Chereads / Greend-Eye Monster / Chapter 31 - Chapter 31: Weird Guy

Chapter 31 - Chapter 31: Weird Guy

"Baiklah, terima kasih..." Elmera akan berbalik, tapi ia terdiam terkejut ketika melihat seorang pria aneh di belakangnya, dengan senyuman kecil dan mata lebar. Dia terus menatap Elmera yang bingung.

"(Orang aneh...)" Bahkan ketika Elmera melewatinya, pria itu masih terus menatap ke arahnya. Akhirnya, Elmera terpaksa kembali ke rumah, padahal perjalanannya cukup jauh.

Hingga ketika sampai di rumah, dia mencari dompetnya di mana-mana, tapi tampaknya ia lupa menaruhnya di mana. "Haduh, di mana aku meletakkan dompetku, ponselku juga tak ada..." Dia mencarinya di ruang televisi, kemudian memutuskan untuk ke kamar.

Tapi ia terkejut melihat monster yang bernama Harol itu ada di bawah kasurnya, menatap ponsel Elmera yang menyala terang.

"Akh!!! Shit, kau membuatku terkejut..." Elmera tampak bernapas cepat.

Lalu monster itu menatapnya. "Maafkan aku, aku meminjam ponselmu..."

"Tak apa, lakukan sesukamu. Ngomong-ngomong, apa kamu melihat dompetku?"

"Di sana..." Monster itu menunjuk meja di dekat Elmera, membuat Elmera baru sadar dompetnya di sana.

"Ah iya, ini, terima kasih. Aku akan keluar sebentar, apa kau ingin titip makan?" tanya Elmera.

"Aku ingin anak kecil," balas monster itu seketika, membuat Elmera tersenyum tidak nyaman.

"E... maksudku titip makanan manusia, bukan manusia yang dimakan...."

"Oh, begitu... kalau begitu tidak usah..." kata monster itu.

Lalu Elmera menghela napas panjang dan berbalik untuk berjalan keluar.

Setelah perjalanan jauh lagi, dia akhirnya sampai di restoran makan, di sana dia bertemu dengan wanita kasir lagi.

"Aku kembali..." Elmera memberikan uangnya.

"Ah baik, ini pesananmu," wanita itu menyerahkan makanan tersebut.

"Hm, terlihat enak..." Elmera tampak sudah kelaparan dan akan membawanya pulang, tapi ia mendengar wanita itu mengatakan sesuatu. "Apakah kamu ingat pria tadi yang ada di belakangmu?"

Pertanyaan itu membuat Elmera terdiam dan sekilas mengingat pria itu. "Ah iya, kenapa? Dia hanya seperti orang yang aneh kan?"

"Apakah hanya aku yang berpikir lebih aneh? Dia bahkan memesan makanan yang sama denganmu, bahkan dia ingin membayarkan makananmu, tapi aku menolaknya karena mungkin kamu tidak mengenalnya, kan?" tatap wanita itu dengan tidak nyaman.

"Ah, iya, benar, itu bagus, terima kasih. Kalau begitu aku pergi."

"Ya, nikmati malammu," balas wanita itu lalu Elmera berjalan pergi ke mobil untuk kembali lagi ke rumah.

Tapi ia juga memikirkan sesuatu soal pria itu. "(Hm... itu aneh, aku tidak habis pikir kenapa di wilayah seperti ini ada banyak orang asing yang terlihat berbahaya, tidak sama seperti di kota. Apa karena tempat ini memiliki hutan lebat?)" Dia melihat sepanjang jalan, karena jalanan yang dia lewati merupakan hutan, bahkan ada ladang jagung juga.

"Hm, sepertinya jalan itu terhubung langsung untuk melewati jalur dalam, sepertinya ada jalur di dalam hutan yang memotong jalur sehingga menjadi cepat, kapan-kapan aku akan lewat jalurnya saja deh...." gumamnya.

Tapi mendadak, siapa yang menyangka, ada sesuatu yang membuat mobilnya menjadi buruk, di mana ada sesuatu yang terlempar ke kaca depan mobil Elmera, sehingga membuat suara keras dan kaca yang pecah.

"Akh!!!" Elmera yang terkejut bahkan panik hampir membanting setir, tapi ia dengan sekuat tenaga menginjak rem, membuatnya berhenti di sana. Dia bernapas cepat, masih terkejut dan tak percaya dengan apa yang terjadi, apalagi pandangannya di kaca menjadi tertutup.

