Chereads / The Black Syndicate / Chapter 10 - Bab 10 : Memasuki Labirin

Chapter 10 - Bab 10 : Memasuki Labirin

Setelah malam yang penuh ketegangan di klub, Jade, Leo, dan Sasha duduk berhadapan di meja pertemuan. Ketiga wajah mereka tampak serius, masing-masing berpikir tentang langkah selanjutnya. Tidak ada waktu untuk bersantai; mereka tahu bahwa jaringan kriminal yang mereka hadapi semakin dekat, dan setiap detik berharga untuk mencegah bencana.

"Kita harus menyusun strategi untuk menyusup ke dalam jaringan Volkov," kata Jade, membuka peta yang menunjukkan lokasi-lokasi penting yang mereka temukan sejauh ini. "Ada beberapa titik yang bisa kita manfaatkan untuk mendapatkan akses ke informasi lebih lanjut."

Leo mengangguk. "Jika kita bisa menemukan cara untuk menyusup ke salah satu pertemuan mereka, itu bisa memberi kita keuntungan besar. Tapi kita juga harus mempertimbangkan risiko yang terlibat. Kita tidak bisa gegabah."

Sasha mencermati peta dengan saksama. "Kita perlu menemukan seseorang di dalam organisasi mereka yang bisa kita percayai. Jika kita bisa mengajak salah satu anggota mereka untuk bekerja sama, itu bisa sangat membantu."

"Benar," jawab Jade. "Tapi itu tidak mudah. Kita tidak bisa hanya meminta seseorang untuk beralih pihak. Kita perlu memanfaatkan kelemahan mereka."

Setelah berdiskusi lebih lanjut, mereka menyepakati untuk mencari informasi lebih banyak tentang anggota Volkov yang lain. Mereka perlu memetakan jaringan Volkov untuk menemukan celah yang bisa dimanfaatkan.

---

Hari berikutnya, Jade memutuskan untuk melakukan riset di internet dan mengunjungi beberapa tempat yang berkaitan dengan perdagangan senjata. Dia menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari informasi di database kriminal dan forum gelap, berusaha mencari tahu siapa saja yang terlibat dalam jaringan Volkov.

"Jade, kau perlu lihat ini," suara Leo memanggilnya dari sudut ruang. Ketika Jade beranjak, dia melihat Leo duduk di depan laptop dengan wajah serius.

"Ada apa?" tanya Jade.

Leo mengarahkan kursor ke layar. "Aku menemukan rekaman video dari pertemuan sebelumnya. Ini tampaknya diadakan di tempat yang sama dengan klub malam kemarin, tetapi dua minggu yang lalu. Lihat, ada beberapa wajah yang sama. Dan yang paling penting, kita bisa melihat lebih banyak tentang cara mereka beroperasi."

Jade memperhatikan dengan seksama. Dalam rekaman itu, beberapa pria berkumpul di ruang VIP, berdiskusi dengan intens. Salah satu dari mereka adalah Volkov, dan Jade mencatat setiap detail.

"Di sini," Leo menunjukkan pada saat tertentu dalam video, "ini adalah penyerahan barang yang tampaknya adalah senjata. Jika kita bisa mendapatkan rekaman ini dan menyebarkannya ke pihak berwenang, kita bisa menghentikan mereka."

"Ya, tapi kita harus memastikan bahwa rekaman ini aman," kata Jade. "Jika mereka mengetahui bahwa kita telah mengamati mereka, mereka bisa menyerang kita."

"Mungkin kita bisa menggunakan ponsel untuk merekam layar," usul Sasha. "Dengan cara ini, kita tidak perlu mengunduh apapun yang bisa terdeteksi."

Mereka segera mulai merekam layar menggunakan ponsel Sasha, memastikan untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan. Setelah menyelesaikan proses itu, Jade merasakan sedikit kelegaan. Ini adalah langkah pertama menuju menghentikan rencana Volkov dan jaringannya.

"Sekarang, kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang orang-orang yang ada di video ini," kata Jade. "Siapa yang terlibat? Apa mereka memiliki koneksi ke tempat lain?"

Mereka membagi tugas: Jade akan menyelidiki lebih lanjut tentang individu yang muncul di video, sementara Leo dan Sasha akan mencari informasi lebih dalam tentang transaksi senjata yang mereka lakukan.

---

Beberapa hari berikutnya berlalu dengan cepat. Jade menghabiskan waktu berjam-jam mencari di internet dan bertemu dengan beberapa informan yang mungkin tahu tentang jaringan Volkov. Dia melakukan pendekatan yang hati-hati, memastikan untuk tidak menarik perhatian pada diri mereka sendiri.

Suatu malam, saat Jade sedang berada di sebuah kafe untuk mencari informasi, dia menerima pesan dari seorang informan yang dikenal sebagai "Kucing Hitam". Kucing Hitam adalah orang yang terhubung dengan berbagai jaringan kriminal, dan dia biasanya memiliki informasi yang sangat berguna.

