102 D
(016) CHAPTER 16
DI ATAS BUMI YANG HANCUR 2
Sebanyak 12 orang termasuk Noval dan Selia, terus berjalan ke arah barat menuju tempat pengungsian orang-orang selamat. Selain korban bencana Gempa Dunia, mereka semua juga korban dari Bencana Monster ini.
Sejauh ini, Noval dan Selia masih belum tahu menahu mengenai asal usul Bencana Monster. Namun Selia berhasil menyimpulkan secara kasar sedikit tentang Bencana Monster ini. Dia berkata jika bencana ini terjadi karena monster-monster keluar dari dalam Dungeon, dan bukan muncul mendadak langsung dari atas permukaan bumi. Yang pasti, kedua bencana itu disebabkan oleh keberadaan-keberadaan bernama Dungeon ini. Alasan mengapa para monster keluar dari Dungeon memang masih belum diketahui. Tapi mereka tahu kalau setiap monster memiliki teritori yang harus dipatuhi.
"Apa tempat pengungsian itu masih jauh? ", Noval bertanya.
Noval, Selia dan Ketua Kelompok berjalan di depan, sementara yang lainnya berada di belakang mereka.
"Tidak, mungkin hanya sekitar 5 km lagi dari sini. Tapi kita juga harus terus waspada apabila monster menyerang. ", jawab ketua kelompok.
"Ah, kalau urusan itu kalian tenang saja. Jika ada monster datang, saya akan langsung mengatasinya. ", Noval menenangkan kekhawatirannya.
"Ahaha.. Sungguh terdengar sangat meyakinkan. ", ujarnya dengan wajah tenang sembari tertawa. "Yah.., setelah kami diperlihatkan kekuatan seperti tadi, kami takkan meragukan anda berdua lagi. ",
"Kak Noval. ", Selia memanggil Noval sembari menarik kain di pinggangnya. "Bukankah kita belum mengenalkan diri? ", pertanyaannya itu bermaksud untuk membuat Noval tidak lanjut berbincang tanpa saling mengenal nama. Selia memang cukup peka dengan hal-hal seperti ini.
"Oh ya, aku lupa. ", Noval pun akhirnya sadar. "Maaf Pak, kami belum memperkenalkan diri kami. ",
"Ah, tidak masalah. Kami juga tidak menyebutkan nama kami sebelumnya. ", balasnya dengan ungkapan yang hampir mirip.
"Kalau begitu, perkenalkan, nama saya adalah Noval. Dan yang di sebelah saya ini adalah Selia, adik saya. Salam kenal, semuanya. ", Noval memperkenalkan diri sekaligus Selia.
"Salam kenal. ", lanjut Selia.
"Baik, Tuan Noval dan Nona Selia kah? Perkenalkan, nama saya adalah Tarso. Saya merupakan Ketua Divisi Tiga dari Organisasi Umat Manusia. ", pria dewasa berjanggut itu bernama Tarso. Dia merupakan bagian dari kelompok bernama Organisasi Umat Manusia yang memimpin Divisi Tiga. "Dan mulai dari sebelah kiri, ada Feri, Delta, Ledius, Ferda, Belva, Hendri, Jefri, Afa, dan Girio. ", Tarso melanjutkan memperkenalkan seluruh anggotanya.
"SALAM KENAL! ", sapa semuanya kepada Noval dan Selia.
"Ya, salam kenal. ", jawab Noval.
Mereka kembali melanjutkan berjalan.
"Baik Pak Tarso, bisakah kami mendengar semua kejadian yang kalian alami sampai saat ini? ", Noval mulai membuka topik baru.
"Baik, saya akan bercerita berdasarkan apa yang saya dan teman-teman saya alami. ", Tarso pun bersedia mengikuti topik baru itu.
"Ah, kalau bisa, tolong hilangkan saja bahasa kaku itu. Pak Tarso lebih tua dari saya dan Selia, cukup kami saja yang berbicara formal. ", pinta Noval pada Tarso. Memang aneh rasanya jika orang tua berbicara formal pada orang yang lebih muda.
