Zaki dan kumbang raksasa tersebut menatap tajam satu sama lain. Para warga menonton dari kejauhan, mereka bisa melihat dengan jelas seberapa besar energi kekuatan yang dikeluarkan Zaki bahkan mengalahkan energi kekuatan kumbang tersebut akibat luapan energi kekuatan yang dialami Zaki.
Kumbang raksasa tersebut meraung dengan sangat keras hingga mampu memekakkan telinga dan kumbang tersebut mengeluarkan bola-bola energi kecil yang tak terhitung jumlahnya dan langsung menyerang Zaki menggunakan bola-bola energi tersebut.
"(Sial, jika sebanyak itu, aku tidak akan bisa menghindar. Apa yang harus aku lakukan? Ayolah, gunakan otak mu, Zaki!)" Ucap Zaki dalam hati.
Zaki teringat semasa pertarungannya dengan kumbang yang tengah dia hadapi saat ini, serangan kumbang tersebut sempat terhenti tepat sebelum mengenainya.
"(Ah! Aku ingat. Aku pernah memberhentikan serangan kumbang tersebut. Tapi saat itu, waktu terasa berhenti sepenuhnya. Apa mungkin kekuatan yang aku keluarkan pada saat itu adalah pemberhentian waktu?)"
Bola-bola energi tersebut semakin mendekat ke arah Zaki dan siap menghantam nya dengan kecepatan tinggi.
"(Sial! Tidak ada waktu lagi, aku harus mencobanya, sekarang atau tidak sama sekali!)"
Zaki menutup matanya dan memfokuskan dirinya untuk menghentikan waktu. Lalu Zaki dengan lantang berkata, "Pemberhentian Waktu!"
Benar saja, bola-bola energi tersebut berhenti tepat sebelum menghantam Zaki. Zaki dengan cepat berlari di atas udara menuju ke atas kumbang tersebut dan Zaki langsung berkata, "Pengembalian Waktu!"
Waktu seketika kembali normal dan bola-bola energi tersebut menghantam tanah, menciptakan sebuah ledakan yang besar.
Kumbang tersebut melihat bahwa Zaki menghilang dan mulai kebingungan mencari Zaki.
Zaki langsung menonaktifkan kekuatannya untuk berjalan di udara dan terjun menuju serangga tersebut sambil berteriak, "DI ATAS MU, BODOH!"
Zaki langsung mengeluarkan tebasan energi yang luar biasa besar dari pedangnya dan tebasan energi tersebut mengenai kumbang raksasa itu, seketika membelahnya menjadi dua bagian dan energi itu terus melesat hingga menghantam tanah, membuat tanah berguncang dengan sangat dahsyat.
Kumbang tersebut terbelah menjadi dua, dan karena otak dari kumbang tersebut mati karena terkena tebasan, energi di dalam badan kumbang raksasa tersebut menjadi tidak terkendali dan akhirnya menciptakan ledakan yang maha dahsyat.
Zaki yang berada di dekat kumbang tersebut terkena efek ledakannya yang membuat dirinya tak sadarkan diri dan terhempas ke tanah.
Zaki menghantam tanah dengan kecepatan tinggi tetapi untung saja Zaki berada di planet gurun pasir hingga luka yang ditimbulkan ketika Zaki menghantam tanah tidak terlalu fatal.
Para warga tidak bisa melihat keadaan Zaki karena pasir yang berterbangan akibat tebasan energi yang dikeluarkan Zaki dan juga ledakan dari tubuh kumbang, tetapi mereka tahu sekali bahwa Zaki telah memenangkan pertarungan.
Para warga berdiri terpaku di tempat, kekhawatiran menyelimuti mereka, ketakutan akan kematian pahlawan mereka, menghantui mereka.
Saat pasir akhirnya turun, mereka melihat tubuh Zaki yang tergeletak tak berdaya. Para warga berbondong-bondong berlari ke arah Zaki dan berusaha menolong Zaki.
Beberapa warga tercengang dengan bekas dari tebasan energi yang dikeluarkan oleh Zaki karena saking besarnya hingga seolah-olah akan membelah planet tempat mereka hidup, tetapi sebagian besar warga tidak peduli dengan itu dan fokus membantu Zaki.
Kosong.
Hanya ada kekosongan di dalam mimpi Zaki.
Zaki berjalan di sebuah tempat yang ia tidak kenali, tetapi di saat yang bersamaan, dia merasa kenal dengan tempat tersebut.
Badannya terasa sangat berat untuk digerakkan, tetapi di saat yang bersamaan, tubuhnya terasa menjadi ringan.
Di depan Zaki, terdapat sebuah cermin. Zaki melihat ke cermin tersebut, dan melihat tubuhnya penuh dengan darah.
Zaki melihat ke tangannya, penuh bercak darah.
Cermin tersebut seketika pecah menjadi berkeping-keping, dan Zaki jatuh ke dalam kehampaan.
Zaki melihat wajah-wajah yang tidak ia kenali, tetapi di saat yang bersamaan, dia merasa mengenali wajah-wajah tersebut.
Wajah mereka begitu terdistorsi dan mengerikan, hingga...
!!!Error!!!
!!!Error!!!
!!!Error!!!
!!!Error!!!
"Kau seharusnya tidak berada disini"
"Semua ada waktunya"
Zaki tiba-tiba terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa di kepalanya. Kepalanya seakan-akan dihantam palu, perbedaan antara dunia mimpi dan dunia nyata masih terlihat samar, sebelum kembali dengan menyakitkan.
Para warga yang merawat Zaki, langsung bertanya dengan khawatir, "Apakah kau baik-baik saja?"