**Pesan:** *Aku tahu apa yang kau cari. Temui aku di taman kota besok malam. Pastikan tidak ada yang mengikuti.*

Jade merasa berdebar-debar, tapi dia tahu bahwa ini adalah kesempatan berharga. Dia mengkonfirmasi untuk bertemu dan segera kembali ke markas untuk memberi tahu Leo dan Sasha.

"Jade, kau tidak boleh pergi sendirian," kata Sasha, tampak khawatir. "Ini bisa berbahaya."

"Aku tahu, tapi ini informasi penting," jawab Jade. "Kucing Hitam bisa memberiku informasi tentang orang-orang di video itu dan bagaimana kita bisa menyusup ke dalam jaringan."

Leo bersikeras, "Aku akan ikut bersamamu. Kita tidak bisa mengambil risiko kehilangan salah satu dari kita."

Setelah beberapa diskusi, mereka sepakat bahwa Leo akan menemani Jade. Mereka berencana untuk pergi ke taman kota besok malam.

---

Keesokan malam, mereka tiba di taman yang sudah sepi. Lampu-lampu jalanan redup, memberikan suasana misterius yang mendebarkan. Mereka mencari tempat yang lebih aman untuk menunggu Kucing Hitam, dan tidak lama kemudian, seorang pria dengan jaket hitam muncul dari kegelapan.

"Jade," suara Kucing Hitam terdengar, matanya menyelidik. "Kau berani datang. Kau tidak takut pada bahaya?"

"Aku tidak takut jika ada informasi yang bisa menyelamatkan banyak orang," jawab Jade dengan tegas.

Kucing Hitam mengangguk, tampak terkesan dengan keberanian mereka. "Aku punya informasi yang kalian butuhkan. Tapi sebelumnya, aku perlu tahu seberapa jauh kalian bersedia pergi."

"Untuk menghentikan Volkov, kami akan melakukan apa saja," jawab Leo.

"Baiklah. Volkov memiliki pengiriman besar yang dijadwalkan malam ini. Mereka akan mengirimkan senjata ke lokasi rahasia. Jika kalian bisa menghentikan pengiriman itu, kalian bisa menggagalkan rencana besar mereka," Kucing Hitam menjelaskan.

"Di mana pengiriman itu?" tanya Jade, merasa bersemangat.

Kucing Hitam meraih ponselnya dan menunjukkan koordinat kepada mereka. "Tapi ingat, kalian tidak sendirian. Pengawal Volkov ada di sekitar. Mereka tidak akan ragu untuk menggunakan kekerasan jika merasa terancam."

"Terima kasih, Kucing Hitam. Kami tidak akan melupakan ini," kata Jade, sebelum mereka berpisah.

---

Setelah kembali ke markas, Jade, Leo, dan Sasha segera merencanakan langkah-langkah untuk menghentikan pengiriman senjata. Mereka tahu bahwa ini adalah kesempatan emas untuk menyerang Volkov dan menghancurkan jaringannya.

"Mari kita gunakan informasi ini sebaik mungkin," kata Jade. "Kita perlu membuat rencana untuk menyusup ke lokasi pengiriman. Jika kita bisa mengalihkan perhatian pengawal, kita mungkin bisa menghentikan pengiriman itu."

Leo menggambar sketsa lokasi berdasarkan koordinat yang diberikan oleh Kucing Hitam. "Ada beberapa titik masuk. Kita bisa menyamar sebagai pengirim barang atau mencari cara lain untuk masuk."

Sasha berpikir sejenak. "Kita juga perlu mempertimbangkan kemungkinan ada kamera pengawas. Jika ada, kita harus menemukan cara untuk mematikan atau menghindarinya."

Setelah menghabiskan beberapa jam merencanakan dan membahas strategi, mereka merasa siap untuk bertindak. Mereka berangkat ke lokasi pengiriman yang terletak di pinggir kota, jauh dari keramaian.

---

Saat mereka tiba di lokasi, suasana di sekitar tampak tenang. Namun, mereka tahu bahwa ini adalah jebakan, dan mereka harus sangat hati-hati. Dengan menggunakan kegelapan malam sebagai keuntungan, mereka mendekati lokasi pengiriman.

"Mari kita lihat apa yang bisa kita dapatkan," bisik Jade, sementara mereka bergerak perlahan. Mereka mengamati sekeliling, mencari tanda-tanda aktivitas mencurigakan.

Leo menandai beberapa titik di mana dia melihat pengawal berkeliaran. "Kita perlu berpikir cepat. Jika kita bisa mengalihkan perhatian mereka, kita mungkin punya kesempatan."

Mereka memutuskan untuk menciptakan keributan di sisi yang berlawanan dari lokasi untuk menarik perhatian para pengawal. Jade melemparkan beberapa batu ke arah semak-semak, menghasilkan suara yang cukup keras untuk membuat para pengawal penasaran.

"Pergilah ke sana!" teriak salah satu pengawal, berlari ke arah suara.

