Chereads / Traveler of Universes and Timeline / Chapter 8 - New Allies

Chapter 8 - New Allies

Ketika memasuki kapal, Zaki sedikit terkejut karena perubahan hawa dan suhu yang ekstrem, dari hawa gurun yang panas menjadi hawa interior kapal yang dingin karena banyak AC (Air Conditioner) yang aktif secara bersamaan, membuat Zaki kedinginan.

"Sialan, apakah bagian dalam kapal mu memang sedingin ini?" Ucap Zaki sambil menggenggam kedua tangannya dengan erat karena menggigil.

Tetapi ketika Zaki melihat ke arah Adam, Adam juga menggenggam kedua tangannya dengan erat karena menggigil juga.

Adam melihat tatapan kakaknya, seolah tatapan itu berkata, "Padahal kau tinggal lebih lama di dalam kapal milikmu sendiri, tetapi kau tetap menggigil?"

Adam tak bisa berbuat apa-apa selain tersenyum kecil pada kakaknya.

Zaki dan Adam melanjutkan langkahnya menuju ruang kendali pusat dari kapal.

Sepanjang koridor, tidak sepatah kata pun keluar dari Zaki atau Adam. Membuat suasana di antara keduanya menjadi canggung. Sehingga Adam berinisiatif dengan memulai sebuah pembicaraan. "Jadi... Aku lihat kau mempunyai sebuah pedang. Apakah kau memiliki keterampilan dalam berpedang?"

"Eh... Tidak, aku tau beberapa gerakan, tetapi aku masih belum menguasainya. Karena aku baru saja mendapatkan pedang ini." Jawab Zaki.

Adam bertanya lagi, "Dari siapa? Dan juga darimana kau mendapatkan jam tangan itu?" Sambil menunjuk ke arah jam tangan Zaki.

Zaki menjawab, "Eh... Panjang ceritanya."

"Singkat kan." Ucap Adam.

"Baiklah, jadi di malam sebelum ulang tahunku yang ke-14, aku tiba-tiba masuk ke dalam sebuah dimensi, disana aku bertemu seseorang pria yang mengaku sebagai diriku versi dewasa. Aku mempercayainya karena dia juga tahu rahasia-rahasia ku. Dia menjelaskan bahwa dimensi itu adalah 'Realitas tanpa batas', dimana semua universe dan timeline berkumpul menjadi satu. Dia yang memberikanku sebuah pedang dan jam tangan.

Jam tangan ku memiliki sebuah AI yang dapat mengenali apa saja.

Ketika AI di dalam jam tangan ini menganalisa diriku, dia dapat memberikan informasi tentang diriku secara terperinci dan detail. Seperti umurku, tempat planet kita, dan juga tentang energi kekuatan dan energi kehidupan.

Pria yang mengaku sebagai diriku tersebut menyuruhku untuk melakukan petualangan ke berbagai universe dan menyelesaikan masalah yang ada disana untuk mengembalikan ingatanku."

"Ah, aku paham. Oh ya, ngomong-ngomong, berapa tingkat energi kekuatan dan kehidupan mu, kak?" Tanya Adam.

"Oh, tingkat energi kekuatan ku sangat tinggi dan energi kehidupan ku berada di tingkat tinggi." Jawab Zaki.

"Wah, hebat dong kalau begitu. Meski tidak punya kekuatan unik, tetapi kakak masih dapat melindungi diri kakak sendiri." Ucap Adam.

"Yah, begitulah. Oh ya, dan juga, aku sempat mengira aku menemukan kekuatan unik ku. Yaitu dapat berjalan di udara dan manipulasi waktu, tapi ternyata itu hanya kekuatan dari pedang ku." Ucap Zaki.

"Wah, manipulasi waktu ya? Itu kekuatan yang luar biasa! Kau punya tanggung jawab yang besar, kak. Kau tidak boleh menyalahgunakan kekuatan itu." Ucap Adam.

"Ya, aku tau. Ah, aku hampir lupa. Aku ingin memperkenalkan AI yang sekarang menjadi asisten pribadiku." Ucap Zaki.

"Yuko, keluarlah. Aku ada seseorang yang ingin ku kenalkan." Ucap Zaki memanggil Yuko.

Hologram Yuko keluar dari jam tangan tersebut dan berkata, "Siapakah itu, tuan Zaki?"

Yuko melihat ke arah Adam dan seakan-akan langsung mengenali Adam. "Ah, tuan Adam, kita bertemu kembali."

Zaki dan Adam terkejut karena Yuko seakan-akan mengenal Adam, padahal Adam tidak pernah bertemu dengan Yuko.

"Bagaimana bisa kau mengenali ku?" Tanya Adam.

Yuko menjawab, "Karena saya memiliki informasi tuan dalam database saya, tuan."

"Bagaimana mungkin? Padahal kita belum pernah bertemu." Ucap Adam.

Tanpa disadari, Zaki dan Adam telah sampai di ruang kendali pusat.

