Chereads / Terra Vespera 18+ (BL) / Chapter 15 - Chapter 14. Trapped.

Chapter 15 - Chapter 14. Trapped.

Kairos terbangun di atas ranjang yang empuk, tubuhnya sudah bersih—dia ingat samar-samar saat tertidur sebelumnya. Dirinya mengenakan pakaian Cylus yang terlihat besar di tubuhnya. 

 "Ehmngg..." Kairos mengeluarkan suara bangun tidur, matanya masih setengah tertutup. 

Cahaya redup dari laptop di meja kamar satu-satunya sumber penerangan di ruangan itu. Cylus yang duduk di sana, langsung menoleh saat mendengar suara Kairos.

"Kau sudah bangun?" tanya Cylus sambil menutup laptopnya. Suaranya tenang tapi ada nada yang sulit diterjemahkan.

Kairos duduk di tempat tidur, merasa sedikit canggung. "I-iya," jawabnya pelan. Dia tak yakin harus berkata apa, tapi sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, Cylus sudah berjalan mendekat. Cylus berdiri di depan Kairos, menatapnya dengan ekspresi dingin yang membuat jantung Kairos berdetak sedikit lebih cepat.

"Apa tidak ada yang ingin kau jelaskan?" tanya Cylus, matanya menyempit, menatap langsung ke dalam mata Kairos. Tekanan yang ditimbulkan oleh tatapan itu membuat Kairos merasa terpojok.

Kairos menelan ludahnya, berusaha mencari kata-kata yang tepat. "Aku, Kairos. Aku... seorang Eldritch," katanya gugup.

"Lalu?" Cylus menunggu penjelasan lebih lanjut, ekspresinya tetap dingin.

Tiba-tiba, Kairos teringat sesuatu yang mungkin bisa membantu. "Ah! Apa kau ingat batu bintang yang kau ambil?"

Cylus mengangkat alisnya, memberi tanda bahwa dia tertarik mendengar apa yang akan dikatakan Kairos.

"Itu... Aku," kata Kairos dengan serius, berharap penjelasan itu cukup untuk membuat Cylus mengerti.

Reaksi Cylus justru sebaliknya. Dia tertawa kecil, sinis. "Apa kau kira aku percaya leluconmu itu?"

Kairos panik. "Se-serius! Aku bisa membuktikannya." Dia segera mencoba merapalkan mantra yang dulu membuatnya berubah menjadi bintang. "Astra Kairos... lux mea, forma stellae."

Hening. Tidak terjadi apapun. Kairos mengerutkan kening, bingung. "Kok? Kenapa aku nggak berubah?" batinnya. Dia mencoba lagi, kali ini dengan lebih banyak tekanan dalam suaranya.

"Astra Kairos... lux mea, forma stellae," ucapnya sekali lagi, tapi hasilnya tetap nihil. Tidak ada perubahan, hanya keheningan yang kian menekan. Cylus menunggu, ekspresinya semakin datar.

"Mana?" tanya Cylus dengan nada dingin.

Kairos semakin panik. Dia terus mencoba mantra itu berulang kali, tetapi tidak ada yang terjadi. Mantra itu tampak seperti sia-sia belaka.

Cylus akhirnya mengangkat tangan, menghentikan Kairos. "Sudah, cukup dengan omong kosongmu itu."

Kairos mencoba berkata sesuatu, tapi Cylus tidak memberinya kesempatan. "Bukankah kau Eldritch yang kabur waktu itu?" tanyanya, suaranya terdengar datar dan dingin.

Kairos mengangguk cepat. "I-iya, aku mengubah diriku jadi bintang, makanya bisa keluar."

Cylus mendengus, separuh tidak percaya. "Hah... Baiklah-baiklah," katanya, setengah menyepelekan. "Menjadi bintang..." gumamnya dengan nada skeptis. Lalu tiba-tiba, sebuah tawa kecil lolos dari bibirnya, "Pffttt!"

Kairos memandang Cylus, bingung dan sedikit tersinggung. "A-apa yang lucu?" tanyanya, merasa terpojok.

Cylus segera merapikan ekspresinya, kembali ke wajah datarnya yang intimidatif. "Tidak ada," katanya sambil mengembalikan ketenangan di wajahnya.

"Lalu? Apa rencana mu sekarang? Memasuki kamar mandi orang begitu saja?" tanyanya sambil menatap Kairos dengan tatapan tajam, seolah menantangnya untuk memberikan jawaban yang masuk akal.

Kairos menunduk, tidak tahu harus menjawab apa.

"Tolong... aku..." kata Kairos dengan suara pelan, air matanya menetes, membasahi pahanya. Cylus yang melihat itu tiba-tiba merasa dadanya sesak, jantungnya seperti berhenti berdetak sejenak. "Sial!" batinnya, 

Cylus: "Aku... tidak bisa membantu." jawabnya, nadanya datar, meskipun jauh di dalam hati ia merasakan pergolakan.

Kairos mendongak, menatap Cylus dengan penuh harap. "Aku ingin, kembali," suaranya bergetar, berharap akan jawaban yang bisa membebaskannya.

Cylus menatapnya dengan ekspresi dingin. "Aku tidak melarangmu, kau boleh keluar dari sini sekarang." Harapan langsung muncul di mata Kairos, namun harapan itu segera hancur ketika Cylus melanjutkan, "Tapi kau tahu, semuanya sedang mencarimu. Aku tidak akan ikut campur jika kau tertangkap lagi."

Kairos: "Lalu... Bagaimana car—" 

Cylus memotong, "Ada syaratnya."

Kairos: "Apa??" Tanyanya penuh kecemasan.

Cylus menatapnya dengan tajam, lalu berkata dengan nada serius, "Kau harus menemani aku di sini, sampai aku rasa waktunya tepat."

Kairos terkejut, "Hahh? Berapa lama?"

Cylus tampak berpikir sejenak, lalu mengangkat bahunya, "Ntahlah, mungkin seminggu."

Mata Kairos kembali bersinar penuh harapan. "Yess! Cuma seminggu!" batinnya, merasa lega.

Namun, Cylus segera merusak harapannya lagi dengan senyum licik, "Atau... mungkin satu tahun? Dua tahun? Siapa tahu?" Katanya santai sambil melangkah keluar dari kamar.

Kairos membelalakkan matanya, terkejut dan tak percaya, "DUA TAHUN?!?!" teriaknya penuh protes. "CYLUS!! SINI!!" teriaknya, berharap Cylus mendengar.

Namun di luar kamar, Cylus hanya tertawa kecil di balik pintu, menikmati kegelisahan Kairos.

---To Be Continued...

Cylus : Disini aja ya babyy~ 😘

Kairos : Huaaa, mau pulangg😭