Chapter 6 - Reunion

"A... Adik?" Ucap Zaki terkejut melihat sosok adiknya di hadapannya.

"Ya, ini aku. Adikmu" Ucap pemuda itu kepada Zaki.

"Hei, hei, hei. Ada apa ini? Siapa kau?" Ucap Ro menyela.

"Oh ya, biarkan aku perkenalkan diri. Aku adalah Adam. Adik dari Zaki." Ucap pemuda tersebut menjawab.

"Adam, aku kira kau sudah mati. Bagaimana bisa... Kamu masih hidup setelah penyerangan itu? Bagaimana bisa kau berada di sini? Ini adalah planet yang mungkin berjarak milyaran tahun cahaya dari planet asal kita." Ucap Zaki dengan perasaan kebingungan dan juga senang bercampur aduk.

"Kakak masih ingat penyerangan keluarga kita? Saat itu, aku diculik oleh orang-orang itu, tetapi... aku diselamatkan oleh pasukan militer planet Nurok yang bernama Skuad Horus. Dan aku memutuskan untuk bergabung dengan skuad itu dan aku dilatih hingga aku bisa menjadi kapten skuad. Aku membutuhkan waktu 11 tahun untuk meraih posisi ini, kakak tahu?" Ucap Adam.

Zaki dengan ekspresi tercengang berkata, "Hah!? 11 tahun!? Di planet kita, sudah lewat 11 tahun!? Berarti... Kau sekarang berusia..."

"Ya, aku sudah berusia 24 tahun. Tetapi meskipun begitu, aku akan tetap memanggilmu kakakku." Jawab Adam.

"Haha, bahkan belum ada satu hari aku berada di planet ini." Ucap Zaki kebingungan sekaligus takjub dengan rentang waktu yang terjadi antara planet Nurok dan planet tempat dia berada saat ini.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa menemukan ku? Maksudku, ini adalah planet yang berjarak milyaran tahun cahaya dari planet kita." Ucap Zaki bertanya kepada Adam.

"Aku... tidak tahu. Aku hanya menggunakan teknologi yang telah diciptakan oleh peneliti-peneliti Nurok yang bernama "Warp Jump" yang dapat membuat kita bisa berpindah ke satu planet ke planet lainnya, tidak peduli seberapa jauh planet tersebut. aku hanya memilih koordinat acak dan sepertinya takdir mempertemukan kita disini." Jawab Adam.

"Yuko, aktifkan analisa spektral secara menyeluruh ke planet ini." Perintah Zaki pada Yuko, asistennya.

Yuko menjawab, "Baiklah, saya akan mulai menganalisa sekarang."

Selang beberapa detik, Yuko berkata, "Ketemu! Berdasarkan database, planet ini bernama planet Decontis, dengan kode nama D-167, berada di sektor F-111, dan berada di galaksi Alpha Centauri. Jika diperkirakan, jarak antara planet Decontis dengan planet Nurok sekitar 8 miliar tahun cahaya."

"Hmm... Cukup jauh ya. Oh ya, Adam, apakah kau sudah menemukan kekuatan mu?" Tanya Zaki pada Adam.

Adam menjawab, "Ya, aku sudah menemukan kekuatan ku. Kekuatan ku adalah manipulasi ruang, membuat ku menjadi kapten terhebat di seluruh militer Nurok."

"Wah, hebat dong. Haha, adikku memang sangat hebat." Ucap Zaki sambil sedikit mengelus kepala Adam.

"Astaga! Aku lupa untuk memberitahu kakak. Sebenarnya, planet Nurok sudah hancur!" Ucap Adam.

"Hah!? Bagaimana bisa?" Tanya Zaki dengan terkejut.

"Planet kita diserang oleh seseorang. Jika aku tidak salah ingat, nama orang itu adalah... Yagura." Jawab Adam.

Zaki mengaktifkan jam tangannya dan memanggil Yuko, "Yuko, keluarlah."

"Ya, apa ada yang bisa saya bantu, tuan?" Tanya Yuko.

"Yuko, carilah informasi mengenai Yagura." Perintah Zaki pada Yuko.

"Baiklah, mulai mencari." Ucap Yuko.

Beberapa detik kemudian, "Ketemu! Menurut riwayat database, Yagura adalah seorang buronan antar galaksi yang paling berbahaya. Diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Yagura adalah manipulasi takdir. Dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh Yagura sangat luar biasa, ratusan planet dihancurkan olehnya, triliunan jiwa direnggut oleh Yagura. Kalimat yang sering disebut oleh Yagura ketika menghancurkan sebuah planet adalah 'Takdir harus ditegakkan'. Berdasarkan informasi terkini, Yagura sedang dicari oleh kepolisian dan angkatan militer antar galaksi."

"Baiklah, terima kasih atas informasinya." Ucap Zaki.

"Ini hanya pekerjaan kecil." Jawab Yuko.

Zaki memegang kedua pundak Adam, perasaan khawatir menyelimuti hatinya. Zaki bertanya, "Apakah kau... Melawannya?"

Adam menjawab, "Tentu saja, itu adalah misi ku untuk melindungi planet Nurok dari ancaman. Jangan pernah meremehkan Yagura, kak. Kekuatannya benar-benar luar biasa, kekuatannya dalam memanipulasi takdir sangatlah gila. Dia memakai pedang dan kemampuan berpedangnya benar-benar kuat. Lihatlah ini." Adam membuka jubahnya dan menunjukkan bagian belakang tubuh dia. Terdapat bekas luka tebasan yang sangat besar hingga seolah-olah tubuhnya hampir terbelah oleh tebasan itu.

Zaki sontak berkata, "Astaga! Luka ini sangat besar dan dalam. Sialan, aku akan bersumpah untuk memberi pelajaran kepada orang-orang yang berani macam-macam dengan adikku."

Adam tersenyum dan berkata, "Tenang saja, kak. Ini belum seberapa, aku kan kuat." sambil menenangkan kakaknya.

Zaki yang melihat senyuman adiknya seketika mengalami sedikit kilas balik ke masa sebelum penyerangan keluarganya. Zaki saat itu masih bisa bermain dengan Adam beserta ayah dan ibunya. Suara tawa Zaki dan Adam terdengar sangat jelas. Semua berubah drastis setelah penyerangan itu. Zaki harus hidup dalam kesendirian yang menyiksa. Meskipun begitu, dia masih mempertahankan senyuman palsunya walau itu hanya menyiksa dirinya.

Melihat Adam di hadapannya sekarang dan tersenyum, membuat dirinya tak tahan lagi menampung air matanya. Senyuman Adam yang sama seperti dulu, membuat tangisan akan siksaan kesendirian, kerinduan yang membelenggu nya pecah, sontak membuat Zaki perlahan memeluk Adam yang kini telah bertumbuh menjadi seorang adik yang hebat.

Adam pun membalas pelukan kakaknya dengan lembut. Adam sangat paham dengan penderitaan yang dilalui oleh kakaknya hanya melalui pelukan kakaknya tersebut. Adam mengelus kepala kakaknya dengan lembut, memberikan kehangatan yang tak pernah kakaknya rasakan semenjak penyerangan itu.