Chereads / CALAMITY OF DUNGEON : Bencana Kehancuran Bumi oleh Dungeon / Chapter 19 - [VOL. 1] #19 LEBIH MONSTER KETIMBANG MONSTER

Chapter 19 - [VOL. 1] #19 LEBIH MONSTER KETIMBANG MONSTER

102 D

(019) CHAPTER 19

LEBIH MONSTER KETIMBANG MONSTER

Noval dan yang lainnya mulai mengalahkan monster satu persatu.

Para monster sudah hampir menyentuh tembok markas. Tapi mereka langsung dihalangi oleh Leo dengan tebasannya. Dia terus mengayunkan pedangnya kepada para monster yang sebagian tubuhnya terdapat luka bakar akibat penghalang cahaya yang diaktifkan Shiro di awal.

Level para monster, rata-rata sudah mencapai angka 200 sampai dengan 600. Hal itu membuat Leo sedikit kesulitan, namun tak sepenuhnya menyulitkan. Dia hanya sedikit tak menyangka saja, monster dengan level tinggi seperti ini bisa berhasil keluar dari Dungeon. Sejauh ini, level tertinggi dari Dungeon Stampede adalah 150. Jadi wajar baginya untuk tak menyangka akan hal ini.

"Oh, sudah waktunya kah? ", ucap Leo karena menyadari suatu perubahan di tubuhnya. Dia mengalami kenaikan level. Efek samping dari Skill 'Shield of Sacrifice' sudah habis, jadi Leo sudah bisa mendapatkan Experiance Point dan meningkatkan levelnya kembali. "Okelah. Setidaknya aku akan meningkatkan levelku sampai 50. ", ucapnya sembari terus menerima pemberitahuan kenaikan level.

Sebenarnya, setelah mengalahkan banyak sekali monster tadi, Leo berhasil mengumpulkan lebih dari 500 Status Point. Apabila dia menggunakan Status Point itu, dia pasti akan bisa menjadi lebih mudah dalam melakukan pembantaian. Tapi ada alasan mengapa Leo masih ingin menyimpan semua Status Point-nya. Hal itu berkaitan dengan Skill-nya. Uniq Skill 'Summoner Hero "SERDAZO"', adalah Uniq Skill yang memungkinkan pengguna untuk memanggil 14 makhluk panggilan dari dalam Skill. Setiap makhluk panggilan, memiliki kemampuan bawaannya masing-masing yang tentu bisa dikatakan kuat. Tapi, untuk dapat memanggil semua makhluk panggilan itu, diperlukan Status Point yang benar-benar banyak serta MP yang juga tinggi.

Buktinya, Leo baru bisa memanggil 2 makhluk panggilan, walau 4 bulan waktu hampir terlewati. Saat ini, Leo berusaha untuk mengumpulkan banyak Status Point demi bisa memanggil Kuro secara permanen.

Setelah banyak menebas monster, akhirnya Leo berhasil mencapai level 50. "'Shield of Sacrifice'! ", dia kemudian langsung mengaktifkan Skill 'Shield of Sacrifice' untuk kembali mencegahnya mendapat kenaikan level. Dengan aktifnya Skill ini, Leo akan kembali mendapatkan efek samping 'hilangnya perolehan Experiannce Point', sehingga dia tidak akan bisa menaikkan level selama 24 jam. Hal itu dilakukannya, agar efek dari Skill 'The Chalenger' bisa tetap berlaku. Efek dari Skill 'The Chalenger' sendiri adalah, mendapatkan 1 Status Point setiap mengalahkan 1 monster yang memiliki level lebih tinggi dari pengguna. Walaupun level Leo meningkat hingga 50, dia akan tetap mendapatkan tambahan Status Point karena level para monster yang lebih tinggi darinya. Dia memang sangat cerdik seperti Selia dalam pengelolaan status dan perolehan Status Point.

Setelah sekitar 5 menit berlalu, akhirnya Leo kembali bertemu dengan Shiro dan juga Ao. Mereka sudah membereskan para monster yang ada di sekitar markas dengan baik.

"Ao! Shiro! ", panggil Leo.

"Masteeer~! ", Ao segera melompat dari punggung Shiro menuju tempat Leo berdiri. Leo pun menangkapnya dengan dua tangan.

"Sepertinya kita sudah membereskan semuanya ya? ", tanya Leo.

"Baik, saya juga sudah tidak merasakan adanya keberadaan monster. Dapat dipastikan, sudah tidak ada monster di sekitar sini. ", jawab Shiro sesuai dengan kenyataan.

"Begitukah? Kerja bagus kalian berdua. ", ucap Leo sembari mengelus kepala Shiro. "Okelah, ayo kita pergi ke tempat Noval dan lainnya. Walaupun mereka berdua sangat kuat, takkan mungkin bagi mereka untuk mengatasi seluruh monster itu berdua. ", itulah yang Leo pikirkan. Tapi kita sedang membicarakan Noval dan Selia. Mereka berdua adalah keberadaan yang bahkan dianggap tidak adil di dunia ini. Pikiran Leo itu akan segera mengkhianatinya.

