Aku dan Ohsen terus berjalan dengan tujuan yang sama yaitu Magia, sudah sekitar 2 hari kita berkelana, dan kami masih belum menemukan sebuah desa atau pun rumah lain yang bisa dijadikan sebagai tempat peristirahatan, tapi semua itu berubah di siang hari ini.
"Hm? Flint! disana!" Ucap Ohsen sembari menunjuk kedepan.
"Hm?" Aku mengangkat kepala ku dan melihat kedepan, dari kejauhan, terlihat sebuah gerbang kayu dari sebuah desa, "Baguslah, ayo cepat kesana.." Ucap ku sambil melangkah lebih cepat.
Kami sampai di gerbang desa dan disambut oleh seseorang yang mengenakan pakaian biasa, tanpa armor atau yang lainnya, tapi dia masih memegang pedang, jadi kukira dia adalah penjaga gerbang disini.
"Selamat datang di desa Vinur.."
Negoisasi dan juga perbincangannya selesai dengan cepat selesai dan kami berdua diperbolehkan masuk, disana kami melewati jalanan batu yang dibentuk seperti persegi panjang.
'Pada saat aku masih hidup, semua desa tidak ada yang mempunyai jalanan seperti ini, mereka semua masih menggunakan jalanan tanah yang di haluskan.' pikir ku selagi melihat-lihat bangunan sekitar bersama Ohsen.
Mumpung kita kemari dengan tujuan untuk beristirahat sejenak, kami memutuskan untuk menyewa kamar di penginapan desa, harganya lebih murah daripada penginapan di desa.
"1 perak per malam, sudah termasuk makan siang dan malam." Ucap pemilik penginapan itu, dia seorang wanita.
"MURAH!!" Teriak Ohsen saking terkejutnya, ia menghantam meja resepsi dan merasa malu, jadi ia dengan cepat mengalihkan pandangannya ke atap.
"Ahaha!! Tentu saja, penginapan di desa memang lebih murah daripada di kota-kota besar, begini pun aku masih untung tau!" Balas pemilik penginapan itu.
Pada akhirnya aku menyewa 3 hari di penginapan dan beberapa detik kemudian kami diberikan kunci kamar kami.
"Nikmati kunjungan mu disini ya!" Ucap pemilik penginapan itu.
'Uang yang kumiliki hanya tersisa sedikit..'
.
.
Salah satu Kota di Barat Daya dari Magia, Nevera...
Di sebuah area yang memiliki lingkungan yang cukup kumuh, terdapat sebuah tavern atau kedai minuman yang sedang buka dan menjalani bisnis, didalam tavern itu, ada banyak orang-orang yang sedang mengobrol satu sama lain, beberapa dari mereka berbicara sembari berdiri, beberapa duduk di kursi sambil bermain judi dengan orang lain, suasana disana benar benar terasa seperti tempatnya para orang-orang bermasalah.
"MENANG LAGI!!" Ucap salah seorang penjudi, mereka bermain kartu poker dengan taruhan uang, dan dari yang terlihat, sepertinya orang yang kalah itu sedang berada dalam mood yang tidak baik.
Teman-teman dari lelaki yang memenangkan permainan poker itu mulai mengerumuninya dan meminta hasil kemenangan yang didapatkannya, dan lelaki itu dengan senang hati memberikan sedikit hasil dari uang yang ia menangkan, mereka semua lalu tertawa riang gembira, sedangkan lelaki yang baru saja kalah 2 kali berturut-turut itu hanya bisa diam dan berdiri sebelum meninggalkan tavern itu.
Cling cling..
"Datanglah lagi!" Ucap pelayan tavern dari dalam.
"Tch, dasar brengsek.." Ucap lelaki itu diluar tavern, dengan berat hati ia mulai berjalan menjauhi bangunan ampas itu dan berbelok ke salah satu jalanan gelap, disana lelaki itu dihentikan oleh seseorang, "Huh? apa apaan ini?" Tanya lelaki itu kepada orang yang menghentikannya, dia tidak bisa melihat wajah orang itu karna ditutupi jubah, karna hal itu ia pun mencoba untuk menjauhinya secepat mungkin, lelaki ini mungkin terlihat sangat lemah, tapi ia telah mengalami banyak situasi yang membahayakan nyawa dan dari semua situasi yang berbahaya itu, lelaki ini selalu selamat entah bagaimana pun caranya.
