Chereads / Greend-Eye Monster / Chapter 25 - Chapter 25: Friend

Chapter 25 - Chapter 25: Friend

Tak lama kemudian, Gavin datang dan langsung mengetuk pintu rumah Elmera sambil memanggil namanya. "Elmera!"

Tapi tak disangka-sangka, Elmera justru berteriak dari belakang. "Gavin!"

Hal itu membuat Gavin langsung menoleh. Elmera tampak memanggil dari rumah seberang. "Itu bukan rumahku!!" teriaknya sekali lagi.

Gavin yang salah memanggil Elmera di rumah seberang langsung terkejut. Dia pun segera berbalik dan berlari menuju rumah yang benar di seberang, karena memang di sanalah rumah Elmera.

"Kamu ini bagaimana? Aku sudah memberikan map-nya, kan?!" Elmera menatapnya kesal.

"Maaf, aku panik jadi tidak tahu mana kanan atau kiri..." Gavin menatap dengan canggung.

Elmera hanya bisa menggeleng, tapi ia melihat kotak bekal makanan di tangan Gavin. "Uh, apaan tuh?" Dia menatap tergoda.

"Ah, ini makanan yang aku masak tadi, ini untukmu. Aku sengaja membawanya..." Gavin mengulurkannya, dan Elmera langsung menerimanya dengan cepat, membuat Gavin terkejut.

"Ahahaha... Terima kasih, tahu saja kalau aku belum sarapan... Ayo masuklah, temui rumahku..." Elmera mempersilakannya masuk.

"Ah, terima kasih. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan mobilmu? Mobilmu ada di depan rumahku, apa itu tidak apa-apa?"

"Oh, apakah mengganggu? Rencananya, kalau ada sesuatu yang terjadi padaku di sini, aku bisa berlari ke rumahmu dulu... Karena menyalakan mobil butuh waktu juga..." balas Elmera.

"Hm... Baiklah kalau begitu..." Gavin melanjutkan melihat sekitar rumah Elmera, tapi ia menemukan oven rusak di bawah. "Kenapa dengan oven itu?"

"Haiz... Kesalahanku. Aku memanggang popcorn semalam untuk menonton televisi, tapi kejadian aneh terjadi yang membuatku meninggalkan oven dalam keadaan menyala. Jadi, itu membuat ovennya rusak..." balas Elmera sambil menyantap makanan dari Gavin di meja dapur.

"Hm... Lalu apa masalahnya?" tanya Gavin sambil duduk di hadapannya, menatap Elmera makan.

Elmera mengunyah dan menelan sebelum mulai bercerita. Dia menceritakan semuanya, termasuk bagaimana Mehzid berbicara tentang monster yang muncul dan gangguan lainnya.

"Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi sepertinya monster itu mencoba memberitahuku sesuatu..." tambah Elmera.

Namun, ekspresi yang Gavin tunjukkan justru aneh dan bingung. Dia bahkan menggaruk kepalanya beberapa kali karena kebingungan. "Em... Elmera, apa yang kau bicarakan? Orang keluar dari kaca? Monster? Apa kamu lelah?" tanyanya.

Elmera terkejut dan berpikir keras. "(Kenapa Gavin juga tidak paham? Bahkan Mehzid juga... Sepertinya orang-orang yang tinggal di sini belum mengerti penglihatanku sebagai gadis 'green-eye monster'. Mereka tidak tahu kondisiku. Kalau begini, aku tak akan bisa mencari jawaban untuk misteri ini. Mereka bahkan tak bisa membantuku... Apa mungkin, aku harus menghubungi Axe? Hanya dia yang tahu bagaimana aku mengalami hal ini... Mungkin memang benar aku hanya harus mengatakan ini pada Axe...)" pikirnya.

"Elmera...?" Gavin memanggilnya dengan bingung, karena Elmera tampak terdiam cukup lama hingga akhirnya Elmera tersadar. "Ah, ini baik-baik saja... Aku... Mungkin benar, aku hanya lelah..." Elmera memutuskan untuk tidak banyak bercerita pada orang yang tidak tahu apa yang dia alami, bagaimanapun juga itu memang tidak masuk akal untuk manusia biasa. Tapi bagi sosok seperti Elmera, hal itu akan terasa nyata.

"Apa kau yakin kau baik-baik saja? Aku benar-benar khawatir..." Gavin menatapnya dengan cemas.

Elmera lalu menghela napas panjang. "Ini baik-baik saja, aku yakin... Tidak perlu khawatir, mungkin kau benar bahwa aku sedang mengigau. Tidak mungkin hal seperti itu terjadi... Mungkin aku akan mengatakan ini pada asistanku nanti..." kata Elmera.

