Chereads / Greend-Eye Monster / Chapter 20 - Chapter 20: Go Again

Chapter 20 - Chapter 20: Go Again

Dalam perjalanan pulang, ponsel Elmera berbunyi. "Oh, sepertinya sudah ada sinyal, ya." Dia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya, tapi ternyata itu dari nomor yang tidak dikenal. "Hm..." Ia bingung, tapi mencoba untuk mengangkatnya.

"Halo?"

"Hei, Elmera, kan?" Suaranya seperti seorang lelaki.

Elmera terdiam sebentar, tapi kemudian ia mengenalinya. "Oh, Gavin!" Elmera langsung senang. Nikov yang mendengar itu menjadi menguping.

"Ahahaha... Oh, iya kah! Hahaha, tidak juga... Aku senang kau menghubungiku. Eh, ngomong-ngomong bukankah aku punya nomormu? Nomor siapa ini? Oh, nomor baru mu? Jadi, kau ganti nomor dan Syanza memberitahumu nomorku? Ah, begitu... Oh, kau... Apa?" Elmera tiba-tiba berubah ekspresi.

"A... Ah... Begitu, baiklah... Aku akan mulai menggunakan waktu luang... Ya..." Dia mulai canggung lalu menutup panggilan setelah itu menghela napas panjang.

"Ada apa? Siapa itu?" tatap Nikov penasaran.

"Haaa... Gavin, dia teman militerku. Dia salah satu dari teman-temanku. Sebenarnya, dia memutuskan untuk keluar dari militer lebih awal karena dia harus mencari pekerjaan lain, karena ibunya sakit di rumah sakit. Sedikit cerita saja, dia lelaki yang agak lemah dibandingkan semuanya, hal itu membuat kinerjanya buruk dalam militer. Dia pun hampir tak mendapatkan gaji karena selalu gagal melakukan misi. Aku kasihan padanya, dan tadi, dia bilang bahwa dia sudah lama bekerja di tempat penjualan burger, bukankah itu menambah daya rendahnya, padahal dia pernah di militer, kenapa menjadi penjual Burger?" kata Elmera.

"Burger... Oh, hm... Sepertinya enak, aku jadi ingin membelinya. Bagaimana kalau kita buat burger sendiri?"

"Itu merepotkan."

"Haha... Ayolah, Elmera, kau harus sering-sering berada di dapur... Oh, ngomong-ngomong, jadi orang yang kau sebut Gavin itu memang akrab denganmu sehingga kau bisa bicara lepas begitu?" tanya Nikov.

"Gavin orang yang aneh, tapi justru itu yang aku sukai. Sebenarnya saat di militer dia selalu meminjam dapur untuk memasak, dan hasilnya dia memasak makanan yang enak. Tapi meskipun dia pandai memasak, seperti yang aku bilang, dia payah dalam hal fisik..."

"Sayang sekali, padahal dia laki-laki," Nikov menggeleng prihatin.

"Aku suka dia karena masakannya, jadi kami berteman bersama teman-temanku. Dia juga bisa akrab dengan yang lainnya... Aku tak tahu kehidupan pribadinya seperti apa. Tapi aku harap, aku bisa menemukan teman-teman militersku yang lain," kata Elmera dengan sedih.

Lalu Nikov memiliki ide. "Kenapa kau tidak bertemu dengan Gavin dan mencari informasi lebih banyak soal teman-temanmu? Siapa tahu kalian bisa bertemu dan membuat jadwal bersama."

Elmera terdiam sebentar mendengar itu. "Sepertinya, itu memang ide yang bagus... Tapi apakah ini akan berhasil... Bukankah tujuan hidupku bukan mencari teman-temanku?"

"Hei, ingatlah kondisimu, ingatlah siapa orang-orang yang mau menemanimu ketika di militer. Mereka butuh seseorang yang ingin berterima kasih pada mereka. Kau seharusnya senang jika bertemu dengan mereka," kata Nikov.

Mendengar itu membuat Elmera tersenyum kecil. "Itu pantas dicoba," dia mulai terbuka pada perkataan Nikov.

Hingga ketika mereka sampai di rumah besar, Axe langsung menghampiri mereka.

"Wah... Perjalanan yang jauh," Nikov keluar dengan meregangkan tangan.

Lalu Elmera juga keluar melihat Axe yang memberikan ponsel pada Nikov.

"Tuan Besar, kupikir Anda membawa ponsel. Kenapa Anda melakukan itu? Panggilan dari perusahaan mulai berdatangan, dan aku tidak bisa menangani sebanyak itu," kata Axe.

"Hahaha... Maaf," Nikov mengambil ponsel dari tangan Axe.

