"Hmm, di gurun pasir ya? Oh ya, Tadi pria tersebut memberiku sebuah jam. Katanya jam ini akan membantu ku dalam petualangan ku, tapi apa fungsinya?" Zaki berkata dengan kebingungan.
"Disini ada sebuah tombol, biasanya untuk menyalakan sebuah jam elektronik, aku harus menekan lama tombolnya. Entahlah, aku coba saja." Zaki berkata sambil menekan lama tombol tersebut.
Jam tersebut mulai menyala dan layar jam tersebut mulai memunculkan banyak tombol.
"Oh~, Semacam jam super ya?" Zaki berkata dengan ekspresi tertarik pada jam tersebut.
"Oh, bahkan ada fitur asisten juga ya? Aku coba tekan saja lah."
Zaki menekan tombol dengan tulisan asisten dan tiba-tiba jam tersebut memancarkan sebuah hologram pria.
"Halo, aku adalah asisten yang bersedia untuk membantu mu. Apakah anda perlu bantuan untuk sesuatu?" Hologram tersebut berkata.
"Wah! Jam ini benar-benar canggih!" Zaki berkata dengan semangat.
Zaki menjawab hologram tersebut, "Oh ya, siapa namamu?"
Hologram tersebut menjawab, "Saya tidak punya nama, tuan. Tetapi tuan bisa menamai saya dan saya akan muncul jika tuan memanggil nama saya."
Zaki berkata, "Baiklah, bagaimana kalau kuberi kau nama... Yuko?"
Hologram tersebut menjawab, "Nama yang bagus tuan. Nama sudah disetel untuk panggilan. Silahkan tuan memanggil saya jika butuh bantuan."
Hologram asisten tersebut kemudian menghilang.
"Baiklah, setelah fitur asisten, ada fitur apa lagi ya?" Ucap Zaki penasaran.
Zaki menggeser layar jam dan kemudian menemukan sesuatu.
"Hmm? Fitur pindai? Fitur apa ini?" Ucap Zaki penasaran dengan fitur tersebut.
"Entahlah, langsung saja aku coba pada benda di sekitar ku"
Zaki mencari-cari sebuah objek untuk di pindai.
"Oh! Kenapa aku tidak pindai pedang ku saja? Baiklah aku akan mencobanya."
Jam tangan elektronik Zaki mulai memindai pedang miliknya dan tidak lama kemudian hasilnya keluar.
"Heh, cepat juga." Ucap Zaki terkagum
Zaki melihat hasilnya dan sedikit kaget dengan hasilnya.
"Apa? Tidak ada data?" Ucap Zaki terheran-heran.
"Yuko, keluarlah." Ucap Zaki memanggil Yuko.
Hologram Yuko kemudian muncul di depan Zaki dan bertanya, "Apa ada yang bisa ku bantu tuan?"
"Apakah benar pedang ku tidak memiliki data di database mu?"
"Ya, tuan. Saya tidak memiliki data untuk pedang anda. Saya tidak pernah melihat pedang seperti itu sebelumnya."
"Hmm, bagaimana kalau coba pindai tubuhku?"
"Baiklah, pemindaian akan dilakukan."
Jam tangan elektronik milik Zaki mulai memindai tubuhnya sendiri.
"Data ditemukan.
Nama: Zaki
Umur: 14
Ras: Faktu
Asal planet: Nurok
Energi kehidupan: Tinggi
Energi kekuatan: Sangat tinggi
Energi pertahanan: Tidak ada
Kekuatan: Tidak diketahui"
"Tunggu dulu, apa itu energi kehidupan?" Ucap Zaki kebingungan.
