Pagi menjelang, tetapi ketegangan belum berkurang di antara Jade, Leo, dan Sasha. Mereka telah kembali ke tempat persembunyian sementara mereka di luar kota, sebuah gudang tua yang jarang digunakan. Perasaan lega sempat singgah sesaat setelah berhasil menghindari Volkov malam itu, tetapi mereka tahu bahwa kemenangan kecil mereka hanya sementara.
Leo meletakkan alat perekam yang mereka dapatkan dari misi semalam di atas meja besi tua. Suara percakapan Volkov dan pejabat korup yang mereka rekam masih terngiang-ngiang di telinganya. Jade dan Sasha duduk di seberang meja, wajah mereka menunjukkan kelelahan tetapi mata mereka tetap fokus.
"Kita berhasil mendapatkan rekamannya," ujar Leo. "Tapi masalahnya adalah, kita masih harus menemukan cara untuk mengungkap ini kepada publik tanpa melibatkan kita secara langsung."
"Benar," sahut Sasha sambil menyilangkan tangan. "Jika kita terlalu terang-terangan, Volkov akan langsung tahu siapa yang membocorkan informasi ini. Itu berarti kita akan menjadi target utama."
Jade, yang sejak tadi diam, akhirnya bicara. "Kita tidak bisa menyimpan rekaman ini terlalu lama. Pejabat itu punya pengaruh besar, dan jika kita terlambat, dia mungkin sudah membuat langkah untuk menutup jejaknya. Kita harus bertindak cepat, tapi cerdas."
Leo menghela napas. "Kalau begitu, kita butuh media yang independen dan berani. Seseorang yang tidak takut melawan pemerintah atau Volkov."
Jade berpikir sejenak. "Aku kenal seseorang. Seorang jurnalis investigasi yang dulu pernah bekerja untuk surat kabar besar, tapi sekarang bekerja independen. Dia dikenal jujur dan tidak mudah diintimidasi. Namanya Clara Diaz."
Sasha mengangkat alis. "Clara Diaz? Bukankah dia pernah hampir dibunuh karena membocorkan skandal politik besar beberapa tahun lalu?"
Jade mengangguk. "Ya, itu dia. Dan dia berhasil selamat meskipun banyak ancaman terhadap nyawanya. Kalau ada orang yang bisa membantu kita menyebarkan rekaman ini tanpa takut, dia orangnya."
Leo tampak berpikir. "Tapi bagaimana kita bisa memastikan bahwa Volkov tidak akan tahu kita yang berada di balik ini?"
"Clara punya metode sendiri untuk melindungi sumber informasinya," jawab Jade. "Kita akan menyerahkan rekaman ini kepadanya, dan dia yang akan mengurus sisanya. Tapi kita harus berhati-hati dalam mendekati dia. Volkov mungkin sudah meningkatkan pengawasannya setelah pertemuan semalam."
"Baiklah, kalau begitu kita tidak punya banyak pilihan," kata Sasha sambil berdiri. "Kita harus menemui Clara secepat mungkin sebelum Volkov mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang salah."
Mereka sepakat untuk segera berangkat dan menghubungi Clara di tempat yang aman. Sebelum mereka pergi, Jade memastikan semua peralatan mereka aman dan siap digunakan jika sesuatu terjadi. Mereka semua tahu bahwa mereka berada di bawah bayang-bayang Volkov, dan setiap langkah yang salah bisa menjadi yang terakhir.
---
Di sisi lain kota, Volkov sudah mulai bergerak. Setelah menyadari bahwa ada penyusup yang berhasil mendengar percakapannya semalam, dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari siapa pun yang terlibat. Gedung pemerintahan yang mereka gunakan untuk pertemuan itu kini penuh dengan pengawal dan agen Volkov yang bekerja tanpa henti untuk menemukan jejak para penyusup.
"Apakah kalian sudah menemukan sesuatu?" Volkov berbicara dengan nada dingin, menatap salah satu pengawalnya yang berdiri di hadapannya.
"Belum, Tuan," jawab pria itu dengan gugup. "Kami sedang memeriksa semua rekaman keamanan dan jejak digital di gedung itu. Kami akan segera menemukan siapa yang bertanggung jawab."
Volkov menyipitkan mata. "Aku tidak ingin ada yang 'segera'. Aku ingin hasilnya sekarang. Setiap menit yang terbuang, mereka semakin jauh. Temukan mereka, dan pastikan mereka tidak hidup untuk menceritakan apa pun."
Pengawal itu segera pergi, meninggalkan Volkov yang masih berdiri dengan penuh amarah. Dia tahu bahwa jika rekaman percakapan semalam bocor, reputasinya bisa hancur. Tidak hanya itu, semua rencananya untuk memperluas pengaruhnya di pemerintahan bisa runtuh dalam sekejap. Volkov tidak akan membiarkan itu terjadi. Dia harus menghancurkan orang-orang yang berani menentangnya sebelum mereka sempat melakukan langkah berikutnya.
---
Di tengah suasana yang semakin mencekam, Jade, Leo, dan Sasha bergerak menuju tempat persembunyian Clara Diaz. Setelah menempuh perjalanan panjang melalui jalan-jalan belakang kota untuk menghindari deteksi, mereka akhirnya tiba di sebuah apartemen sederhana yang terletak di daerah terpencil.
