102 D
(017) CHAPTER 17
DI ATAS BUMI YANG BUMI 3
Di tempat yang dijadikan sebagai markas besar Organisasi Umat Manusia, tengah terjadi kesibukan.
"Kalian! Bawakan kain lebih dan air! ",
"Hentikan pendarahannya! ",
"Gunakan air ini! ",
"Yang sudah pulih, segera bantu barisan depan! Aku akan memanggil Tuan Leo! ",
"Baik! ",
Keriuhan mewarnai telinga serta segala pergerakan terpantul jelas di lensa mata. Beberapa saat yang lalu, tepat pada saat Noval dan Selia tengah diserang atau malah disebut menyerang gerombolan monster, markas OUM (Organisasi Umat Manusia) juga mengalami serangan dari para monster. Tapi para monster yang menyerang OUM memiliki level kekuatan yang berbeda dari monster-monster sebelumnya. Padahal biasanya, gerombolan monster itu bisa diatasi dengan mudah oleh satu regu dari satu divisi OUM. Tapi monster yang menyerang kali ini mampu mengalahkan beberapa regu dengan mudahnya. Sudah jelas bahwa level para monster yang menyerang kali ini jauh lebih tinggi.
Komandan Leo, Pemimpin Utama OUM yang saat ini tengah beristirahat di ruangannya, mendadak didatangi oleh Ketua Divisi 1.
Dia langsung membuka pintu ruangan Leo dan memberikan laporannya. "Komandan Leo! Maaf mengganggu! ", ucapnya panik dengan banyak luka yang diterimanya di setiap anggota tubuh. "Saya datang untuk melapor! ",
Leo yang tengah dalam tidurnya itupun, seketika tersentak seluruh tubuhnya karena mendengar suara yang mendekati teriakan itu. "Waa! Ada apa Pak Hadi!? ", tanyanya dengan mata yang baru setengah terbuka.
"Baik! Gerombolan monster kuat datang menyerang markas! Kami tidak bisa mengatasi mereka karena perbedaan kekuatan yang sangat jauh! ", Ketua Divisi 1 bernama Hadi itu melaporkan hal yang sedang terjadi kepada Leo, tentu saja dengan masih dalam keadaan penuh luka serta keringat yang bercucuran deras. "Kami minta tolong pada anda, Komandan! Mungkin hanya anda saja yang bisa mengatasi mereka! ", sambungnya.
Mendengar hal itu, Leo langsung memaksa untuk membuka kesadarannya dan segera berdiri. "Baiklah! Aku akan segera ke sana! ", jawabnya dengan wajah yang seketika berubah menjadi serius. Padahal sebenarnya dia baru saja meletakkan kepalanya selama 30 menit setelah terus terjaga selama 3 hari 3 malam. "Pak Hadi segeralah pergi obati luka anda! ", Leo lanjut memberi perintah pada Hadi.
"Baik! Saya akan segera menyusul anda! ", jawabnya dengan mulai memasang wajah kesakitan.
Leo langsung bergerak cepat menuju tempat kejadian dengan melompati jendela ruangannya. "Ao! Shiro! Kuro! Datanglah! ", ucap Leo keras sembari berlari.
Leo memanggil 3 makhluk panggilannya yang bernama Ao, Shiro, dan juga Kuro. Ao merupakan seekor Slime kecil yang ketika keluar, langsung menempatkan diri di atas pundak Leo. Shiro merupakan seekor Harimau Putih yang memiliki ukuran tubuh yang besar, sehingga Leo langsung menaiki punggungnya saat dia keluar. Sedangkan Kuro merupakan seekor Ular Hitam kecil yang mengisi pundak Leo yang satunya, bersanding dengan Ao.
Shiro memiliki kemampuan yang dinamakan 'Heaven Step' yang membuatnya mampu berlari menapak udara sehingga akan terlihat seperti terbang. Kemampuan ini berbeda dengan Skill, karena ini adalah kemampuan alami dari Ras yang dimiliki Shiro. Sebut saja dengan 'kemampuan bawaan'. Dengan begini, jalan pintas tercipta di atas kumpulan orang yang sedang terluka.
