Zaki melepaskan pelukannya dari Adam, mengusap air matanya. "Aku... Bersyukur kau masih hidup. Kau... Adalah satu-satunya yang kumiliki sekarang."
Adam menjawab, "Ya. Lagipula, kita tidak dapat pulang ke rumah kita lagi. Planet kita sudah hancur lebur."
Tiba-tiba Ro menyela perbincangan Adam dan Zaki. "Sungguh reuni yang menyentuh hati, tetapi sepertinya kalian harus keluar dari tenda terlebih dahulu. Para warga sudah menunggumu, Zaki."
Zaki dan Adam keluar dari tenda dan para warga sontak bersorak-sorai dengan gembira karena pahlawan mereka telah bangun.
Ro, sang ketua desa, berkata, "Terima kasih atas bantuannya, Zaki. Walaupun banyak warga desa yang terkorban dari serangan kumbang itu, tetapi kami tetap berterima kasih kepada anda. Kami butuh bantuan anda sekali lagi, Zaki. Tolong bantu kami membangun kembali desa yang hancur."
Zaki menjawab, "Tentu saja, Ro! Saya dengan senang hati akan membantu. Tapi... Darimana kita bisa mendapatkan bahan pembangunan?"
Adam lantas menyahut, "Tenang saja kak, aku sudah mengurusnya."
Tiba-tiba sebuah kapal angkasa yang sangat besar hingga setara seperti sebuah kapal induk mendarat di planet Decontis. Para warga dan anak-anak terkesima dengan betapa besar kapal angkasa tersebut. Di kapal tersebut, terdapat lambang dari pasukan Horus, lambang cakar.
Seorang pria turun dari kapal angkasa tersebut dan berjalan menuju Adam. Pria itu berkata kepada Adam, "Lapor! Alatnya sudah siap untuk diturunkan, Kolonel Adam."
"Laksanakan!" Perintah Adam pada pria tersebut.
"Siap, laksanakan!" Jawab pria tersebut.
Zaki dengan terkejut berkata, "Kolonel!? Kau bilang kau adalah Kapten!"
Adam menjawab, "Hehe, maaf. Aku hanya ingin mengerjai kakak."
Zaki tersenyum tipis, "Duh, ternyata kamu masih sama seperti dulu. Sangat suka menjahili kakaknya." Sambil menepuk pundak Adam.
Rombongan mobil mulai turun dari kapal tersebut. Di tengah rombongan mobil tersebut, terdapat sebuah truk yang sepertinya membawa muatan yang berat.
Para prajurit pasukan Horus keluar dari mobil dan bekerja sama untuk menurunkan muatan yang dibawa oleh truk itu.
Dari truk itu, turun sebuah alat berbentuk kubus yang transparan dengan corong diatasnya dan lubang dibawahnya. Ukurannya lumayan besar dan tingginya setara dengan tinggi orang dewasa.
Terdapat beberapa panel-panel hologram yang menunjukkan program dari alat tersebut.
Di panel utama alat tersebut, terdapat lambang pasukan Horus, yang menandakan bahwa teknologi itu benar-benar milik pasukan Horus.
Di tengah alat tersebut, memancar sebuah cahaya biru lembut, seakan itu adalah jantung dari teknologi tersebut.
Para warga terkagum-kagum dengan teknologi tersebut.
Setelah alat tersebut selesai diturunkan, para prajurit tersebut segera berbaris di belakang Adam.
Adam pun mulai menjelaskan cara kerja alat tersebut. "Baiklah, mohon tenang semuanya. Saya, selaku Kolonel dari Skuad Horus, akan menjelaskan cara kerja dari alat ini. Jadi, alat ini bernama Omni Synthesizer. Cara kerja dari alat ini adalah jika kita memasukkan benda apapun ke dalam alat ini, alat ini akan memulai prosesnya dengan memecah struktur molekul dari benda yang dimasukkan, lalu membangun kembali struktur molekul yang menciptakan benda yang kita inginkan."
Zaki dan para warga secara bersamaan berkata, "Hah?"
Adam sontak menepuk dahinya dan berkata, "Baiklah, jika kalian tidak mengerti, kami akan langsung mempraktikkannya."
