluar, bunuh saja."

"B- BAIK KAPTEN!"

Prajurit itu pun keluar dari ruangan dan bergegas untuk memberi tahu yang lainnya.

.

.

Disebuah rumah yang terlihat biasa saja dari luar, ada ruang bawah tanah yang terhubung ke ruangan rahasia, didalam ruangan itu, terlihat orang berjubah yang memberikan cairan tidak dikenal ke lelaki malang di jalanan kecil Distrik Hitam, orang ini lah yang menyebabkan invasi monster di sana, dan ia saat ini sedang berdiri menghadapi meja dengan beberapa botol potion diatasnya dan tersenyum layaknya psikopat, orang itu membuka tudungnya, dimana yang terlihat dari wajahnya adalah seorang perempuan yang mata kirinya ditutupi oleh perban putih tebal, dengan rambut hitam lurus, mata satunya lagi yang memancarkan cahaya ungu, dan gigi taring layaknya vampir.

"Ahaha.. Ahaha... AHAHAHA!! Sebentar lagi, semua orang dikota ini pasti akan sadar dan melihat keindahan kreatifitasku yang tak dan batasnya ini.. Oh indahnya alkimia, aku ingin membuat potion lagi.. Yang terkuat, terbaik, dan termanjur.. dan setelah itu aku akan membuat potion lagi.. Potion lagi... DAN POTION SAMPAI SEMUA ORANG MENGAGUMI KU! MELIYA ACHIREON! AHAHAHHAHAAA!!"

Selagi perempuan yang bernama Meliya itu tertawa dengan suara nada yang tinggi, ada sepotong kertas yang tiba-tiba saja muncul dan terbang menuju ke arah Meliya, kertas itu melayang naik dan turun seperti sedang terpengaruhi dengan angin sebelum mendarat diatas meja yang ada di depan Meliya.

Meliya pun menyadari kertas misterius itu dan mengambilnya, kertas itu ternyata memiliki sebuah kalimat pesan yang dikhususkan untuknya, Meliya membaca pesan yang ada di dalam kertas itu dan wajahnya berhenti tersenyum.

"Ya, ya.. Baiklah, kau tidak perlu khawatir, aku akan pastikan semuanya berjalan lancar." Ucap Meliya setelah melempar kertas itu keudara dan membuatnya jatuh melayang lagi, kertas itu mendarat di lantai dan menghilang dengan asap ungu.

Entah apa isi dari pesan itu, tapi yang jelas Meliya sekarang tidak sesenang seperti tadi, ia menjadi lebih serius dan menjaga sikapnya, seakan-akan ada yang mengawasi.

Ia pun mengambil semacam botol potion berjalan keluar dari ruangan bawah tanah menuju ke atas.