Namun, Gavin tampak tetap khawatir, dan Elmera merasa tak nyaman, jadi dia mencari cara untuk mengganti topik. "Um, ah... Bagaimana dengan kemarin malam? Apa pekerjaanmu baik-baik saja?"

"Aku keluar..." Gavin langsung mengatakan itu. Seketika, Elmera langsung terdiam, bahkan sendok yang ada di tangannya jatuh begitu saja. "E... Eh?" Ia masih terkejut.

"Yeah, seperti yang kau dengar, aku keluar dari pekerjaanku... Tapi jangan khawatir, itu bukan hal buruk, karena—

"Apa yang kau bicarakan?!" tiba-tiba Elmera berteriak padanya, membuat Gavin terkejut tak percaya. Bahkan Elmera melanjutkan perkataannya. "Hanya karena ibumu pergi, kau jadi putus asa begitu! Apa yang kau pikirkan! Kalau kau keluar dari pekerjaanmu, kau makan apa nantinya?!" tambahnya.

"Te... Tenang dulu, Elmera... Tenang..." Gavin mencoba menenangkan dan ingin menjelaskan. "Sebenarnya, aku sudah punya dana cukup untuk membuka kedai kebab. Aku akan usaha sendiri..." kata Gavin.

"Oh..." Elmera langsung terdiam, bahkan terlihat tenang. "Oh, baguslah... Kalau begitu, biarkan aku membantumu menjual nantinya..."

"Ya, terima kasih atas bantuanmu. Aku akan mengabarimu jika kedainya sudah selesai... Aku senang kau bisa membantuku, Elmera..." Gavin tersenyum senang, membuat Elmera juga tersenyum kecil. "Tentu, kamu temanku..."

Malamnya, Elmera duduk di sofa dan menghubungi Axe. Seperti biasanya, Axe langsung mengangkatnya. "Ya, Nona Elmera? Apa ada sesuatu? Bagaimana dengan tempat barunya?"

Elmera terdiam sebentar lalu menghela napas panjang. "Ha... Axe... Aku mengalami hal aneh... Tapi jangan khawatir dulu, biarkan aku bercerita, oke?"

Axe terdiam, tidak menjawab hingga akhirnya berkata, "Baik, aku akan mendengarkan kalau begitu..."

"Tetangga baru mengatakan bahwa rumah ini bekas milik seorang lelaki yang meninggal, dan tak tahu apa penyebabnya. Aku mungkin berpikir itu hanyalah sosok mati yang masih tak mau lepas dari rumah ini, dan rupanya semalam aku bertemu dengannya di kamar mandi. Dia keluar dari kaca. Tapi sesuatu yang tidak berhubungan muncul; aku melihat sosok monster yang mengerikan. Dia bisa menghilang, dia bisa muncul, mengaum, bahkan dia selalu mengawasiku di sini. Aku tak tahu apa maunya. Tapi ketika lelaki itu muncul dari kaca, monster itu menyerangnya, membuat lelaki itu tak jadi mendekat padaku. Monster itu juga memakan lelaki itu. Aku heran kenapa dia memakan lelaki itu, dan aku mungkin berpikir bahwa monster itu bisa memakan roh penasaran lelaki itu yang mau menyerangku, karena sekarang lelaki itu tidak menggangguku. Tapi monster itu masih ada, meskipun dia tidak mengganggu sekarang..." kata Elmera, menyadari bahwa Axe hanya diam.

"Axe? Kau mendengarku, kan?"

"Ya, Nona, aku mendengarmu, bahkan bisa mendengarkan dengan jelas," balas Axe, lalu menambahkan, "Tidakkah kau menyadari sesuatu, Nona? Bahwa monster itu adalah sosok yang menyelamatkanmu... Dia adalah bagian dari dirimu yang ingin mengenalmu. Aku yakin monster itu cukup takut untuk berbicara denganmu. Ketika waktunya tiba, dia mungkin akan berbicara denganmu. Perlu diingat, dia hanya bagian dari dirimu. Kau menemukan bagian dari dirimu di rumah itu. Aku harap kau baik-baik saja..."

Elmera tersenyum lega. "(Inilah yang mau aku dengar, Axe selalu tahu apa yang aku alami. Jadi monster itu baik? Dia memperingatkanku soal bahaya yang ada pada roh lelaki itu, dan aku sadar aku mungkin harus bicara dengannya...) Terima kasih, Axe... Oh, ngomong-ngomong, bisa tolong pesankan oven baru dan kirim ke rumahku?" kata Elmera.

"Tentu, aku akan melakukannya. Tunggu beberapa jam..." kata Axe.

Elmera tertawa kecil setelah perbincangan itu, tapi ia kemudian terdiam dan menghela napas panjang. "(Orang-orang di dekatku selalu mengerti aku, tapi orang yang paling menyayangiku pasti lebih tahu dan selalu mencari solusi untuk membuatku tenang... Axe, kau adalah temanku.)"