'Jika ada satu hal yang kupelajari dari semua pengalaman ku, yaitu adalah jangan pernah mempercayai atau berbicara dengan seseorang yang mengenakan jubah misterius, apalagi jika orang itu tiba tiba saja menghampiri mu disaat kau baru saja tertimpa masalah.' Pikir lelaki itu.
"B- baiklah.. aku akan pergi ke rute yang lain, sampai jum-" Disaat lelaki itu ingin berbalik dan berjalan menjauhi pria misterius itu, ia tia-tiba di terkam dan dijatuhkan ke lantai, pria misterius itu mengekangnya dari atas dan menutupi mulutnya dengan sebuah sihir pengekang, dia tidak dapat berbicara sama sekali.
Wajah lelaki itu dipenuhi dengan rasa takut dan ia berusaha sekeras mungkin untuk berteriak meminta tolong.
"mmrrffhhghh!!! mrrffhghh!! MMRFFFFHHGGG!!"
Tak lama kemudian, pria berjubah itu mengambil sebuah potion kecil yang ia buka tutupnya lalu dengan paksa dituangkan kedalam mulut lelaki itu, cairan dari potion itu berwarna ungu gelap dan dari warnanya saja potion itu memberikan aura yang tidak mengenakkan.
Setelah lelaki itu dipaksa untuk meminum cairan yang diberikannya, ia pun dilepaskan dari kekangan pria berjubah itu dan dibiarkan kabur.
"AAHHHH!!" Teriak lelaki itu sembari berlari di jalanan yang penuh sampah.
Ia bisa merasakan efek dari potion itu, perutnya terasa sakit dan dengan cepat rasa sakit itu menyebar ke seluruh tubuhnya, ia pun bergegas berlari ke sebuah toko potion terdekat yang secara kebetulan juga berjualan di area yang kumuh ini.
BRUKK!!
Pintu toko itu dibuka dengan paksa dan dihantam ke tembok, sang penjual potion yang berada di dalam dengan spontan kaget dengan suara yang dihasilkannya.
"AH- APA?! SIAPA KAU!?" Ucap penjual potion itu, didalam tokonya terdapat banyak potion yang dipajang, setiap potion memiliki warna air yang berbeda, dari merah, biru, hijau, hingga putih.
Lelaki yang baru saja mendorong pintu masuk itu pun mulai berlari ke arah penjual itu dan memohon kepadanya.
"T- TOLONG.. TOLONG BERI A- AKU POTION PENYEMBUH!!" Ucap lelaki itu, melihat keadannya yang miris, sang penjual potion pun mengucapkan "A- AH.. B- BAIKLAH, T- TUNGGU!" sembari berlari ke arah pajangan potion didepan, ia mengambil potion yang berwarna merah dan membuka tutupnya, dia pikir kalau orang aneh yang mendobrak masuk ke tokonya hanyalah pria biasa yang sedang terluka parah akibat perkelahian atau serangan monster, tapi ia tidak menyangka ketika lelaki itu tiba-tiba saja mulai bertransformasi didepan matanya, penjual potion itu baru saja ingin menuangkan potion penyembuh miliknya ke mukut lelaki itu, tapi semua sudah terlambat, dengan waktu yang singkat lelaki itu berubah dari manusia menjadi sebuah monster menakutkan yang memiliki lengan panjang hingga ke telapak kakinya dan juga fitur wajahnya yang hilang, kepalanya kini menjadi botak tanpa mata, alis, ataupun hidung, hanya mulut saja yang tersisa, mulut miliknya pun berubah menjadi 2 kali lebih besar dan diisi oleh gigi tajam.
Sang penjual potion lantas panik dan ketakutan melihat transformasi seorang manusia menjadi monster mengerikan dengan suara yang menjijikan, penjual potion itu jatuh ke lantai dan memecahkan potion penyembuh yang ia pegang.
"A- aaagh... T- Tidak.. J- jangan!!" Ucap penjual itu dengan rasa takut, monster yang ada di hadapannya itu tidak membuang waktu sebelum menerjang kepadanya dan menggigit kepalanya hingga terputus.
Suara tulang hancur dan juga daging yang tergigit hingga kecil bergema di dalam toko potion itu, darah mendekorasi tembok dan cairan potion yang jatuh dan pecah memenuhi lantai toko dengan warnanya yang berkilau dan mengeluarkan asap, tak lama setelah monster itu memakan kepala dari penjual potion itu, tubuh dari sang penjual potion mulai bertransformasi juga, dengan wujud yang sama dan proses transformasi yang terdengar menjijikan di telinga.
Cling cling..
Kedua monster yang baru saja terlahir itu pun keluar dari toko dan memulai perburuan mereka.