Jade mengetuk pintu tiga kali, sesuai dengan instruksi yang diberikan Clara saat mereka terakhir kali berkomunikasi. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka, dan seorang wanita dengan rambut hitam panjang dan tatapan tajam menyambut mereka.
"Jade," sapa Clara tanpa basa-basi, "sepertinya kau membawa masalah besar kali ini."
Jade tersenyum kecil. "Masalah besar, ya. Tapi ini juga bisa menjadi kesempatan besar."
Mereka masuk ke dalam apartemen kecil itu, yang dipenuhi dengan tumpukan kertas, buku catatan, dan berbagai peralatan jurnalisme investigasi. Clara langsung menuju ke dapur, menyiapkan kopi sambil berbicara dengan cepat.
"Aku mendengar sedikit kabar bahwa Volkov sedang gelisah belakangan ini. Kurasa ini ada hubungannya dengan kalian, kan?"
Jade duduk di salah satu kursi di dekat meja. "Ya. Kami berhasil mendapatkan bukti yang cukup untuk mengaitkan Volkov dengan seorang pejabat korup. Tapi kami butuh bantuanmu untuk membocorkannya."
Clara meletakkan cangkir kopi di atas meja dan menatap mereka dengan serius. "Bukti apa yang kalian miliki?"
Leo mengeluarkan alat perekam dan meletakkannya di atas meja. "Ini rekaman percakapan antara Volkov dan pejabat yang terlibat. Mereka berbicara tentang senjata, perdagangan, dan bagaimana mereka berencana untuk menguasai kota ini melalui koneksi di pemerintahan."
Clara menatap alat perekam itu dengan penuh minat. "Kalau ini sahih, kalian baru saja memegang kunci untuk menghancurkan Volkov. Tapi ini juga berarti kalian berada dalam bahaya besar."
Jade mengangguk. "Kami tahu risikonya. Tapi kami tidak bisa berhenti sekarang."
Clara menghela napas panjang. "Baiklah. Aku bisa membantu menyebarkan ini, tapi kita harus melakukannya dengan hati-hati. Volkov punya banyak mata di kota ini. Jika kita ceroboh, dia akan tahu siapa yang berada di balik ini dan akan memburu kita."
"Apa rencanamu?" tanya Sasha.
Clara tersenyum tipis. "Kita akan mengirimkan rekaman ini ke beberapa outlet media internasional dan memastikan bahwa sumber informasinya tetap anonim. Volkov mungkin bisa menekan media lokal, tapi dia tidak punya kekuatan sebesar itu di luar negeri. Begitu ini keluar, sulit baginya untuk menghentikannya."
Leo mengangguk, menyadari betapa berharganya rencana Clara. "Dan bagaimana kita akan mengirimkannya tanpa terlacak?"
"Aku punya beberapa cara untuk mengamankan data dan mengirimkannya melalui jalur yang aman," jawab Clara. "Tapi kita harus bergerak cepat. Volkov tidak akan tinggal diam."
Jade berdiri dan menatap Clara dengan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Clara. Kami tahu ini berbahaya, tapi kami tidak punya pilihan lain."
Clara tersenyum kecil. "Kita semua berada di sisi yang sama di sini. Aku tidak akan membiarkan seseorang seperti Volkov merusak segalanya."
---
Sementara Clara mulai bekerja mengirim rekaman tersebut ke beberapa media luar negeri, Jade dan yang lainnya bersiap untuk langkah selanjutnya. Mereka tahu bahwa begitu informasi ini keluar, mereka akan menjadi target utama Volkov. Mereka harus bersiap menghadapi serangan balasan.
"Kita tidak bisa bertahan di sini lebih lama," kata Sasha. "Begitu Volkov tahu tentang ini, dia akan melacak kita."
Jade mengangguk. "Kita harus pindah. Tapi kali ini, kita juga harus bersiap untuk serangan. Volkov pasti akan mengerahkan segalanya untuk memburu kita."
Leo, yang sejak tadi sibuk memeriksa peta kota di layar komputernya, berbicara dengan serius. "Ada satu tempat yang bisa kita gunakan sebagai markas sementara. Itu adalah gudang kosong di luar kota, tempat yang cukup sulit dijangkau. Kita bisa bersembunyi di sana sambil menyusun rencana lebih lanjut."
"Bagus," jawab Jade. "Kita akan bergerak ke sana begitu Clara menyelesaikan pekerjaannya."
Mereka tidak punya banyak waktu. Volkov pasti akan segera menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, dan ketika dia melacak sumber masalahnya, dia akan mengerahkan semua kekuatannya untuk menghancurkan siapa pun yang terlibat.
---
Di tempat lain, Volkov sudah mulai merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia baru saja menerima kabar bahwa rekaman percakapannya dengan pejabat itu telah bocor ke media
internasional. Wajahnya yang dingin berubah menjadi penuh amarah.
"Temukan mereka!" seru Volkov kepada anak buahnya. "Aku tidak peduli apa yang harus kalian lakukan. Temukan mereka, dan pastikan mereka tidak hidup lebih lama!"
Volkov tahu bahwa ini bukan hanya tentang membalas dendam. Ini tentang mempertahankan kekuasaannya. Jika rekaman itu terus menyebar, reputasinya akan hancur, dan seluruh rencananya bisa berantakan.
Pengejaran telah dimulai, dan Jade serta timnya kini berada dalam bahaya yang lebih besar dari sebelumnya. Pertarungan antara mereka dan Volkov telah memasuki babak baru, dan kali ini, semuanya dipertaruhkan.