Tapi Elmera terkejut. "Tunggu apa?! Jadi Paman tidak membawa ponsel? Kenapa begitu?"

Nikov menggaruk kepalanya tak bisa menjelaskan, lalu akhirnya mengaku. "Ehem, sebenarnya aku tak mau panggilan bisnis mengganggu petualangan kita. Benar, kan? Petualangan, Elmera?" Nikov menatapnya.

Tatapan itu membuat Elmera terdiam, dia sungguh sangat terharu dengan sikap pamannya itu. Lalu dia menghela napas panjang sambil tersenyum senang. "Cepatlah menikah, kau, Nikov..." ejeknya, membuat Nikov terkejut.

"Me... Menikah?!?" dia bahkan gemetar.

"Kau juga, Axe!" Elmera berteriak membuat Axe juga terkejut.

"Aku?! Ehem... Em..." Axe tampak bimbang.

Elmera menggeleng lalu berjalan masuk ke dalam duluan.

Nikov hanya tersenyum kecil menatapnya, lalu dia menatap Axe. "Tunggu apa lagi? Kau berhak menemaninya," tatapnya.

Axe menatap tak percaya, lalu Nikov menambahkan, "Terima kasih, sudah mempercayaiku untuk membawa Elmera. Petualangan yang hebat, gadis itu pantas mendapatkan cerita yang unik."

Lalu Axe tersenyum kecil dan mengangguk, dia menyusul ke dalam. Tapi begitu Nikov ditinggal sendirian di sana, dia menatap ponselnya lalu menghela napas panjang. "Haa... Kembali sibuk..." tatapnya pada ponsel, lalu menengadah menatap awan yang cantik. "Kakak, kau benar... Aku lebih suka kehidupan di kampung halaman... Bukan di pekerjaan ini. Ini baik-baik saja selama aku bisa menjaga Elmera dengan baik." Dia berbicara pada ayah Elmera dalam hatinya. Bagaimanapun juga, dia berhak memikirkan hal itu.

Sementara itu, Elmera masuk ke dalam kamarnya dan menghubungi seseorang. Dia melakukan itu sambil berbaring santai di ranjang. Rupanya dia menghubungi Gavin yang langsung menerima panggilannya.

"Halo Elmera, ada apa?" Suara Gavin terdengar.

"Hei, bolehkah aku membantu? Aku ingin bertemu denganmu. Kau tahu, soal pertemuan teman militer. Kita masih teman, kan?" tanya Elmera.

Lalu terdengar suara Gavin. "Hahaha... Tentu saja, meskipun aku sudah banyak ketinggalan momen. Ya, kamu bisa ke sini, aku akan mengirimkan lokasinya. Aku akan menunggumu."

Ketika panggilan selesai, Axe mengetuk pintu. "Nona Elmera, apa Anda ingin makan camilan? Atau Anda ingin pergi ke suatu tempat? Aku bisa menemani," kata Axe.

Elmera yang mendengar itu menghela napas, tampak terganggu. "Oh ayolah, tidak bisakah kau membiarkanku istirahat?" teriaknya. Tapi ia terdiam, lalu kembali menghela napas dan keluar dari ranjang untuk membuka pintu.

Axe tampak kecewa seperti anjing kecil yang butuh perhatian.

"Apa?" Elmera malah menatap tajam.

"Nona Elmera... Paling tidak biarkan aku melihatmu agar aku bisa tahu keadaanmu selamat atau tidak. Bisa jadi pandanganmu mengganggumu ketika di rumah bahkan di kamar ini."

"Haiz... Terserah saja... Oh, ngomong-ngomong, aku ingin pergi lagi," tatap Elmera.

Seketika Axe terkejut. "Pe... Pergi?!"

"Yeah, aku ingin ke sebuah rumah di kompleks biasa saja. Kau mengerti? Kompleks biasa, tak ada apartemen, tak ada kompleks mewah, hanya rumah kecil biasa, sederhana. Oh, mungkin kompleks itu opsional saja," kata Elmera, membuat Axe semakin kecewa.

"Nona Elmera, kenapa kau melakukan ini lagi? Bukankah kau sudah takut?"

"Aku memang takut, tapi inilah bagaimana aku menjadi berani. Aku yakin, aku tidak akan takut akan sesuatu yang akan datang jika aku mulai membiasakan diri. Lagipula ini petualangan, kan?" Senyum Elmera membuat Axe terdiam, dia terpaksa menghela napas panjang.

"Baiklah, aku akan mencarikannya. Tempat mana yang ingin Anda tuju--

"Di sini," Elmera dengan semangat menunjukkan ponselnya. "Hehehe... Aku akan menunggumu... Sampai jumpa!" Dia bahkan langsung menutup pintu, membuat Axe terdiam.