"Apa itu, sialan..." dia mencoba keluar dan melihat. Rupanya itu adalah sebungkus nasi goreng yang terbungkus styrofoam, bahkan ada batu di dalamnya, menghantam keras kacanya hingga retak, bahkan nasi goreng itu mengotori kaca jendelanya membuat pandangannya tertutup.

"Sial, siapa yang melakukan ini?" Dia melihat sekitar di tempat gelap itu, terpaksa dia masuk ke dalam mobil. Masih bisa melihat dari celah lain.

"Ah sudahlah, biarkan saja yang penting aku bisa melihat sedikit," meskipun terganggu dengan pandangannya, dia tetap berjalan pulang hingga ketika sampai di rumah, dia meletakkan nasi goreng itu di meja dapur dan mulai memakannya.

"Hm... sungguh luar biasa, enak sekali.." ia tampak senang dan kemudian kenyang. "Ah, makan malam yang sangat menyenangkan..." Dia tak lupa membuang bungkus nasi goreng itu, tapi tiba-tiba ada telepon rumahnya yang berbunyi membuatnya bingung dan dia terpaksa berjalan ke sana dan menerimanya. "Halo?"

Lalu ada suara seorang lelaki. "Halo, bisakah kamu kembali lagi? Kamu melupakan sesuatu atau kami yang lupa karena promo khusus pembelian nasi goreng pada malam ini adalah orang yang membelinya akan mendapatkan satu kue keberuntungan dan sebotol soda yang langka, apakah kamu mau kembali ke sini?"

"Soda yang langka? Kue keberuntungan? Tentu saja aku mau..." Elmera langsung mengangguk, tapi ia menyadari sesuatu. "(Tunggu, kenapa restoran ini tahu nomor ponsel rumah ini? Dan sejak kapan di posternya tertulis promo? Hm...)" Dia harusnya melanjutkan kecurigaannya, tapi karena dia tertarik pada tawarannya, dia menjadi mengabaikan kecurigaannya dan langsung berjalan keluar.

Tapi ia ingat bahwa mobilnya tak akan bisa digunakan. "Haduh. Mobilku tak bisa digunakan, bagaimana ini?" Dia tampak bingung, tapi kemudian melihat ke arah jalan pintas di hutan yang agak jauh dari rumahnya, awalnya dia terdiam sebentar hingga ia mengangguk. "Baiklah, aku akan ke sana saja..." Hingga akhirnya dengan keberanian diri, dia berjalan ke jalan pintas hutan itu, bahkan melewati ladang jagung yang hanya sedikit.

Tapi di tengah jalan, dia mendengar suara siulan lagu dari seseorang yang akan berpapasan dengannya. Dia awalnya bingung dan semakin mendengarkan hingga mendadak dia melihat seorang pria dari kejauhan, tapi siapa yang menyangka, itu adalah pria aneh yang ada di restoran membuat Elmera terkejut, tapi ia mencoba untuk tetap tenang dan mereka saling berpapasan, tapi Elmera tak tahu bahwa pria itu bersiul sambil melihat ke arahnya.

"(Sialan, dia itu siapa sih, kenapa lewat sini?)" Elmera tampak kesal, tapi ia hanya fokus berjalan, hingga setelah beberapa menit berjalan dia sampai di tempat restorannya, tapi anehnya, tempat itu kosong dan gelap.

Elmera terdiam, dia berpikir toko itu tutup, tapi siapa sangka, pintu di restoran itu terbuka sedikit membuatnya penasaran dan berjalan masuk ke sana. Ketika mengintip, dia melihat ruangan yang gelap dan berantakan. "Kenapa ini? Di mana orang-orang ya?" Ia bingung, tapi pandangannya kebetulan langsung melihat ke arah kue keberuntungan dan sebotol soda yang menggoda.

Elmera tersenyum senang dan langsung mengambilnya, tapi ia tetap harus bertanya-tanya pada apa yang sebenarnya terjadi, hingga ia tak sengaja terpikirkan untuk mengecek lewat di belakang restoran, jadi dia keluar dari pintu depan dan menuju ke pintu belakang restoran. Untungnya ada kaca di sana yang memiliki celah mengintip sedikit yang mengarah di dapur.