"Sekarang!" perintah Jade, dan mereka segera berlari menuju tempat di mana pengiriman berlangsung.

Begitu mereka mencapai lokasi pengiriman, mereka melihat truk besar yang terparkir, siap untuk memuat senjata. Mereka segera mulai mencari cara untuk membuka pintu belakang truk, tetapi saat itulah mereka mendengar langkah kaki di belakang mereka.

"Sial!" bisik Leo, saat mereka menyadari bahwa mereka terjebak.

Mereka harus berpikir cepat. Jade mengambil keputusan. "Kita tidak bisa membiarkan mereka membawa senjata ini. Kita harus menghentikan truk itu, apa pun yang terjadi."

Sasha menyiapkan alatnya dan berusaha untuk mengotak-atik sistem kunci truk. "Jika aku bisa membuka pintu ini, kita bisa menghentikan pengiriman," katanya dengan fokus.

Sementara itu, Jade dan Leo bersiap menghadapi kemungkinan konfrontasi. Mereka mendengar suara yang semakin dekat, dan detak jantung mereka semakin cepat.

"Cepat, Sasha!" teriak Jade. "Mereka akan segera sampai!"

Akhirnya, dengan satu gerakan terakhir, Sasha berhasil membuka pintu truk. "Dapat!" serunya.

Tanpa ragu, mereka melompat ke dalam truk, melihat deretan senjata yang siap untuk diangkut. "Kita harus menghancurkannya," kata Leo, mencari cara untuk mengamankan barang-barang tersebut.

Dengan cepat, Jade mengeluarkan alat peledak yang mereka bawa. "Ini adalah kesempatan kita. Kita harus melakukan ini dengan cepat."

Mereka mulai memasang peledak, tetapi suara langkah kaki semakin mendekat. Jade merasa ketegangan meningkat. "Kita harus pergi sekarang!"

Sasha berusaha mempercepat pemasangan peledak. "Aku hampir selesai! Tapi kita perlu menunggu sampai mereka masuk ke sini."

Ketika pintu belakang truk mulai terbuka, mereka bertiga menyembunyikan diri di balik senjata. Pengawal memasuki truk, dan Jade bisa melihat ekspresi terkejut saat mereka menemukan barang-barang di dalam.

"Siapa yang ada di sini?" teriak salah satu pengawal, saat mereka melihat senjata dan alat peledak.

Sebuah suara bergema, "Tutup pintunya! Mereka di dalam!"

Jade tahu bahwa ini adalah saatnya. "Sekarang, Sasha!" dia berteriak.

Sasha memicu peledak yang telah dipasang, dan dalam sekejap, truk bergetar hebat. Pengawal panik, berlari keluar dengan teriakan ketakutan.

Dengan kekacauan yang terjadi, Jade dan Leo segera melompat keluar dari truk. Mereka berlari sekuat tenaga, berusaha menjauh dari lokasi sebelum ledakan benar-benar menghancurkan truk.

Ledakan yang dahsyat menggetarkan tanah, dan api membakar barang-barang di dalam truk. Suara sirene mulai terdengar, menandakan bahwa mereka tidak punya banyak waktu.

"Ke mobil!" seru Jade, saat mereka berlari menuju tempat parkir.

Setelah berhasil masuk ke dalam mobil, Sasha menghidupkan mesin dan melesat pergi dari lokasi ledakan. Mereka saling menatap, merasakan adrenalin mengalir dalam diri mereka.

"Kita berhasil!" seru Leo, dengan senyum lebar.

"Ya, tapi ini baru permulaan," kata Jade, tidak mengabaikan kenyataan bahwa Volkov tidak akan tinggal diam.

---

Kembali di markas, mereka merayakan keberhasilan mereka, tetapi di balik kebahagiaan itu, ada kesadaran akan tantangan yang masih harus dihadapi. Volkov pasti akan bereaksi, dan mereka harus bersiap-siap untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka.

"Ini adalah langkah besar untuk menghentikan mereka," kata Sasha, menyandarkan diri di kursi. "Tapi kita perlu melanjutkan penyelidikan. Siapa yang selanjutnya?"

"Mari kita kembali ke informasi yang kita dapatkan sebelumnya," kata Jade. "Kita harus menemukan lebih banyak tentang anggota Volkov dan bagaimana mereka beroperasi."

Leo mengangguk, "Kita bisa mencari tahu siapa yang terlibat dan apa yang bisa kita lakukan selanjutnya."

Mereka mulai merencanakan langkah berikutnya, bersiap untuk melanjutkan perjuangan mereka melawan jaringan kriminal yang telah memengaruhi kehidupan banyak orang. Mereka tahu bahwa mereka berhadapan dengan kekuatan yang jauh lebih besar, tetapi mereka tidak akan mundur. Untuk setiap langkah yang diambil, mereka berkomitmen untuk melawan, meskipun risiko yang harus dihadapi semakin meningkat.

---