Chereads / CALAMITY OF DUNGEON : Bencana Kehancuran Bumi oleh Dungeon / Chapter 13 - [VOL. 1] #13 PERTEMUAN MEMBAHAGIAKAN 1

Chapter 13 - [VOL. 1] #13 PERTEMUAN MEMBAHAGIAKAN 1

101 D

(013) CHAPTER 13

PERTEMUAN MEMBAHAGIAKAN 1

Aku sampai di dasar lubang tempat kemungkinan Selia berada. Dengan masih dalam keadaan terbang, aku mencari jejak-jejak dari Selia. Dan pada saat sampai di ujung gua, aku menemukan pintu Dungeon yang telah terbuka serta sebuah tongkat kayu. Aku mengenali tongkat kayu itu sebagai tongkat penyanggah saat Selia berjalan. Dan sesuai dengan perkiraanku, kemungkinan besar Selia sudah memasuki Dungeon ini. Setelah menyimpan tongkatnya, aku mulai bergerak cepat mencari keberadaan Selia di dalam Dungeon ini.

Untuk memudahkan pencarian, aku memutuskan untuk menggunakan Extra Skill 'Servant Summoning'. Melalui Skill ini, aku berhasil memanggil seekor Demon Black Wolf. Sebenarnya aku bisa memanggil jenis Wolf lain, selain Black Wolf. Namun dalam hal pencarian, Black Wolf adalah yang terbaik, jadi aku memutuskan untuk memilihnya.

Hamba datang menghadap anda, Yang Mulia.

Dia berbicara langsung ke kepalaku. Tapi melihat dia aku jadi ingat dengan pertarungan terakhirku yang sangat sengit itu.

"Baiklah, aku akan memberikanmu nama Azam. ". (Aku)

Untuk mengikat pemanggil dengan panggilannya, pemberian nama harus dilakukan. Dengan pemberian nama, makhluk panggilan takkan mampu memberontak dan menyerang pemanggilnya. Pemberian nama juga dapat meningkatkan kekuatan dari makhluk panggilan.

Saya terima nama tersebut dengan perasaan bangga.

Jawabnya sembari cahaya menyelimutinya.

Bukankah dia terlalu kaku? Padahal aku ingin teman yang bisa diajak ngobrol santai. Yah.., walau ini juga tidak begitu buruk.

Mulai sekarang, saya akan melayani Yang Mulia dengan semua yang saya miliki.

"Ya, aku minta kerjasama darimu. Dan panggil aku dengan Noval. ". (Aku)

Baik, Tuan Noval.

"Oke langsung saja. Aku ingin kau menemukan seseorang. ". (Aku)

Baik, asalkan ada petunjuk ataupun barang yang pernah disentuh target, saya bisa menyelusuri jejaknya.

"Ini adalah tongkat yang dia pegang terakhir kali. Entah masih ada atau tidak baunya. ". (Aku)

Aku menyerahkan tongkat yang digunakan Selia kepada Azam sebagai petunjuk pencarian jejak. Dia kemudian mulai mengendus tongkat tersebut.

Tuan Noval, saya telah mengingat baunya. Apakah saya bisa bergerak sekarang.

"Ya, mohon bantuannya. ". (Aku)

Azam kemudian merendahkan tubuhnya bermaksud untuk memberikan tumpangan di punggungnya. Aku pun langsung menerima tawarannya, dan naik di atas punggungnya. Kemudian kami memulai pencarian Selia.

Berkat kemampuan pencarian yang hebat milik Azam, kami bisa melewati banyak lantai dalam waktu singkat. Sembari berlari, Azam juga mengalahkan monster-monster yang menghadang dengan dibantu olehku juga. Pada penghujung hari, kami akhirnya bisa sampai di pintu ruangan Boss Lantai 10.

"Apakah Selia sedang berada di dalam sini? ". (Aku)

Ya, di sekitar sini, bau Nyonya Selia masih baru. Terlebih, pintu Boss Lantai ini tidak bisa dibuka. Hal itu menandakan seseorang tengah melakukan pertarungan dengan Boss Lantai.

"Begitukah? Terimakasih Azam. Mulai dari sini, aku akan melakukannya sendiri. Kau bisa kembali. ". (Aku)

Baik, senang bisa berguna bagi anda, Tuan Noval. Panggil saja saya kapanpun.

Setelah itu, Azam kembali ke Skill melalui bayanganku.

"Baiklah.., aku juga harus bergerak. ".