Leo melihat keadaan orang-orang yang ada di bawahnya dan cukup merasa kesal. "Sialan! Kenapa aku tak sadar!? Seharusnya aku menempatkan Ao atau yang lainnya sebelum tidur! ", sesalnya.
Leo sudah terus terjaga tanpa istirahat selama 3 hari 3 malam karena serangan monster yang tiada hentinya. Dan setelah serangan terus menerus itu mulai mereda, dia akhirnya mendapatkan jatah tidur dan memutuskan untuk memejamkan matanya. Tapi ternyata, walaupun arus serangan sudah mulai mengecil, level para monster terus meningkat dan mampu menghancurkan pertahanan para Ketua Regu Divisi 1 dan 4. Leo juga tidak akan bisa menyangka hal ini. Wajar saja baginya untuk kesal.
Padahal tadi orang yang terluka tak sebanyak ini. Bagaimana bisa monster-monster kuat terus berdatangan? Apakah Dungeon Stampede masih terus berlanjut?], tanyanya dalam hati. Dungeon Stampede merupakan sebutan yang diberikan Leo secara pribadi untuk peristiwa penyerangan monster yang muncul dari dalam Dungeon ini.
Melihat kekuatan para monster yang mampu mengalahkan orang sebanyak ini dalam waktu singkat. Dan waktu keluarnya para monster yang belum pernah aku catat,..... sepertinya Stampede dari Dungeon sekelas Uniq sudah mulai aktif.], Leo mendapatkan sebuah kesimpulan.
Sejauh ini, dia sudah mengatasi banyak kejadian ini dan mampu menyelesaikannya. Dia memang belum mengetahui bagaimana Dungeon Stampede bisa terjadi dan alasan yang menyertainya. Tapi setidaknya dia tahu mengenai periode aktifnya Dungeon Stampede yang setiap Dungeon memiliki periode aktif yang berbeda-beda tergantung pada kekuatan Dungeon.
Dan kejadian yang saat ini tengah terjadi, tidak masuk pada salah satu periode yang telah Leo dapatkan. Yang berarti, para monster kuat yang muncul itu berasal dari Dungeon baru dengan kekuatan yang berbeda dari yang sebelum-sebelumnya. Ya, anggap saja Dungeon berlevel Uniq juga sudah mulai beraksi.
...
"AAH!! SIALAN!! Dasar para monster bedebah itu!! ", teriaknya dengan wajah cukup frustasi.
Setelah sampai di lokasi, Leo segera berteriak, "SEMUANYA!!! ", teriakannya itu didengar oleh semua orang yang sedang berusaha menahan para monster. Bahkan sebagian besar monster juga terdiam sejenak mendengar teriakan Leo. "AKU PERINTAHKAN KALIAN UNTUK MUNDUR KE MARKAS!! INI ADALAH PERINTAH MUTLAK!! ", teriaknya mengeluarkan perintah untuk mundur.
Seperti namanya, Perintah Mutlak adalah sebuah perintah yang hanya bisa dikeluarkan oleh Komandan Tertinggi, dan semua orang yang mendengar perintah ini, harus melakukan apapun isi perintah tanpa bisa menolak dan membantah. Anggap saja ini adalah sebuah pengalihan yang dilakukan Leo untuk menyelamatkan orang-orangnya di saat masuk ke dalam keadaan tertentu.
Semua orang yang mendengar perintah mutlak itupun, hanya bisa menurut. Mereka langsung menjawab secara bersamaan, "BAIK!! ", setelah itu langsung bergerak cepat untuk mundur. Karena banyak dari mereka yang mengalami luka, mereka saling menopang satu sama lain, sehingga sedikit sulit untuk bergerak cepat.
"Kuro, membesarlah! ", Leo memberikan perintah pada Kuro yang merupakan Ular Hitam kecil itu. Perintah yang diberikan adalah untuk memperbesar ukuran tubuhnya. Kuro memiliki kemampuan bawaan yang dinamakan 'Giant Body', kemampuan untuk memperbesar ukuran tubuhnya hingga 100 kali lipat. "Halangi pergerakan para monster dan hancurkan mereka! ", lanjutnya.
