"Mmhhh.. O- ow.."
Aku membuka mata dengan perlahan, telinga ku menangkap suara-suara keramaian layaknya sebuah desa yang sedang menyiapkan sesuatu untuk sebuah festival, yang kulihat dengan mata ku pada saat itu adalah berbagai macam jenis manusia demi di sebuah kandang atau ruang penjara, aku termasuk salah satu orang yang berada di dalam sel penjara itu, didalam sel itu aku ditemani dengan manusia yang memiliki telinga runcing dan panjang, aku tidak tahu kalau di luar sana ada manusia demi berjenis seperti ini, aku penasaran darah hewan apa yang ada di dalam tubuh mereka.
"Hiks... hiks.."
"Apa yang akan terjadi pada kita?..."
Beberapa tahanan yang ada di dalam sel ku menangis dan mereka semua memiliki ekspresi ketakutan, begitu juga dengan ku, lupakan dengan semua makhluk baru yang belum pernah kuketahui, saat ini aku pun tau bahwa aku sudah diculik oleh sekelompok manusia yang terlihat jelas jahatnya, aku mendekat ke jeruji besi yang menahan kami di dalam sel dan aku melihat keluar, disana ada banyak makhluk yang memiliki fitur wajah yang sama dengan pria berjubah yang kulawan sebelumnya, mereka semua sedang menyiapkan berbagai macam barang, mulai dari persenjataan, minuman, dan bahkan mereka juga menggiring beberapa manusia demi yang lain ke sel penjara yang berbeda.
'Ini.. Tempat perbudakan bukan..' pikir ku dengan keringat, jika apa yang kupikirkan ini benar, maka aku saat ini sedang berada di situasi yang berbahaya, aku ingat pada saat kepala kampung yang bernama Kakek Beroul memberi tahu ku dan beberapa anak-anak lainnya tentang salah satu bahaya diluar kampung, dia mengatakan kalau..
.
.
"Kakek! Kenapa kita tidak boleh pergi keluar kampung?" Tanya seseorang kepada Beroul.
"Ohoho.. Kalian ingin tahu?" Balasnya, kami pun sontak menjawab "Mauu!!" dengan keras.
"Baiklah, jangan salahkan kakek jika kalian ketakutan yah... Di luar sana itu, ada banyak makhluk dan monster jahat berbahaya yang berkeliaran, jika kalian anak-anak tidak bersikap baik dan justru membangkang untuk pergi keluar, maka kalian akan menanggung resikonya sendiri!" Ucap kakek Beroul, pada saat dia menceritakan itu, wajah kami semua mulai tegang dan merasa penasaran dengan kelanjutannya.
Kakek Beroul pun melanjutkan ceritanya, "Para monster jahat itu akan datang menghampiri kalian dan HAPP!!"
"AH!!" Teriak kami semua terkejut, kita semua membayangkan hal yang sama di dalam kepala kita, rasanya dimakan hidup-hidup oleh monster yang menakutkan membuat bulu ekor dan telinga kami berdiri.
"Selain itu juga, ada monster yang memiliki penampilan yang mirip dengan manusia demi seperti kita, tapi jangan terkecoh dengan penampilan yang familiar itu, kalian bisa saja diculik dan dijadikan sebagai budak selamanya! Bayangkan ini, kalian tidak akan pernah bisa bermain-main di luar rumah kalian lagi! dan setiap hari kalian hanya akan terus belajar dan belajar seharian!" Lanjut kakek Beroul didepan kami.
Ucapan kake Beroul membuat kami semua yang mendengarkan itu merasa merinding dan juga sadar betapa berbahayanya dunia luar, itu semua jauh dari apa yang kami awalnya bayangkan, setelah hari itu, kami semua pun menjadi lebih baik dan terus menuruti semua aturan yang ada di kampung, gambaran tentang monster mengerikan yang akan memakan ku apabila aku pergi ke alam liar membuat ku ingin menjadi seorang pemburu dan mengalahkan para monster itu supaya kami semua dapat pergi ke luar kampung.
.
.
"Sialan.."
Setelah para manusia yang berada di luar membereskan semua barang-barang mereka, aku pun merasakan sebuah getaran dan semua orang yang berada di dalam sel penjara itu terdorong ke kesamping layaknya dalam sebuah kereta kuda berjalan, beberapa orang berteriak karna terkejut, namun aku tetap diam.
Aku sudah mencoba untuk membengkokkan besi jeruji yang menahan ku, tapi itu tidak bekerja sama sekali, aku tidak memiliki kekuatan yang cukup, semua latihan dan juga kerja keras yang ku jalani selama menjadi cadet kelas pemburu terasa sia-sia disini.
Dengan nafas berat, aku membiarkan diriku dibawa ke tempat yang tidak diketahui, yang bisa ku lakukan saat ini hanyalah berdoa untuk keselamatan ku pada saat kami sampai nanti.
