Irian berdiri di hadapan patung indah yang baru ia ciptakan, merasakan kekuatan luar biasa mengalir dalam dirinya. Eleara tersenyum, matanya bersinar penuh harapan. "Kini kau telah menguasai kekuatan elemen, saatnya untuk kembali. Kegelapan Purba menunggu."
"Apakah aku sudah siap?" Irian bertanya, meski rasa percaya diri mengalir dalam dirinya.
"Dengan kekuatan yang kau miliki sekarang, kau bukan lagi Irian yang dahulu. Kau adalah penguasa elemen, dan tak ada yang dapat menghalangi jalanmu," Eleara menjawab. "Ingat, kekuatan ini bukan hanya untuk dirimu, tetapi juga untuk melindungi orang-orang yang kau cintai."
Irian mengangguk, memahami tanggung jawab besar yang kini diembannya. "Aku akan melindungi mereka. Apa yang harus aku lakukan untuk kembali?"
"Langkahkan kakimu ke portal di belakangmu. Ini akan membawamu kembali ke dunia asalmu, tetapi ingat, Kegelapan Purba mungkin sudah bersiap untuk menyerang," Eleara memperingatkan.
Dengan tekad yang membara, Irian melangkah menuju portal. Begitu ia masuk, cahaya menyelimuti tubuhnya, dan dalam sekejap, ia merasakan pergeseran energi. Ketika cahaya mereda, ia menemukan dirinya kembali di hutan tempat mereka pertama kali memasuki dimensi.
Rasa rindu dan kecemasan membanjiri pikirannya. "Kira! Garron!" Irian memanggil, berusaha mencari teman-temannya. Ia berlari melewati pepohonan, melintasi jalan setapak yang pernah mereka lalui.
Akhirnya, ia melihat Kira dan Garron di dekat altar kuno, wajah mereka penuh kekhawatiran. "Irian!" Kira berteriak, berlari menghampiri. "Kami khawatir padamu! Apa yang terjadi?"
"Iku telah belajar mengendalikan keempat elemen," Irian menjawab, merasakan kebanggaan memenuhi hatinya. "Kami memiliki kekuatan untuk melawan Kegelapan Purba!"
Garron menepuk bahunya. "Kami percaya padamu. Tapi sekarang, kita harus segera bersiap. Kegelapan Purba mungkin sudah merasakan kehadiran kita."
"Benar! Mari kita kembali ke desa dan persiapkan pertahanan," Irian menambahkan, merasa semangat membara di dalam tim mereka.
Ketiganya bergegas menuju desa, melewati jalur yang dipenuhi rasa cemas. Ketika mereka tiba, suasana tegang menyelimuti. Penduduk desa berkumpul, wajah mereka dipenuhi ketakutan dan harapan.
"Irian! Kira! Garron!" seorang penduduk desa berteriak. "Kami mendengar desas-desus tentang Kegelapan Purba. Apa yang akan kita lakukan?"
Irian melangkah maju, merasakan tanggung jawab besar di pundaknya. "Kami telah mendapatkan kekuatan untuk melawan mereka. Kita akan bersatu dan mempertahankan desa ini!"
Penduduk desa mulai berbicara satu sama lain, semangat mereka terbangkitkan. "Kami akan membantu!"
Kira segera memimpin persiapan. "Kita perlu menyiapkan jebakan dan mempertahankan titik-titik strategis. Irian, kau bisa mengendalikan elemen untuk membuat pertahanan!"
"Ya! Kita akan membangun perisai dari tanah dan api, dan menggunakan air untuk menciptakan penghalang," Irian merencanakan dengan cepat. Dengan dukungan timnya, mereka mulai bekerja sama, membangun benteng di sekeliling desa.
Sementara itu, Garron pergi mengumpulkan senjata dari penduduk desa. "Kita harus siap menghadapi apapun yang datang. Kita perlu ketangguhan di medan perang!"
Irian merasakan energi mengalir dalam dirinya saat ia membentuk perisai dan jebakan. Setiap gerakan terasa lebih kuat, lebih terarah. Tanah membentuk dinding, api mengelilinginya, dan air menciptakan penghalang yang tak tertembus.
Ketika malam tiba, desa telah siap. Api unggun menyala, menerangi wajah-wajah yang penuh harapan dan ketegangan. "Kita akan menjaga satu sama lain," Irian mengingatkan, melihat ke mata setiap orang. "Kita tidak sendirian."
Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari kejauhan. Ketiganya saling menatap, merasa ancaman semakin dekat. "Mereka datang," Garron berbisik, mempersiapkan senjatanya.
Irian merasakan kekuatan dalam dirinya mengalir, mengingat semua pelajaran yang telah ia terima. "Bersiaplah!" ia berteriak. "Kita akan melawan bersama!"
Gelapnya malam seolah menyelimuti desa saat Kegelapan Purba muncul dari bayang-bayang, sosok-sosok menakutkan yang dipenuhi aura gelap. Irian bisa merasakan getaran ancaman di sekelilingnya, tetapi ia juga merasakan dukungan dari teman-temannya dan penduduk desa.
"Untuk desa kita!" Irian berseru, mengangkat tangan ke atas. "Dengan kekuatan elemen, kita akan menghadapi kegelapan!"
Dengan seruan yang menggema, Irian mengarahkan energinya. Tanah membentuk dinding yang kuat, air menciptakan penghalang di depan, api menyala di sekelilingnya, dan angin berputar, menciptakan tornado kecil yang siap melindungi mereka.
Kegelapan Purba maju, tetapi Irian tahu, kali ini mereka tidak akan berjuang sendiri. Bersama-sama, mereka siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang, dengan kekuatan yang baru ditemukan dan semangat persatuan yang tak tergoyahkan.