"Begitukah? Kalau begitu, aku terima dengan senang hati. Sejujurnya, aku tak cocok bertingkah sopan atau bicara formal. ", jawab Tarso dengan memasang wajah lega. Sepertinya dia memang tak bisa bertingkah kaku. "Ah tapi, aku tak bohong tentang kami yang menghormati kalian berdua. Kedatangan kalian itu bagaikan suatu keajaiban. Dengan begini, kami memiliki harapan bagi saudara-saudara kami yang terluka. ", ucapnya menambahkan. Walaupun Tarso tak mahir dalam berbincang formal, perasaan hormat dan terimakasihnya pada Noval dan Selia adalah nyata, sampai-sampai dia melakukan hal yang cukup tidak disukainya.
"Ahaha... Kami senang jika Pak Tarso menyebut kami sebagai harapan. ", tanggap Noval atas ucapan pujian dari Tarso. Terlihat pula wajahnya yang sedikit memerah karena malu. "Kalau begitu, bisakah Pak Tarso bercerita tentang semuanya? ", Noval kembali ke topik.
"Ah, tentu saja. ", Tarso mulai bercerita.
Setelah bencana besar berlaku, dunia mengalami kehancuran yang benar-benar parah. Semua bangunan rata dengan tanah, retakan-retakan besar tercipta di permukaan bumi, kematian menjadi hal yang paling banyak dilihat, perebutan makanan juga mulai terjadi antar manusia yang masih bernafas. Tarso yang adalah seorang petarung sebelum terjadinya bencana, berhasil menciptakan kelompoknya sendiri dan banyak memenangkan perebutan makanan. Dia tidak peduli terhadap keselamatan orang lain dan hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya.
Namun situasi itu berubah setelah 10 hari berlalu sejak bencana gempa terjadi. Muncul sebuah kelompok baru yang memiliki kekuatan besar karena jumlah mereka yang benar-benar sangat banyak. Mereka menyerang semua orang yang ditemui dan bahkan memakan mereka yang telah berhasil dibunuh. Ya, kelompok itu tak lain dan tak bukan adalah MONSTER.
Tarso dan kelompoknya tak bisa mengatasi kelompok monster itu dan memilih untuk melarikan diri saat bertemu dengan monster. Bencana Monster ini menyebabkan bumi yang sudah hancur, tambah mendekati ambang batas akhirnya. Kematian orang-orang semakin hari semakin bertambah menjadikan umat manusia sekarang telah berdiri di ujung tanduk kepunahan. Mau bagaimana lagi, tidak ada cara yang tepat untuk mengatasi bencana monster itu. Manusia yang tersisa hanya bisa berkumpul dan bersembunyi dari para monster. Ada pula dari mereka yang menyerah dan memilih bunuh diri dengan menyerahkan tubuhnya pada para monster. Dunia dan manusia benar-benar sudah tamat.
Di saat-saat putus asa itu, muncul seorang pemuda yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan pihak monster. Kekuatan yang dia miliki hampir sama seperti Noval dan Selia. Berkat kekuatan dan kepemimpinannya, umat manusia berhasil bangkit dari keterpurukan dan mulai mendapatkan keberanian untuk menghadapi para monster. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pemuda itu, perlawanan yang sebelumnya sia-sia di hadapan para monster, sekarang telah berubah menjadi masa lalu belaka.
Sebelumnya, senjata tajam hingga senjata api, tidak berguna di hadapan para monster. Semua serangan dan jebakan yang dibuat pun hanya terlihat layaknya mainan dan tak mampu melukai tubuh para monster. Sekarang, setelah mendapatkan senjata dari pemuda itu, mereka jadi bisa bertarung dan mulai bisa mengalahkan monster. Pemuda itu juga menyuruh mereka untuk mengambil batu yang ada di dalam tubuh monster dan menjadikannya sebagai senjata yang ampuh dalam melawan monster. Dilihat dari hal itu, pemuda itu juga merupakan seorang penjelajah Dungeon sama seperti Noval dan Selia.
Pemuda itu ditunjuk sebagai pemimpin dari semua manusia yang selamat. Dia memberikan nama kelompok mereka sebagai Organisasi Umat Manusia. Dan mulai membagi kelompok mereka menjadi beberapa regu yang memiliki tugas masing-masing. Ada yang menjaga markas, ada yang membantu penyelamatan dan pencarian korban selamat, ada yang membuat senjata anti-monster, ada juga yang bertugas memberantas para monster. Dengan kehadiran pemuda itu, manusia seperti mendapatkan kesempatan untuk bangkit dari bencana gila ini.
