Chereads / Kāten no mukō no kage / Chapter 21 - Chapter 20 - Sword of Nothingness

Chapter 21 - Chapter 20 - Sword of Nothingness

Setelah berhasil mengalahkan bayangan-bayangan yang mengancam mereka, Irian merasakan kekuatan Void Body mengalir dengan lebih kuat. Namun, ia tahu bahwa untuk menghadapi ancaman yang lebih besar—Voidbringer—ia memerlukan senjata yang lebih kuat dan unik.

"Dari ketiadaan, aku akan menciptakan sesuatu yang bisa melawan kegelapan," Irian berbisik, menyatu dengan kekuatan yang ada di dalam dirinya. Dia berfokus pada esensi Void Body, menggali jauh ke dalam keberadaannya.

Di hadapannya, cahaya hitam pekat mulai berkumpul. Irian mengerahkan energi dan memperhatikan saat partikel-partikel gelap ini berkumpul, membentuk bentuk yang semakin jelas. "Aku akan memanggil pedang ketiadaan, senjata yang akan menghancurkan semua yang terikat pada keberadaan!"

Dalam sekejap, sosok pedang mulai terlihat. Pegangan hitam berkilau, sementara bilahnya tampak seperti kegelapan murni yang menyerap cahaya di sekelilingnya. Tetesan darah merah pekat menetes dari ujung pedang, memberi kesan mengerikan sekaligus megah. "Ini adalah Pedang Ketiadaan."

Mendengar suara makhluk-makhluk di sekitarnya berbisik, Kira menatap tak percaya. "Irian, itu luar biasa! Apa itu kekuatan yang bisa kau gunakan?"

Irian mengangkat pedang tersebut, merasakan energi yang mengalir di dalamnya. "Ini bukan sekadar senjata. Ini adalah manifestasi dari ketiadaan murni, sumber yang tidak ada setelah semua hal yang normal dihancurkan."

Garron mengamati dengan serius. "Tapi apa maksudmu dengan 'sumber yang tidak ada'?"

Irian menatap pedangnya, lalu menjelaskan. "Ketika semua yang ada di sekitarku dihancurkan, ketika ketiadaan menguasai segalanya, inilah yang tersisa. Pedang ini memiliki kekuatan untuk mereformasi keberadaannya bahkan dari ketiadaan murni. Bahkan jika Void Body-ku tidak mampu menghapus kehampaan ini secara permanen, pedang ini akan selalu ada sebagai ketiadaan."

Fenris tersenyum lebar. "Jadi, kau bisa menciptakan kembali keberadaan dari ketiadaan itu sendiri? Itu gila!"

"Ya," Irian mengangguk, menyesuaikan grip pada pedang tersebut. "Sifat aslinya semakin dalam, hingga tak terbatas, melebihi sekadar menjadi senjata. Ini adalah simbol dari kehampaan setelah kehancuran."

Dia melangkah ke depan, merasakan kekuatan pedang itu membara. "Dengan pedang ini, aku bisa memotong apa pun yang menghalangi jalan kita. Kegelapan tidak akan bisa mengalir ke dalam hidup kita."

Irian mengangkat Pedang Ketiadaan, dan saat cahaya hitam bercahaya semakin kuat, seakan-akan mengundang angin kencang di sekitarnya. "Kita akan menghentikan Voidbringer. Kita akan mengubah cerita ini selamanya!"

Kira dan Garron saling berbisik, penuh kekaguman. "Ini bukan hanya senjata, tetapi harapan," Kira berkata. "Dengan pedang ini, kita bisa melawan kegelapan."

"Sekarang kita sudah siap," Garron menambahkan, rasa percaya diri di wajahnya. "Ayo, kita lanjutkan pencarian artefak!"

Mereka melanjutkan perjalanan, Irian di depan dengan Pedang Ketiadaan di tangannya. Dia merasakan kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya, sebuah kombinasi antara keberanian, harapan, dan ketiadaan yang siap menghadapi tantangan yang akan datang.

Saat mereka memasuki Pusat Hutan Gelap, suasana mulai berubah. Kabut tebal melingkupi mereka, dan suara-suara aneh menggemuruh di antara pepohonan. "Hati-hati," Irian memperingatkan. "Kita mungkin akan menghadapi sesuatu yang lebih kuat di sini."

Tiba-tiba, bayangan besar melintas di antara pepohonan, sosok mengerikan muncul dari kegelapan. "Kau berani memasuki wilayahku?" suaranya bergema, membuat bumi bergetar. "Aku adalah penjaga artefak, dan kalian tidak akan bisa melawanku!"

Irian merasakan Pedang Ketiadaan bergetar, seolah-olah siap untuk bertindak. "Kami tidak takut! Kami akan melawan dengan semua yang kami miliki!"

Dia maju ke depan, memegang pedang dengan erat. "Dengan Pedang Ketiadaan ini, aku akan menunjukkan bahwa bahkan kegelapan pun tidak dapat melawan kehampaan!"

Pertarungan akan segera dimulai, dan Irian tahu bahwa ini adalah momen untuk membuktikan kekuatan yang baru dia miliki. Dengan semangat yang membara, dia siap menghadapi tantangan terbesar dalam hidupnya.