Chereads / A Mercenary Who Captures Time / Chapter 18 - Ujian Pemburu Khas Demi-Human

Chapter 18 - Ujian Pemburu Khas Demi-Human

WHOOSSHH!

Aku berlari ke arah timur dan mulai mengambil rute berbelok supaya tidak diikuti oleh peserta lainnya, aku berencana untuk menjelajahi area di ujung, dekat dengan perbatasan yang dibicarakan oleh pengawas atau pak guru kami, kenapa? Karna kupikir monster kuat sudah seharusnya berada di tempat yang terjauh dari kampung kami, para pengawas tidak mungkin akan menarik atau membawa troll atau monster kuat lainnya yang dapat membahayakan kampung sedekat ini.

Setelah melewati berbagai rintangan seperti dedaunan besar, semak-semak berduri, dan beberapa monster yang tak sengaja aku temui, aku pun sampai di ujung area, disana aku melihat ada sebuah tali kecil yang diikat, kira kira setinggi badan kami, tali itu membentang kesamping hingga melingkari seluruh area ujian.

"Wew.."

Hanya beberapa langkah lagi saja, dan aku akan bisa keluar dari kampung ku dan menuju ke alam liar yang tidak kuketahui, tapi aku tidak punya niatan untuk pergi keluar, karna pada dasarnya hutan yang kami tinggali ini sangatlah berbahaya, aku sering diberitahu bahwa manusia demi yang masih muda seperti ku pasti akan mati jika berani pergi ke hutan sendirian.

Sesudah aku melihat alam liar yang bersinar dan asri, aku pun berjalan mengikuti tali pembatas area dan mulai mengintai sekitar ku, dan tak lama kemudian, aku mendengar suara seperti eraman, aku mendekat ke sumber suara itu, dan dugaan ku ternyata benar, aku melihat beberapa monster yang lebih kuat dari seekor goblin, yang pertama adalah seekor Orc!

2 Ekor Orc lebih tepatnya, aku bersembunyi dibalik pohon besar dan dengan hati-hati mengintip kearah dua Orc itu, Orc adalah monster yang memiliki penampilan seperti manusia demi gendut yang memiliki kepala babi tanduk, mereka adalah monster yang kotor dan jorok, mulutnya dipenuhi cairan ludah dan perutnya yang gemuk itu pun sangatlah menjijikan, aku tidak ingin tahu apa yang ada dibalik kain kulit robek yang mereka kenakan sebagai celana.

Orc mungkin lebih kuat dari Goblin dan monster sejenisnya, tapi bagi ku, aku pernah bertarung dengan seorang pemburu yang katanya pernah membunuh seekor Orc, dan dia kukalahkan dengan mudah! Walaupun aku mendapatkan luka sayat di perut dan pipi ku. serta beberapa tulang retak, itu masih mudah!

'Orc huh.. Aku sedang tidak ingin berurusan dengan mereka...'

Setelah berpikir selama beberapa detik, aku memutuskan untuk melewati mereka secara diam-diam dan mencari monster lain.

'Lagipula target ku di ujian ini adalah Troll, aku akan menemukannya bagaimanapun caranya, batas waktu ujian ini adalah hingga matahari terbenam, itu masih lama!'

Dalam perjalanan ku mencari troll, aku tak sengaja berpapasan dengan teman yang berbicara kepada ku pada saat penjelasan di lapangan, dia sedang bertarung melawan seekor Gnoll, monster yang terlihat seperti manusia demi tapi memiliki tubuh binatang leopard berbintik, utuh dengan bulu di seluruh tubuhnya, dan juga kepala binatang tersebut, yang membedakan mereka dengan binatang liar pada umumnya adalah cara mereka berjalan dan berlari menggunakan dua kaki seperti manusia dan juga kepintaran mereka tentang persenjataan dan juga pakaian.

'Semua monster ini sudah dijelaskan oleh pak guru.. Mungkin itu sebabnya Mauer yakin bahwa ia bisa membunuhnya...'