Betapa bodohnya diriku saat itu, sampai saat ini aku terus menyesalinya, seharusnya pada hari itu aku menggunakan Aura yang ku tempel di tangan, tapi mau bagaimana lagi, aku belum mempelajarinya, hidup ku berubah 180 derajat sesampainya kami ditujuan, aku dan beberapa manusia demi lainnya yang ditahan disana diperintahkan untuk berjalan menuju rawa yang becek dan kotor, baju kami diganti dan hanya diberikan sepasang kain kulit yang sudah robek dan tipis, setelah kami sampai di tujuan yang diperintahkan, aku melihat sebuah kamp atau setidaknya itu yang kupikirkan, diisi oleh manusia-manusia menyeramkan dan garang, dengan sekali lihat pun aku tahu bahwa aku tidak akan menyukai waktu ku disini.
.
.
Kembali ke Flint dan Ohsen yang berada di perbatasan Hutan..
"Setelah itu aku pun menjalani hidup ku sebagai budak suruhan para bandit, dimana Zeldore lah yang diputuskan untuk menjadi tuan ku, aku berada di kamp bandit itu selama lebih dari 5 tahun sebelum pada akhirnya aku memutuskan untuk melarikan diri setelah kekuatanku meningkat." Ucap Ohsen yang terakhir kalinya.
Setelah hampir 2 jam ia bercerita, pada akhirnya itu semua berakhir, dan reaksi ku saat mendengar semua ceritanya itu adalah sungguh mengejutkan, selama Ohsen menceritakan ceritanya, aku sempat bertanya beberapa kali untuk mendapatkan detail lebih jelasnya, dan sekarang aku kurang lebih sudah mengerti sebagian besar ceritanya, 'Aku tidak tau dia mengalami hal seperti itu..' pikir ku.
'7 tahun sebagai budak pasti akan membuat siapapun menjadi gila dan trauma, terlebih lagi dengan tuan yang begitu kasar dan tidak manusiawi.'
Aku bisa melihat air mata Ohsen keluar setetes demi tetes, dia sepertinya juga kesulitan untuk memberitahu cerita ini, dia pasti sudah menahan semua amarah dan perasaan ini didalam hatinya.
"Sekarang, apa yang ingin kau lakukan?" Tanya ku kepadanya, Ohsen membalas ku "A- apa maksudmu?" dengan wajah murung.
"Maksud ku, apa yang ingin kau lakukan sekarang? Apa kau ingin membalaskan dendam kepada para bandit yang dulu pernah membuat hidup mu sengsara, atau kau ingin melupakan mereka dan mulai hidup baru sebagai seseorang yang bebas?" Balas ku kepadanya.
Pertanyaan ku itu membuat Ohsen bingung dan ia terlihat jelas belum pernah memikirkan hal ini, "A- aku..."
"Aku tidak tahu.."
BRUKK!!
Tanpa ada peringatan atau apapun, aku mendorong Ohsen dengan keras dan ia jatuh ke tanah, ia melihat ku tak percaya dengan apa yang baru saja kulakukan, "A- Apa yang kau-" Ucapnya terpotong.
"OHSEN!!" Aku pun berteriak dan menarik leher bajunya, "JAWAB PERTANYAAN KU DENGAN BENAR!"
"KAU INGIN MEMBALAS KAN DENDAM MU, ATAU KAU INGIN MEMULAI HIDUP BARU SEBAGAI SESEORANG YANG BEBAS!?"
"PILIH LAH!! PAKSA DIRIMU UNTUK MEMBUAT PILIHAN!!"
Ekspresi Ohsen berubah menjadi panik dan takut kepada ku, tapi aku tidak peduli, ini dibutuhkan supaya ia berhenti terjebak di dalam dirinya yang dulu, dia sudah memberi tahu ku bahwa ia tidak ingin menjadi beban bagi ku, tapi jika ia terus seperti ini, aku tidak yakin ia akan bisa bertahan lama.
"Beritahu aku."
Dengan dorongan terakhir, Ohsen pun membulatkan tekadnya, ia melihat ku dengan mata yang dipenuhi rasa takut, namun mempunyai ambisi, dia tahu bahwa aku hanya ingin melepaskannya dari rantai yang mengekangnya.
"A- aku.. Ingin melupakan mereka.." Balas Ohsen, "Aku sudah memikirkannya, inti dari alasan yang membuat ku sengsara ialah Zeldore, dan sekarang dia sudah mati, aku tau kalau ia bukanlah ketua dari para kelompok bandit itu, hanya ketua cabang saja, mereka pasti memiliki tempat kamp dan basis di tempat lain." Lanjut dia.
"Tapi aku sadar, seberapa sengsaranya diriku, aku bisa melihatnya dari matamu Flint, kau pasti merasakan sesuatu yang lebih buruk dariku, rekan seharusnya tidak membuat sesamanya menjadi lebih repot bukan?"
Mendengar jawabannya, aku secara perlahan melepaskannya dari genggaman ku, dia melampaui ekspektasi ku, dan disaat aku melihat wajahnya yang begitu polosnya, aku tidak bisa berhenti memikirkan Dain.
'Ohsen.. apa mungkin kau ini adalah Reinkarnasinya Dain..' pikir ku.
Aku menghela nafas berat dan berdiri, "Bangun, kita akan melanjutkan perjalanan kita sebentar lagi, matahari hampir terbit."
"B- Baiklah.." Balas Ohsen.
Walaupun tubuh kami masih dalam keadaan yang terluka, tapi entah kenapa rasanya semua rasa sakit itu tiba tiba menghilang begitu saja.