"Baik, Rajaku. ", jawab Kuro dengan segera melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Leo. Sebenarnya Kuro adalah makhluk panggilan Leo yang sangat jarang dipanggil oleh Leo. Alasannya karena kekuatannya yang tidak cocok untuk pertempuran bersama. Tapi alasan yang sebenarnya bukanlah itu. Berbeda dengan Ao dan Shiro, syarat untuk memanggil Kuro secara permanen belum berhasil Leo selesaikan. Jadi dia masih dalam bentuk Pemanggilan Sementara dan hanya dipanggil pada saat-saat seperti ini saja.
"Ao dan Shiro bantulah orang-orang yang masih sulit untuk bergerak! ", perintah Leo kepada 2 makhluk panggilan lainnya.
"Baiik~ ", jawab Ao ceria.
"Baik, Yang Mulia! ", jawab Shiro tegas.
Kuro melompat dari pundak Leo dan memperbesar tubuhnya secara berkala di atas udara. Dan pada saat telah mencapai 50% ukuran maksimalnya, Kuro menjatuhkan dirinya dan menimpa banyak monster di bawahnya. Getaran hebat setara gempa tercipta saat itu juga. Para monster itupun langsung mati tertindih dan remuk seluruh tubuhnya. Walaupun baru mencapai 50%, ukuran tubuhnya sudah memiliki panjang mencapai 25 meter dengan berat mencapai lebih dari 100 ton. Akan lebih tidak masuk akal apabila para monster yang tertimpa tubuh Kuro masih bisa bertahan hidup.
Dan lagi, Kuro juga memiliki kemampuan bawaan 'Evil Eye', yang mampu melumpuhkan, membatukan, serta meracuni objek yang dilihatnya. Efek yang diterima objek adalah random, dan pemilik juga tidak bisa menentukan efeknya sesuai dengan keinginannya. Tapi ini adalah kemampuan yang bagus untuk membantai semua musuh. Namun kemampuan bawaan ini hanya bisa digunakan saat Kuro berada pada keadaan perbesaran tubuh 50%. Walau kemampuan ini sangatlah berguna dalam pertarungannya, ukuran tubuhnya akan menjadi pengganggu. Yah, walau dalam situasi tertentu bisa dikatakan sangat menguntungkan.
Setelah melumpuhkan, membatukan, meracuni, dan menghancurkan banyak monster selama beberapa menit, Kuro kembali menciut dan kembali ke tempat Leo. "Saya kembali, Wahai Rajaku. ", ucapnya dengan suara berat.
"Ah, kerja bagus. ", puji Leo dengan mengelus kepala Kuro. "Sebenarnya aku masih ingin meminjam kekuatanmu, tapi sepertinya kekuatanku masih belum cukup. Maaf ya? ", ucap Leo.
"Tidak masalah Raja. Walaupun sementara, saya senang bisa berguna bagi Raja. Saya doakan agar anda bisa memanggil saya lebih lama ke depannya. ", (Kuro)
"Ya. Kembalilah. ", Leo menyuruh Kuro untuk kembali ke dalam Skill-nya. Kuro pun melakukan apa yang dikatakan Leo.
Bertepatan dengan itu, Ao dan Shiro juga telah selesai mengevakuasi seluruh orang masuk ke dalam markas. Ao mengubah tubuhnya menjadi lempengan dan membentuk sebuah kubus dengan bagian atas yang terbuka. Di dalam kubus itu, orang-orang yang terluka dan sudah tak bisa bergerak diletakkan. Setelah itu Shiro bertugas untuk mengangkut kubus Ao dengan menggunakan kemampuan bawaannya. Evakuasi berjalan dengan lancar dan cepat.
"Kami kembali, Yang Mulia. ", ucap Shiro dengan Ao yang berada di atas kepalanya.
"Kami kembalii~ ", seperti biasa Ao selalu nampak ceria.
"Ah, kerja bagus kalian berdua. ", puji Leo kepada mereka berdua. "Baiklah kalau begitu, mari selesaikan ini! ",
"Baik! ",
"Baiik~",
Leo bersama dengan Ao dan Shiro mulai melakukan serangan kepada para monster. Sebagian monster saat ini tengah dalam keadaan lumpuh tak mampu bergerak berkat serangan dari Kuro. Jadi mereka ingin memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.
