Saat Irian, Kira, dan Garron berangkat menuju desa terdekat untuk mencari informasi lebih lanjut tentang artefak, suasana di sekitar mereka tiba-tiba berubah. Angin kencang bertiup, dan cahaya dari artefak di tangan Irian mulai berkilau lebih terang. Irian merasakan getaran aneh yang menyelimuti tubuhnya.
"Apakah kalian merasakannya?" Irian bertanya, sambil memegang artefak erat-erat. "Ada sesuatu yang tidak beres."
Sebelum mereka bisa merespons, cahaya dari artefak itu meledak, menyelimuti seluruh tubuh Irian dalam cahaya yang menyilaukan. "Irian!" Kira berteriak, tetapi suara mereka tenggelam dalam riuhnya cahaya.
Dalam sekejap, Irian merasa seperti sedang ditarik ke dalam pusaran energi. Ia tidak bisa melawan, tubuhnya melayang, dan pandangannya teralihkan dari dunia yang dikenalnya. Saat cahaya memudar, Irian mendapati dirinya berdiri di sebuah dimensi yang tidak dikenalnya.
Di sekelilingnya, langit tampak bersinar dengan warna-warna yang belum pernah dilihatnya. Keteraturan ruang dan waktu tampak menghilang, membentuk pola yang tidak terduga. "Di mana ini?" Irian bergumam, kebingungan mengisi pikirannya.
Tiba-tiba, suara lembut dan megah terdengar, menggema di sekelilingnya. "Selamat datang, Irian."
"Siapa kamu?" Irian bertanya, merasa terancam namun juga terpesona.
"Aku adalah Jiwa Artefak," suara itu menjawab. "Kau telah terpilih untuk memahami kekuatan yang melampaui dimensi. Di alam semesta ini, terdapat dimensi tak terbatas jumlahnya."
Irian tertegun. "Dimensi tak terbatas? Apa maksudmu?"
"Kekuatan artefak ini lebih besar daripada yang kau bayangkan," Jiwa Artefak menjelaskan. "Ia adalah jembatan antara dimensi, dan hanya mereka yang benar-benar memahami kekuatannya yang dapat memanfaatkan potensi tak terbatas ini."
"Potensi apa?" Irian bertanya, merasa campur aduk antara rasa ingin tahu dan ketakutan.
"Setiap dimensi memiliki karakteristik dan kekuatan yang berbeda. Ada dimensi yang memperkuat elemen, dimensi yang menguasai waktu, dan bahkan dimensi yang dapat mengubah kenyataan," suara itu menjelaskan. "Kau memiliki kemampuan untuk mengakses dimensi ini, tetapi dengan kekuatan datanglah tanggung jawab."
Irian berusaha memahami semua ini. "Apa yang harus aku lakukan?"
"Untuk melindungi desamu dari Kegelapan Purba dan ancaman lain, kau harus belajar mengakses dimensi ini," Jiwa Artefak menjawab. "Latih dirimu untuk menjelajahi dimensi, temukan kekuatan yang tersembunyi di dalamnya. Hanya dengan demikian kau dapat melindungi yang kau cintai."
Dalam sekejap, Irian merasakan energi mengalir melalui dirinya, memberikan rasa kekuatan dan kejelasan. "Apa yang harus aku lakukan untuk memulai?" Ia bertanya dengan tekad baru.
"Fokus pada inti kekuatanmu," Jiwa Artefak membimbing. "Rasakan getaran di sekelilingmu. Setiap dimensi memiliki frekuensinya sendiri. Jika kau dapat menyelaraskan dirimu dengan frekuensi tersebut, kau akan bisa membuka portal ke dimensi yang berbeda."
Irian memejamkan mata, berusaha mengosongkan pikirannya. Ia merasakan detak jantungnya bergetar seirama dengan energi di sekelilingnya. Perlahan, ia menemukan irama yang harmonis, dan tiba-tiba, sebuah portal bercahaya terbuka di hadapannya.
"Masuklah," Jiwa Artefak berkata. "Jelajahi, belajar, dan temukan kekuatan yang tersembunyi. Tetapi ingat, tidak semua dimensi aman."
Irian mengangguk, merasakan keberanian dalam dirinya. "Aku akan melakukannya," ia berjanji. "Aku akan mempelajari semua ini untuk melindungi desa dan teman-temanku."
Dengan tekad, Irian melangkah ke dalam portal, dan seketika, ia merasa ditarik ke arah yang tidak diketahui. Ia menutup matanya, membiarkan dirinya dibawa ke dimensi baru, berharap menemukan kekuatan yang dapat membantunya dalam pertempuran yang akan datang.
Di dalam portal, Irian merasakan perubahan yang mendalam. Ia membuka matanya di dimensi yang sama sekali berbeda. Di sini, langit berwarna ungu gelap, dengan bintang-bintang bersinar seperti kristal. Udara terasa berbeda, penuh dengan energi.
Sebelum sempat mencerna apa yang terjadi, Irian merasakan kehadiran lain. Sosok-sosok yang tampak mistis muncul, masing-masing memancarkan aura kekuatan yang unik. "Selamat datang, pengembara," salah satu sosok berkata, suaranya seolah berasal dari kedalaman alam semesta.
"Aku adalah penjelajah seperti kalian," sosok itu melanjutkan. "Kau telah tiba di Dimensi Elemen. Apa yang kau cari di sini?"
Irian merasa ada rasa saling pengertian. "Aku mencari kekuatan untuk melawan Kegelapan Purba. Aku ingin melindungi desaku dan orang-orang yang aku cintai."
Sosok itu mengangguk. "Untuk itu, kau harus belajar. Di sini, kau akan menemukan elemen yang kau butuhkan. Namun, persiapkan dirimu, karena tidak ada yang mudah dalam perjalanan ini."
Dengan semangat baru, Irian bersiap untuk belajar. Ia tahu bahwa setiap dimensi yang dijelajahi akan membawanya lebih dekat ke tujuan utamanya—melindungi yang dicintainya dan mengalahkan kegelapan yang mengancam. Dan dengan artefak kuno di tangannya, ia merasa siap untuk menghadapi apa pun yang menantinya di dimensi-dimensi tak terbatas ini.