Yuko menjawab, "Energi kehidupan sama seperti energi pemulihan. Contoh sederhananya adalah jika energi kehidupan mu sangat tinggi, maka jika ada anggota badan yang terputus atau bahkan jantungmu tertebas, kamu dapat regenerasi dalam hitungan detik. Begitu juga dengan energi kehidupan dengan tingkat tinggi, yang membedakan hanyalah waktu untuk meregenerasi sepenuhnya. Untuk tingkat sedang, mereka dapat menyembuhkan luka tebasan yang cukup dalam. Untuk tingkat rendah, hanya dapat menyembuhkan luka tebasan kecil. Yah, begitulah penjelasan sederhananya."
"Oh, seperti itu. Kalau energi kekuatan?"
Yuko kemudian berkata dengan keras, "WOI, PAKAI SEDIKIT LOGIKAMU, TOLOL! Setelah penjelasan panjang lebar dan kau masih tidak paham!?"
"Oke, oke, aku paham sekarang. Sialan, galak sekali." Zaki menjawab dengan muka cemberut.
"Tunggu tuan. Saya mendeteksi bahaya mendekat dengan cepat." Yuko berkata dengan ekspresi cemas.
"Apa!? Dimana?" Zaki menjawab dengan gelisah.
"Tunggu dulu... Di atas mu tuan!"
Zaki seketika melihat ke atasnya tetapi monster itu langsung mendarat dengan keras hingga membuatku terhempas sangat jauh dan mendarat dengan keras ke tanah.
"Aduh... Sialan, sebesar apa monster itu?" Ucap Zaki sambil menahan rasa sakitnya.
"Tuan, apakah kau baik-baik saja?" Tanya Yuko dengan khawatir.
"Ya, aku baik-baik saja. Tetapi apa-apaan monster itu?"
Zaki menunggu hingga debu-debu yang menghalangi wujud monster menghilang.
"Tunggu dulu, apakah itu kumbang raksasa?"
Tiba-tiba kumbang tersebut langsung terbang dan menyerang ku dengan bola energi raksasa.
"APA-APAAN KUMBANG ITU!" Ucap Zaki dengan panik.
"Lari tuan!" Ucap Yuko dengan panik juga.
"Tidak akan sempat, sialan!" Ucap Zaki dengan panik sambil menebas tak karuan dengan pedangnya.
Tanpa sengaja, Zaki mengeluarkan tebasan energi yang luar biasa besar hingga membelah bola energi raksasa tersebut sekaligus dengan kumbang raksasa tersebut hingga membuat kumbang raksasa itu meledak di udara.
Zaki terengah-engah sambil perlahan-lahan menyadari bahwa dia sangat kuat untuk dapat mengeluarkan serangan semacam itu.
"Ternyata... Aku benar-benar kuat ya?" Ucap Zaki dengan kebingungan.
"Tentu saja tuan" Yuko menjawab.
"Haha, kita berhasil melewati kematian." Ucap Zaki sedikit tertawa.
"Haha. Ya, kita berhasil." Ucap Yuko dengan sedikit tertawa juga.
"Yah, itu baru rintangan pertama. Perjalanan kita masih panjang dan kematian akan selalu mengawasi kita. Ini baru langkah pertama kita."
"Ya, kau benar tuan."
"Oh ya, Yuko, bisakah kau memindai dengan skala besar? Kita harus menemukan pemukiman terdekat."
"Tentu saja bisa tuan, saya akan mulai pemindaian sekarang."
Yuko seketika melakukan pemindaian besar-besaran.
"Ketemu! Arah barat, terdapat pemukiman penduduk."
"Benarkah? Let's go!" Ucap Zaki dengan bersemangat.
"Tetapi, berapa perkiraan jaraknya?" Zaki bertanya pada Yuko.
Yuko menjawab, "Perkiraan jaraknya sekitar 10 km, tuan."
Zaki terdiam beberapa saat karena terkejut oleh informasi tersebut sebelum dia menghela nafas dengan ekspresi pasrah dan berkata, "Baiklah, ayo berangkat. Semoga saja kakiku kuat."
Akhirnya Zaki dan asistennya Yuko memulai perjalanan menuju ke pemukiman terdekat.