Aku mendengar Mauer berteriak sebelum ia menerjang Gnoll itu dengan pedang yang ada ditangannya, "HIYAAAHHH!!!"

Dia berhasil menghantarkan serangat berat yang meluka Gnoll itu secara parah, Gnoll itu pun menjerit kesakitan dan Mauer tanpa menunggu lama segera menusuknya di bagian kepala, membunuhnya sekaligus.

"Huff.. Huff... Phew.." Ucapnya menghela nafas.

Melihat pertarungan dia yang cukup epik membuatku sedikit merasakan rasa bangga untuknya, padahal dulu pada saat kami masih belajar dan berlatih, dia adalah salah satu murid yang berada di bawah diantara yang lainnya, dia bukan yang terburuk, tapi dia juga bukanlah rata rata, aku hampir tidak percaya dia bisa mengalahkan Gnoll seperti itu.

Aku pun mendekati Mauer, "Oy!" Panggil ku, Mauer menengok ke samping dan melihat ku berjalan kearahnya, "Oh! Ohsen!? Bagaimana kau bisa disini!??" Ucap Mauer, dia seperti tidak percaya bahwa aku bisa menemukannya, yah itu bisa ku maklumi karna wilayah atau area dalam ujian pemburu ini sangatlah luas, jika kau pergi sendirian, kau akan sulit untuk menemukan peserta lainnya, tapi kali ini aku benar benar sangat beruntung, tidak hanya aku menemukan peserta lain, peserta itu juga adalah teman ku sendiri.

"Kau lihat itu, kita memang ditakdirkan untuk menjadi saudara" Balas ku dengan senyuman, aku mengangkat tangan ku dan menaruhnya di pundak Mauer, "Hey, kau sudah mendapatkan buruan mu kan? Bagaimana kalau kau ikut dengan ku?" Tanya ku.

"Hmm.. Boleh saja" Balas Mauer selagi ia memotong hidung dari Gnoll yang ia bunuh itu, "Sip, baiklah, ayo kita cari raksasa Troll itu!" Ucap ku sembari mengangkat tangan ku ke atas, kami pun akhirnya berjalan bersama, berkeliling area luas ini untuk mencari jackpot kami.

.

.

"HAAHH.. HAAAHHH.. HAAHH.."

Seorang gadis yang tak dikenal terlihat sedang berlari terbirit-birit, ia terlihat tak peduli dengan segala sesuatu di sekitarnya dan hanya berfokus untuk berlari, seakan-akan sedang menjauh dari sesuatu, dengan pakaian kain yang robek dan juga tipis, ia melewati berbagai macam tanaman, bahkan yang berduri ataupun beracun, nafasnya yang sudah terengah-engah membuatnya berkeringat dan juga memperlambat larinya, energi gadis itu sudah diambang batas, dan pada saat gadis itu berfikir bahwa ia sudah selamat, ada suara semak-semak yang terdengar, suara gesrekan daun dengan sebuah makhluk itu semakin dekat dan keras, mendengar itu, pupil mata sang gadis mengecil dan ia pun mulai berlari lagi, mencoba menambah kecepatannya, tapi sayangnya stamina dan juga tubuhnya membuatnya tidak bisa bergerak lagi, mau seberapa keras ia mencoba, mau seberapa besar sinyal dan perintah gerak yang otaknya kirimkan, tubuhnya tidak merespon, gadis itu terjatuh ketanah dan hanya bisa diselimuti rasa takut dan putus asa selagi suara gesrekan semak-semak itu semakin keras hingga pada akhirnya..

"Tidak.. tidak... tidaktidaktidaktidak.. TIDAAKKK!!!"

.

.

Kembali kepada Ohsen dan Mauer, mereka terus menjelajahi hutan besar itu, sesekali melihat serangga yang menempel atau melihat tumbuhan yang dapat bergerak dan memiliki gigi.

RAARRGHH!!