Ao segera merubah bentuknya menjadi ular panjang dengan ujung depan lancip menyerupai bilah tombak. Dengan kecepatan tinggi, dia menusuk dan menembus banyak monster dengan bentuk uniknya itu. Ini merupakan kemampuan bawaan yang dimiliki Ao, 'Mimicry' merupakan kemampuan yang dapat meniru segala bentuk benda dan makhluk, serta meniru sifat material dan kepadatannya, bahkan bisa mewujudkan bentuk yang ada di imajinasi. Kemampuan Ao cukup mengerikan karena berani melibatkan imajinasi di dalamnya.
"Tuan Ao selalu mengerikan seperti biasa. ", ucap Shiro kagum dengan kemampuan Ao.
Tak kalah dengan Ao, Shiro juga mulai melancarkan serangannya. Selain 'Heaven Step', Shiro juga memiliki kemampuan lain yang disebut 'Light Speed'. Kemampuan ini dapat membuat Shiro bergerak 10 kali lebih cepat dari kecepatan normalnya. Dengan kecepatannya yang mendekati cahaya itu, Shiro mulai menghancurkan tubuh para monster dengan cakar dan gigi tajamnya. Terlebih tubuhnya bersinar saat menggunakan kemampuan ini. Hal itu membuatnya terlihat layaknya cahaya.
Leo juga mulai menyerang para monster dengan Flare Sword-nya. Ao dan Shiro memang kuat, namun mereka berdua masih belum bisa menyaingi majikan mereka, yaitu Leo. Permainan pedang yang Leo tampilkan sangatlah apik dengan api yang keluar di setiap tebasannya. Walaupun Leo memiliki Job Summoner, Skill berpedangnya sudah mencapai tingkatan King. Hanya dengan pedangnya saja, Leo berhasil menumbangkan banyak monster.
Level Leo saat ini baru mencapai 16. Itu memang level yang terbilang rendah, namun tidak dengan status yang dimilikinya. Leo memakai cara yang sama dengan Selia untuk meningkatkan statusnya. Terlebih dia juga memiliki pengalaman penjelajahan 2 Dungeon kelas Uniq. Yang juga dapat diartikan, Leo adalah pemilik 2 Uniq Skill. Pengetahuan yang Ia dapatkan dari anime, manga, dan juga light novel sangat berperan besar dalam perkembangan Leo. Dengan Leo yang seperti itu, monster berlevel 100 hingga 500 bukanlah ancaman baginya.
Leo, Ao, dan juga Shiro terus bertarung melawan lautan monster tiada akhir itu.
...
...
Setelah bertarung selama lebih dari 1 jam, Leo merasa kesal karena gelombang monster tak kunjung berakhir. "Apa-apaan para monster ini!? ", ungkapnya dengan tetap terus mengayunkan pedang merahnya. Di sisi lain, Ao dan juga Shiro pun mulai terlihat kewalahan dengan serangan tiada akhir dari monster itu.
Sial! Jika keadaan ini terus berlanjut, bisa-bisa aku kehabisan stamina duluan. Ao dan Shiro juga sudah hampir mencapai batasnya. Sebelumnya, tak pernah ada Dungeon Stampede dengan waktu selama ini. Bagaimana cara mengakhiri gelombang serangan ini?], pikirnya dalam hati.
Setelah selesai berpikir, Leo merasakan firasat yang sangat buruk. Eh? Perasaan buruk apa ini!?], Dan saat dia mendongakkan kepalanya untuk memastikan firasatnya, nampak 10 ekor monster Ogre yang tengah melantunkan mantra untuk mengaktifkan sihir skala besar. Di sekitar mereka banyak juga monster-monster kuat yang terlihat seperti melindungi mereka.
Tunggu! Bukankah itu Ogre!? Kenapa monster seperti mereka bisa ada di Stampede ini!?],
Ogre merupakan monster dengan jenis yang bisa dikatakan berada pada level tingkat tinggi. Karena kekuatan fisik yang berada di atas rata-rata monster dan kemampuan sihir yang baik, mereka dianggap lawan yang cukup merepotkan bagi Leo saat dia masih menjelajah Dungeon. Apalagi level para Ogre itu sudah hampir mendekati batas evolusi menuju tingkatan High. Jadi tentu saja Leo sangat khawatir karena kekuatan mereka cukup untuk mengaktifkan sihir level tinggi.