Tapi begitu terkejutnya dia karena ketika mengintip, lampu menyala kedap-kedip dan di bawah ada banyak darah, tepatnya ada dua mayat, di mana mayat wanita itu dan seorang laki-laki membuat Elmera terkejut langsung mundur perlahan. Mereka terbunuh di dapur dan Elmera melihat mayat mereka yang masih segar.

"Tidak, tidak.... tidak mungkin, aku harus menghubungi polisi... ponselku... ponselku di rumah, sialan.... di sini juga tak ada telepon umum..." Ia panik, sehingga terpaksa berlari ke arah jalur pintas untuk ke rumahnya.

Dia berlari tanpa henti, pelariannya tentu saja cepat karena dia sudah dilatih untuk berlari cepat, hingga ketika sampai di rumah, dia terkejut tak percaya karena pintu rumah Elmera terbuka sedikit. "Oh sial... itu adalah pertanda buruk..." pasti ada orang asing masuk. Sebelum dia masuk ke dalam pintu dia memutuskan untuk mengintip lewat jendela di samping rumahnya, tapi belum beberapa langkah mendekat, mendadak ada sosok pria itu yang muncul langsung menargetkannya dengan tertawa keras.

"Akh!!!" Elmera terkejut dan langsung jatuh ke belakang apalagi pria itu menghilang dari kaca jendela.

"Tidak!! Itu pria yang mesum! Apa yang harus kulakukan?!" Dia panik, tapi suatu kebetulan di mana ada mobil hitam lain berhenti di halaman rumah Elmera. Mobil itu tampak besar dan menyala terang. "Itu siapa lagi??"

Elmera langsung mendekat ke sana dengan wajah panik, melihat pelat nomor itu yang khusus dimiliki orang penting. Yang keluar rupanya adalah Axe.

"Axe!!" Elmera langsung senang dan berjalan mendekat.

"Nona Elmera? Apa yang kau lakukan di sini?" Axe menatap bingung.

"Axe, tolonglah aku, ada pria mesum di dalam."

"Apa?! Bagaimana bisa?!" Axe terkejut dengan wajah serius.

"Aku akan menceritakannya, cepat hubungi polisi... ponselku di dalam soalnya..."

"Tidak dulu, aku akan memberi pelajaran dulu...."

"Axe, jangan, itu berisiko. Sudut rumah yang sempit akan membuatmu terserang olehnya yang mudah bersembunyi!" Elmera mencegahnya.

Tapi mereka terkejut ketika mendengar suara teriakan pria itu dari dalam rumah, membuat mereka berdua langsung berlari ke dalam. Siapa yang menyangka, darah di lantai, suara memakan yang lahap, rupanya monster yang ada di kamar Elmera tadi memakan pria itu yang ada di bawah tangga.

"Shit..." Elmera langsung terkejut menutup mulutnya dengan wajah pucat.

Monster itu makan dengan lahap dan tak lupa berterima kasih. "Terima kasih, Elmera, kau membawakan makanan...."

Axe yang melihat itu juga sama-sama terdiam. "I... ini mungkin baik-baik saja jika orang ini mati, tidak akan ada yang tahu juga diamati...." tatapnya pada Elmera yang masih pucat, lalu dia langsung memegang bahu Axe. "Aku ingin pergi dari tempat ini secepatnya... Axe..." tatapnya, sepertinya dia sudah terlalu banyak mengalami hal aneh yang membuatnya muak. Axe yang mendengar itu menjadi tak bisa apa-apa dan hanya mengangguk kepalanya.

"Baiklah, sepertinya kita bisa melakukan perjalanan besok. Apakah kau yakin ini perjalanan terakhirmu di tempat ini, Nona? Apakah rekan-rekanmu hanya Tuan Gavin, Nona?" tatap Axe.

"Iya, aku yakin hanya Gavin, lagipula Gavin bilang bahwa rekan satunya lagi ada di kota yang lain, jadi mungkin aku akan pulang dulu ke rumah... Oh, ngomong-ngomong kamu sudah menyiapkan tempat untuk Gavin?"

"Ya, tentu sudah, aku sudah menyiapkan rumah juga kedai di kota untuknya bekerja... Jangan khawatir, lokasinya juga bagus..."

"Ok, baiklah itu terdengar lebih baik. Dan sekarang, sebaiknya kita bersihkan tempat ini..." Elmera melihat monster itu yang selesai makan dan hanya menyisakan tulang, Elmera tampak berwajah agak jijik.

"Lain kali, kau harus makan di luar...." kata Axe pada monster itu yang terdiam.