Tapi terdengar ponsel Syanza berbunyi dari sakunya membuat nya mengangkat nya. "Ya.... Begitukah? Baiklah... Ya..." Ia berbicara singkat lalu menatap ke Elmera. "Elmera," membuat Elmera menoleh.
"Tadi aku sudah melapor ke pihak polisi, tapi ketika mereka melakukan penyelidikan, tak di temukan mayat apapun, bahkan bersih tanpa ada apapun, mereka hanya menemukan kaca pecah karena kau menerobos kacanya kan, tapi yang paling mencurigakan sales rumah itu menghilang tak ada kabar, nomor ponsel nya tak bisa di lacak," kata Syanza membuat Elmera ikut kecewa sambil kembali menatap ke arah kucing itu.
"Biarkan saja... Biarkan polisi yang menyelidiki itu... Aku tak peduli... Dia pasti membersihkan mayat itu semalaman dan melarikan diri tanpa sidik jari apapun," kata Elmera.
"Kenapa kau membiarkan itu, kau juga harus mencari, uang mu pasti di ambil oleh nya kan?" tatap Syanza.
"Aku tak peduli kehilangan berapa uang... Aku hanya belajar satu hal... Bahwa aku tak bisa hidup sendirian apalagi dalam kondisiku ini," dia menutupi mata nya. Bahkan kucing yang ada di hadapan nya menjadi menatap ke arah matanya yang hijau. Warna mata kucing itu juga berwarna hijau membuat Elmera tersenyum kecil.
"Kenapa? Apa yang terjadi? Apa ini soal... Greend-eye itu?" tatap Syanza.
"Jadi, kamu tahu rumor nya?"
"Bukan nya tahu, tapi yang ku baca, itu hanya mitos... Apa kau mengalami hal yang aneh dengan mata itu, aku sudah membaca artikel nya... Rupanya kau adalah satu banding banyak nya orang tak terbatas..."
"Yeah begitulah, tapi jangan terlalu percaya pada artikel begitu, mereka tidak sepenuhnya benar.... Aku hanya mendapatkan siksa ini ketika tahu Ayah ku tiada... Dia pergi ketika aku keluar dari militer," kata Elmera.
Seketika Syanza terkejut tak percaya. "Elmera... Kenapa kau tidak mengatakan apapun padaku saat itu? Bahkan Ayahmu tiada, kau tidak pernah mengatakan apapun pada kita...."
"Maaf, saat itu aku terlalu terpuruk, aku memikirkan nya sampai aku gila... Berimajinasi akan sesuatu yang tak jelas dan ketakutan ku semakin membesar..." Elmera tampak kesal sendiri tapi ia merasakan bahwa Syanza memegang bahunya membuat nya menoleh.
"Elmera... Tak perlu sampai kecewa begitu... Aku tahu kau bisa melewati ini semua dan cepat atau lambat, kau pasti akan terbiasa," tatapnya menenangkan Elmera membuat Elmera tersenyum kecil.
"Ngomong ngomong, apa kau benar benar tak punya pekerjaan lain, Syanza?" tanya Elmera.
"Hm, ada sih, tapi aku jarang melakukan nya karena tugas nya juga jarang memanggil ku."
"Apa itu?"
"Pembersih kaca," balasnya membuat Elmera terdiam mendengar nya.
"Kau mau mencobanya? Kebetulan malam ini aku bekerja... Klien meminta aku bekerja malam malam di rumah nya."
"Eh?" Elmera masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Selain menunggu gaji militer, aku kan juga harus mengisi kegiatan ku, jadi aku memiliki pekerjaan ini, jangan khawatir, pekerjaan nya santai," kata Syanza sekali lagi.
"Lalu, siapa yang akan menjaga kucing kucing mu?"
"Haha, mereka itu hewan yang mandiri, mereka bahkan bisa menjaga rumah, tapi jika kau tak mau ikut gak apa, kamu jaga rumah bersama mereka, atau bersantai."
"Mana bisa aku bersantai sementara Syanza bekerja... Aku akan ikut, mari tunjukan bahwa yang kau bilang soal pekerjaan mu santai itu adalah benar," tatap Elmera.
