Setelah berhasil melarikan diri dari gua, Irian dan Kira kembali ke desa dengan tekad yang baru. Mereka mengumpulkan penduduk untuk menyampaikan rencana melawan Kegelapan Purba. Namun, di dalam hati Irian, ada sesuatu yang menggelora—sebuah keinginan untuk menemukan artefak kuno yang bisa memperkuat mereka.
"Setelah apa yang kita temukan di gua," Irian berkata saat pertemuan berlangsung, "aku yakin kita harus mencari artefak kuno. Ada kemungkinan bahwa artefak itu bisa memberikan kekuatan lebih untuk melawan Kegelapan."
Kira mengangguk setuju. "Jika kita dapat menemukan artefak tersebut, mungkin itu akan menjadi kunci untuk mengalahkan Kegelapan Purba."
Penduduk desa saling berpandangan, kekhawatiran dan harapan bercampur. "Di mana kita bisa mencarinya?" seorang lelaki tua bertanya.
Irian berpikir sejenak. "Ada legenda tentang sebuah artefak yang terletak di reruntuhan kuno di sebelah timur hutan. Konon, artefak itu berasal dari zaman mitologi, dan kekuatannya masih belum sepenuhnya diketahui."
Garron, yang selama ini mendengarkan, mengambil langkah maju. "Aku pernah mendengar cerita tentang artefak itu. Mereka mengatakan bahwa siapapun yang dapat menguasainya akan memiliki kemampuan untuk memanggil kekuatan dari elemen alam."
Semangat di antara penduduk mulai tumbuh. "Mari kita siapkan diri dan berangkat besok pagi!" seru salah satu wanita. "Kita harus menemukan artefak itu untuk melindungi desa!"
Keesokan harinya, Irian, Kira, Garron, dan beberapa penduduk desa memulai perjalanan ke reruntuhan kuno. Mereka melewati hutan yang lebat, dan semangat petualangan memenuhi udara. Namun, Irian tetap waspada, merasakan bahwa Kegelapan Purba mungkin akan mencoba menghalangi mereka.
Setelah berjam-jam berjalan, mereka akhirnya sampai di reruntuhan. Bangunan tua yang megah, ditutupi lumut dan tanaman liar, berdiri menjulang. Di tengah-tengah reruntuhan, ada altar besar yang tampak tidak terjamah waktu.
"Ini dia," Irian berkata, mengarahkan jarinya ke altar. "Artefak seharusnya berada di sini."
Saat mereka mendekati altar, Irian merasakan getaran yang kuat di dalam dirinya. "Hati-hati," ia memperingatkan. "Kita tidak tahu apa yang mungkin terjadi."
Kira menyalakan sihir pelindung, menciptakan aura yang melindungi mereka saat mereka mendekati altar. Di atas altar, terletak sebuah artefak berbentuk kristal berkilau, dikelilingi oleh lingkaran rune kuno yang bercahaya lembut.
"Lihat itu!" Garron berseru, terpesona. "Itu pasti artefak yang kita cari!"
Irian merasakan dorongan kuat untuk mengambil artefak itu. "Aku akan melakukannya," katanya, maju ke arah altar.
Namun, saat Irian mengulurkan tangannya, bayangan gelap muncul dari sudut reruntuhan. "Tidak! Kalian tidak akan mengambilnya!" suara menakutkan menggema, dan sosok Kegelapan Purba muncul, lebih menakutkan daripada sebelumnya.
Irian berbalik, merasakan ketegangan di udara. "Kami tidak akan mundur!" Ia mengangkat Pedang Ketiadaan, bersiap untuk bertarung.
Kegelapan Purba tertawa, suaranya menggema seperti guntur. "Kau pikir, dengan artefak itu, kau bisa mengalahkanku? Aku akan menghapus semua yang kau inginkan!"
"Jika itu yang kau inginkan, kami akan melawannya!" Kira menyatakan, menguatkan sihir pelindungnya.
Irian mengarahkan Pedang Ketiadaan ke Kegelapan Purba, melepaskan cahaya yang membakar kegelapan di sekelilingnya. "Kau tidak bisa mengendalikan kami!"
Pertarungan pun dimulai. Irian dan Kira bersatu, menciptakan gelombang cahaya untuk melawan Kegelapan Purba. Garron dan penduduk desa berusaha membantu, tetapi sosok gelap itu tampak tak tergoyahkan.
Saat pertempuran berlangsung, Irian merasa ketegangan di dalam dirinya semakin kuat. Dalam kekacauan, ia merasakan dorongan dari artefak di altar. "Aku harus mengambilnya!" pikirnya.
Dengan keberanian yang mendalam, Irian berlari menuju altar. Saat ia menyentuh artefak, energi luar biasa mengalir ke seluruh tubuhnya. Cahaya bersinar dari kristal, dan Irian merasakan kekuatan baru mengalir dalam dirinya.
"Apa yang terjadi?" Kira terkejut melihat perubahan itu.
Irian merasakan kekuatan yang belum pernah ia alami sebelumnya. "Aku merasa… berbeda. Kekuatan ini… bisa mengubah segalanya!"
Dengan energi baru, Irian menghadapi Kegelapan Purba. "Kini kau akan merasakan kekuatanku!" Ia mengarahkan artefak ke sosok gelap itu, melepaskan gelombang energi yang kuat.
Cahaya dari artefak menghantam Kegelapan Purba, membuatnya terhuyung. "Tidak! Ini tidak mungkin!" sosok itu berteriak, menyadari bahwa kekuatan Irian telah berkembang.
Saat Kegelapan Purba mundur, Irian menyadari bahwa artefak kuno ini tidak hanya memberikan kekuatan fisik, tetapi juga menghubungkannya dengan elemen alam. Dia dapat merasakan setiap gerakan angin, setiap detak jantung bumi.
"Ini adalah kesempatan kita!" Irian berteriak, bertekad untuk mengalahkan Kegelapan Purba. Dengan kekuatan artefak, ia dan timnya melancarkan serangan gabungan yang lebih kuat dari sebelumnya.
Akhirnya, Kegelapan Purba terdesak, dan dengan satu serangan terakhir, Irian melepaskan cahaya penuh yang membakar sosok itu menjadi partikel-partikel kegelapan yang hilang. Mereka berhasil.
Setelah pertempuran, Irian merasa lelah tetapi sangat puas. "Kita melakukannya," katanya, berbalik ke timnya. "Kita berhasil mengalahkannya!"
Kira tersenyum, matanya bersinar dengan kebanggaan. "Tapi kita harus hati-hati. Kegelapan mungkin akan kembali."
Irian memegang artefak itu dengan erat. "Dengan kekuatan ini, kita akan lebih siap menghadapi apapun yang datang. Kita telah menemukan sesuatu yang luar biasa, dan bersama-sama, kita akan menjaga desa ini."
Mereka kembali ke desa dengan semangat yang membara. Kini, dengan artefak kuno dan kekuatan yang baru ditemukan, Irian tahu bahwa mereka dapat menghadapi segala tantangan yang akan datang, bersatu dalam cahaya melawan kegelapan.