Chereads / Pernikahan Dingin Menjadi Manis: Tidak Ada Perceraian! / Chapter 11 - Bab 11: Anggap Kicauan Burung

Chapter 11 - Bab 11: Anggap Kicauan Burung

"Ini kenapa aku tidak membiarkannya bekerja." Howard Chen menutup dokumen di tangannya dan melemparnya asal ke meja. Ia menghela nafas kasar dengan ekspresi wajahnya yang terlihat begitu suram.

Edmund Li yang berdiri di seberang meja, tampak sibuk menggulir layar tablet memerhatikan isu Eleanor Xu yang kian merebak sedemikian rupa. Ia mengerutkan keningnya dan mengalihkan pandangannya ke arah tuannya, "Tuan, haruskah saya melaporkan ke departemen humas untuk menekan rumor ini?"

"Tidak perlu. Selama namaku tidak terseret didalamnya, kau tidak perlu melakukan apapun."

"Kalau begitu saya akan terus mengikuti perkembangan rumor ini untuk memastikan tuan tidak terseret kedalamnya."

Howard Chen menautkan jari-jemari tangannya, sedangkan tatapan mata tajamnya yang tampak berfluktuasi, seperti tengah menekan gejolak emosi yang tidak menyenangkan dalam dirinya.

"Panggil wanita itu kemari. Aku perlu bicara dengannya."

"Baik Tuan."

Edmund Li pergi meninggalkan ruang kerja tuannya dan bergegas pergi ke departemen customer relations yang menaungi brand 'Celeste Luxe' di mana Eleanor Xu ditempatkan.

Eleanor Xu baru saja tiba di perusahaan. Tepat ketika ia melabuhkan punggungnya ke kepala kursi, Melly Gu menghampiri mejanya dan memarahinya dengan suara lantang.

"Kau ini mengerti bekerja tidak sih?"

Eleanor Xu menautkan sepasang alisnya, menatap Melly Gu yang tiba-tiba datang dan langsung memarahinya.

"Jelas-jelas aku sudah mengatakannya padamu, ini adalah pelanggan Vip eksklusif kita, tapi bagaimana bisa kau melakukan kesalahan huh?"

"Kesalahan apa yang ku perbuat?" Eleanor Xu dengan tenang melipat kedua tangannya di meja dan mendongak ke wanita itu.

"Kau masih bertanya?" Suara Melly Gu tampak naik satu oktaf lebih tinggi dari sebelumnya. "Aku baru saja mendapatkan telfon dari pihak yang bersangkutan bahwa barangnya tidak dikirim dengan benar. Terdapat sobekan di gaunnya."

Melly Gu berkacak pinggang dan menatap Eleanor Xu dengan tatapan mengintrogasi, "Katakan padaku, apa diam-diam kau mengenakannya hingga tanpa sengaja menyobeknya?"

"Aku tidak melakukannya." Jawab Eleanor Xu. Sikapnya yang begitu tenang itu membuat Melly Gu memanas.

"Kalau kau tidak melakukannya lalu bagaimana bisa gaun itu robek? Aku ingat gaunnya tidak memiliki kecacatan sama sekali dan telah ku kemas dengan baik sebelum ku serahkan padamu untuk mengirimnya, tapi bagaimana bisa itu sobek? Apa menurutmu pelanggan sendiri yang menyobeknya?"

Eleanor menatap kearah lain dan bergumam, "Sepertinya memang dia sendiri yang melakukannya."

"Eleanor, pokoknya aku tidak mau tahu. Kau harus bertanggung jawab dalam hal ini."

"Eleanor Xu."

Suara Selena Chu yang tiba-tiba datang memanggilnya, membuat Eleanor Xu mengalihkan pusat perhatiannya kearah wanita empat puluhan itu.

"Tuan Edmund memanggil mu." Ujar Selena Chu yang langkah demi langkah mulai menghampiri mejanya. Lalu ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang tampak tengah menonton kearahnya dan Melly Gu, "Semuanya kembali fokus berkerja."

"Ny. Selina, anak baru ini baru saja membuat kesalahan yang sangat fatal." Adu Melly Gu pada wanita itu.

Selena Chu memijit pelipisnya dan memperhatikan Eleanor Xu yang tampak ragu antara pergi atau tidak.

"Kau pergi temui tuan Edmund dulu." Ia melambai pada Eleanor Xu, menyuruhnya pergi.

Eleanor Xu mengangguk dan pergi.

"Kau Melly, ikut ke ruangan ku sekarang juga."

——

"Silahkan masuk nyonya muda." Edmund Li membuka pintu ruang kerja tuannya dan mempersilahkan Eleanor Xu masuk kedalam.

