Chereads / Terra Vespera 18+ (BL) / Chapter 16 - Chapter 15. New Start.

Chapter 16 - Chapter 15. New Start.

Cylus berjalan masuk ke kamarnya dengan langkah tenang, pandangannya tertuju pada Kairos yang sudah terbaring di tempat tidur. Ia melepas kacamatanya, meletakkannya di atas meja samping ranjang, lalu naik ke tempat tidur dan berbaring di sebelah Kairos.

Sebelum memejamkan mata, Cylus menatap langit-langit sejenak, pikiran berkecamuk. Tanpa banyak bicara, ia kemudian memutar tubuhnya ke arah Kairos, merangkulnya erat dari samping. 

Tubuh Kairos terasa hangat, dan entah mengapa, pelukan itu memberi kenyamanan yang ia sendiri tak bisa jelaskan.

Kairos, yang sebenarnya belum tidur, merasakan pelukan itu. "Ck! Ni orang," batinnya sambil mengerutkan dahi, tapi ia tidak melawan. Biarlah, ia sudah lelah, dan meski tidak ingin mengakui, pelukan itu juga membuatnya merasa sedikit lebih aman.

Kais membiarkan dirinya berada dalam pelukan Cylus, merasa tubuh besar di sampingnya memberikan kehangatan yang menenangkan. Dalam keheningan malam, suara napas mereka menjadi satu-satunya suara yang terdengar. Perlahan, keduanya tertidur, dengan suasana tenang menyelimuti mereka.

---

Cylus menepuk-nepuk pipi Kairos dengan lembut, "Kairos... Kairos..." Ia memanggil, berusaha membangunkannya. Kairos menggeliat malas, membalikkan badan, "Ihh, masih pagi..." gumamnya setengah tidur.

Dengan nada dingin dan tegas, Cylus menjawab, "Apa kau lupa perjanjian semalam? Kau harus menemani aku. Cepat bersiap." Kairos mendengus pelan, mengucek matanya, "Ck... iya-iya." Meski enggan, ia akhirnya bangun dan duduk di tepi tempat tidur.

Cylus, yang sudah rapi, menoleh sebelum pergi, "Aku sudah siapkan sikat gigi baru di kamar mandi. Pakaiannya juga sudah ada di dalam. Aku tunggu di meja makan. Cepat." Tanpa menunggu jawaban, Cylus berbalik dan keluar dari kamar.

Kairos, setelah beberapa saat bermalas-malasan di kasur, akhirnya menyerah pada keadaan dan menuju kamar mandi. Di dalam, ia menemukan sikat gigi dan pakaian yang sudah disiapkan seperti yang dikatakan Cylus. Ternyata, semalam Cylus memang meminta Feyn untuk menyiapkan pakaian dengan ukuran yang lebih kecil dari biasanya.

"Eee, untuk siapa Sir?" tanya Feyn, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Cylus hanya menatapnya dingin, "Jangan banyak tanya, lakukan saja." Feyn cepat-cepat mengangguk dengan hormat, "Siap, Sir!" Ia pergi dengan segera, tak ingin mempertanyakan lebih lanjut.

Saat Kairos selesai bersiap-siap dan keluar dari kamar mandi, ia masih mengingat perintah Cylus tadi. "Ck, dasar," gumamnya dengan pelan, namun mau tak mau ia merasa aneh. Hari ini akan berbeda dari biasanya.

"Ini, kebesaran anjir." 

"Ah yauda lah."

Di meja makan, Cylus menunggu dengan tenang. Pikirannya melayang sejenak—mulai hari ini, akan ada "kelinci kecil" yang selalu menemani setiap langkahnya.

Kairos berjalan ke arah meja makan, masih merasa canggung dengan seragam kemeja yang sama seperti yang dikenakan Cylus. 

Cylus melihatnya dari kejauhan, tertegun sejenak. Kairos tampak berbeda dengan kemeja rapi dan celana formal, bahkan lebih seperti bagian dari pasukan elite dibandingkan seseorang yang biasanya terlihat ceroboh.

"Aku nggak bisa pakai ini," kata Kairos sambil mengangkat tangannya yang memegang dasi abu-abu dengan wajah bingung.

Cylus menghela napas, "Sini." Tanpa banyak bicara, ia mengambil dasi itu dan mulai mengikatnya di kerah Kairos. Wajahnya begitu serius saat melakukannya, hingga Kairos tak bisa menahan diri untuk tertawa kecil.

Cylus mengangkat alis, "Hm?"

Kairos hanya tersenyum, "Nggak, nggak pa-pa." Ia menahan tawanya.

Cylus segera menyelesaikan dasinya dengan cepat dan rapi, "Dah, beres."

Kairos menatap dirinya sebentar di cermin, lalu mendengar Cylus berkata, "Coba muter."

Tanpa banyak pikir, Kairos langsung memutar tubuhnya cepat seperti angin puting beliung.

Cylus berdecak kesal, "Pelan-pelan bisa nggak?"

Kairos tersenyum geli, "Haish, ribet banget." Lalu ia memutar tubuhnya lagi, kali ini dengan lebih pelan, mengikuti instruksi Cylus.

"Udah?" tanya Kairos sambil berdiri tegak.

Cylus memperhatikan sejenak sebelum berbisik, "Hmm..." Ia tampak berpikir sejenak sebelum mengingat sesuatu. "Tunggu di sini."

Kairos menunggu dengan sabar saat Cylus berjalan cepat ke kamarnya. Tak lama, ia kembali dengan membawa sebuah pin berbentuk sayap elang yang berkilau, mirip dengan yang ia kenakan di dadanya sendiri.

"Apa itu?" tanya Kairos penasaran ketika Cylus mulai memasang pin itu di dada kirinya.

"Udah, pakai aja," jawab Cylus datar, tanpa penjelasan lebih lanjut. "Dah."

Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu luar. "Sir, makanannya sudah datang," kata suara dari balik pintu.

"Masuk," balas Cylus sambil tetap merapikan kemeja Kairos, seakan memastikan bahwa penampilannya sempurna.

Pintu terbuka, dan beberapa pelayan masuk membawa hidangan. Kairos melirik makanan di meja, "Woahh, keknya enak." batinnya.

Cylus memperhatikan Kairos yang pandangannya begitu melekat pada makanan hanya bisa menggelengkan kepala, "Sana, makan." Pintahnya.

Kairos langsung kabur bak angin lewat.

---To Be Continued...

Kairos : Woahh makanann 🤤

Cylus : Pilih aku atau makanan?😤