Chereads / A Mercenary Who Captures Time / Chapter 14 - Alam Liar

Chapter 14 - Alam Liar

Di benteng pusat keamanan kota, suasana di dalam bangunan itu terlihat cukup berat, karna adanya berita tentang pelaku kriminal yang telah kabur tanpa tersadari oleh satu orang pun, bahkan dengan adanya anggota dari Jourdian yang berbakat.

"KAPTEN!! Saya baru saja mengecek pintu belakang, dan hasilnya adalah, para penjaga yang ada di sana masih berada di tempat mereka, mereka juga mengatakan kalau tidak ada seseorang atau sesuatu yang membuka pintu belakang!" Ucap penjaga yang baru saja kembali ke hadapan sang kapten dan Fedric, "Apa!? Kau yang benar saja!!?" Ucap salah satu kapten tidak percaya, dia pun berjalan menuju ke penjaga itu dan menarik baju yang ada di balik armor nya, "Bagaimana bisa seseorang menghilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak!!" Lanjutnya dengan tegas di hadapan penjaga itu, wajahnya terlihat marah dan semua orang disekitar tahu kalau dia saat ini benar benar tidak senang.

"Kapten Glein." Kapten yang satunya lagi berbicara, mengingatkan kapten Glein untuk menurunkan emosinya, ia pun menghela nafas dan melepaskan tangannya dari sang penjaga yang ketakutan itu, "Ehem, maaf atas sikap ku" Ucap Glein.

Semua orang di ruangan itu pun kembali berkumpul dan meluruskan pikiran mereka, "Baiklah, mari kita lakukan hal yang mudah terlebih dahulu, kau.." Ucap Glein kepada sang penjaga tadi, "Y- Ya?!" Balasnya sedikit takut, "Teruskan ini kepada yang lainnya dan juga sampaikan pesan ku ini ke beberapa kesatria yang ada di istana Merlic, bahwa seorang kriminal baru saja melarikan diri, cari kriminal itu sampai ke seluruh sudut kota, jangan biarkan dia kabur, dia pasti masih belum jauh, tidak dengan luka separah itu." Lanjut Glein kepadanya, sang penjaga itu pun segera memberi hormat dan menerima perintah sang kapten, dia segera berlari ke dalam untun memperingati semua orang yang ada di benteng tentang tugas baru ini.

"Haahh, sialan, kasus kejahatan jarang terjadi di Merlic, tapi kenapa sekalinya ada selalu saja menjadi hal besar.." Ucap Kapten yang satunya lagi, "Kau benar, Hemm.." Balas Glein sembari menaruh kedua tangannya di saku celananya.

"Baiklah, sepertinya ini adalah tanda kami untuk keluar dari sini, kami akan ikut serta dalam mencari kriminal itu, seharusnya dia akan tertangkap pada sore hari, sampai jumpa." Ucap Fedric selagi dia berdiri dari kursinya, bersamaan dengan Viora, Liel, Korin, dan Egard, "Ah, baiklah.. Terimakasih atas semuanya" Hemm membalas, dia dan Glein pun menunduk sedikit untuk memberi rasa hormat mereka kepada anggota Jourdian, Viora dan keempat rekannya itu pun berjalan keluar dari benteng dan menuju ke tempat selanjutnya.

.

.

Gerbang Utara kota Merlic..

"Selanjutnya." Seorang penjaga kota berdiri di samping gerbang bata yang ukurannya lumayan besar itu, ia ditemani dengan beberapa penjaga lainnya yang mengawasi gerbang, di seluruh gerbang kota, terdapat pengecekan yang akan dilakukan oleh para penjaga untuk mengetahui apabila barang yang kau bawa itu berbahaya atau tidak, biasanya mereka hanya akan mengetuk badan mu dari kepala sampai kaki untuk memastikan semuanya aman, tapi untuk kereta kuda, mereka akan mengecek karavannya langsung, apabila karavannya adalah tipe yang tertutup, mereka akan masuk kedalam, setelah semuanya sudah di cek dan lolos inspeksi, barulah orang tersebut dapat masuk kedalam.

Masuk kedalam kota memanglah gratis, tapi berbeda dengan keluar kota, kau harus membayar 2 koin perunggu, bahkan para penjaga pun harus mempunyai beberapa metode penghasilan kau tau, uang yang digunakan untuk membayar atau menggaji para penjaga yang ada di dalam kota itu tidaklah sedikit, jadi bupati yang bertanggung jawab untuk mengurus kota ini harus membuat beberapa penghasilan ekstra selain pajak perdagangan dan keluarga.

'5 perunggu per orang itu cukup murah, itu setara dengan bir yang dijual di tavern' Pikir ku selagi aku sedang membayar ongkos untuk keluar kota bersama Ohsen.

"Terimakasih, dan selamat jalan, berhati hatilah." Ucap penjaga didepan ku, aku dan Ohsen pun berjalan keluar kota, menuju ke alam liar yang penuh dengan bahaya, teknologi dan alat transportasi mungkin sudah berkembang, contohnya saja, dari yang ku ingat pada saat aku baru memasuki tubuh ini, selain kereta cepat yang menghubungkan kota ke kota yang lain, dunia ini memiliki gerbang portal yang terpasang pada seluruh kota yang menghubungkan ke kota kapital di kerajaan, di kota kapital itulah baru terpasang banyak portal yang berjajaran, menghubungkan ke seluruh kota di kerajaan ini.