"Ah!.." Ucap Ohsen dan Mauer terkejut, sepertinya mendekatkan tangan mereka ke tumbuhan karnivora bukanlah ide yang terbaik, mereka kembali berjalan..

"Hey Ohsen, kita sudah berjalan selama lebih dari 3 jam, bukankah ini sudah jelas kalau semua Troll yang ada di area ujian ini sudah dibunuh.." Mauer mengkomplain, waktu ujian mungkin masih ada beberapa jam lagi, tapi kekhawatiran ku sudah tinggi, selama kami berjalan aku tidak mendengar suara raungan atau hentakan kaki yang mungkin bisa saja berasal dari seekor Troll, aku mulai berpikir kalau yang dikatakan Mauer itu benar, lagipula, aku memanglah bukan murid yang terbaik, siapa tau saja kalau para murid yang berada di top 3 sudah membunuh semua Trollnya, akan tetapi, jika memang begitu, aku seharusnya sudah melihat mayat troll saat ini, tapi selama 3 jam kami berjalan, kami tidak menemukan apapun, hanya mayat dari monster biasa.

Sniff.. sniff

"Tunggu dulu.." Ucap ku sambil menghentikan Mauer, "Ada apa?" balasnya.

"Kau mencium itu?"

"Mencium apa?"

Sniff.. sniff...

"!!!"

"Ya.. aku juga menciumnya.."

Salah satu kelebihan kami manusia demi serigala selain pendengaran yang hebat, adalah indra penciuman kami, kami dapat mencium bebauan yang lebih kuat dan jauh daripada spesies lainnya, dan sekarang, aku dan Mauer baru saja mencium bau yang lumayan asing, bau itu terasa seperti logam atau besi namun lebih menjijikan, aku tidak tau bagaimana mendeskripsikannya, tapi aku tidak suka bau ini, begitupula dengan Mauer.

"Kau ingin mengeceknya?" Ucap ku.

"Baiklah.." Balas Mauer mengangguk.

Kami pun berjalan kearah bau yang kami cium itu, selama perjalanan kami, semua yang dapat kami cium hanyalah bau tanah, tumbuhan, dan bangkai monster yang telah dibunuh oleh para peserta ujian, bau bangkai monster itu sangatlah kuat sehingga kami sulit untuk mencium bau lainnya dalam jarak yang sama, tapi entah kenapa bau ini terasa lebih kuat..

Setelah berjalan beberapa menit, kami sampai di ujung area lagi, tempat dimana aku melihat garis pembatas wilayah ujian ini, pada saat itu aku dan Mauer pun sadar kalau sumber bau ini tidak jauh berada di seberang garis, tepatnya di alam liar.

"Sialan.. apa yang kita lakukan sekarang?" Ucap ku mengeluh.

"Bau itu berasal dari luar sana, itu bukan tanda yang baik, bagaimana kalau kita pergi saja?" Balas Mauer sedikit ketakutan, melewati garis wilayah memang sangatlah dilarang, tapi aku terlalu penasaran dengan sumber bau ini untuk mengikuti aturan seperti itu, "Baiklah, tidak ada pilihan lain, aku tidak akan tenang jika aku belum mengetahui sumber dari bau ini, aku tidak pernah mencium bau yang semenyengat ini, bukankah kau juga penasaran Mauer?" Ucap ku tersenyum jahat, jujur saja, Mauer juga terlihat penasaran, tapi dia lebih penakut dari yang ku kira, jadi aku pun mengabaikannya dan mulai berjalan mendekati tali garis itu, dengan detak jantung ku yang semakin cepat, aku melangkah ke luar untuk pertama kalinya, melanggar peraturan yang ditetapkan.

"J- jadi ini kah dunia luar-"

"HEYY!! BERHENTI DITEMPAT MU!" Ucap seseorang dari atas, aku pun panik dan segera melihat keatas juga, disana aku melihat ada pengawas ujian yang memantau ku dari dalam dedaunan pohon, dia berkamuflase supaya tidak terlihat!