Melihat hal itu, Leo segera mengeluarkan perintah, "Ao! Shiro! Lindungi markas dengan segenap kekuatan kalian!! ", perintahnya kepada Ao dan Shiro. Setelah itu dia segera berlari menuju tempat para Ogre merapalkan sihir tingkat tinggi mereka.
Ao dan Shiro segera mundur mendekati markas seperti yang diperintahkan oleh Leo. Mereka membuat penghalang untuk menghalang para monster yang masih terus memberikan serangan. Shiro mengaktifkan sihir elemen cahaya level 5 'Starlight Shine', sihir penghalang yang mampu mengeluarkan lingkupan barrier skala besar berbentuk setengah lingkaran dengan titik cahaya di atas sebagai pusatnya. Semua markas dan orang-orang di dalamnya berada dalam naungan penghalang cahaya itu. Para monster yang memaksa untuk masuk ke dalam penghalang akan terbakar tubuhnya. Ada beberapa dari mereka yang langsung terbakar menjadi abu, tapi ada juga yang berhasil masuk hanya dengan mengalami luka bakar di sebagian tubuh mereka.
Para monster yang berhasil masuk ke dalam penghalang milik Shiro, akan langsung bertemu dengan Ao yang merubah dirinya menjadi penghalang itu sendiri. Ao merubah dirinya menyerupai penghalang milik Shiro dengan ukuran yang lebih kecil. Tapi markas masih bisa ternaungi oleh dirinya. Ao selain bisa berubah bentuk menjadi apapun, dia juga bisa merubah kepadatan tubuhnya sendiri. Saat dia berpikir bahwa tubuhnya memiliki kepadatan layaknya berlian, hal itu akan terjadi. Saat dia berpikir bahwa tubuhnya itu adalah air, kepadatan tubuhnya juga akan berubah menyerupai air.
Jadi, penghalang Ao bisa menjadi penghalang yang sangat kuat, karena imajinasi menjadi kunci dalam pengaktifannya. Selama imajinasinya masih berdiri tegak, dia tidak akan rubuh oleh apapun. Dan buktinya, para monster bahkan tak bisa menggores tubuhnya yang berubah layaknya karet sedikitpun. Tapi tetap saja, ada batasan waktu untuk tetap mempertahankan bentuk tubuhnya yang seperti itu. Maksimal perubahan yang bisa dia lakukan hanyalah 5 menit. Setelah 5 menit, dia akan kembali ke bentuk asalnya dan takkan bisa berubah bentuk selama 5 menit. Setidaknya untuk 5 menit ke depan, markas akan aman dari monster.
.....
Di sisi lain, Leo masih berusaha untuk menghentikan para Ogre yang hendak mengaktifkan sihir level tinggi dengan mengalahkan monster-monster yang mencoba melindunginya. Tapi karena jumlah monster yang sangat gila, Leo masih belum bisa mencapainya.
"SIALAN! Berhenti menghalangiku!! ", teriak Leo dengan penuh rasa marah. "Agh! Kalau saja aku bisa menggunakan sihir, pasti akan mudah! ",
Leo tidak bisa menggunakan sihir. Itu adalah fakta. Alasan mengapa Leo tidak bisa menggunakan sihir adalah karena efek samping yang didapatnya dari Uniq Skill-nya. Sebagai ganti dari kemampuan pemanggilan yang hebat, dia sama sekali tak bisa mengaktifkan sihir bahkan jika itu level paling dasar. Walaupun MP yang dimilikinya bisa dikatakan banyak, itu akan terlihat percumah karena tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Sebenarnya dia bisa saja mengeluarkan elemen sihir dengan bantuan Magic Stone. Namun saat ini, dia tidak memiliki Magic Stone berelemen di dalam Storage-nya. Mungkin dia akan menemukan itu di dalam tubuh para monster yang sudah mati di sekitarnya. Tapi tidak ada waktu untuk melakukan itu, jadi dia memilih untuk terus mengayunkan pedangnya yang berlapiskan api.
