Chapter 5 - Bab 5: Serangan Jantung

Edmund Li mendapatkan perintah dari tuannya untuk bergerak ke rumah sakit dan memeriksa zat beracun apa yang terkandung dalam tubuh Eleanor Xu.

"Saya datang atas perintah Tuan Howard, suami dari pasien bernama Eleanor Xu. Anda dapat memeriksa nya sendiri." Ia menunjukkan layar ponselnya kearah perawat itu. Di sana terdapat pesanan langsung dari tuannya yang tertera jelas.

Perawat membaca pesan tersebut dan memastikan itu benar dari Howard Chen, suami dari pasien Eleanor Xu.

"Baik, tunggu sebentar." Setelah hasil laporan lab dicetak, perawat itu menyerahkan kertas tersebut kepada pria yang merupakan sekretaris pribadi Howard Chen.

"Terimakasih."

"Sama-sama tuan."

Ponsel dalam saku jasnya yang bewarna abu-abu rokok itu, berdering. Edmund mengambil tempat agak ke pojok dan mengangkat panggilan.

"Kau sudah menemukan zat beracun apa yang ada dalam tubuh wanita itu?"

Edmund Li membaca informasi yang tertera di kertas dengan cepat, lalu menyimpulkannya.

"Dari hasil laporan pemeriksaan, ditemukan adanya zat pinetroid sebanyak 0,05 liter. Saya pernah mendengar zat itu sebelumnya. Ini adalah salah satu zat yang terkandung dalam produk insektisida."

"Insektisida?" Howard Chen memandang botol insektisida di tangannya dan sepasang matanya berkilat dingin.

"Datang ke mansion sekarang. Ada hal yang harus kau urus."

"Baik Tuan."

Panggilan dimatikan.

Howard Chen meletakkan botol insektisida itu ke lantai dan melanjutkan inspeksi nya.

Tepat di meja bar, ia menemukan gelas anggur bekas yang belum dicuci. Ia mengambilnya dan memutari gelas itu beberapa saat, sebelum mendekatkan permukaan mulut gelas sedikit ke hidungnya dan mencium jejak aroma anggur merah. Tapi samar-samar, ia juga mencium jejak aroma pekat dari pembasmi serangga.

Sepasang matanya menyipit dingin.

"Jadi, kau memang berniat mati semalam."

——

Racun dalam tubuh Eleanor Xu berhasil dinetralkan. Sekitar setengah berlalu. Ia siuman dan mendapati pria tua itu sudah duduk di ranjang tempatnya berbaring, menunggunya sadar dengan wajah cemas.

"Eleanor, kau akhirnya siuman." Sepasang mata tuanya dipenuhi jejak kelegaan.

Eleanor Xu mengedipkan matanya, mengangguk pelan. "Un."

"Bagaimana perasaan tubuhmu? Apa ada yang tidak nyaman? Beritahu kakek, biar kakek langsung memanggil Dokter untuk memeriksa mu."

Eleanor Xu menggeleng pelan, "Tidak perlu. Saya sudah merasa jauh lebih baik." Matanya tersenyum kecil, menenangkan pria tua itu yang terlihat gelisah.

"Sungguh?"

"Un."

"Haa, syukurlah kalau begitu."

Eleanor Xu melihat kearah botol V di samping, yang mengalirkan cairan melalui jarum yang tertusuk di pembuluh vena pada punggung tangannya. Ternyata ilmu medis kehidupan modern sudah secanggih itu.

Jika itu di masa dahulu, para tabib hanya bisa meneteskan beberapa cairan melalui mulut dengan susah payah, karena terkadang berkali-kali terkeluar sebab pasien yang tak sadar, tidak punya kesadaran menelannya.

"Kakek, sebenarnya apa yang terjadi padaku?" Ia ingat ketika terbangun dari tubuh Eleanor Xu. Sekujur tubuhnya terasa baik-baik saja, meskipun wajahnya memang sedikit pucat dan bibirnya agak keunguan karena gejala keracunan.

Apa mungkin ia pingsan karena racun dalam tubuhnya kembali bereaksi?

"Dokter bilang kau keracunan.".

Ternyata dugaannya benar. "Apa racunnya tidak bisa ditawarkan?"

"Racunnya sudah berhasil dinetralkan. Jadi kau tidak perlu khawatir." Pria tua itu menepuk punggung tangan Eleanor Xu lembut.

"Baguslah kalau begitu." Eleanor Xu dapat bernafas lega. Hampir saja ia takut mati karena keracunan, dalam kehidupan barunya ini.