Saat ini, pintu Boss tidak bisa dibuka. Apakah aku harus menunggu sampai pertarungan antara mereka selesai? Tapi, bagaimana jika Selia sedang menghadapi kesulitan? Ya, pikiran itu lebih membantu.

Lalu, bagaimana caraku membuka pintu ini? Saat pintu sudah tertutup, akan sulit bagi siapapun untuk membukanya. Ini seperti sudah menjadi aturan yang mutlak di dalam Dungeon. Tapi, aku tak mau mengikuti aturan yang tak kusukai. Akan kuhancurkan aturan itu.

Karena itu, aku bersiap untuk menghancurkan dinding dan masuk ke dalam ruang Bos. STR ku yang saat ini, sudah mencapai angka 180 ribu. Menghancurkan dinding adalah hal yang kurasa bisa aku lakukan dengan cukup mudah.

Aku bersiap menghancurkan dinding dengan mengepalkan tangan kananku erat. Aku mencoba mengeluarkan 50% kekuatan penuhku untuk menghancurkan dinding.

"Pukulan 50%! ".

Dan ternyata, dampak kehancurannya melebihi bayanganku. Siapa sangka aku mampu menghancurkan hampir semua dinding pembatas. Suara keras runtuhnya dinding pun terdengar rusuh di telinga.

Eh?

"Sepertinya aku terlalu berlebihan.. ".

Saat memasuki ruangan, aku melihat seorang gadis yang tengah tergeletak tak berdaya dengan banyak luka di atas lantai, serta seekor monster High Slime. Ya, gadis itu tak salah lagi adalah Selia.

Dan yang membuat Selia menjadi seperti itu adalah Slime ini..... kah?....

Aku takkan memaafkanmu!!

Aku langsung mengaktifkan 'Pride Intimidation' untuk menghentikan pergerakan Slime itu dan menundukkannya ke lantai.

"Selia! Apa kamu tak apa!? ". (Aku)

Tanyaku khawatir.

Kemudian Selia berusaha untuk memiringkan kepalanya demi melihatku. Saat berhasil melihatku dia berkata.

"Y-ya.. Aku baik-baik saja,.... Kak Noval... ". (Selia)

Jawab Selia dengan suara gemetar karena tangisan.

"Begitukah? Syukurlah... ". (Aku)

Aku pun langsung segera pergi ke tempat Selia berada dan tanpa pikir panjang meminumkannya Elixir Potion. Elixir Potion merupakan ramuan penyembuh dengan tingkatan tertinggi. Normalnya, ramuan ini digunakan untuk menghidupkan orang yang sudah mati. Tapi saat ini, aku hanya memiliki ramuan ini, dan tidak ada yang lain. Lagipula, aku tidak akan ragu-ragu menggunakannya jika melibatkan orang yang berharga bagiku.

"Apakah kamu sudah bisa bangun, Selia? ". (Aku)

Tanyaku dengan masih dalam keadaan khawatir.

"Ya, terimakasih banyak Kak Noval. ". (Selia)

Jawabnya sembari mencoba bangun dari tidurnya. Selia masih mengeluarkan air mata, walau wajahnya tampak bahagia.

"Tidak masalah. Malahan, aku seharusnya meminta maaf padamu... karena sudah ingkar janji. ". (Aku)

"...Menurutku, Kak Noval tak berhak menyalahkan diri. ". (Selia)

"Tapi tetap saja, ak- ". (Aku)

"Sudah Kak Noval. ". (Selia)

Ucapnya sembari memeluk erat tubuhku.

"Kita bicara sepuasnya lagi nanti. Sekarang, ayo kita fokus mengalahkannya. ". (Selia)

"Ya! ". (Aku)

Aku dan Selia sudah bersiap pada posisi bertarung. Aku langsung mengeluarkan Chaos Spear ku dari Storage.

"E.. Kak Noval. ". (Selia)

"Hm? Ada apa? ". (Aku)

"Maaf tapi, bisakah Kak Noval membiarkanku untuk melawannya seorang diri? ". (Selia)

Ucapan Selia itu tentu saja membuatku sangat terkejut.

"Apa yang kamu katakan Selia!? Bukankah kamu baru saja mengalami hal buruk karenanya!? Aku tak bisa membiarkanmu melakukan itu! ". (Aku)

Tentu saja aku tak bisa membiarkan Selia mencelakakan dirinya lagi. Aku merasa sangat senang karena bisa bertemu dengannya lagi. Bila aku melihat dia tersakiti, aku tak bisa.