"Ah, ternyata sudah sampai. Ayo masuk, aku ingin memperkenalkan kamu pada kapten-kapten atau harus kukatakan... Teman-temanku, yang mengemudikan kapal ini." Ucap Adam.

Zaki dan Adam pun masuk ke dalam ruang pusat kendali dan di dalam ruangan tersebut, Zaki dan Adam langsung disambut oleh 5 kapten yang sedang mengawasi prajurit-prajurit di bawah.

Salah satu kapten yang merupakan seorang perempuan berbalik dan segera menyambut Adam. "Ah, Kolonel, ku kira kau sedang berada di bawah membantu para warga."

"Ah, aku kembali ke kapal karena ingin menunjukkan interior kapal pada anak ini" Ucap Adam sambil menunjuk ke arah Zaki.

"Wah, anak siapa nih? Imut sekali." Ucap kapten perempuan tersebut sambil mencubit kedua pipi Zaki. Membuat Zaki sedikit terkejut dan membuat kedua pipinya memerah karena malu.

Adam menjawab dengan santai. "Itu adalah kakakku."

Perempuan tersebut terkejut bukan main mendengar jawaban dari Adam. "Kau bercanda kan? Kolonel?"

"Tidak, dia benar-benar kakakku." Ucap Adam sambil menahan tawa.

Zaki menyahut, "Ya, benar, Aku adalah kakak dari Kolonel Adam."

Terkejut, perempuan tersebut sontak mengucapkan, "Ah, maafkan aku! Aku tidak bermaksud."

Zaki membalas dengan santai, "Tidak apa, santai saja."

Adam pun mulai mengenalkan kapten perempuan tersebut kepada Zaki. "Dia adalah kapten Urahara. Panggil saja dia Hara. Dia adalah salah satu kapten yang mengendalikan kapal ini."

"Ah, kapten Urahara ya?" Ucap Zaki sambil mengobservasi penampilan dan rupa dari Urahara.

Urahara memiliki rambut panjang dengan warna hitam yang indah, tingginya hampir setara dengan Adam, memiliki penampilan yang rupawan dengan seragamnya, memiliki kepribadian yang periang dan mungkin sedikit usil.

Menyadari Zaki yang sedang mengobservasi dirinya, Urahara pun berencana untuk menjahilinya. "Cabul." Ucapnya dengan senyuman menyeringai.

Hal tersebut membuat wajah Zaki sekali lagi menjadi merah karena malu. "A-apa!? Cabul!?"

Urahara tertawa terbahak-bahak melihat reaksi dari Zaki, tetapi tiba-tiba kepalanya disentil kuat oleh Adam. "Sudahlah, jangan menjahili kakakku terus." Ucap Adam sambil sedikit tertawa kecil melihat wajah merah Zaki.

Di tengah pembicaraan tersebut, datang seorang kapten pria dengan niat hanya untuk menyapa Adam. "Ah, Adam, Sudah kembali saja. Ada apa ini? Apakah kalian membahas sesuatu?" Tanya pria tersebut.

"Halo, Arcan. Tidak apa, kami hanya membahas hal yang tidak penting, tidak usah khawatir." Jawab Adam.

"Hmm... Arcan. Siapa dia?" Tanya Zaki.

"Dia adalah Arcan, dia adalah salah satu kapten yang mengendalikan kapal ini. Dia memiliki kekuatan dan kemampuan bertarung yang hebat, maka dari itu dia ditempatkan sebagai Kapten 1, pangkat kapten paling tinggi." Jawab Adam.

"Tetapi masih belum sehebat kau, Kolonel." Ucap Arcan.

Arcan melihat ke arah Zaki dan bertanya kepada Adam. "Siapa anak ini?" Sambil menunjuk Zaki.

Adam menjawab dengan sedikit menyeringai, "Dia adalah kakakku."

Arcan terdiam sejenak, lalu dia tertawa kecil, "Kau bercanda kan?" Sambil sedikit menepuk bahu Adam.

Adam menjawab, "Tidak, dia benar-benar kakakku."

Arcan lagi-lagi terdiam sejenak, lalu dia berkata, "Baiklah, aku akan mempercayaimu, Adam."

Zaki mulai mengobservasi Arcan.

Arcan adalah seorang kapten yang memimpin kapal angkasa tersebut. Arcan adalah seorang pria dengan rambut pendek berwarna hijau terang, memiliki tampilan yang berwibawa, dan sepertinya memiliki sifat yang santai namun serius dalam hal pekerjaan.

Tiba-tiba alarm berbunyi keras, salah satu kru di ruang kendali berkata, "Pak! Radar kita mendeteksi beberapa makhluk dengan tingkat energi kekuatan sedang, menuju ke arah kita. Sepertinya mereka mengincar para penduduk yang sedang melakukan pembangunan ulang."

Arcan bertanya, "Berapa jumlahnya?"

Kru tersebut menjawab, "Sekitar, 5. Tidak, 10. Sial, diperkirakan lebih dari dua puluh."