'Saat ini kami sedang berada di Kota Merlic di Kerajaan Sithdur, pada saat aku berada di perpustakaan, aku sempat melihat peta yang mencangkup seluruh benua ini dan kerajaan-kerajaan didalamnya..'

"Flint..."

'Seingat ku pada saat itu.. Merlic berada di sebelah barat daya dari lokasi ibukota kerajaan ini.. Tadinya aku ingin menggunakan portal, tapi harga untuk menggunakannya sangatlah mahal bahkan itu membuat mulutku terbuka lebar, begitu pula dengan naik kereta...'

"FLINT!!" Ohsen tiba tiba saja berteriak di samping kuping ku, itu membuat ku terkejut, "OWW!!, apa apaan kau ini!!" Ucap ku kesal, "AKU MEMANGGIL KU BERKALI KALI NAMUN KAU TIDAK MENJAWABNYA!!" Teriak Ohsen kembali, kini nadanya semakin terdengar marah, "Apa!?" Balas ku bingung, "Kemana tujuan kita sekarang!!, aku sudah mengikuti mu keluar kota, tapi kau masih belum memberi tahu ku tujuan mu selanjutnya!" Ucap Ohsen, jelas jelas kesal dengan ku.

Sekarang dia mengatakannya, aku jadi ingat kalau aku memang belum memberi tahunya tentang tujuan kita keluar kota, 'Benar juga.. Pada saat aku baru bertemu dengannya setelah waktu terhenti, aku hanya memberi tahunya untuk keluar kota dan tentang orang orang yang mengincarku sedang bergerak..' Pikir ku, aku pun menoleh ke arahnya selagi kami berjalan, "Kita akan ke ibukota Sithdur, Magia!" Ucap ku dengan sedikit senyum, nada bicara ku mungkin terdengar tidak terlalu bersemangat di telinga Ohsen, karna dia tidak bereaksi seperti yang ku harapkan.

"Kita akan ke Magia? apa otak mu juga berubah setelah wajah mu? Kita sedang berada di barat daya kerajaan Sithdur, kau ingin ke Magia yang berada di Utara? bahkan orang yang menggunakan kereta kuda akan membutuhkan waktu berbulan-bulan!" Ucap Ohsen dengan rasa curiga, "Ngomong-ngomong, kau benar benar menjadi seperti bapak-bapak yang sudah menikah sekarang." Lanjutnya mengejek wajah baru ku, aku pun lantas marah dengannya dan memukul kepalanya dengan pelan, "Asal kau tahu, aku lebih suka sendiri, dan juga penampilan seperti ini kurasa lebih cocok untukku." Jawab ku kepada Ohsen, dia yang mendengar itu justru terlihat terkejut, lebih terkejut daripada saat aku memberi tahunya kalau kita akan ke Magia, entah kenapa itu membuat ku tambah jengkel dengannya.

'Aku sudah hidup selama 32 tahun di kehidupan ku yang dulu, mengetahui kalau rupa ku berubah kembali seperti pada masa dulu membuat ku sedikit nostalgia, padahal pada saat aku bangun di tubuh ini, aku cukup senang setelah melihat kalau aku menjadi muda lagi, tapi yah sudah lah.'

.

.

Beberapa jam kemudian, menjelang malam hari, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di perseberangan antara hutan dan dataran rumput, pada saat kami keluar dari kota Merlic, yang kami lihat di sekitar adalah padang rumput yang luas dengan pohon yang terkadang muncul di penglihatan kami, walaupun begitu kami masih bisa melihat hutan dan pegunungan dengan tebing tinggi yang diisi dengan bebatuan besar, tempat yang cocok untuk para monster berkeliaran, sekarang kami sedang berada di perbatasan antara hutan dan padang rumput tadi, aku dan Ohsen duduk di tanah sembari menyalakan api unggun selagi kami menunggu matahari terbenam, beberapa menit yang lalu kami sempat membunuh rusa rumput yang tak sengaja berkeliaran di dekat kami untuk makan malam.

"Flint, bukan kah ini sedikit menakutkan?" Ucap Ohsen saat dia ingin duduk, "Apa maksud mu?" Balas ku, "Bagaimana jika nanti ada monster yang menyerang saat kita sedang tidur?" Tanya nya khawatir, "Oh itu, tidak akan, jika memang ada, tinggal dibunuh saja, apa susahnya." Balas ku seakan-akan itu adalah hal kecil.

"Hmm.. baiklah" Ohsen memutuskan untuk percaya kepada ku dan berfokus membakar daging rusa.

Matahari pun dengan cepat tenggelam, menyisakan api unggun kami dan bulan sebagai sumber cahaya yang tersisa, kupikir tadinya aku bisa melihat dengan jelas dikegelapan, karna pada saat aku melihat di ruangan tempat ku terbangun di benteng, aku bisa melihat isinya walaupun aku tahu kalau itu seharusnya gelap, tapi sepertinya efek penglihatan malam itu adalah karna waktu terhenti, aku cukup kecewa, sebab kekuatan itu hanya sementara.

"Ini cukup enak bukan?" Ucap ku sembari menggigit daging rusa yang sudah matang.

"Tentu saja." Balas Ohsen.

Pada saat itu, aku masih belum sadar bahwa ada sesuatu yang mengintai kami.