Malam itu terasa tenang, hampir terlalu tenang. Jade, Leo, dan Sasha kembali ke markas mereka setelah berhasil menghancurkan truk berisi senjata milik Volkov. Namun, mereka semua tahu bahwa ketenangan ini hanyalah jeda singkat sebelum badai besar datang. Mereka baru saja menghantam salah satu operasi besar Volkov, dan pria itu terkenal tidak pernah membiarkan serangan seperti ini berlalu begitu saja.
Di ruang pertemuan markas, ketiganya berkumpul lagi. Meja di tengah ruangan dipenuhi peta, catatan, dan foto-foto. Mereka masih berusaha memahami seluruh jaring Volkov yang membentang tidak hanya di kota ini, tapi juga di banyak negara lain.
"Kita harus bersiap. Volkov pasti akan membalas," ujar Sasha sambil menyilangkan tangan di dadanya. Wajahnya terlihat letih, tapi pandangannya penuh tekad.
"Benar. Volkov tidak akan tinggal diam," tambah Leo, duduk di kursi dengan pandangan serius. "Kita harus berpikir dua langkah ke depan. Kita perlu tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya, sebelum mereka menyerang kita."
Jade mengangguk setuju. "Dia kehilangan banyak malam ini. Truk senjata itu bukan sekadar kiriman biasa. Itu adalah langkah strategis untuk memperkuat pengaruhnya di kota ini. Dengan kita menghancurkannya, kita sudah mengirim pesan yang jelas. Dan itu membuatnya semakin berbahaya."
Mereka menghabiskan waktu beberapa jam untuk menyusun ulang rencana mereka. Informasi yang mereka dapatkan dari Kucing Hitam memberi mereka gambaran tentang operasi besar Volkov, tapi masih ada banyak bagian yang belum terungkap. Mereka butuh lebih banyak data, lebih banyak nama, lebih banyak lokasi yang harus diselidiki.
"Bagaimana dengan informan kita? Apakah ada yang bisa memberi kita petunjuk tentang langkah Volkov selanjutnya?" tanya Sasha.
Jade menggeleng. "Sejauh ini, Kucing Hitam adalah sumber terbaik yang kita punya. Tapi aku bisa menghubunginya lagi untuk melihat apakah dia tahu sesuatu yang lain. Kita juga harus mulai memperluas jaringan informan kita."
"Bagus," ujar Leo sambil berdiri. "Sementara itu, kita juga harus memastikan bahwa markas ini aman. Volkov punya banyak koneksi, dan kita tidak tahu siapa yang mungkin sedang memata-matai kita."
Mereka setuju untuk memperketat keamanan di sekitar markas. Sasha bertanggung jawab untuk memeriksa sistem keamanan, sementara Leo mulai memantau pergerakan di sekitar wilayah mereka. Jade, di sisi lain, berencana untuk menemui Kucing Hitam lagi keesokan harinya, berharap bisa mendapatkan informasi tambahan tentang jaringan Volkov.
---
Keesokan paginya, Jade berjalan melalui lorong sempit di pasar bawah tanah yang dipenuhi kios-kios yang menjual barang-barang ilegal dan mencurigakan. Kucing Hitam biasanya berkeliaran di tempat seperti ini, dan Jade merasa dia bisa menemukannya dengan cepat. Tapi kali ini, suasana pasar terasa berbeda. Ada ketegangan yang tidak biasa di udara, seolah-olah semua orang menunggu sesuatu yang buruk terjadi.
"Jade!" sebuah suara memanggil dari sudut.
Jade menoleh dan melihat Kucing Hitam berdiri di bawah bayangan sebuah kios, mengenakan jaket hitam panjang dan kacamata hitam. Dia mendekati pria itu, matanya tetap waspada terhadap sekeliling.
"Ada yang aneh hari ini. Semua orang tampaknya gelisah," kata Jade.
Kucing Hitam mengangguk pelan. "Volkov marah. Dia kehilangan banyak malam itu, dan sekarang dia berencana untuk menyerang balik. Kau dan teman-temanmu sudah memulai perang, Jade."
Jade menahan nafas sejenak. Dia tahu ini akan terjadi, tapi mendengarnya secara langsung membuatnya merasa tegang. "Apa yang kau tahu tentang rencana mereka?"
Kucing Hitam menyandarkan dirinya ke dinding dan berbicara pelan. "Mereka sudah menyiapkan balas dendam. Volkov sedang mengerahkan orang-orangnya untuk menemukan kalian. Aku dengar mereka sedang merencanakan serangan besar-besaran ke tempat yang mereka anggap sebagai markas kalian."
Jade merasakan ketegangan dalam tubuhnya meningkat. "Apakah mereka tahu lokasi markas kami?"
"Belum. Tapi mereka sedang mencari, dan mereka punya cukup sumber daya untuk melakukannya. Jika kalian tidak berhati-hati, mereka akan menemukan kalian dalam beberapa hari."
"Apa lagi yang kau tahu?" tanya Jade, mencoba menggali lebih dalam.
Kucing Hitam menghela napas panjang sebelum melanjutkan. "Volkov juga menghubungi sekutu-sekutunya di luar negeri. Aku mendengar bahwa dia mencoba mendapatkan bala bantuan dari beberapa kelompok besar di Rusia. Jika dia berhasil, situasinya akan menjadi lebih sulit bagi kalian."
Informasi itu membuat jantung Jade berdetak lebih cepat. Volkov bukan hanya ancaman lokal, tapi juga memiliki koneksi internasional. Jika dia berhasil mendapatkan bantuan dari luar negeri, perang ini bisa berubah menjadi bencana besar.