Zaki menyela, "Sial! Pasti para kumbang itu."

Arcan bertanya, "Kumbang?"

Zaki menjawab, "Ya, makhluk-makhluk itu pasti para kumbang raksasa. Aku pernah lawan mereka sebelumnya. Walaupun dikatakan tingkat energi kekuatannya hanya setengah, tetapi mereka bisa membuat bola energi raksasa yang ledakannya dapat mencapai radius 5 km."

Salah satu kru bertanya pada Arcan, "Haruskah kita menggunakan misil SAM kita pak?"

Arcan langsung menjawab, "Jangan! Terlalu beresiko."

Di tengah ketegangan tersebut, Adam dengan sigap berkata kepada Arcan, "Bukakan sebuah teleporter dan bawa kami ke bawah sana. Biar aku saja yang menangani."

Arcan mengangguk, lalu dia membuka sebuah portal, langsung dari ruang kontrol.

Zaki dan Adam pun berjalan masuk ke dalam portal tersebut dan seketika keluar dari kapal tersebut.

Zaki bertanya, "Adam, apa kau benar-benar bisa?"

Adam menjawab, "Tentu saja, aku kan sudah kuat sekarang. Kakak tidak perlu khawatir. Lagipula, aku ingin menunjukkan kekuatanku pada kakak."

Adam melihat ke arah para kumbang yang datang ke arah mereka. Adam membuka kedua tangannya dengan lebar, lalu para kumbang itu terhenti, seakan ada sebuah penghalang di depan mereka. Dari sudut pandang Zaki, Zaki melihat bahwa tiba-tiba muncul semacam dinding berwarna hitam di sisi depan, belakang, kiri, kanan, atas, dan bawah para kumbang tersebut.

Adam menepuk tangannya dengan nyaring, dan seketika semua dinding tersebut menyatu, membuatnya menjadi sebuah kubus dan memerangkap para kumbang itu. Jika dari sudut pandang orang biasa, para kumbang itu seakan menghilang secara instan dari eksistensi.

Zaki tercengang, melihat kekuatan adiknya yang sangat hebat. "Wah... Hebat juga ya, kekuatanmu."

Adam yang mendengar pujian itu pun langsung senyum sombong. "Oh... Jadi kakak sudah mengakuinya ya?"

Zaki yang melihat ekspresi Adam hanya tertawa kecil. "Heh, mulai sombong ya?"

Tiba-tiba terbuka sebuah portal dan Urahara, Arcan, dan dua orang lainnya keluar dari portal tersebut. Sepertinya dua orang tersebut juga berpangkat sama dengan Urahara dan Arcan.

Salah satu kapten berkata, "Heh, sudah kuduga. Mengeliminasi musuh sesedikit itu adalah pekerjaan mudah bagi Adam."

Zaki pun bertanya pada kapten itu, "Apakah kau seorang kapten juga?"

Kapten itu menjawab, "Ya, aku adalah seorang kapten juga. Perkenalkan, aku Kaze. Dan yang di sebelah aku ini adalah Kuro, seorang kapten juga."

"Hmm... Kaze dan Kuro ya?" Gumam Zaki sambil mengobservasi mereka berdua.

Kaze adalah seorang pria dengan rambut hitam sedikit kebiruan, tingginya hampir sama dengan Arcan dan Adam, kelihatannya memiliki sifat yang santai sekali.

Kuro adalah seorang pria dengan rambut pirang, tingginya sedikit lebih pendek dari Kaze, Arcan, dan Adam. Sepertinya sifatnya mengikuti sifat Kaze.

"Yah, salam kenal, Kaze dan Kuro. Aku adalah Zaki, Kakak dari Adam." Ucap Zaki memperkenalkan diri.

"Ya, kami sudah tahu kok. Arcan yang memberitahu kami. Hanya saja, kami tidak menyangka bahwa kakak dari Adam masih semuda ini." Ucap Kaze.

"Hei, bagaimana kalau kita bersama-sama ikut membantu warga membangun kembali desa? Lagipula kalian para kapten harus bertanggung jawab, ya kan?" Ucap Zaki.

"Oh, iya juga. Baiklah, aku akan membantu." Ucap Adam.

"Kita berdua juga ikut." Ucap Kuro dan Kaze.

"Aku, aku ikut dong." Ucap Urahara.

"Kalian saja yang ikut, aku akan kembali ke kapal untuk mengatur para kru." Ucap Arcan.

Arcan pun menggunakan teleporter dari jam tangannya untuk kembali ke kapal.

Zaki melihat para warga dari kejauhan sedang bekerja. "Wah, kita sepertinya berteleportasi terlalu jauh ya?"

"Yah, kan mencegah lebih awal menjadi lebih baik." Ucap Adam sedikit tertawa.

"Baiklah, tidak apa-apa. Mari kita kembali untuk membantu." Ucap Zaki.

Mereka berenam pun bergegas kembali.

Tetapi...