"Ah, kakek hampir lupa mengatakannya padamu. Tuan Gilbert Xu belakangan ini mencari mu. Dari kabar yang kudengar, katanya ia tidak sepenuhnya berniat mengusir mu dari keluarga. Ia hanya berniat memberikanmu pelajaran."
"..."
"Tapi ia tidak mengira, bahwa kau akan sungguhan merasa diusir."
Eleanor Xu tetap tenang ditempatnya berdiri. Tidak tahu apakah yang dikatakan pria tua itu benar atau tidak, tapi ia akan menyelediki nya nanti.
"Nak, apa kau berniat untuk kembali ke keluargamu?"
Eleanor Xu menggeleng pelan. "Masih belum saatnya untuk ku kembali Kek. Karena dari kabarnya bahwa ayah ku mengusir ku karena ingin ingin memberi ku pelajaran. Maka pelajaran ini, akan ku pelajari dengan baik."
Pria tua itu hanya tersenyum mengangguk.
Howard Chen yang sudah berdiam di kamar mandi begitu lama, telah mendengar seluruh isi percakapan dua orang itu.
Bagaimana cara Eleanor Xu menanggapi dan menjawab semua ucapan kakeknya, benar-benar diluar prediksinya. Alih-alih menangis cengeng karena terharu, wanita itu tenang dan tenang disetiap tutur katanya.
Normalnya jika itu Eleanor Xu yang dulu, wanita itu akan begitu bersemangat mendapatkan kabar bahwa ayahnya masih menerimanya, karena itulah hal yang sangat ia harapkan. Tapi sebaliknya, wanita itu tadi tampak tidak terburu-buru dan begitu terkendali.
Howard Chen mendorong pintu toilet dan melangkah keluar. Lalu ia menutup pintunya dan bergabung diantara dua orang itu.
"Ini sudah larut, istirahatlah Kek." Ujar Howard Chen, sepenuhnya mengabaikan keberadaan istrinya.
Eleanor Xu tampak tidak terganggu.
"Kalau begitu aku akan permisi dulu Kek."
"Tunggu sebentar."
Eleanor Xu berhenti di tengah jalan.
"Howard, antarkan Eleanor pulang. Ini sudah larut, tidak aman baginya untuk pulang seorang diri."
"Kek, aku harus menjagamu."
"Ada banyak perawat yang menjagaku. Lagipula Eleanor Xu baru saja pilih, dia harus segera istirahat dengan baik."
Howard Chen menghembuskan nafas kasar. Ia membalikkan punggungnya dan tanpa suara pergi keluar dari tempat itu.
"Ikutlah. Howard akan mengantar mu pulang."
Eleanor Xu sempat linglung sejenak. Lalu ia mengangguk.
"Baik Kek."
Eleanor Xu masuk kedalam roll Royce hitam itu dan aura mencekam yang sangat tidak bersahabat menyambutnya. Bulu matanya tampak bergetar dua kali, melihat wajah tampan suaminya yang tampak menghitam.
'Dia pasti sangat kesal karena harus mengantar ku pulang.'
"Kau cucu laki-laki yang baik." Eleanor Xu menarik sabuk pengaman dan memasangnya.
Kemudian ia menoleh kearah Howard, "Menjadi cucu yang baik, membuat kau akan akan lebih diberkati dalam hidup."
"Diam lah!" Tatapan Howard Chen acuh tak acuh ke depan. Setelah menyalakan mesin mobil, ia langsung mengemudi pergi meninggalkan rumah sakit.
Sepanjang jalan terasa hening. Eleanor Xu sedikit demi sedikit mulai beradaptasi dengan aura dingin mencekam milik pria itu.
"Aku ingin bekerja."
Sepasang alis Howard Chen bertautan erat sesaat, "Selama kau masih menyandang status sebagai istriku. Kau tidak boleh bekerja."
"Jika aku tidak bekerja, bagaimana aku menghidupi diriku setelah bercerai denganmu?" Tanya Eleanor Xu tenang.
Howard Chen tampak fokus memandang ke depan. Melihat itu lampu merah, ia menghentikan mobilnya.
"Setelah perceraian, kau akan menerima kompensasi dariku. Jumlahnya sangat banyak, jadi kau tidak perlu khawatir."
"Lambat laun uang akan habis. Jika ada surat tanah pun, atau aset lainnya Sepelan vila dan apartemen, itu hanya akan menjadi pegangan ku. Tetap saja, aku memerlukan pekerjaan."
"Tidak."