Namun tetap saja, setiap orang memiliki kekurangannya masing-masing. Walaupun pemuda tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk menghancurkan para monster, dia tetap tidak bisa berlaku apa-apa terhadap mereka yang terluka. Bahkan dia juga telah kehilangan beberapa orang dalam setiap pertarungan. Dan yang menjadi alasan kematian orang-orang tersebut adalah pengobatan yang tidak terpenuhi. Di atas bumi yang telah hancur ini, tidak ada alat ataupun obat yang cukup untuk semua orang. Jadi masalah ini adalah masalah yang belum mampu diselesaikan, bahkan oleh pemuda itu.
"Maka dari itu, kami akan merasa sangat tertolong dengan kehadiran kalian berdua. Komandan juga mengharapkan orang-orang yang bisa menyembuhkan orang lain seperti Selia. ", akhir dari cerita panjang Tarso.
"Begitukah... ", tanggap Noval. Kemudian Noval berbicara dalam hati, Jika yang dikatakan Pak Tarso adalah kebenaran, berarti aku berkesempatan bertemu dengan sesama penjelajah. Aku merasa sangat penasaran dengan sosok pemuda yang dipanggil Komandan itu. Apalagi dia merupakan orang baik yang menolong semua orang. "Oh ya, ngomong-ngomong, siapa nama dari Komandan kalian itu? ", tanya Noval.
"Nama beliau adalah Tuan Leo. ", jawab Tarso dengan ungkapan kaku yang membuktikan betapa dia menghormati sosok tersebut. "Beliau berusia sekitaran 17 18 tahunan, mungkin sama dengan Noval? ",
"Begitu ya? Leo kah... ", setelah berucap begitu, Noval berhenti berjalan dan mulai menelusuri ingatannya. Eh? Leo? Apa mungkin itu Leo? "Tunggu Pak Tarso. Apa Leo itu memiliki ciri fisik rambut biru dan mata merah? ", tanya Noval memastikan sosok Leo yang dibicarakan Tarso dengan Leo yang Noval kenal.
"Eh? Apa Noval pernah bertemu dengan Tuan Leo? Ya, beliau memiliki ciri fisik sama seperti yang kau katakan. ", jawaban Tarso berhasil meyakinkan Noval.
Jadi benar itu Leo ya?
"Apa Kak Noval mengenal Tuan Leo yang dimaksud oleh Pak Tarso? ", tanya Selia. Selia baru bertemu dengan Noval beberapa bulan saja, jadi tentu tak tahu mengenai sosok Leo ini.
"Ya, sepertinya Leo yang dimaksud Pak Tarso adalah seseorang yang kukenal. ", jawabnya sembari melanjutkan berjalan.
"Oohh! Pantas saja kekuatanmu lumayan mirip seperti Tuan Leo! ", seru Tarso dengan suara yang keras. Orang-orang di belakangnya juga cukup merasa terkejut dengan pernyataan yang diberikan Noval. "Ngomong-ngomong, hubungan apa yang kalian miliki? ", tanya Tarso yang merujuk pada hubungan yang terjadi antara Noval dan Leo.
"Ah,.. Kami adalah teman yang cukup dekat. Dia bahkan sering berkunjung ke rumahku dan bermain bersama. Aku tak menyangka kalau dia sudah jadi Komandan dan sosok yang dihormati. Yah.., dengan sifatnya yang seperti itu, wajar baginya untuk mampu berdiri memimpin semua orang. ", ungkap Noval tentang sosok temannya itu.
"Sifat yang seperti itu, apa maksudnya Kak Noval? ", (Selia)
"Dari dulu, dia selalu suka ikut campur dalam masalah orang lain. Tapi dia juga tidak akan ragu-ragu untuk bertindak apabila ada seseorang yang membutuhkan bantuan. Berkatnya, aku banyak dibuat kerepotan. Tapi berkatnya juga, aku jadi bisa mengenal dunia luar dan berteman dengan banyak orang. ", Noval menjelaskan sifat Leo sembari mengingat kembali kenangan-kenangannya dengan Leo.