.....

Dan benar saja, sesampainya di sana, Leo dan lainnya hanya bisa ternganga melihat aksi pembantaian yang Noval dan Selia lakukan. "A.. Apa-apaan sebenarnya mereka ini...!? ", ucap Leo dengan wajah yang benar-benar terkejut. Shiro dan Leo juga memasang ekspresi yang lumayan mirip dengannya.

Kumpulan monster yang tadinya terlihat layaknya lautan, sudah hampir hilang dari permukaan seluruhnya. Reruntuhan bangunan yang tadinya menumpuk banyak layaknya bukit-bukit kecil, juga sudah berubah rata dengan permukaan tanah yang mengalami banyak keretakan. Ini adalah sosok Noval dan Selia yang masih dalam keadaan menahan diri. Noval hanya bertarung dengan mengayunkan tombaknya, tanpa mengaktifkan Skill atau sihir apapun. Dan Selia juga hanya memakai sihir-sihir level paling dasar untuk membasmi para monster. Dia bahkan sempat bermain-main dengan para Ogre yang tadi mengaktifkan sihir level penghancur. Tak terbayang jika mereka berdua benar-benar mengeluarkan kekuatan asli mereka di permukaan bumi ini. Dunia pasti hanya akan bisa bertahan beberapa saat saja.

"A-aku memang sudah menyangka mereka akan bisa membereskan para monster. Tapi aku tak menduga kalau mereka akan membersihkan seluruhnya. ", Leo memberikan pendapatnya.

"Ma-masteer~ Apa mereka adalah teman master? ", tanya Ao dengan tubuh yang bergetar. "Mereka sangat kuaaat~ ",

"Ya, mereka adalah temanku dan adiknya. Mereka benar-benar terlihat seperti monster daripada monster yang sebenarnya. ", jawab Leo.

Tapi ini adalah hal yang bagus. Dengan kekuatan besar itu, orang-orang bisa terselamatkan. Noval adalah orang yang baik, walaupun dia sedikit kikuk. Dia pasti akan membantu orang-orang yang memerlukan bantuan.], pikirnya tentang Noval. Aku akan sangat terbantu jika ada seorang pemilik kekuatan lainnya selain aku. Bebanku akan sedikit berkurang. Ah, akan kubuat si Noval jadi pemimpin OUM..], Leo memikirkan hal yang cukup licik, karena senyum jahatnya terpampang jelas di wajahnya.

Tak lama, Noval akhirnya menyelesaikan seluruh pembantaian para monster yang ada di depannya. Sedangkan Selia masih meneruskan pembantaiannya, karena para monster terus-menerus datang dari ngarai yang sebelumnya dibicarakan Noval dan Selia. Noval menghampiri Leo.

"Leo, bagaimana keadaan di sana? ", tanya Noval.

"Ya, kami sudah menyelesaikan seluruh monster di lingkungan markas. Niatnya aku mau membantu kalian, tapi sepertinya hal itu tak diperlukan sama sekali ya? ", jawab Leo.

"Tidak tidak, kita masih butuh bantuan. Lihatlah Selia. Dia masih terus menghalau lautan monster yang terus saja berdatangan tanpa akhir. ", ucap Noval sembari menunjuk ke tempat Selia yang sedang bertarung dengan para monster.

"Ya, itu. Aku juga bingung dengan kejadian ini. Sebelumnya, tak pernah ada Dungeon Stampede dengan waktu selama ini. Terlebih, para monster yang keluar juga memiliki kekuatan yang bisa dikatakan tak normal. ", ucap Leo sambil memegang dagu.

"Hm? Apa itu Dungeon Stampede? ", Noval bertanya tentang Dungeon Stampede.

"Ah.. Itu adalah sebutan yang aku berikan untuk peristiwa ini. ", jawab Leo. "Dungeon Stampede adalah peristiwa keluarnya monster yang ada di dalam Dungeon menuju permukaan bumi. Sejauh yang kutahu, Dungeon Stampede memiliki jangka waktu yang berbeda, tergantung dengan kekuatan Dungeon itu. Dan sejauh yang pernah aku alami, jangka waktu terlama hanya sekitar 30 menit saja. Monster-monster yang keluar juga berlevel di bawah 100. Jadi di Dungeon Stampede kali ini, semua pengalamanku sebelumnya takkan berguna. Aku tak tahu bagaimana cara mengakhirinya. ", Leo memberikan penjelasannya.

"Begitukah... Sepertinya ini cukup merepotkan. ", tanggap Noval. "Leo, apa kau tahu Dungeon yang ada di timur, sekitar 1 km dari sini? ", Noval bertanya.