"Wih beneran nih mau ikut? Gadis orang kaya mau ikut bekerja sambilan?"
"Ck, jangan banyak bicara..." Elmera menatap kesal. "Aku tak mau di panggil begitu," tambahnya.
"Tapi serius, bukankah Ayah mu tiada, kau seharusnya meneruskan bisnis Ayah mu, jika tidak, dari mana kau akan dapat uang? Lagipula uang sebanyak itu harusnya kamu senang," tatap Syanza dengan bingung.
"Haha, dunia bisnis itu ada banyak sekali peluang untuk tidak sibuk, sebenarnya yang memegang bisnis Ayah ku adalah Paman ku, aku belum bertemu dengan nya sejak aku keluar militer tapi ada yang mengawasi Paman ku, yakni asisten Ayah ku sendiri, dia pria yang aneh... Jika soal uang, aku tak perlu khawatir, seseorang sepertiku tidak perlu mengurus uang, ada asisten ku, Axe... Dia menyediakan barang barang bagus untuk ku, aku tinggal minta... Tapi aku tak mau membuang banyak uang... Aku hanya meminta apa yang aku perlukan... Tapi tetap saja, Axe benar benar Aneh...."
"Eh, kenapa kau bicara dia aneh? Bukankah dia sudah baik hati mengawasi paman mu, pasti dia mengawasi agar bisnis nya tidak di ambil alih semua kan, jadi kekayaan nya masih mengalir di dompet Ayah mu yang saat ini kamu pegang."
"Yeah, begitulah, yang aku maksud aneh itu, dia itu selalu mencemaskan ku, hanya karena dia diminta Ayah ku... Maksudku ugh... Yeah, kau tahu lah..."
"Oh, jadi kau berpikir dia mencemaskan mu karena perintah dari ayah mu begitu?" tatap Syanza.
"Yeah, begitulah..."
"Kau salah," Syanza menyela membuat Elmera terdiam bingung.
"Kebanyakan orang sepertinya itu akan bersikap lebih buruk lagi, ketika Ayah mu pergi, dia akan lebih memilih mengambil keuntungan yakni mengambil bisnis ayah mu dengan kemampuan nya, lalu dia tak akan mempedulikan mu, tapi dia termasuk ke dalam orang yang menjaga pekerjaan nya, dimana ayah mu sudah menyerahkan tugas dan amanah padanya, maka dia menjalankan nya termasuk menjaga mu. Apakah kau tak punya ingatan kecil bagaimana kau bisa menilai nya baik? Masa' kamu menilai nya aneh?" tatap Syanza, mereka sudah jelas membicarakan Axe dari tadi.
Elmera yang mendengar itu menjadi terdiam dan menghela napas panjang. "Mungkin, aku ingat sedikit... Dia itu adalah teman pertama ku ketika aku kecil... Tapi yang paling membuat ku membencinya adalah dia perlahan pergi dan mementingkan nya bersama ayah, bahkan kita hanya bertemu beberapa tahun saja dia sudah pergi..." Elmera mengepal tangan.
"Kau mungkin belum tahu sisi lain nya, jadi tunggu saja dengan apa yang terjadi... Hanya perlu percaya padanya," tatap Syanza membuat Elmera kembali menghela napas panjang dan mengangguk pelan.
"Justru kamu harusnya senang, kamu memiliki orang yang mengkhawatirkan mu, bukankah kamu itu memang harus di lindungi?"
"Haiz, aku jelas tak butuh hal seperti itu, aku sudah sangat kuat, aku kan sudah masuk militer.... Meskipun hanya butuh sedikit bantuan, aku tak mungkin mengharapkan bantuan cepat datang dari Axe...." kata Elmera.
"Elmera, tidak kah kau mengerti, dia mencoba untuk mendekatimu, dia juga menginginkan agar dia di anggap dalam kehidupan mu, karena dia ingin terlibat, bagaimanapun juga, dia sudah menunjukan tanda tanda itu..."
"Jadi? Axe memang mencemaskan ku tanpa mengharapkan apapun?"
