Chereads / Kāten no mukō no kage / Chapter 37 - Chapter 36 - Pelajaran Dari Dimensi Element

Chapter 37 - Chapter 36 - Pelajaran Dari Dimensi Element

Irian berdiri di tengah Dimensi Elemen, merasakan energi bergetar di sekelilingnya. Sosok yang menyambutnya, seorang makhluk bersinar dengan aura biru, memperhatikan dengan seksama. "Aku adalah Aelion, penguasa elemen di dimensi ini. Apa yang kau inginkan dari kami?"

"Aku ingin belajar mengendalikan kekuatan elemen untuk melawan Kegelapan Purba dan melindungi desaku," Irian menjawab dengan penuh keyakinan.

Aelion mengangguk. "Belajar mengendalikan elemen bukanlah tugas yang mudah. Setiap elemen memiliki karakteristiknya sendiri dan membutuhkan keselarasan yang dalam. Kau harus siap menghadapi tantangan."

Irian merasakan kegembiraan dan ketegangan bersamaan. "Aku siap. Apa yang harus aku lakukan?"

"Pertama, kau harus memahami setiap elemen—tanah, air, api, dan udara. Setiap elemen memiliki portalnya sendiri di dimensi ini. Kau harus mencarinya dan belajar dari penguasa masing-masing," Aelion menjelaskan. "Setiap portal akan menguji keberanian dan ketekunanmu."

Irian menatap sekeliling, melihat bentang alam yang indah namun menakutkan. "Di mana aku bisa menemukan portal-portal itu?"

"Portal pertama berada di hutan ini," Aelion menunjukkan dengan tangannya. "Tetapi hati-hati, karena ujian pertama akan segera datang. Untuk bisa masuk ke portal, kau harus mengatasi ketakutan terbesarmu."

Tanpa ragu, Irian melangkah ke arah hutan yang rimbun, merasakan aura menantang dari tempat itu. Setiap langkah membawa rasa penasaran dan kecemasan. Ketika ia memasuki hutan, suasana berubah menjadi tenang, namun ada ketegangan di udara.

Tiba-tiba, bayangan besar muncul di antara pepohonan. Sebuah makhluk kegelapan, mirip dengan Kegelapan Purba, menghalangi jalannya. "Kau tidak akan bisa melewati sini!" makhluk itu menggeram, suaranya menggema.

Irian merasakan ketakutan yang mendalam. Kenangan pertempurannya melawan Kegelapan Purba kembali membanjiri pikirannya. Namun, ia berusaha untuk tetap tenang. "Aku tidak takut padamu!" ia berteriak, mencoba menegaskan keberaniannya.

Makhluk itu tertawa sinis. "Ketakutanmu adalah kelemahanmu. Hanya dengan menghadapinya, kau dapat melanjutkan."

Irian mengingat ajaran Aelion. Ia harus menghadapi ketakutannya. "Aku tidak akan membiarkanmu menguasai pikiranku!" Irian berkata tegas.

Dengan segenap tenaga, Irian mengangkat artefak, memfokuskan energi ke dalamnya. Cahaya terang memancar, memotong kegelapan di sekitarnya. "Pedang Ketiadaan, bantu aku!" Ia merasa kekuatan mengalir, seolah terhubung dengan elemen yang mengelilinginya.

Makhluk itu mendekat, berusaha menyerang. Namun, Irian melangkah ke samping dan membalas dengan serangan cahaya, memotong bayangannya. "Aku tidak akan mundur!" Ia berteriak, membebaskan semua ketakutan yang mengikatnya.

Dalam momen itu, Irian merasakan kelegaan. Energi dari artefak dan keberaniannya mulai mengalahkan makhluk itu. "Hilanglah!" ia berteriak, dan cahaya dari artefak melanda makhluk tersebut, menghancurkan bayangannya menjadi partikel kegelapan.

Dengan napas tersengal, Irian merasakan kekuatan baru mengalir dalam dirinya. Ketakutan yang menghalanginya kini sirna. "Aku melakukannya!" Ia berseru, merasa bangga dengan dirinya sendiri.

Dari kedalaman hutan, portal bercahaya muncul. Irian melangkah maju, merasakan energi positif dari portal itu. "Aku siap untuk pelajaran berikutnya," ia berjanji pada dirinya sendiri.

Begitu melangkah ke dalam portal, Irian merasakan sensasi melayang, dan seketika ia berada di dimensi yang baru. Di sekelilingnya, air mengalir dengan indah, membentuk bentuk-bentuk menakjubkan. Di tengah kolam, seorang makhluk bersinar, penguasa air, menunggu.

"Selamat datang, Irian," makhluk itu berkata lembut. "Aku adalah Nereus, penguasa elemen air. Apa yang kau cari di sini?"

"Aku ingin belajar mengendalikan elemen air untuk melindungi desaku dan menghadapi ancaman yang lebih besar," Irian menjawab dengan berani.

Nereus tersenyum. "Baiklah, tetapi kau harus membuktikan bahwa kau layak mengendalikan air. Kau harus belajar menyelaraskan dirimu dengan aliran dan ritme air."

Irian merasakan getaran di sekelilingnya, mencoba mengatur napasnya. "Apa yang harus aku lakukan?"

"Pertama, kau harus menjelajahi aliran air ini. Ikuti arusnya, dan kau akan menemukan kekuatan di dalamnya. Tetapi ingat, air juga bisa menjadi tidak terduga," Nereus memperingatkan.

Irian mengangguk, bertekad untuk belajar. Ia melangkah ke kolam, merasakan sentuhan air yang dingin dan segar. Ia mulai bergerak mengikuti arus, membiarkan dirinya terbenam dalam ritme air. Dengan setiap gerakan, ia merasa lebih terhubung dengan elemen tersebut.

Saat ia menyelam, Irian merasakan energi air mengalir melalui dirinya, memberi kekuatan baru. Ia berusaha memanipulasi air, menciptakan gelombang kecil di sekelilingnya. "Aku bisa melakukannya!" ia berseru.

Nereus mengamati dengan senyum bangga. "Kau telah mengambil langkah pertama. Kini, coba ciptakan sebuah perisai air untuk melindungi dirimu."

Irian memfokuskan energinya, membayangkan sebuah perisai yang melindungi tubuhnya. Dalam sekejap, air mengalir dan membentuk perisai yang mengelilinginya. Ia merasa aman dan kuat.

"Bagus, Irian!" Nereus bertepuk tangan. "Dengan belajar mengendalikan air, kau akan dapat menciptakan perisai dan menyerang sekaligus."

Irian berlatih lebih jauh, mengasah kemampuannya dalam memanipulasi air. Setiap percobaan semakin mudah, dan ia merasa seolah terbang dalam aliran energi yang tidak terbatas. Setelah beberapa saat, Nereus menghentikan latihan.

"Kau sudah siap untuk melanjutkan ke portal selanjutnya," Nereus berkata. "Ingatlah, setiap elemen yang kau kuasai akan membawamu lebih dekat ke tujuanmu."

Dengan rasa syukur, Irian mengucapkan terima kasih kepada Nereus. Ia melangkah ke portal yang menghubungkannya ke dimensi berikutnya, bertekad untuk belajar lebih banyak dan memperkuat dirinya. Kekuatan baru ini adalah kunci untuk menghadapi tantangan yang lebih besar yang menantinya di dunia yang penuh dengan ancaman kegelapan.