"Hm? Ya, tentu aku tahu. Aku pernah menjelajah Dungeon itu. Namanya adalah Dungeon of Mana. Itu adalah Dungeon kelas Uniq dengan 600 buah lantai. Aku baru saja keluar dari situ sekitaran 2 minggu yang lalu. ", Leo menjawab pertanyaan Noval. Dan kemudian, Leo mulai sadar maksud dari pertanyaan Noval itu. "Tunggu, mungkinkah Dungeon Stampede ini... ",

"Ya, para monster ini keluar dari Dungeon yang kau bilang itu. ", Noval mempertegas kesimpulan Leo. "Sebenarnya saat pergi ke sini, aku meminta Selia untuk melihat apa yang sedang terjadi di daerah itu. Dan tadi dia berkata, kalau tempat itu sudah berubah menjadi ngarai besar yang terus mengeluarkan monster. ", sambung Noval.

"Ngarai besar!? ", Leo pun terkejut dengan pernyataan Noval. "Pada waktu aku keluar dari situ, hanya ada lubang berukuran 5 meter saja loh. Bagaimana bisa itu berubah menjadi ngarai? Dan bagaimana bisa juga aku tak menyadari hal itu? ",

"Wajar saja jika kau tak tahu. Ngarai itu muncul dan membesar menjadi ukuran yang gila, baru terjadi sekitaran 2 jam yang lalu. ", (Noval)

"Eh? Itu waktu yang sama saat para monster mulai menyerang. ", (Leo)

"Ya. Yang berarti, para monster itulah yang menyebabkan terciptanya ngarai. ", (Noval)

"Begitukah? ", mereka berdua masih terus mencoba untuk merangkum semua informasi itu. "Hei Noval. Jika kau sudah tahu sampai situ, apa kau juga sudah tahu bagaimana cara menghentikan Dungeon Stampede ini? ", tanya Leo berharap kalau Noval sudah mendapatkan kesimpulan.

"Sayangnya, aku belum tahu. ", jawab Noval.

"Hahh... Begitu ya? Padahal aku berharap padamu loh~ ", ucap Leo dengan nada yang lumayan terdengar layaknya mengejek.

"Maaf kalau aku sudah mengecewakanmu. ", balas Noval dengan wajah yang terlihat kesal. Leo pun tertawa saat melihat wajahnya yang kesal.

Di tengah obrolan, Selia berteriak, "KAK NOVAAL!! BAGAIMANA KALAU KALIAN KE SINI DAN BANTU AKUU!? ", teriaknya dengan nada yang terlihat kesal. Wajar saja bagi Selia untuk kesal. Saat dirinya masih disibukkan dengan urusan monster, Noval dan Leo malah asik berbincang. Kekesalannya tidaklah salah.

"Gawat! Aku lupa kalau Selia masih bertarung! ", Noval akhirnya sadar dengan apa yang diperbuatnya. "Akan gawat kalau dia marah! ",

"Yah.., ini salah kita sih. Wajar kalau dia marah nantinya. ", (Leo)

"Jangan! Jangan sampai kau membuat Selia marah! ", ucap Noval dengan tatapan keseriusan. "Kau takkan tahu apa yang akan terjadi pada kita kalau dia sampai marah! ", tegas Noval.

"A-ah. Aku paham. ", Leo pun hanya bisa menurut apa yang diucapkan Noval. Memangnya sampai segitunya ya?], pikirannya.

Yah.., kekuatan Selia bisa dikatakan sangat menakutkan bagi bumi sih. Mungkin Noval takut kalau-kalau dia sampai mengaktifkan sihir tingkat tinggi dan meratakan daerah sekitarnya. Yah.., walaupun hal itu takkan mungkin dilakukan Selia.

Mereka berdua segera pergi ke tempat Selia dan membantunya mengatasi para monster.

"Maaf Selia, aku malah asik mengobrol dengan Leo. ", Noval meminta maaf kepada Selia sembari mengayunkan tombaknya ke para monster.

"Yah.., aku tahu kalau Kak Noval senang bertemu dengan teman Kakak. Tapi tolong tunda dulu reuninya dan urus semua monster ini. ", ucap Selia dengan wajah yang terlihat cemberut sembari terus melancarkan sihir ke tempat para monster.

"Maaf maaf. Aku hanya memberi tahu informasi mengenai ngarai itu pada Leo. Kami juga sedang memikirkan cara untuk mengakhir gelombang monster ini. ", Noval berusaha menjelaskan kebenarannya untuk menghilangkan rasa kesal Selia.

"Ya Selia. Seperti yang Noval katakan, kami sedang berpikir tentang bagaimana cara menghentikan bencana monster ini. ", Leo juga berusaha membantu Noval meyakinkan Selia, sembari mengayunkan pedangnya. Ao dan Shiro juga mulai bertarung dengan para monster.

