Irian dan timnya melanjutkan perjalanan mereka melalui hutan yang kini semakin gelap, menyadari bahwa setiap langkah mereka seolah diikuti oleh bayang-bayang kegelapan. Setelah pertempuran melawan Bayangan Abadi, ketegangan masih terasa di udara, dan ancaman Kegelapan Purba menghantui pikiran mereka.
"Ke mana kita harus pergi selanjutnya?" Garron bertanya, suaranya menunjukkan rasa bingung. "Kegelapan Purba bisa muncul kapan saja."
Kira mengerutkan kening, mencoba merasakan sesuatu yang lebih dalam. "Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang sumber kegelapan. Mungkin ada petunjuk di sekitar sini."
Irian setuju, merasa penting untuk mengumpulkan informasi. "Mari kita mencari tempat yang mungkin bisa memberi kita wawasan lebih," katanya, menelusuri jalur setapak yang tampak samar di antara pepohonan.
Saat mereka berjalan, tiba-tiba Kira berhenti, merasakan sesuatu di tanah. "Lihat! Jejak ini… sepertinya baru saja dibuat."
Mereka mendekat, melihat jejak kaki yang tampak aneh, seolah-olah ditinggalkan oleh makhluk yang sangat besar. "Ini tidak terlihat seperti jejak manusia," Garron mengamati, khawatir.
"Ini mungkin jejak makhluk yang terkait dengan kegelapan," Irian menjawab. "Kita harus berhati-hati."
Mereka mengikuti jejak itu, menyadari bahwa jejak tersebut membawa mereka ke sebuah gua yang tersembunyi di balik semak-semak lebat. "Kita harus masuk," Kira berkata, keberanian menyala di matanya. "Mungkin ada informasi penting di dalam."
Irian mengangguk, merasakan dorongan untuk melindungi timnya. "Ayo, tetap dekat. Jangan terpencar."
Setelah memasuki gua, suasana berubah menjadi lebih gelap, dinding-dindingnya dipenuhi oleh simbol-simbol kuno yang bersinar samar. "Apa ini?" Garron bertanya, terpesona oleh keindahan sekaligus ketakutan.
Kira mengamati simbol-simbol itu. "Ini adalah tulisan kuno. Mungkin ini bisa memberikan petunjuk tentang Kegelapan Purba."
Irian mendekati dinding gua, merasakan aliran energi dari simbol-simbol tersebut. "Aku bisa merasakan sesuatu. Sepertinya ini adalah catatan tentang sejarah kegelapan."
Kira menyentuh salah satu simbol, dan tiba-tiba, suara yang dalam dan bergetar bergema di seluruh gua. "Siapa yang mengganggu ketenteraman tempat ini?"
Mereka terkejut, dan Irian cepat mengangkat Pedang Ketiadaan. "Kami tidak bermaksud mengganggu. Kami mencari tahu tentang Kegelapan Purba."
Suara itu kembali menggema. "Kegelapan Purba adalah entitas yang telah ada sejak awal waktu. Ia adalah keseimbangan bagi dunia ini, dan kekuatannya tidak bisa diabaikan."
Garron berbicara, "Tapi mengapa ia berusaha menghancurkan segalanya? Apa tujuannya?"
"Tujuannya adalah untuk mengembalikan keseimbangan yang hilang. Kegelapan dan cahaya tidak bisa hidup berdampingan tanpa adanya konflik," suara itu menjelaskan.
Irian merenungkan kata-kata itu, merasa terjebak antara keinginan untuk melawan kegelapan dan pemahaman tentang keseimbangan. "Jadi, jika kami menghentikannya, apakah kami akan menghancurkan keseimbangan itu?"
"Pikiranmu tajam, Irian," suara itu menjawab. "Tetapi untuk memahami lebih jauh, kau harus melihat ke dalam dirimu sendiri. Kekuatan untuk mengubah nasibmu terletak pada pilihan yang kau buat."
Mendengar ini, Irian merasakan cahaya dari dalam dirinya bergetar, mengingatkan akan kemampuan memulihkan dirinya. "Aku… aku bisa melakukannya. Jika kegelapan ingin menghancurkan segalanya, aku akan menggunakan kekuatanku untuk melindungi yang terpenting."
"Perhatikan, Irian. Dalam dirimu terdapat dua sisi—cahaya dan kegelapan. Keduanya harus saling melengkapi, bukan saling menghancurkan," suara itu menambahkan.
Kira menggenggam tangan Irian. "Kita harus bersatu, tidak peduli seberapa gelap jalan yang harus kita lalui."
Dengan tekad yang baru, Irian merasakan energi di dalamnya semakin kuat. "Kami tidak akan membiarkan Kegelapan Purba menghancurkan dunia. Kita akan berjuang untuk melindungi semua yang kita cintai!"
Suara itu bergetar penuh kekuatan. "Jika demikian, lanjutkan pencarianmu. Temukan cara untuk membawa keseimbangan, atau dunia ini akan tenggelam dalam kegelapan selamanya."
Setelah suara itu menghilang, gua tiba-tiba dipenuhi dengan cahaya yang menyilaukan. Simbol-simbol di dinding mulai berkilauan, seolah-olah memberikan petunjuk untuk langkah selanjutnya.
"Lihat! Ada jalan keluar di sana!" Garron menunjuk ke arah cahaya di ujung gua.
Mereka melangkah maju, dan saat keluar, mereka menemukan diri mereka di puncak tebing, melihat panorama luas hutan yang terhampar di depan mereka. Di kejauhan, bayangan gelap mulai mengumpul.
"Kegelapan Purba sudah bersiap," Irian mengucapkan, mengingatkan diri sendiri akan tantangan yang masih ada.
"Ayo, kita tidak boleh kehilangan waktu!" Kira berkata, wajahnya menunjukkan ketegasan.
Mereka turun dari tebing dan bersiap untuk menghadapi apa pun yang ada di depan. Irian merasa kekuatan dalam dirinya semakin kuat, siap untuk melindungi timnya dan mengatasi ancaman yang akan datang. Dalam perjalanan ini, ia telah menemukan lebih dari sekadar kekuatan; ia telah menemukan tujuannya.
Mereka melanjutkan perjalanan, tak terpisahkan, melawan arus kegelapan yang semakin mendekat, bersatu dalam semangat dan keberanian. Irian tahu bahwa tantangan yang lebih besar masih menanti, tetapi bersama teman-temannya, ia yakin bahwa mereka akan mampu mengatasi apapun yang menghadang.