Adam mengambil sedikit pasir yang berada dibawah kakinya dan kemudian dia memasukkan pasir tersebut ke alat itu. Setelah itu Adam pergi ke panel utama, mengetik sesuatu lalu setelah itu alat tersebut mulai bekerja.
Karena badan dari alat tersebut yang transparan, Zaki dan para warga dapat melihat proses ketika struktur molekul dari pasir dipecah dan dibangun kembali menjadi sebuah balok yang semacam bata sintetis. Zaki dan para warga sangat terkesima dengan cara kerja teknologi tersebut.
Setelah bata sintetis terbentuk, bata tersebut turun melalui lubang yang berada di bawah alat tersebut.
Adam mengambil bata tersebut dan mengangkatnya tinggi, menunjukkan kepada para warga bahwa dengan ciptaan pasukannya, mereka dapat menciptakan apa saja. "Lihatlah, ini adalah hasil dari teknologi kami. Dan tak terbatas pada bahan bangunan saja, alat kami dapat menciptakan apa saja dengan material apa saja seperti yang saya demonstrasi kan tadi."
Seorang warga bertanya kepada Adam, "Apakah termasuk bahan pangan?"
Adam menjawab, "Ya, apa saja. Bahkan termasuk bahan pangan."
Para warga sontak bersorak bahagia karena dengan alat tersebut, mereka tidak akan pernah kekurangan lagi.
"Baiklah semuanya, saatnya kita mengumpulkan semua benda di sekitar kita. Ini adalah waktunya untuk membangun ulang desa kita!"
Para warga dengan semangat yang membara, mulai mengumpulkan benda-benda, mulai dari batu hingga pasir.
Adam berbalik menghadap ke pasukannya yang sedang berbaris dan tersenyum, "Kalian dengar mereka, kalian juga harus mulai mengumpulkan material. Laksanakan sekarang!"
Para prajurit secara bersamaan menjawab, "Siap, laksanakan!"
Para prajurit dengan sigap mulai mengumpulkan material untuk diubah menjadi bahan bangunan melalui Omni Synthesizer.
Para warga dan prajurit Horus sudah mulai bekerja, menyisakan Zaki dan Adam untuk berkomunikasi lebih dekat.
"Jadi... Ternyata kau sudah menjadi seorang kolonel yah? Sungguh tidak terduga." Ucap Zaki
"Ya, sekarang aku adalah seorang kolonel. Apakah kau bangga, kak?" Tanya Adam
Zaki tersenyum kecil, "Tentu saja, aku sangat bangga padamu."
Zaki mencoba mengelus kepala Adam, tetapi Zaki tidak dapat meraih kepala Adam karena tubuhnya yang lebih pendek daripada Adam.
Zaki terkekeh, "Sialan, sekarang kau sudah lebih tinggi dari ku."
"Jadi, itu adalah kapal angkasa milik pasukanmu?" Tanya Zaki pada Adam.
Adam menjawab, "Ya, itu adalah kapal perang kami, dilapisi oleh material titanium yang direkayasa sedemikian rupa hingga menjadi lebih kuat, dilindungi oleh pelindung plasma, dan memiliki senjata berupa misil-misil S.A.M dan meriam energi. Dan juga dapat mengangkut ratusan skuadron."
Zaki terkesima dengan lengkapnya fitur-fitur yang terdapat pada kapal angkasa dari pasukan Adam. "Wah, lengkap sekali!"
Adam bertanya, "Apakah kamu mau melihat bagaimana bagian dalamnya?
Zaki dengan bersemangat menjawab, "Tentu saja! Aku ingin melihatnya"
"Baiklah, kita akan masuk." Ucap Adam.
Adam memanggil dua prajuritnya dan salah satu prajurit tersebut bertanya, "Ada apa, Kolonel?"
"Letnan 1, Letnan 2, Mohon ambil alih kepemimpinan untuk sementara, saya akan kembali ke kapal terlebih dahulu." Ucap Adam.
Letnan 1 dan Letnan 2 secara bersamaan menjawab, "Siap, Kolonel!" Letnan 1 dan 2 tersebut kemudian kembali bekerja.
"Mari kak, kita masuk ke dalam kapal." Ucap Adam.
Zaki menjawab, "Ayo!"
Zaki dan Adam pun berjalan masuk ke kapal.