Eleanor Xu menarik nafasnya dan mengendalikan perasaan kesalnya dengan baik. Kenapa sulit sekali berbicara dengan pria berdarah dingin itu?
"Kenapa kau sangat bersikeras menginginkan aku tidak bekerja?"
Eleanor Xu yang dulu sangat malang. Ia menghabiskan sepanjang tahun hanya duduk diam sebagai nyonya rumah yang terbuang tanpa melakukan pekerjaan apapun.
Jika di masa dahulu, ia tidak ubahnya dengan kehidupan selir di istana yang terbuang.
"Apakah aku harus menjelaskannya lagi?" Pria itu tampak menggeram kesal.
"Aku tidak mau kau membuat kesalahan yang akan membeberkan status mu sebagai istriku ke dunia luar."
"..."
"Jadi tetap bersembunyi lah dengan baik selama waktu lima bulan ini, setelahnya kau bebas mau melakukan apapun."
Eleanor Xu yang dulu, dikenal penakut dan berkarakter lemah. Ia sama sekali tidak berani melawan suaminya yang memiliki kata-kata seperti titah kaisar. Sehingga wanita itu pasrah dan menurut saja.
Tapi sekarang dalam tubuh ini bukanlah Eleanor Xu yang berkarakter lemah dan penakut.
Karena Eleanor Xu yang itu, sudah mati.
"Aku pokoknya akan tetap bekerja, dengan— atau tidaknya persetujuan dari mu."
Howard Chen membuat mobilnya menepi ke jalan dan berhenti. Saat itu mereka sudah jauh dari hiruk-pikuk kota dan sepanjang jalan terlihat lengang.
Eleanor Xu mengerutkan keningnya. Ia melihat pria itu melepas sabuk pengamannya dan bangkit dari tempat duduknya, menghampirinya dengan aura hitam di sekujur tubuhnya.
Eleanor Xu mengepalkan tangannya dan sepasang matanya tak gentar sama sekali dengan tatapan mata pria itu yang seperti akan menghunusnya.
Melihat sepasang mata yang menatapnya tak berkedip, dengan jejak dingin samar yang seperti meremehkan itu, nafas Howard Chen berhembus kasar dengan perasaan tak suka.
"Kenapa kau mendadak tidak patuh, huh?" Tangannya yang besar merengkuh kejam rahang mungil wanita itu dan menjepitnya keras.
Eleanor Xu mengepalkan tangannya, menekan sakitnya. Hanya dengan begitu wajahnya tetap tenang dipermukaan.
"Dulu kau lemah dan penakut. Tapi lihat lah sepasang matamu yang menatap ku dengan berani sekarang."
"..."
"Lalu reaksi santai tubuhmu dan ekspresi tenang di wajahmu, tampaknya kau tidak lagi merasa seperti terintimidasi seperti yang sebelumnya."
Mata hitam Eleanor yang pekat bak batu pualam itu, tersenyum dingin.
"Jika itu Eleanor Xu yang dulu, tentu hal seperti ini tidak akan terjadi." Ia mengangkat tangannya dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyingkirkan cekalan tangan pria itu dari mematahkan rahangnya.
Ia berhasil melakukannya dengan sekali hentakan. Ia pun membusungkan dadanya dengan berani dan matanya yang tenang tak beriak, memandangi pria itu dalam, "Tapi Eleanor Xu yang 'itu' sudah mati semalam."
Eleanor Xu meraih dasi pria itu dan menariknya mendekat. Sepasang mata Howard Chen membesar dalam kejutan, ketika dirinya jatuh begitu dekat pada wajah wanita itu. Ia dapat merasakan nafasnya yang tenang dan halus, menerpa wajahnya ketika ia berbicara.
"Istri mu yang 'itu', sudah mati Tuan Howard. Sekarang didalam tubuh ini adalah Eleanor Xu yang baru. Tubuh ini memang masih istrimu secara fisik, tapi jiwa didalamnya, bukan lagi istrimu."
Matanya yang berkilat dingin menatap pria itu tajam, "Ingat ini dengan baik Tuan Howard."
Howard Chen menyingkirkan tangan wanita itu dari dasinya. Beberapa saat ia menatap wanita itu tanpa ekspresi. Lalu sedetik kemudian, tawa dingin keluar dari mulutnya, memecah keheningan.
Eleanor Xu menghela nafas tenang sebagai tanggapan. Sepertinya pria itu baru saja menanggapi ucapannya barusan sebagai lelucon.
Padahal itu bukan lelucon sama sekali.