"Sebenarnya ya, Kak Noval. Aku sudah mengalahkannya 1 kali. ". (Selia)

"Eh? Apa maksudnya? Apa kau mengulangi pertarungan ini? ". (Aku)

"Bukan bukan! Aku sudah berhasil mengalahkan kloningannya sebelumnya. Statusnya sama persis dengan Slime 77 yang aku kalahkan. Jadi aku tahu kelemahan dan cara mengalahkannya. ". (Selia)

Jelasnya.

"Kloningan? Slime 77? ". (Aku)

Aku masih belum paham beberapa kata yang diucapkannya.

"Pokoknya. Aku akan melawannya seorang diri. Ini adalah pembalasan. ". (Selia)

Selia mengucapkan kalimat itu dengan wajah yang serius.

"Tapi, bagaimana kalau kamu terluka lagi? ". (Aku)

"Tenang saja. Bukankah Kak Noval ada di sini? ". (Selia)

Kalimat itu dia ucapkan bersamaan dengan senyuman manis yang dia tampilkan. Melihat senyuman itu, sudah jelas aku tak bisa menolaknya.

Benar juga. Selia pasti juga sudah melewati banyak kesulitan untuk mencapai ruangan ini. Akan tidak sopan jika aku menghentikan perjuangannya.

"Baiklah, aku akan mengalah. Tapi kalau aku merasa kamu dalam bahaya, aku akan langsung turun tangan tanpa pikir panjang. ". (Aku)

Ucapku sembari menyimpan kembali Chaos Spear.

"Oke.. ".

...

...

Pertarungan ulang (?) antara Selia dan Slime 77 (?) akan segera dimulai. Aku diminta untuk melihat pertarungan itu dari jauh oleh Selia. Yah.. Aku hanya bisa menurutinya saja.

Aku juga sudah melepas pengaruh Skill 'Pride Intimidation' yang ada pada Slime 77, dan membiarkannya bebas. Awalnya aku merasa sangat khawatir akan menjadi seperti apa pertarungan ini. Tapi kekhawatiran itu sekejap langsung lenyap saat Selia mulai masuk dalam serius.

"'Holy Magic' 'Sanctification King "HOLIDEAZ"'! ". (Selia)

Selia mengaktifkan sihir yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Sihir itu menyelimuti seluruh tubuhnya dan membuat armor serta rambutnya berubah warna menjadi emas berkilau. Aku merasakan kekuatan yang sangat besar keluar dari dalam tubuh Selia. Apa ini masih bisa disebut sebagai sihir? Bukankah kekuatannya sangat gila?

{'Holy Magic 8' berhasil didapatkan.}

Ah, gawat. Aku tak sengaja menyalin sihir Selia. Maaf Selia, Skill-ku aktif dengan sendirinya. Aku tak bisa mengontrolnya sesukaku.

Tapi level 8 kah? Bukankah itu level yang sangat tinggi. Sihirku yang paling tinggi saja hanya mencapai level 4. Sepertinya aku sudah sedikit meremehkan Selia.

Setelah berubah menjadi cahaya emas berkilau, Selia mulai melakukan berbagai serangan sihir kepada Slime 77. Setahuku sihir elemen suci itu kebanyakan memiliki efek penyembuhan, namun ternyata elemen ini bisa dijadikan serangan yang cukup kuat juga.

Setelah menggempurnya dengan berbagai macam sihir, Selia menciptakan sebuah pedang sihir berwarna emas yang memiliki ukuran besar dan kekuatan yang sangat jelas terpancar. Sembari memegang padang itu, Selia bergerak dengan kecepatan yang tinggi menuju tempat Slime 77 berada dan langsung mengarahkan pedang itu ke tubuhnya. Dan sepertinya serangan itu termasuk serangan yang sangat fatal bagi Slime 77.

Tidak cukup dengan itu, Selia melanjutkan serangannya dengan menciptakan sebuah lingkaran sihir berwarna emas yang memiliki ukuran raksasa. Bahkan ruangan dengan luas sekitar 3000 m² ini tidak cukup untuk menampungnya. Sihir itu merupakan sihir gabungan antara 'Ultimate Purrification' dan 'Holy Disintegration'. Sungguh pertunjukan sihir yang sangat-sangat hebat. Aku sangat kagum dengan Selia.