Tak lama kemudian, ada yang mengirim paket di depan rumahnya. Elmera berjalan membuka pintu dan melihat ada kotak oven di sana, orangnya sudah pergi.

"Hehe... Bagus... Aku bisa menonton film... Aku harap tak ada masalah apa pun..." Ia mengambilnya dan mulai membuat popcorn. Dia juga menyiapkan selimut di sofa dan yang lainnya untuk membuatnya merasa nyaman.

"Hm... Aku pikir itu sudah bagus..." Dia sudah menyiapkan film yang hampir mulai. Lalu oven juga berbunyi dan dia langsung menyiapkan popcorn-nya.

Setelah itu, dia akan ke ruang televisi, tapi ia terkejut dan bahkan hampir menjatuhkan popcorn-nya. "Aahhkkk!!!" teriaknya sangat keras.

Siapa yang dapat menyangka bahwa monster yang selama ini selalu mengganggunya itu berdiri di hadapannya. Dia tengah berdiri di samping televisi, menatap Elmera dengan tatapannya, luapkan, dia tak punya mata.

"Akhhh!!!" Elmera kembali berteriak.

Monster itu dengan aneh juga berteriak menenangkannya. "Akhh, hei... Tunggu..." suaranya serak dan sangat berat, membuat Elmera menutup kedua telinganya. "(Astaga... Rasanya seperti batu jatuh di kepalaku... Apa itu kekuatannya! Dia sengaja melakukannya?!)" Elmera tampak panik.

"Tunggu, dengarkan aku dulu..." Monster itu tampak baik dan tidak berbahaya, membuat Elmera terdiam menatapnya. "Tunggu... Kamu... Apakah kamu benar-benar bisa melihatku?" Elmera akhirnya agak tenang.

"Ya, hanya kau yang bisa melihatku karena aku tercipta dari bagianmu... Aku sebenarnya berasal dari planet yang lain, yang tidak akan pernah diketahui manusia..."

"(Aku tetap menyebutnya sebagai halusinasiku... Pandangan ini membuat hal yang aneh...)" pikir Elmera, merasa ragu.

Lalu monster itu menambahkan. "Aku sebenarnya tak bermaksud buruk padamu, aku muncul di sini karena ingin menjelaskan... Aku tak bermaksud membuatmu takut, justru yang buruk itu adalah setan yang ada di dalam cermin itu..."

"Ah, aku mengerti..." Elmera menyela. "Aku sudah tahu semuanya. Sebenarnya aku juga berpikir bahwa kamu adalah pembaik, jadi mungkin pemikiranku benar karena kamu mencoba memberitahuku sendiri... Sebelumnya, terima kasih untuk ini, kau memakan setan itu. Aku sungguh takut sebenarnya, tapi aku sadar kau menyelamatkanku..." tambahnya.

"Ya, itu benar, aku melakukannya... Jadi... Bisakah kita tidak saling menjauh... Apalagi kau ada di rumah ini..." Monster itu tampak sedikit malu.

Lalu Elmera tersenyum kecil. "Tentu... Mari jadi teman... Siapa namamu? Aku Elmera."

"Teman-temanku memanggilku... rararrrrrwwww..." Balas monster itu, membuat Elmera terdiam sejenak hingga monster itu menambah, "Harold."

"A... Ah... Harold, hahha... (Bahasanya tadi aneh sekali... Aku sempat terkejut... Dia mengerikan saat menggunakan bahasanya...) Oh iya, boleh aku tanya sesuatu? Kenapa kau memilih menolongku? Bukankah lebih menyenangkan jika mengganggu manusia bagi makhluk sepertimu?" tanya Elmera.

"Itu sudah kulakukan dari dulu... Aku selalu pergi dari rumah ke rumah, tapi sekarang aku lebih memilih di sini saja. Aku sering bertengkar dengan setan kaca kamar mandi itu, tapi perlu kau tahu, aku sudah sangat bosan mengganggu manusia..."

"Ah, aku mengerti... Lalu, apakah ada pekerjaan yang kau impikan?"

"Aku ingin jadi tukang antar pizza."

"Huh, kenapa?" Elmera tampak bingung.

"Aku senang ketika aku mengantar pizza pada orang yang menantikannya. Dengan begitu mereka bisa senang melihatku, bukan takut."

Seketika Elmera terdiam, kata-kata itu langsung menyentuh hatinya. "(Dia... Hanyalah seorang monster... Yang ingin... Melihat senyuman orang-orang... Dia berpikir menjadi tukang antar pizza adalah yang lebih baik... Dia memiliki mimpi yang termasuk besar...)"