Eleanor Xu mengangkat kakinya dan melangkah tanpa ragu ke dalam ruangan itu. Setelah ia masuk, Edmund Li langsung menutup pintu dan pergi. Membiarkannya seorang diri bersama suaminya yang tengah duduk di meja kerjanya.

Eleanor Xu menoleh kearah pria berjas hitam itu, ia dapat melihat bagaimana wajah suramnya yang terlihat sangat tidak senang, bibir merah kecoklatan yang meringkuk dingin dan tatapan tajamnya yang membidik nya sejak tadi.

"Ada apa kau memanggilku?"

Eleanor Xu berjalan dengan tenang ke sofa dan duduk. Ia bahkan tak ragu menikmati kualitas dan kenyamanan dari sofa mahal itu.

Melihat sikap tak berdosa wanita itu, membuat mata elang pria itu menyusut dingin, "Kau sepertinya tidak menyadari kehebohan apa yang telah kau perbuat."

Eleanor Xu mengedipkan matanya, menatap Howard Chen dengan tatapan tak mengerti.

"Bisa kau langsung ke poinnya saja?" Dia mengangkat kakinya dan dengan anggun menyilangkannya, lalu ia menatap pria itu lamat.

Sudut bibir Howard Chen bergerak samar, ada senyum dingin di mata elangnya yang membidik wanita itu tajam.

"Menurut ku kau cukup tau poin pembicaraan ini."

Eleanor Xu menautkan sepasang alisnya, "Aku tidak."

Howard Chen semakin menajamkan tatapannya. Namun Eleanor Xu tidak gentar sama sekali. Dia tetap tenang di posisi duduknya dengan tampilan polosnya yang membuat Howard Chen mendengus dingin.

"Edmund!"

Edmund Li yang berdiri diluar, tepatnya di depan pintu, mendengar namanya disebut, ia langsung mendorong pintu dan melongok kan wajahnya kedalam, "Anda memanggil saya tuan?"

"Jelaskan pada wanita ini, kehebohan apa yang telah dia perbuat."

"Ah, baik." Edmund Li ragu-ragu masuk kedalam. Suhu didalam ruangan sangat rendah, ia tidak dapat menahan rasa menggigil melihat wajah tuannya yang jauh lebih suram dari sebelumnya.

Di samping itu ia agak terkejut, mendapati Eleanor Xu yang tampak seperti tidak terganggu dengan aura gelap tuannya itu yang cukup kuat dan menekan.

Edmund membuka tablet nya dan mulai menjelaskan apa yang terjadi kepada Eleanor Xu.

Dia juga bahkan memperlihatkan deretan komentar - komentar pedas dan tajam mengenai wanita itu.

Eleanor Xu membaca komentar itu satu persatu dan tetap bernafas tenang, seolah ia tidak terusik sama sekali dengan seluruh komentar buruk yang ditujukan untuknya itu.

"Ah, jadi ini kehebohan yang kau maksud."

Howard Chen merapikan dasinya yang sebenarnya tidak bengkok, tapi gerakannya menunjukkan ketidakpuasan. Sedangkan matanya tak lepas dari menatap tajam wanita yang duduk didepannya itu.

"Mereka hanya menyebut seseorang yang menjadi suamiku pasti adalah bajingan. Jadi, apa kau marah karena disebut-sebut bajingan?"

Edmund Li mengedipkan matanya, agak terpana dengan bagaimana Eleanor Xu berbicara dengan tuannya. Ia sungguh merasa itu tidak seperti gaya Eleanor Xu yang biasanya.

Mata elang Howard Chen menyipit tajam, membidik objek di depannya dengan sedikit tidak percaya. Ia mempunyai pemikiran yang tak jauh berbeda dengan Edmund Li.

"Tapi tidak ada yang tahu kalau suamiku itu kau. Jadi apa yang kau khawatirkan? Anggap saja ini kicauan burung yang tak penting, un?"

Howard Chen mengangkat tangannya dan dengan malas melambai, isyarat kepada Edmund Li untuk meninggalkan ruangan.

Edmund Li pun meninggalkan ruangan dengan perasaan yang masih belum sepenuhnya mengerti, apakah yang baru saja berbicara sungguh Eleanor Xu?

Tapi sejak kapan Eleanor Xu memiliki keberanian itu?

Dulu duduk berhadapan dengan tuannya saja, wanita itu akan menjadi linglung karena cemas.

Tapi jelas sekali yang tadi itu dia tampak terkendali, tenang dan tidak terusik sedikitpun dengan aura kuat tuannya.