Walau Noval dan Leo baru beberapa bulan saja menjalin pertemanan, kedekatan mereka bahkan sudah bisa dikatakan melebihi teman masa kecil. Berkat sifat Leo yang suka mendesak dan menyeret berbagai masalah, dan sifat Noval yang bisa menerima semua masalah dan mengikuti langkah Leo, mereka berdua menjadi sahabat yang sangat dekat.
"Hehh... Berarti kalian sangat dekat ya? ", tanya Selia.
"Yah, kurasa kami memang cukup dekat. ", jawab Noval dengan sedikit tersenyum. "Kalau boleh tahu, kekuatan apa yang dimiliki oleh Leo, Pak Tarso? ", ia melanjutkan pembicaraan.
"Ah, beliau biasa bertarung menggunakan pedang merah dengan ditemani oleh 2 makhluk yang mirip seperti monster. ", (Tarso)
"2 makhluk seperti monster? ", (Noval)
"Ya. Satu makhluk terlihat seperti Slime yang bisa berubah bentuk menjadi apapun, dan yang satunya terlihat seperti harimau putih dengan ukuran yang lebih besar. Mereka berdua sangatlah kuat. Kekuatan mereka bahkan bisa menghancurkan puluhan monster berlevel sedang dalam waktu yang pendek. ", jelas Tarso dengan wajah semangat. "Tapi tentu saja, tak ada yang bisa menandingi kekuatan dari Komandan kami. ",
"Begitukah? Kalau dia membawa monster sebagai temannya, berarti kemungkinan dia punya Job Summoner ataupun Tamer. Tapi kenapa dia malah menggunakan pedang sebagai senjata? Yah..., walaupun aku tahu dia tetap akan memilih pedang. Soalnya dia suka banget sama pedang sih. ", Noval bergumam sendiri.
"Oh ya, apa aku juga boleh bertanya? ", tanya Pak Tarso.
"Hm? Apa yang ingin Pak Tarso tanyakan? ", (Noval)
"Kalian dan Komandan itu sebenarnya apa? Bagaimana bisa kalian mendapatkan kekuatan di luar nalar manusia seperti itu? Dan kalian juga tahu tentang para monster. ", pertanyaan Tarso diakhiri hening. Karena Noval dan Selia hanya terdiam dan menatapnya, dia memutuskan untuk kembali berbicara, "A-ah, kalau kau tak ingin menjawabnya juga tak masalah. Kalian dan Komandan sudah menyelamatkan kami, jadi kami tak boleh ikut campur dalam urusan kalian. Maaf, lupakan saja. ", ucap Tarso dengan wajah yang terlihat panik. Dia membatalkan pertanyaannya.
"Apa Pak Tarso belum mendengar apa-apa dari Leo? ", Noval balik bertanya.
"Ya, Tuan Leo selalu disibukkan dengan pembasmian monster dan penyelamatan orang-orang. Aku tak mau mengganggu beliau dengan ini. ", jawabnya dengan memegang kepala sambil tersenyum kecut.
"Ahaha..., kurasa dia akan tetap menjawabnya jika Pak Tarso bertanya. ", ucap Noval dengan tersenyum. "Dia adalah orang yang seperti itu. Yah,... walaupun aku juga tahu alasan Pak Tarso enggan untuk bertanya. ", sambungnya.
Dunia saat ini sedang dalam keadaan yang kacau serta penuh dengan misteri yang belum terpecahkan. Semua orang membutuhkan sebuah harapan yang mampu meredam kekacauan dan juga mampu berdiri bersanding dengan misteri itu. Dan harapan itu akhirnya muncul ke permukaan dalam wujud sosok seorang pemuda. Pemuda itu memiliki kekuatan yang mampu mengatasi kekacauan serta juga memiliki misteri yang sama dengan dunia. Tentu saja orang-orang sangat penasaran dengan misteri yang diemban pemuda itu. Tapi mereka tak berani untuk mengeluarkan suara dan mencari sebuah kebenarannya. Mereka berpikiran, apabila mereka menanyakan asal usulnya, dia akan berhenti memberikan pertolongannya.