"Pedang ini juga tak bisa menembakkan elemen. Andai saja jangkauan api yang dikeluarkan lebih luas, pasti mudah bagiku membakar para monster ini! ", keluhnya pada pedangnya. "Yah, tak ada gunanya juga untukku berpikir hal tak penting seperti itu! Aku harus terus berjalan mencapai para Ogre bangsat itu!! ",
Leo terus mengayunkan pedang dan menebas para monster yang menghalanginya. "Minggir kalian para bangsaaaat!! ", Dia berusaha untuk mencapai para Ogre dan menghentikan mereka sebelum pengaktifan sihir. Tapi sepertinya hal itu tidak bisa dia lakukan. Saat jarak antara Leo dan para Ogre masih cukup jauh, mereka sudah selesai merapal mantra. Sihir tingkat tinggi sudah diaktifkan.
"Gawat! Sial! Aku tak bisa menghentikan mereka! ", ucap Leo dengan mendongakkan kepalanya ke atas, untuk melihat hasil dari rapalan para Ogre. Leo seketika langsung terpaku dan terkejut dengan apa yang dipandangnya di atas.
"Oi oi.... Apa itu.... Meteor?.. ", tanyanya dengan sedikit menampilkan wajah pasrah. "Haha... Itu terlalu gila... Mustahil bagiku mengatasi hal itu... ", tawanya dalam kepasarahan.
Jika itu jatuh ke sini, wilayah ini akan hancur. Tapi setidaknya orang-orang akan selamat karena Ao masih jadi penghalang. Walau aku mungkin tidak akan bisa bertahan.], Leo berpikir dalam hatinya sembari terus gemetar seluruh tubuhnya. Andai saja aku memiliki poin yang cukup untuk memanggil Kin lagi...], sambungnya dengan wajah yang terlihat kesal.
Orang-orang OUM yang tengah berada dalam lingkupan tubuh Ao juga dapat melihat kejadian gila itu. Mereka gemetar bercampur khawatir akan keadaan semuanya, terutama pemimpin mereka, Leo.
"Yang Mulia... ", ucap Shiro sebagai bentuk kekhawatirannya kepada Tuannya. Seketika semua orang yang berada di markas, mulai mengepalkan tangan dan berdoa demi keselamatan Leo. Sementara itu, Leo juga sudah membulatkan tekadnya.
Baiklah. Aku akan menahan meteor itu. Setidaknya aku akan berusaha memperkecil dampak yang diterima wilayah ini. Tak masalah jika aku berakhir disini. Yang terpenting semua orang masih bisa menyambung hidup. Ao dan Shiro juga akan tetap hidup walaupun aku tiada. Mereka sudah aku perintahkan untuk melindungi semua orang dari para monster. Mereka pasti melakukan perintahku dengan baik. Tak ada yang perlu dikhawatirkan.],
Leo memperkuat genggamannya pada pedangnya. Wajahnya yang tadi terlihat pasrah, seketika berubah menjadi wajah yang menggambarkan keberanian. Dia telah berhasil menata tekad dalam hatinya.
"Baiklah! Akan kuhancurkan meteor sialan itu!! ", teriak Leo sembari bersiap untuk melompat. "AAAAAAA....!!! ", Dia melompat tinggi menuju arah datangnya meteor.
"Akan kulindungi semua orAAAAAAANG!! ", teriaknya sembari mengayunkan pedangnya.
Tapi kemudian datang sosok manusia yang seketika langsung berdiri di antara meteor dan Leo. Sosok itu mengenakan armor ungu dengan tombak panjang berwarna violet gelap. Rambut putihnya, membuat Leo merasa tidak asing dengan sosoknya.
"Haahh.. Kau memang tak berubah ya, Leo? ", ucap sosok itu kepada Leo yang tak bisa menghentikan ayunan pedangnya walau dia sadar akan kehadirannya.
Dengan masih menghadap ke arah meteor, sosok itu menghentikan ayunan pedang Leo dengan tangan kirinya. Leo cukup terkejut karena ayunan pedangnya mampu dihentikan dengan mudah. Namun keterkejutan itu bertambah, ketika tahu kalau yang menghentikannya adalah wajah yang sangat dikenalnya.
"Apa kau.... Noval!? ", tanya Leo terkejut.
"Ya, lama tak bertemu, Leo. ", balas sosok yang tak lain adalah Noval dengan senyumannya.
...
***