"Bisa jadi, mungkin kamu memiliki masa lalu dengan nya yang membuat nya mengkhawatirkan mu berlebihan..." tatap Syanza.
"Mungkin...." Elmera menjadi mengingat masa lalunya bersama Axe, tapi mau bagaimana lagi, masa lalu tetaplah masa lalu.
"Oh ya, ngomong ngomong sore ini aku mau mencuci baju di laundry shop karena mesin cuci di rumah ku rusak, apa kau ingin ikut?" tatap Syanza.
"Hm, baiklah... Aku ingin ikut," tatap Elmera.
--
Tak lama kemudian, mereka berjalan di jalanan sambil Syanza membawa keranjang cucian, mereka berjalan bersama dari rumah karena laundry memang dekat.
Sambil berjalan mereka juga mengobrol. "Aku belum bertemu yang lain nya sejak keluar dari militer," kata Elmera.
"Oh, bagaimana dengan Zarya?"
"Pria itu? Apa yang terjadi padanya? Dia dengan beraninya meninggalkan kita duluan."
"Haha, itu karena dia dari dulu tak mau belajar militer, dia keluar saat kita mulai bertugas."
"Apa alasan nya keluar?"
"Dia tengah mengejar cita citanya, kau ingat, dia seorang developer sekarang, di perusahaan yang lebih baik dari pada perusahaan hindie," kata Syanza.
"Oh, soal itu, aku pernah belajar padanya cara bersahabat dengan komputer... Dia bahkan mengajarkan ku cara membuat aplikasi..."
"Sungguh, wah, kalau begitu, apa kau bisa membuat?" Syanza menatap.
"Hampir selesai, aku harus menggarap dengan laptop, yang paling menjengkelkan, versi laptop ku harus beberapa kali berganti karena fitur yang harus aku butuhkan membuat aplikasi."
"Bukankah itu tak masalah untuk mu, gadis kaya?" Syanza mulai mengejek.
"Hiz, hentikan itu, aku rencananya mau membuat aplikasi lagi, kemudian aku ingin melihat cara kerja Zarya, aku juga penasaran soal bagaimana cara peretas melakukan nya. Apalagi Axe bisa melakukan semua itu," kata Elmera.
"Pria yang kau bicarakan itu? Dia seorang peretas?" Syanza menatap tak percaya.
"Aku tidak tahu kemampuan spesial nya apa, tapi dia bisa melakukan apapun."
"Wah, apakah termasuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan komputer, oh oh bagaimana dengan bertarung, dia kan asisten," tatap Syanza.
"Yeah begitulah, hampir sempurna... Hanya saja..."
"Hanya saja?" Syanza menatap bingung.
"Hanya saja dia belum menikah sama sekali," balas Elmera.
"Buset... Hahaha... Dia benar benar mengutamakan pekerjaan nya..." Syanza tertawa membuat Elmera hanya bisa menghela napas pasrah.
Ketika sampai di kawasan parkir laundry, Elmera terdiam sambil melihat sekitar. "Kenapa di sekitaran nya tak ada rumah?"
"Yeah, kamu tahu, kawasan di sini itu, rumah nya memang agak di kasih ruang, termasuk tempat laundry ini, kesan nya mengerikan ya," tatap Syanza membuat Elmera menjadi terkejut mendengarnya.
Apalagi Syanza menambah. "Kudengar, di sini ada wanita merah yang selalu menghantui mereka yang laundry di sini, dulu ada karyawan yang menunggu, tapi semakin lama, banyak karyawan yang takut bekerja di sini karena mengaku selalu bertemu dengan penampakan wanita merah, jadi saat ini, laundry nya tak ada yang jaga," kata Syanza membuat Elmera masih terdiam.
"Ternyata banyak cerita urban di sini..."
"Itu belum semuanya, karena kasus itu baru baru saja, jadi kejadian nya belum lama... Baru baru ini sih, ada wanita hilang yang tidak diketahui namanya karena tidak di publik, wanita itu terakhir kali menggunakan gaun pendek merah dan rambut yang berantakan berjalan di sekitar jalan sini, tapi dia hilang dan kemudian di susul cerita wanita merah," kata Syanza membuat Elmera semakin merinding.