Dia kembali menghela napas panjang. "(Wajar jika aku mengkhawatirkannya... Bagaimanapun juga, aku telah diberi amanah... Tapi aku juga tak mau membuatnya kecewa... Jadi, mungkin aku terpaksa membiarkannya...)" pikirnya.

Hingga beberapa hari kemudian, Elmera dengan semangat berjalan keluar rumah menuju mobil putih di depan.

"Hm... Hm... Hm..." ia bersenandung senang, tapi mendadak berhenti karena Axe tiba-tiba ada di hadapannya, membuat Elmera menatap dada bidang itu.

"Hei?!" Elmera mundur dan menatap wajahnya dengan kesal.

"Kenapa Anda bisa begitu senang? Apa jangan-jangan Anda bertemu seseorang?! Seorang pria?!" Axe menatap tajam, entah kenapa sikapnya membuat Elmera bingung.

"A... Apa yang kau bicarakan? Aku hanya ingin bertemu dengan temanku... Apa itu masalah?"

"Teman militermu?"

"Iya,"

"Oh, syukurlah, pasti mereka bisa melindungi Anda..." Axe menyerahkan kunci mobil. Elmera yang bingung hanya bisa mengambil kunci dan akan melewati Axe.

"Oke... Baiklah, jangan ganggu aku, oke?" tatapnya.

"Jika Anda butuh bantuan, hubungi aku..." Axe menatap, lalu Elmera mengacungkan jempol dan masuk ke dalam mobil.

Dia menyalakan mobilnya dengan baik, tapi sebelumnya dia membuka kaca.

"Oh, hei, apakah pamanku tahu?" tanyanya.

Axe terdiam sebentar dengan ragu, lalu menjawab.

"Beliau tengah sibuk sejak kalian pulang... Pekerjaan akan sangat padat, aku pastikan aku akan memberitahunya..."

"Sibuk? Sesibuk apakah itu?" Elmera menatap bingung.

"... Anda seharusnya tahu, bisnis seperti ini sangat besar, apalagi soal waktu. Tuan Nikov meluangkan waktu hanya untuk Anda kemarin, bahkan dia rela meninggalkan kepentingan bisnisnya. Begitu juga dengan ayah Anda."

"Tunggu, apa?" Elmera tampaknya memahami sesuatu.

"Jadi... Apakah itu yang membuat ayahku selalu kehilangan waktu?"

"Ya, waktu bersama Anda adalah yang paling berharga. Sayangnya, Anda memutuskan untuk ke militer... Meskipun begitu, beliau sangat senang melihat antusiasme Anda masuk ke dalam militer," kata Axe. Tanpa sadar, dia memberi tahu fakta yang bahkan belum dipahami oleh Elmera sebelumnya.

"(Ayah... Sebegitu besar pengorbananmu untuk bekerja...? Apakah pekerjaan seperti itu adalah alasan orang-orang seperti mereka belum mau menikah...?)" Elmera tampak khawatir. Dalam kebisuan, dia kembali menatap Axe.

"Kalau begitu... Tolong sampaikan pada pamanku, ya... Aku tak mau dia terburu-buru menyelesaikan pekerjaannya hanya karena ingin bertemu denganku. Aku harap dia cepat menyelesaikan pekerjaannya. Dan tolong sampaikan maafku atas semua kekeras kepalaku... Jadi, sampai jumpa." Elmera menutup kaca dan mulai berjalan pergi menggunakan mobil putihnya.

Axe yang mendengar itu hanya terdiam, lalu mengangguk sendiri. "Akan kusampaikan..."

Di jalan, mobil Elmera bergerak tak stabil, rupanya dia tengah menangis. Air matanya menetes, tapi dengan wajah yang datar, ia mencoba fokus ke depan untuk mengemudikan mobilnya.

Tak beberapa lama, dia juga terisak. Dia memikirkan fakta yang baru saja ia dengar.

"Ayah... Maafkan aku... Aku selalu kecewa pada waktumu yang sedikit. Rupanya, meskipun waktu kita sedikit, Ayah masih bisa senang dan bahagia... Tapi bagiku, waktu segitu terasa sangat kecil. Aku tak tahu betapa kerasnya pekerjaan ini, dan aku begitu kejam menganggap pamanku jahat dan hanya mementingkan uang ayahku, padahal dia meneruskan pekerjaan berat ayahku demi memberikan kelayakan untukku... Kapan aku bisa menghargai orang lain lagi... Bagaimana caraku menghargai orang lain?"

Elmera memang mulai menyadari sesuatu, dia seharusnya tidak terlalu mudah untuk menilai buruk nya Ayah maupun Paman nya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk menunjukan bagaimana mereka menyayangi Elmera.