"Kami harus bertindak cepat," gumam Jade.
"Satu hal lagi," lanjut Kucing Hitam. "Volkov memiliki rencana besar yang melibatkan pejabat tinggi di pemerintahan. Jika dia berhasil mendapatkan dukungan mereka, kalian akan semakin sulit untuk bergerak. Jadi, kalian perlu menggagalkan langkah ini sebelum terlambat."
Jade berpikir sejenak, menganalisis setiap kata yang diucapkan Kucing Hitam. Ini bukan hanya tentang menghentikan perdagangan senjata; ini tentang menghancurkan akar kekuasaan Volkov sebelum dia memiliki kesempatan untuk menyerang balik dengan kekuatan penuh.
"Terima kasih, Kucing Hitam. Kami akan berhati-hati," ujar Jade sebelum meninggalkan tempat itu.
---
Saat Jade kembali ke markas, dia langsung mengumpulkan Leo dan Sasha. Mereka duduk di ruang pertemuan, wajah-wajah mereka menunjukkan kekhawatiran dan keseriusan.
"Kita dalam bahaya," kata Jade sambil menceritakan semua informasi yang dia dapat dari Kucing Hitam. "Volkov tahu kita ada di sini, dan dia berencana untuk menemukan kita dan menghancurkan kita."
Leo mengangguk pelan. "Aku sudah menduga ini akan terjadi. Kita tidak bisa terus bertahan di sini. Markas ini terlalu mudah ditemukan. Kita harus pindah."
Sasha, yang sudah sejak tadi mendengarkan dengan tenang, angkat bicara. "Pindah bisa menjadi pilihan, tapi kita juga harus memastikan bahwa kita tidak kehilangan jaringan informasi kita di sini. Jika kita pergi terlalu jauh, kita bisa kehilangan akses ke sumber daya penting."
"Kita tidak harus pergi jauh," jawab Jade. "Tapi kita perlu tempat yang lebih aman, lebih tersembunyi. Kita juga bisa menggunakan beberapa titik aman di sekitar kota sebagai tempat sementara."
Leo menghela napas. "Aku setuju. Kita tidak bisa tinggal di sini lagi. Volkov terlalu kuat di kota ini. Tapi kita juga harus memikirkan cara untuk memukulnya sebelum dia menemukan kita. Kita tidak bisa hanya bertahan dan menunggu."
Sasha mengangguk setuju. "Kita bisa menggunakan informasi yang kita miliki sekarang untuk merusak rencana Volkov. Kita tahu dia sedang mencoba mendapatkan dukungan dari pejabat tinggi dan kelompok kriminal di luar negeri. Jika kita bisa mengganggu salah satu dari rencananya, kita bisa menghentikan dia untuk sementara waktu."
"Baiklah," kata Jade akhirnya. "Kita punya dua tugas sekarang. Pertama, kita harus pindah ke tempat yang lebih aman. Kedua, kita harus memikirkan cara untuk menyerang Volkov sebelum dia bisa melawan kita."
Mereka menghabiskan beberapa jam berikutnya untuk merencanakan pergerakan mereka. Sasha mulai mencari beberapa tempat persembunyian baru yang bisa mereka gunakan, sementara Leo mencoba menghubungi beberapa kontak lama yang mungkin bisa membantu mereka dalam situasi genting ini.
---
Dua hari kemudian, mereka berhasil memindahkan semua peralatan penting dari markas ke tempat persembunyian baru. Lokasi baru mereka jauh lebih tersembunyi, di salah satu gedung tua yang jarang dikunjungi orang. Meskipun kondisinya tidak sebaik markas lama, tempat ini memberikan perlindungan yang lebih baik.
Di malam hari, setelah mereka memastikan bahwa semua aman, Jade duduk di meja kecil di tempat persembunyian baru itu. Dia merasakan beban yang semakin berat di pundaknya. Mereka berhasil lolos sejauh ini, tetapi ancaman Volkov belum berakhir. Setiap langkah yang mereka ambil sekarang akan menentukan hidup atau mati.
"Jade," suara Leo memanggilnya dari sudut ruangan. "Aku mendapat kabar dari salah satu informan kita. Ada pertemuan penting yang melibatkan salah satu pejabat tinggi yang disebut Kucing Hitam. Ini bisa menjadi kesempatan kita untuk menghentikan salah satu rencana besar Volkov."
Jade berdiri, siap untuk mendengarkan lebih lanjut. "Di mana pertemuan itu?"
Leo menunjuk pada peta yang mereka miliki. "Di gedung pemerintahan lama, besok malam. Kita harus memastikan bahwa kita bisa masuk dan mendapatkan bukti keterlibatan pejabat itu. Jika kita berhasil, kita bisa menghancurkan reputasinya dan membuat Volkov kehilangan dukungannya."
"Baik," jawab Jade. "Ini adalah kesempatan kita. Kita harus melakukannya dengan sempurna."
---
Esok malam tiba, dan mereka bertiga bersiap untuk misi berbahaya yang akan membawa mereka
ke pusat kekuatan musuh. Pertaruhan mereka semakin besar, dan langkah yang mereka ambil kali ini bisa mengubah jalannya pertempuran. Tapi satu hal yang pasti, mereka tidak akan mundur. Balas dendam Volkov mungkin sudah di depan mata, tapi mereka siap untuk menghadapi badai itu dengan kepala tegak.