"Eleanor, sebelum kau mampir ke rumah kakek, apa kau ada memakan sesuatu sebelumnya?"

Eleanor Xu menggeleng. Tidak ada hal yang bisa dimakan di tempat itu. Jadi ia datang kesana dengan perut kosong.

"Lalu darimana racun dalam tubuhmu berasal? Kakek sudah memerintahkan tuan George untuk memeriksa bahan-bahan dapur berserta koki-kokinya. Tapi ia tidak menemukan ada yang salah." George adalah kepala pelayan di Siheyuan nya. Ia juga merupakan tangan kanannya. Kinerja pria kepala empat itu selalu dapat diandalkan. Jika George mengatakan tidak menemukan ada yang salah, kemungkinan besar memang begitu.

Eleanor Xu tidak mengatakan apa-apa. Ia tidak mungkin menceritakan hal yang sebenarnya terjadi.

"Tuan George benar." Tiba-tiba suara berat seorang pria yang dalam, muncul dari arah pintu.

Eleanor Xu dan Horald Chen, serentak menoleh ke asal suara. Melihat Howard Chen berjalan masuk kedalam bangsal, diikuti sekretaris pribadinya yang berjalan di belakangnya.

"Tidak ada yang salah dengan bahan-bahan dan koki-koki dapur di Siheyuan kakek." Ujar Howard Chen pada kakeknya. Lalu ia menoleh pada wanita yang berbaring di atas ranjang rumah sakit. "Karena racun itu, wanita itu yang menelannya sendiri."

Bola mata tua Horald Chen tampak bergetar terkejut, "Apa maksud mu? Bagaimana bisa Eleanor menelannya sendiri?"

Eleanor Xu terlihat tenang diposisi berbaring nya. Ia tampak sama sekali tidak terusik dengan kemunculan suaminya yang tiba-tiba menguak fakta akan asal-muasal racun dari dalam tubuhnya.

"Soal itu, kakek tanyakan saja pada cucu menantu kesayangan kakek."

Horald Chen langsung menoleh kearah Eleanor Xu.

"Eleanor, katakan pada kakek. Ada apa sebenarnya ini?"

Eleanor menatap pria tua itu lama. Tenggorokannya terasa tercekat, ia ragu untuk menceritakan bagaimana Eleanor Xu yang dulu, mengakhiri hidupnya semalam.

Melihat istrinya itu yang seperti ragu-ragu untuk mengatakannya. Howard Chen langsung memerintahkan Edmund Li untuk mengambil barang bawaannya yang akan ditunjukkan pada kakeknya.

Edmund Li pergi meninggalkan bangsal untuk mengambil barang yang diminta tuannya. Lalu bergegas kembali dengan barang bawaan di tangannya.

"Silahkan kakek periksa sendiri." Ujar Howard Chen, tepat ketika Edmund Li menyerahkan gelas anggur kepada kakeknya untuk diperiksa.

Horald Chen memperhatikan gelas anggur itu dengan raut wajah bingung. Lalu ia mendekatkan lubang hidungnya ke bibir gelas. Ia dapat mencium jejak aroma anggur merah di sana. Lalu samar-samar mencium aroma pekat dari pembasmi serangga.

Eleanor Xu memperhatikan seluruh proses kejadian itu dengan tenang. Karena suaminya sudah mewakilinya untuk mengatakan kejadian yang sebenarnya. Ia hanya perlu mengatakan penutupnya saja.

"Ini—"

"Anggur merah dan pembasmi serangga. Kakek menciumnya bukan?"

"..." Horald Chen menatap cucunya itu dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Wanita itu menenggak minuman itu semalam."

Crang!

Seketika gelas dari tangan Horald Chen jatuh ke lantai. Suara pecahannya sedikit membuat Eleanor Xu dan Edmund Li terkejut. Tapi tidak dengan Howard Chen yang masih berdiri tenang di tempatnya.

Horald Chen menatap cucu menantunya dengan bola mata tuanya bergetar, "E-leanor...ini..." Ia tampak tidak sanggup menyelesaikan kalimat pertanyaannya.

Eleanor mengedipkan matanya sebagai jawaban. Tapi tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya.

Kebenaran yang langsung keluar dari mulut cucu menantunya itu, membuat Horald Chen memegang dadanya yang mendadak sakit.

"K-kakek..." Melihat kondisi pria tua itu yang tak wajar, Eleanor Xu menjadi cemas.

Howard Chen langsung berjalan menghampiri kakeknya. Garis alisnya terlihat tegang, "Edmund cepat panggil dokter. Sepertinya serangan jantung kakek kumat."

——