"Ya, aku... tidak apa-apa." Ucap Zaki sambil memegang kepalanya, menahan rasa sakit dan berat yang tak tertahankan di kepalanya.
Dari jam tangan Zaki, muncul sebuah hologram yang ternyata itu adalah hologram Yuko, asisten Zaki.
"Tuan! Apakah anda baik-baik saja, tuan!?" Ucap Yuko dengan khawatir.
"Tenang saja, aku baik-baik saja. Hanya sedikit pusing."
Yuko dengan nada marah berkata, "Duh! Jangan memaksakan diri tuan lagi! Tadi tuan berada di ambang kematian!"
"Hah? Benarkah? Bagaimana bisa?" Ucap Zaki dengan ekspresi bingung.
"Itu karena anda terkena dampak dari ledakan kumbang tersebut, tuan. Tubuh anda terbakar dan salah satu tangan anda putus karena ledakan itu, untung saja berkat energi kehidupan tuan yang tinggi, tubuh anda dapat beregenerasi dengan cepat. Dan juga anda sempat mengalami henti jantung selang beberapa detik setelah terkena ledakan kumbang tersebut." Ucap Yuko.
"Ah, maafkan aku karena membuat khawatir, hehe." Ucap Zaki sedikit terkekeh.
"Lupakan saja, asalkan tuan selamat."
"Oh ya, apakah kekuatan anda telah bertambah?" Ucap Yuko menanyakan.
"Hah? Maksudnya?" Ucap Zaki penasaran.
"Saat anda sedang bertarung, tiba-tiba saja untuk 0,01 detik kekuatan anda menjadi sangat besar hingga 1000 kali lipat lebih kuat daripada yang pernah saya analisa sebelumnya."
"Benarkah? Itu hebat dong." Ucap Zaki berpura-pura tidak tahu.
Ekspresi Yuko berubah menjadi serius dan dia berkata, "Jangan berbohong pada saya, tuan. Saya tahu bahwa anda bisa menghentikan waktu dan berjalan di atas udara."
"Ah sial, aku tak bisa menyembunyikannya dari mu ya?" Ucap Zaki sedikit terkekeh.
"Tapi anehnya, kekuatan itu bukanlah kekuatan dari tuan, tetapi dari pedang yang tuan gunakan semasa pertarungan." Ucap Yuko.
"Sial, aku kira aku menemukan kekuatan ku yang sebenarnya." Ucap Zaki dengan sedikit kecewa.
Zaki menatap pedangnya, ternyata kekuatan itu bukan milik dia, tetapi merupakan kekuatan yang bersemayam dalam pedang miliknya.
Zaki pun bangkit dari kasurnya untuk menemui para warga meskipun rasa sakit itu masih mencengkram kepala dengan sangat keras. Zaki mencoba melangkah, langkahnya terasa sangat berat karena rasa sakit dan pusing di kepalanya hingga terasa seperti otaknya akan meleleh.
Meskipun tubuhnya berhasil bergerak beberapa langkah, Zaki terduduk di tanah dengan lemas. Raganya menyerah, meskipun jauh di dalam dirinya, ia masih ingin terus melangkah.
Seorang pria yang merawat Zaki, melihat Zaki terduduk dengan lemas, segera menghampiri dan membantu Zaki untuk berdiri dan mengembalikan Zaki ke kasur.
"Anda masih harus beristirahat, bocah. Kau masih belum sembuh. Jadi jangan kau coba-coba untuk pergi dari sini." Ucap pria tersebut sedikit tegas.
Zaki terduduk di kasur tersebut, mengobservasi tempat tersebut dengan seksama walaupun rasa sakit itu tak kunjung berakhir.
Zaki melihat ke arah sebuah foto, sepertinya foto itu adalah foto keluarga pria tersebut. Zaki menyadari seorang anak perempuan di foto tersebut, Zaki merasa familiar dengan wajah anak tersebut.
Zaki bertanya kepada pria tersebut, "Sepertinya aku mengenal anak tersebut, apakah anak perempuan tersebut merupakan putri anda?"
"Ya, itu adalah putriku yang kau temui saat kami masih bersembunyi di dalam bunker itu." Pria tersebut menjawab.
"Oh, lalu siapa nama anda?" Zaki kembali bertanya.
"Panggil saja aku Ro. Sekarang berhentilah bertanya dan makanlah." Pria itu menjawab dengan dingin.
Zaki tanpa mengatakan apapun langsung memakan makanan yang telah dibuat oleh Ro.
Suasana menjadi canggung selagi Zaki memakan makanan tersebut. Tetapi kecanggungan itu dipecah oleh anak perempuan yang pernah ditemui oleh Zaki saat para warga masih di bunker, putri dari Ro.
"Ayah, ada orang yang mencari tuan itu" Ucap anak perempuan tersebut kepada Ro.
Zaki menjawab, "Ada yang mencariku?"
"Ya, ada yang mencarimu, kak. Masuklah kak." Ucap anak perempuan tersebut, mengizinkan orang yang mencari Zaki untuk masuk ke dalam tenda.
Zaki melihat seorang pemuda yang terlihat lebih muda daripada dia, masuk dengan jubah yang berlambangkan cakar.
"Apakah anda yang bernama Zaki?" Pemuda itu bertanya.
"Ya, itu aku. Bagaimana bisa kamu mengenali ku?" Jawab Zaki dengan ekspresi kebingungan terukir di wajahnya.
Pemuda itu membuka jubahnya dan sontak membuat Zaki terkejut.
"A... Adik?"