"Heehh.. Begitu ya? Sepertinya aku salah membuat kesimpulan ya? Maaf karena sudah marah. ", akhirnya mereka berdua berhasil meyakinkan Selia. Dan terlihat jelas ekspresi lega terpancar di wajah Noval dan Leo.

"Tidak tidak. Kami juga salah karena mengabaikan kamu yang sedang bertarung sendirian. ", ucap Noval dengan wajah tersenyum.

"Jadi, apa Kak Noval dan Kak Leo sudah mendapat kesimpulannya? ", Selia melanjutkan perbincangan sembari terus mengalahkan monster. Dia mulai menggunakan sihir level 2 untuk menghancurkan para monster. Leo yang melihat kekuatan gila dari sihirnya, hanya bisa terdiam dan langsung paham dengan ucapan Noval sebelumnya.

Begitukah?.. Sepertinya memang tidak boleh membuat Selia marah, seperti yang dikatakan Noval. Aku benar-benar harus berhati-hati.] pikir Leo dalam hatinya. Dia sudah membuat sebuah keputusan besar saat ini.

"Ah, itu. Kalau menurutku, kunci untuk menghentikan Dungeon Stampede ini ada di dalam ngarai besar itu. ", jawab Noval.

"Hm? Dungeon Stampede? Apa itu? ", (Selia)

"Itu adalah sebutan yang diberikan oleh Leo untuk fenomena ini. ", (Noval)

"Begitukah? ", ucap Selia dengan memasang wajah serius.

"Ka-kalau nama itu jelek, kau boleh menggantinya kok Selia. ", Leo tiba-tiba berbicara dengan nada yang cukup bergetar. Sepertinya dia salah paham dengan wajah yang dipasang Selia. Wajah seriusnya itu dipakai saat dia sedang berpikir. Jadi, Leo menganggap kalau Selia tak suka dengan sebutan Dungeon Stampede yang diberikannya, dan berpikir kalau dia sudah membuat Selia marah.

"Eh? Kenapa diganti? Bukannya itu nama yang bagus? ", Selia pun bingung dengan tingkah Leo.

"Be-begitukah? Aku kira kau tidak menyukainya... ", (Leo)

"Tidak, aku suka sebutan itu kok. Aku hanya sedang berpikir. ", ucap Selia dengan memasang senyuman. Karena monster di depan sudah lumayan berkurang, mereka jadi memiliki kesempatan untuk berbicara sebentar.

"Hahaha... Apa kau mengira kalau Selia marah karena itu, Leo? Hahaha... ", Noval menertawai Leo. Leo pun hanya terdiam dengan wajah sedikit malu.

"Aku takkan marah hanya karena hal itu. Lagian, kenapa Kak Leo merasa takut kalau aku marah? ", tanya Selia.

"Eh? Itu..... karena Noval berkata 'akan gawat kalau sampai Selia marah! Kau takkan tahu apa yang akan terjadi pada kita kalau dia sampai marah!' begitu. Aku hanya percaya dengan apa yang dikatakan Noval saja. ", ucapan Leo membuat Noval berhenti tertawa, bahkan terhenti pada ekspresi tawa yang membeku. Pandangan Selia yang tadi mengarah ke Leo, juga segera berubah ke arah Noval.

"Ah, gawat. ", ucap Noval dengan wajah yang masih sama. Sedangkan Selia terus memasang senyum jahat pada Noval.

"'Wind Magic' 'Tornado'. ", Selia mengaktifkan sihir angin level 4 ke tempat para monster mulai berkumpul kembali. Terkena serangan sihir tornado Selia, para monster mulai terangkat ke udara. Tidak hanya monster, reruntuhan bangunan juga ikut terangkat dan menjadikan tornado itu membesar dan menggelap. Para monster yang saling bertubrukan, mati di udara, darah mereka menjadi warna tambahan untuk tornado yang terus menggila. Monster-monster yang jumlahnya banyak tadi pun, berkurang drastis karena sihir Selia ini. Ini adalah lampiasan amarah Selia.

"Haha.. Sepertinya aku sedang bermimpi. Selama aku menjelajah Dungeon, belum pernah ada monster apapun yang bisa menggunakan sihir seperti ini. ", ucap Leo dengan wajah penuh keterkejutan. Benar yang dikatakan Noval. Jangan sampai membuat Selia marah. Aku tak mau jadi seperti monster-monster itu.], sambungnya di dalam hati.

Noval pun langsung langsung bersujud meminta maaf kepada Selia. Namun Selia masih kurang puas, sehingga dia sedikit mencermahi Noval.

Tapi yah.., mereka berdua adalah monster itu sendiri sih. Apabila ada mereka, umat manusia pasti bisa segera pulih dari bencana ini.

......

......

...

***