Kembali di desa, suasana penuh gairah. Penduduk berkumpul untuk menyambut Irian dan timnya. Semua wajah dipenuhi rasa syukur dan harapan baru setelah melihat kemenangan mereka melawan Kegelapan Purba. Namun, di dalam hati Irian, ada satu pertanyaan yang terus mengganggu: Apakah kekuatan artefak ini cukup untuk menghadapi ancaman yang lebih besar?
Irian berdiri di tengah kerumunan, memegang artefak dengan hati-hati. "Kami berhasil mengalahkan Kegelapan Purba untuk sekarang," ia berkata, suaranya bergetar penuh semangat. "Tetapi kita harus bersiap menghadapi ancaman berikutnya. Kekuatan ini bukanlah akhir, melainkan permulaan."
Garron melangkah maju. "Kita harus belajar menggunakan artefak ini. Apa yang bisa kita lakukan dengan kekuatan ini?"
Kira menatap artefak dengan rasa ingin tahu. "Mungkin ada cara untuk memanggil kekuatan elemen yang terkandung di dalamnya. Kita harus menemukan lebih banyak tentang sejarah artefak ini."
Malam itu, Irian dan timnya berkumpul di sekitar api unggun. Mereka mengeluarkan buku tua yang mereka temukan di gua, berharap menemukan petunjuk lebih lanjut tentang artefak kuno. Irian membuka halaman yang berisi deskripsi artefak.
"Dikatakan bahwa artefak ini memiliki kemampuan untuk mengakses elemen dasar—tanah, air, api, dan udara. Setiap elemen dapat memberikan kekuatan yang berbeda, tergantung pada siapa yang menggunakannya."
"Ini luar biasa!" Kira berseru. "Jika kita bisa mengendalikan elemen ini, kita akan jauh lebih kuat!"
"Namun," Irian menambahkan, "kita harus berhati-hati. Setiap elemen juga memiliki konsekuensi jika tidak digunakan dengan bijak."
Malam itu, mereka merumuskan rencana untuk melatih diri dalam penggunaan artefak. Dalam beberapa hari ke depan, mereka akan mencari cara untuk memanggil kekuatan elemen dan mengujinya dalam latihan.
Keesokan harinya, mereka mulai dengan elemen tanah. Irian memfokuskan energinya pada artefak, membayangkan kekuatan yang terhubung dengan bumi. Tanpa disangka, cahaya dari artefak berkilau dan menembus tanah di sekitarnya.
"Lihat!" Kira berteriak, saat akar-akar tanaman menjulur keluar dari tanah, membentuk perisai pelindung. "Kita bisa menggunakannya untuk melindungi desa!"
Dengan semangat yang menggelora, mereka terus berlatih dengan elemen tanah, belajar cara membentuk pertahanan dan menciptakan kekuatan untuk melawan serangan.
Hari berikutnya, mereka beralih ke elemen air. Dalam latihan ini, Irian dan Kira berdiri di tepi sungai, mencoba memanggil kekuatan air. Irian menyalurkan energi dari artefak, dan seiring dengan itu, air mulai bergetar dan membentuk gelombang.
"Mampu mengendalikan air bisa sangat berguna!" Garron berkata, membayangkan potensi serangan dari elemen ini.
Ketika mereka berlatih, Irian merasakan kekuatan yang semakin meningkat. Setiap elemen memberi mereka kepercayaan diri yang lebih besar, tetapi Irian juga merasakan beban tanggung jawab. "Kita harus menggunakan kekuatan ini untuk melindungi, bukan untuk menyerang," ia mengingatkan.
Setelah beberapa hari, mereka merasa siap untuk mencoba elemen api. Dalam latihan ini, mereka berdiri di area terbuka, menjauh dari hutan. Dengan penuh kehati-hatian, Irian menyalurkan energi ke artefak dan, seketika, nyala api menyala di telapak tangannya.
"Ini luar biasa!" Kira berseru, saat api berputar dengan indah di sekeliling mereka.
Namun, Irian segera merasakan panas yang mengancam. "Hati-hati! Api harus digunakan dengan bijaksana, atau bisa berbahaya!" Ia berusaha mengendalikan nyala api agar tidak merusak lingkungan sekitarnya.
Mereka terus berlatih, mengasah kemampuan mereka dengan semua elemen. Semakin dalam mereka memahami kekuatan artefak, semakin Irian merasakan ketenangan dan kepercayaan diri. Namun, dalam hatinya, ia juga merasakan ketakutan—ketakutan akan apa yang mungkin terjadi jika Kegelapan Purba kembali.
Suatu malam, setelah latihan panjang, Irian berdiri di atas bukit, memandangi desa yang damai. Dia tahu bahwa ancaman belum sepenuhnya sirna. "Kegelapan Purba akan kembali," ia berbisik pada dirinya sendiri. "Dan kita harus siap."
Kira mendekatinya. "Kau merasa ada yang tidak beres?"
"Iya," Irian menjawab. "Aku merasa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar Kegelapan Purba. Kita harus menggali lebih dalam tentang artefak ini. Mungkin ada cara untuk memperkuatnya."
"Baiklah, mari kita cari tahu lebih lanjut. Kita bisa kembali ke gua atau mencari informasi lain di desa-desa sekitar," Kira menyarankan.
Dengan tekad baru, Irian setuju. Mereka merencanakan perjalanan untuk mencari lebih banyak informasi tentang artefak dan potensi kekuatannya. "Kita akan menemukan cara untuk melindungi desa ini, tidak peduli seberapa besar ancamannya."
Keesokan harinya, mereka berangkat, siap untuk mengeksplorasi dunia luar dan menggali rahasia artefak kuno. Dalam perjalanan mereka, Irian bertekad untuk menemukan kunci kekuatan yang bisa mengubah segalanya, memastikan bahwa desa dan orang-orang yang dicintainya tidak akan pernah jatuh ke dalam kegelapan lagi.