Berkat sihir besar itu, Slime 77 berhasil ditumbangkan. Namun dia belum sepenuhnya dikalahkan, karena belum ada tanda-tanda dia akan menghilang dan menjadi Magic Stone. Sedangkan Selia sudah dalam keadaan kelelahan dan terengah-engah. Jika memang Selia sudah tidak sanggup, aku akan langsung membantunya.

Tapi kemudian Selia melancarkan serangan terakhirnya untuk mengakhiri pertarungan ini.

"'Holy Magic' Sanctification King "HOLIDEAZ" The Last Magic.... 'World is Beautifull".... ".

Ucapnya sembari berlutut.

Sihir terakhir yang dilancarkan Selia, merupakan sihir utama dari Sanctification King "HOLIDEAZ". Melalui sihir ini, Selia mampu menciptakan ratusan ribu bunga dengan warna emas yang menyelimutinya, dan menyebarkannya hingga radius 500 meter dengan Selia sebagai pusatnya. Makhluk apapun yang masuk dalam jangkauan sihirnya ini, akan tersembuhkan dan terpulihkan segala luka dan penyakitnya apabila dianggap baik olehnya, tapi akan menjadi serangan yang sangat menyakitkan dan mematikan bagi yang dianggapnya buruk.

Dan tanpa perlu diragukan atau ditanyakan lagi, Selia berhasil mengalahkan Slime 77 dengan sangat indah.

"Kamu benar-benar sudah menjadi sangat hebat, Selia... ".

Ucapku penuh dengan kekaguman.

Selia melepas sihirnya dan kembali ke keadaan sebelumnya. Dia menoleh ke arahku dan menampilkan senyuman yang sangat manis sekali lagi. Aku membalas senyumannya dengan senyuman dan juga jempol sebagai tanda pertarungan yang sangat hebat. Setelah itu, Selia seketika langsung terbaring di tempat.

"SELIA! ".

Dengan cepat, aku langsung berlari menghampirinya. Namun ternyata dia hanyalah kelelahan, bukan hilang kesadaran.

"hah.. hah.. hah.. Hahah,.. Apakah Kak Noval... melihatnya?.. ". (Selia)

Tanyanya dengan wajah yang terlihat bahagia walau sebenarnya kelelahan.

"Hahh... Selia, kau ini. ". (Aku)

Aku berlutut dan langsung memberikannya sihir penyembuhan. Ini hanyalah sihir elemen suci level 2 High Heal, jadi hanya memulihkannya sedikit saja. Tapi ternyata aku berhasil memulihkan Selia sepenuhnya. Mungkin ini karena STR tinggi yang kupunya.

Selia bangun setelah aku pulihkan. Aku pun langsung meletakkan tanganku di atas kepala Selia.

"Ya, kamu sungguh hebat, Selia. Aku sangat kagum dengan pertarunganmu tadi. ".

Ucapku sembari mengelus rambutnya.

Selia yang mendengarku berucap begitu, berekspresi bahagia dengan senyuman lembut yang dia pasang, serta tetesan air mata yang keluar dari ujung kedua matanya.

Tapi kemudian dia langsung memeluk erat tubuhku. Pelukannya sangat erat, seakan tidak mau dilepaskan.

"Selia..? ". (Aku)

Di dalam pelukan itu, Selia mulai menangis keras.

"Uuaa.... Kak Novaaall....

Aku senang bisa bertemu Kak Noval lagiii...

Aku rindu Kak Noval..

Aku takut sendirian lagi...

Aku tak mau Kak Noval meninggalkanku lagiii.... ". (Selia)

Dia terus menangis saat mengatakan itu semua. Aku pun membalas pelukannya dan mengelus rambutnya lagi untuk menenangkan tangisan dan kekhawatirannya.

"Aku juga senang bisa bertemu Selia lagi. Tenang saja, aku tak akan pernah meninggalkan Selia lagi. Maaf sudah melanggar janjinya. Dan terimakasih karena sudah berjuang untuk hidup. Aku percaya kalau Selia bisa bertahan saat kita berpisah. Aku bangga padamu, Selia.. ". (Aku)

Ucapku sembari berlinang air mata bahagia.

Selia melantangkan tangisannya dan kami berpelukan cukup lama. Ini adalah pertemuan kembali kami setelah menyelesaikan perjuangan kami masing-masing. Ini pertemuan yang sangat membahagiakan. Aku berjuang untuk hal ini.

...

...

...

***