Chereads / Kāten no mukō no kage / Chapter 23 - Chapter 22 - Panggilan Kekuatan

Chapter 23 - Chapter 22 - Panggilan Kekuatan

Irian dan timnya berdiri di depan altar kuno yang terbuat dari batu hitam, di mana artefak bercahaya biru terletak, memancarkan aura misterius yang mengundang rasa ingin tahu. Meskipun mereka baru saja menghadapi ancaman yang mengerikan, ketegangan di udara masih terasa, seperti angin yang berbisik, memperingatkan mereka akan bahaya yang mungkin mengintai.

"Ini dia, artefak yang kita cari," Irian berkata, suaranya bergetar karena campuran rasa gembira dan ketakutan. Ia melangkah lebih dekat, namun tidak tanpa waspada. "Tapi kita harus hati-hati. Penjaga kegelapan mungkin bukan satu-satunya rintangan yang harus kita hadapi."

Kira mengangguk, matanya tajam memindai sekeliling. "Kita perlu tahu lebih banyak tentang artefak ini. Apa kekuatannya dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya?"

Garron, yang masih memegang perisainya dengan erat, menambahkan, "Aku merasakan energi yang kuat di sekitarnya. Ini bukan sekadar benda biasa. Ada sesuatu yang lebih."

Ketiganya mendekati altar, cahaya artefak bergetar seolah merespons keberadaan mereka. Irian merasa ada ikatan kuat antara dirinya dan artefak itu, seolah ia bisa merasakan denyut jantungnya. "Aku merasa... seolah artefak ini memanggilku."

"Tapi untuk apa?" Kira bertanya, matanya berkilau penuh rasa ingin tahu. "Apa yang akan terjadi jika kita mengambilnya?"

Irian menatap artefak itu lebih dalam. Dalam benaknya, bayangan kegelapan dan rasa takut kembali menghampiri, mengingatkan pada pertarungan sebelumnya. "Kita harus berani, meskipun konsekuensinya tidak jelas."

Saat mereka berdebat, tiba-tiba, cahaya artefak menyala lebih terang. Sebuah suara menggema dari dalamnya, resonan dan penuh kekuatan. "Siapa yang berani mengganggu kedamaian ini? Siapa yang ingin mengambil kekuatan yang terpendam?"

Irian terkejut, tetapi juga merasa tergerak. "Kami datang dengan niat baik. Kami ingin menggunakan kekuatan ini untuk melawan kegelapan!"

Suara itu merespons, "Kekuatan ini bukan untuk sembarang tangan. Hanya yang layak yang dapat mengendalikan energi ini."

Irian dan timnya saling bertukar pandang. "Apa yang harus kami lakukan untuk membuktikan diri?" Irian bertanya dengan tegas.

"Uji kemampuan kalian," suara itu menjawab. "Hanya dengan menyatukan kekuatan hati dan pikiran, kalian dapat meraih apa yang kalian cari."

Tanpa peringatan, altar mulai bergetar, dan bayangan gelap muncul kembali, kali ini dalam bentuk siluet yang lebih besar dan lebih menakutkan. "Kalian tidak akan pernah bisa mengambilnya! Kegelapan akan selalu melindungi artefak ini!"

Irian merasakan adrenalin memuncak. "Kami tidak akan mundur! Bersiaplah!" Dengan kekuatan Pedang Ketiadaan di tangannya, ia merasakan energinya meningkat. Kira dan Garron berdiri di sampingnya, siap bertempur.

Pertarungan baru dimulai. Bayangan gelap menyerang dengan kekuatan yang lebih dahsyat, tetapi Irian dan timnya berfokus, menyatukan kekuatan mereka. "Kira, ciptakan pelindung! Garron, lindungi sisi kita!" Irian memimpin, merasakan sinergi antara mereka semakin kuat.

Kira melantunkan mantra, menciptakan perisai energi yang menghalau serangan bayangan. Sementara itu, Garron menyerang dengan perisai dan pedangnya, memukul mundur bayangan yang terus mendekat. Irian mengambil langkah maju, Pedang Ketiadaan bergetar di tangannya, siap untuk menghantam.

"Ini adalah waktu untuk menunjukkan siapa kita sebenarnya!" teriak Irian, mengayunkan pedangnya dengan penuh keyakinan. Cahaya hitam pekat memancar, menyapu ke arah bayangan dengan kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Dengan setiap serangan, kegelapan di sekitar altar semakin redup, seolah cahaya Pedang Ketiadaan mampu menembus dimensi kegelapan itu. "Ayo, kita bersatu!" Irian berseru, memotivasi timnya.

Mereka saling melengkapi; Kira menciptakan pelindung, Garron menyerang dari sisi, dan Irian memfokuskan kekuatan Pedang Ketiadaan. Dalam ledakan cahaya, bayangan itu akhirnya tertegun, tidak mampu menahan serangan kombinasi mereka.

Dengan satu serangan terakhir yang mematikan, Irian mengarahkan Pedang Ketiadaan ke bayangan tersebut. "Kegelapan tidak akan menang!" serunya, melepaskan ledakan energi yang membuat bayangan itu hancur berkeping-keping.

Saat bayangan itu menghilang, suara dari artefak kembali menggema. "Kalian telah membuktikan diri. Kekuatan ini kini milik kalian, namun ingatlah, tanggung jawab yang besar juga menyertainya."

Irian merasa hangat saat cahaya artefak menyelimuti mereka. "Kami akan menggunakannya dengan bijaksana," ia berjanji.

Dengan artefak di tangan, mereka merasakan ikatan baru yang mengikat mereka. Perjuangan belum berakhir, tetapi mereka kini memiliki kekuatan untuk melawan kegelapan yang mengintai. Dengan hati yang penuh harapan dan semangat, mereka bersiap untuk melanjutkan perjalanan, menantang apa pun yang ada di depan.