Sebenarnya itu hanyalah sebuah bentuk ketakutan tak berdasar saja. Karena seperti yang dikatakan Noval tadi, Leo adalah orang yang suka ikut campur dengan urusan orang lain dan lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Dia tidak akan menghentikan aktivitasnya hanya karena sebuah pertanyaan dan rasa penasaran semata. Sepertinya Leo hanyalah merasa sibuk untuk mengatasi hal-hal yang ada di depannya seperti yang sudah dikatakan oleh Tarso. Sehingga dia tidak memiliki waktu yang lega serta tepat untuk membahas permasalahan tentang kekuatannya dan keberadaan Dungeon.
"Baiklah, kami akan mengatakan kepada kalian semua hal yang telah kami alami. ", ucap Noval.
"Apa benar kau tak masalah untuk memberitahu rahasia itu? ", tanya Tarso dengan masih sedikit menyisakan rasa khawatir.
"Ya, tak masalah. Kami akan bercerita. ", tegas Noval.
Namun ketika Noval ingin mulai bercerita, nampak sebuah cahaya besar yang datang dari langit. Cahaya itu memang datang dari kejauhan, sekitar 1 km dari tempat Noval berada, tapi cahaya merah yang dihasilkan sangatlah terang dan bisa membelah awan mendung.
"Apa itu!? ", tanya Tarso terkejut.
Apa itu meteor?] tanya Noval dalam hati. Sejatinya, penampakan itu memanglah sebuah meteor seperti yang diduga oleh Noval. Namun itu bukanlah meteor yang turun secara alami, melainkan diturunkan dengan sengaja.
"Sepertinya itu sebuah meteor. ", tanggap Noval.
"Tepatnya, itu adalah Level 7 Fire Magic 'Falling Star'. ", Selia memberikan kepastian yang ada pada meteor itu.
"Eh!? Itu adalah sihir!? Siapa yang bisa mengaktifkan sihir levek tinggi seperti itu? ", Noval terkejut dengan pernyataan yang diungkapkan Selia.
{'Fire Magic 7' berhasil didapatkan.} Noval langsung mendapatkan pemberitahuan perolehan sihir.
"Oi! Bukankah itu akan jatuh di tempat pengungsian!? ", ucap Tarso dengan wajah terkejut bercampur khawatir. Wajah itupun menular di semua anggotanya.
"Eh? Benda itu akan jatuh di sana? ",
"Semua orang dalam bahaya! ",
"Itu meteor yang sangat besar! ",
"Bagaimana ini!? ", pernyataan penuh kekhawatiran keluar dari mulut semua orang dan memenuhi telinga mereka sendiri.
Dan tanpa pikir panjang, Tarso langsung segera berlari meninggal Noval dan yang lainnya.
"Ketua Tarso! Apa anda akan ke sana!? Bukankah berbahaya!? ", tanya seorang anggota mencoba untuk menghentikan tindakan Tarso.
"Masih ada harapan!! Aku pasti akan menyelamatkan mereka walaupun jika itu hanya satu orang!! Tuan Leo juga pasti akan melakukan itu!! ", ucapnya tegas dengan wajah serius sembari berlari. Dia masih belum menyerah, bahkan di situasi yang mustahil seperti itu.
Semua anggotanya yang mendengar ungkapan keras Ketua mereka, juga langsung merubah wajah mereka dan mulai bergerak untuk mengejarnya. "Agh! Kami juga akan membantu!! ",
Noval dan Selia tertinggal oleh Tarso dan lainnya.
"Selia, aku akan mengurus itu. Bisa kamu urus Pak Tarso dan yang lainnya? ", tanya Noval kepada Selia sembari mengeluarkan Chaos Spear-nya.
"Baik Kak Noval. Aku akan mengurus sisanya. ", jawab Selia dengan langsung mengeluarkan Star Blue Staff-nya.
"Oke, aku akan segera ke sana. ", ucap Noval bersiap bergerak ke tempat meteor kemungkinan akan jatuh. "Skill 'Flying'!", dia langsung mengaktifkan Skill terbang dan segera melesat cepat.
Dan setelah sampai di tempat dalam hitungan detik, yang ditemukannya adalah...
***